NovelToon NovelToon
Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Zombie / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:251.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Lily Dekranasda

Di tengah dunia yang hancur akibat wabah zombie, Dokter Linlin, seorang ahli bedah dan ilmuwan medis, berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Laboratorium tempatnya bekerja berubah menjadi neraka, dikepung oleh gerombolan mayat hidup haus darah.

Saat ia melawan Raja Zombie, ia tak sengaja tergigit oleh nya, hingga tubuhnya diliputi oleh cahaya dan seketika silau membuat matanya terpejam.

Saat kesadarannya pulih, Linlin terkejut mendapati dirinya berada di pegunungan yang asing, masih mengenakan pakaian tempurnya yang ternoda darah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cara Lain Membuka Fitur (Revisi)

Linlin menghela napas pelan. Ia masih memikirkan syarat yang dikatakan sistem tadi. Menikah? Itu adalah hal terakhir yang ingin ia pikirkan saat ini.

Namun, jika benar ada barang-barang modern yang bisa ia akses, bukankah itu akan sangat membantunya? Di zaman kiamat, teknologi medis sangat terbatas. Sekarang, jika ia memiliki akses ke ruang operasi atau obat-obatan, bukankah itu berarti ia bisa menyelamatkan banyak orang?

[Pemilik, sebaiknya Anda beristirahat terlebih dahulu. Tubuh Anda masih menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.]

Linlin mendengus kecil, merasa seakan sistem ini mulai menjadi pengawas pribadinya.

“Aku tahu, aku tahu. Aku akan beristirahat,” gumamnya setengah kesal.

Yi Hang, yang berdiri di dekatnya, mengernyit. “Apa kau barusan berbicara sendiri?”

Linlin terdiam sesaat, menyadari kekeliruannya. Ia dengan cepat memasang senyum tenang.

“Ah, tidak. Aku hanya sedang berpikir keras.”

Yi Hang masih menatapnya dengan curiga, tetapi akhirnya menghela napas dan mengabaikannya. “Kalau kau lelah, lebih baik segera tidur.”

Linlin mengangguk. Namun, sebelum ia bisa berkata apa-apa lagi, Yi Hang menuntunnya menuju sebuah ruangan kecil di dalam rumahnya. Tempat itu sederhana—sebuah dipan kayu dengan kasur tipis, selimut lusuh, dan sebuah meja kecil di sudut.

“Aku tahu ini mungkin tidak nyaman bagimu,” kata Yi Hang dengan sedikit rasa bersalah. “Tapi ini satu-satunya tempat yang aku miliki. Jika kau butuh sesuatu, katakan saja.”

Linlin mengedarkan pandangan ke sekeliling. Jujur saja, jika dibandingkan dengan dunia kiamat yang penuh zombie dan bau darah, tempat ini jauh lebih baik.

“Ini sudah cukup baik,” katanya tulus. “Aku hanya butuh tempat untuk tidur dengan tenang.”

Yi Hang tampak sedikit lega mendengar jawaban itu. “Kalau begitu, istirahatlah. Aku akan keluar sebentar. Jika kau butuh sesuatu, panggil saja.”

Linlin mengangguk dan melihat Yi Hang keluar dari ruangan. Setelah pria itu pergi, ia duduk di tepi dipan, menatap tangannya sendiri.

“Sistem, apakah ada cara lain untuk membuka akses barang-barang modern tanpa menikah?” tanyanya dalam hati.

[Sayangnya, tidak ada. Syarat utama tetap pernikahan.]

Linlin mendecak. "Tapi kenapa pernikahan? Apa hubungannya?"

[Sistem ini didesain untuk membantu Pemilik membangun kehidupan yang stabil di zaman kuno. Menikah adalah salah satu cara untuk memastikan Pemilik memiliki dukungan dalam jangka panjang.]

Linlin mengusap wajahnya, merasa kepalanya mulai pening. “Jadi, aku harus mencari suami hanya demi teknologi?”

[Pemilik bisa mempertimbangkan manfaat jangka panjangnya. Pernikahan juga bisa memberikan perlindungan sosial di era ini.]

Linlin menghela napas panjang, mencoba mencerna semua informasi ini. Pernikahan? Ia bahkan tidak pernah memikirkan hal itu di dunia sebelumnya, apalagi di dunia asing ini.

[Pemilik, menurut analisis saya, pria tadi sepertinya menyukai Anda.]

Linlin membeku. Matanya melebar sebelum mengerutkan kening. "Apa?"

[Dari ekspresi wajahnya, cara dia memperlakukan Anda, dan bagaimana dia tersipu malu ketika Anda memujinya, saya bisa menyimpulkan bahwa dia memiliki ketertarikan kepada Anda.]

Linlin mendengus kecil. “Itu hanya karena dia orang baik. Jangan asal menebak sesuatu yang tidak masuk akal. Lagipula, kita baru bertemu.”

[Tidak asal menebak, Pemilik. Ini berdasarkan analisis akurat dari pola perilaku manusia. Jika Anda ingin membuktikannya, coba saja sedikit menggoda, lihat bagaimana reaksinya.]

Linlin menepuk dahinya. “Aku tidak punya waktu untuk bermain-main seperti itu. Masih banyak yang perlu aku lakukan.”

[Tapi bukankah ini bisa menjadi peluang? Jika dia benar-benar menyukai Anda, bukankah lebih mudah untuk menyelesaikan syarat pernikahan agar Anda bisa mengakses teknologi modern?]

Linlin mendecak. “Aku tidak akan menikah hanya demi akses barang modern. Aku lebih suka mencari cara lain.”

[Baiklah, Pemilik. Tapi saya akan tetap mengawasi perkembangan hubungan Anda.]

Linlin terdiam, merasa semakin jengkel dengan sistem ini. Bukankah lebih baik jika ada misi lain yang bisa membukanya? Kenapa harus menikah?

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari luar. Pintu terbuka sedikit, dan Yi Hang mengintip ke dalam.

“Kau sudah tidur?” tanyanya pelan.

Linlin menoleh. “Belum.”

Yi Hang ragu-ragu sebelum akhirnya masuk. “Aku baru ingat… selimutnya mungkin terlalu tipis untuk malam ini. Aku punya satu lagi, meskipun agak tua.”

Linlin tersenyum tipis. “Terima kasih, itu akan sangat membantu.”

Yi Hang menyerahkan selimut tambahan padanya, lalu berdiri di sana, tampak ingin mengatakan sesuatu.

“Kau… benar-benar baik-baik saja?” tanyanya akhirnya.

Linlin mengerjap. “Maksudmu?”

“Kau terlihat… banyak berpikir,” ujar Yi Hang. “Jika ada sesuatu yang mengganggumu, kau bisa memberitahuku.”

Linlin tersenyum kecil, berusaha menyembunyikan kegelisahannya. “Aku hanya masih menyesuaikan diri. Dunia ini terasa berbeda bagiku.”

Yi Hang mengangguk pelan. “Aku mengerti. Tapi jika kau butuh sesuatu, jangan ragu untuk memberitahuku.”

Linlin menatap pria itu sejenak, lalu tersenyum tulus. “Terima kasih, Yi Hang.”

Yi Hang hanya mengangguk, lalu berbalik. “Kalau begitu, selamat tidur.”

Linlin mengawasinya sampai pintu tertutup kembali.

[Pemilik, dia benar-benar peduli padamu.]

Linlin menghela napas panjang. “Sistem, aku benar-benar ingin tidur sekarang. Bisa diam sebentar?”

[Baik, Pemilik. Selamat tidur.]

Linlin berbaring, menatap langit-langit kayu di atasnya. Banyak hal yang harus ia pikirkan, tetapi untuk saat ini, yang paling penting adalah beristirahat.

Pikirannya masih dipenuhi oleh kemungkinan-kemungkinan tentang teknologi modern dan syarat pernikahan yang terasa konyol. Tapi satu hal yang pasti—ia tidak akan menikah hanya demi sebuah sistem.

Ia menarik napas dalam, lalu memejamkan mata. Langit di luar semakin gelap, dan suara angin malam berbisik lembut di antara celah-celah jendela.

Sementara itu, Yi Hang berjalan menuju rumah Nyonya Wu, seorang penjahit terkenal di desa. Langkahnya mantap, meskipun dalam hati ia merasa sedikit canggung. Ini pertama kalinya dalam beberapa tahun ia membeli pakaian wanita, dan ia sudah bisa menebak betapa nyinyirnya Nyonya Wu nanti.

Setibanya di depan rumah sederhana dengan pintu kayu yang sudah mulai lapuk, Yi Hang mengetuk pintu dengan ragu. Tak lama, suara langkah kaki terdengar, lalu pintu terbuka, memperlihatkan seorang wanita berusia lima puluhan dengan tatapan penuh selidik.

"Yi Hang?" Nyonya Wu menyipitkan mata, menatapnya dari kepala hingga kaki. "Apa kau datang untuk menjahit pakaian perang? Atau jangan-jangan kau akhirnya sadar kalau perlu mengganti pakaian compang-campingmu itu?"

Yi Hang mendesah. "Aku ingin membeli pakaian wanita."

Sejenak, Nyonya Wu terdiam, lalu alisnya terangkat tinggi. "Pakaian wanita?"

Yi Hang sudah bisa melihat ekspresi penuh gosip itu dan buru-buru menjelaskan, "Aku menemukan seorang wanita di gunung, dan sekarang tinggal sementara di rumahku."

"Oh~" Nyonya Wu menyeringai lebar. "Jadi kau akhirnya membawa seorang wanita ke rumahmu?"

"Bukan seperti itu," sahut Yi Hang cepat.

"Tentu, tentu," kata Nyonya Wu, tapi senyumnya semakin lebar. Ia berbalik, masuk ke rumah, lalu mulai membongkar lemari kain. "Jadi, pakaian seperti apa yang kau butuhkan?"

"Yang sederhana tapi nyaman," jawab Yi Hang.

Nyonya Wu mengeluarkan beberapa set pakaian dari kain katun lembut berwarna netral. "Ini pakaian wanita desa biasa. Kalau kau ingin sesuatu yang lebih halus, aku punya beberapa kain sutra."

Yi Hang memilih dua set pakaian sederhana. "Ini sudah cukup. Aku juga butuh sisir, kain untuk membersihkan wajah, dan beberapa barang lain yang biasa dibutuhkan wanita."

Nyonya Wu tersenyum penuh arti. "Kau perhatian juga, ya. Jangan-jangan kau mulai menyukainya?"

Yi Hang langsung terbatuk. "Aku hanya tidak ingin dia merasa tidak nyaman."

Nyonya Wu tertawa kecil. Setelah membungkus semua barang, ia menyerahkannya kepada Yi Hang. "Baiklah, ini. Tapi jangan lupa, kalau gadis itu membutuhkan pakaian lagi, suruh dia datang sendiri. Aku ingin melihat wajahnya."

Yi Hang hanya mengangguk dan segera pergi sebelum Nyonya Wu bertanya lebih jauh.

Setelah dari rumah Nyonya Wu, Yi Hang menuju rumah Tuan Luo, seorang pengrajin kayu terbaik di desa.

Ia mengetuk pagar kayu dan tidak perlu menunggu lama sebelum seorang pria paruh baya bertubuh kekar muncul. "Yi Hang?" Tuan Luo menyeringai. "Tumben kau ke sini. Ada apa?"

"Aku ingin membeli bak mandi," jawab Yi Hang langsung.

Tuan Luo menaikkan sebelah alisnya. "Bak mandi?" Ia tertawa kecil. "Biasanya kau tak peduli dengan hal seperti ini. Untuk apa tiba-tiba ingin membeli bak mandi?"

Yi Hang berdeham. "Aku membawa seorang tamu ke rumah. Dia seorang wanita, dan aku pikir dia butuh tempat yang layak untuk mandi."

Tuan Luo mengangguk paham, tapi tatapannya penuh makna tersembunyi. "Wanita, ya?"

Yi Hang pura-pura tak mendengar nada menggoda dalam suara Tuan Luo dan menunjuk salah satu bak kayu yang sudah hampir selesai. "Berapa harganya?"

Tuan Luo menepuk bak kayu itu. "Ini bak yang bagus. Bisa bertahan bertahun-tahun kalau dirawat dengan benar. Karena ini untukmu, aku beri harga lebih murah."

Yi Hang mengangguk. "Baik, aku akan membawanya sekarang."

Tuan Luo tertawa. "Membawa sendiri? Bak ini berat, Yi Hang. Aku akan menyuruh anakku mengantarnya ke rumahmu."

Yi Hang tidak bisa menolak, jadi akhirnya ia berjalan pulang dengan bak kayu besar yang dibawa oleh anak lelaki Tuan Luo.

Saat rumahnya mulai terlihat, Yi Hang bertanya-tanya bagaimana reaksi Linlin nanti. Akankah dia menyukai ini? Tanpa sadar, sudut bibirnya sedikit terangkat.

1
@haerani-d
begitulah hidup, setiap cobaan dan tantangan adalah warnanya tergantung bagaimana kita menghadapinya, dan setiap usaha tidak akan mengkhianati hasil, jadi tetap semangat dan terus mencoba jangan lupa berdoa.../Kiss/
@haerani-d
tenang aja pangeran, sang putri luar biasa mu akan menyelesaikan semua /Determined//Casual/
Srie Ncii Herdiansyah
kenapa jarang up??sibuk kah?
Ayu Septiani
manisnya Linlin dan Yi Heng..... ayo lanjut up lagi thor.... semangat
Laya Anita
Recomended parah !!!!
EsTehPanas SENJA
wakakaa akhirnya saling inget yah 🤣
Rifal Taura
kasi banyak kak
Tri Wahyuanta
terus semangat
Maima Elfaam
Kecewa
Maima Elfaam
Buruk
Gibran Ganteng
jgn pisahkan mereka thor
Efa Arfa
Aamiin... semoga dilancarkan...
panty sari
lanjut
Osie
wuuuaaaww puaaass bacanya..keren lilin.. gak sabar akunu ggu action lilin menghempas para pengkhianat kekaisaran
Osie
preeet keluarga sampah..blm tau aja kalian siapa itu linln..sekali hempas habis dah kalian semua
Tiara Bella
wow....romantisnya
Osie
iyyaacch ini si putri menteri sok jumawa ntar nyungsep ndiri baru nyahok
Mineaa
yang ke empat...kira kira cahaya nya berbentuk apa ya.... penisirin akuh....,
MIA,ER
dalam mimpi😏
Mineaa
ha...ha..ha....., dasar si Linlin...bisa bisa nya...bikin kehebohan seantero kekaisaran....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!