NovelToon NovelToon
Menjadi Selingkuhan Suamiku 2

Menjadi Selingkuhan Suamiku 2

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Diam-Diam Cinta
Popularitas:769.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Andreane

Pasca kematian sang ibu, Naina mencoba melakukan apa yang di wasiatkan padanya di secarik kertas. Ia memberanikan diri mencari sahabat ibunya untuk meminta pertolongan.

Tak di sangka, pertemuan itu justru membuatnya harus menikahi pria bernama Ryusang Juna Anggara, seorang dokter anak yang memiliki banyak pasien.

Arimbi yang sudah bersahabat sejak lama dengan ibunya, begitu yakin jika pilihannya adalah yang terbaik untuk sang putra satu-satunya.

Namun, perjodohan itu justru membuat Naina harus menjadi selingkuhan suaminya sendiri.

Lantas bagaimana dia menjalankan dua peran sekaligus?

Sampai kapan wanita dengan balutan pakaian syari'inya harus menjadi wanita simpanan untuk suami yang tanpa sadar sudah ia cintai?

Menjadi selingkuhan Suamiku 2, akan menyelesaikan kisah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

"Duduk!" Perintahnya saat kami sudah sama-sama berada di dalam kamar.

Aku duduk, menempatkan diri di tepi ranjang. Mas Ryu sendiri menggeser kursi rias ke hadapanku kemudian membuka tas kerja dan mengambil alat untuk memeriksa tekanan darah.

Setelah mas Ryu duduk di kursi yang ia geser dengan posisi menghadapku, dia meraih tangan kiriku lalu memasang manset pada lengan, sedikit menarik agar kencang serta dapat memberikan tekanan di arteri lengan. Setelah terpasang dengan benar, pria ini menekan tombol star pada alat tensi digital.

Dengan pandangan fokus menatap layar tensimeter, dia menunggu hasil dari alat tersebut.

Satu menit, dua menit, hasilnya pun keluar.

"Ngapain aja kalau malam?" Tanyanya sambil melepas manset di lenganku. Nadanya dingin, sesuai dengan karakternya yang dingin tak tersentuh.

"Nggak ngapa-ngapain" Sahutku bingung.

"Jangan kelelahan, tensimu rendah" Kali ini mas Ryu ganti memeriksa dadaku menggunakan stetoskop.

Dalam posisi seperti ini, aku justru tenggelam dalam kecemasan. Bagaimana tidak, aku takut kalau tiba-tiba pria di hadapanku ini menyadari wajahku.

"Maaf mas, aku flu" Ucapku sambil menutupi hidung hingga mulut menggunakan telapak tangan. Padahal itu hanya alibiku saja supaya sosok Jani tetap aman.

"Kalau mau sholat malam, usahakan sebelum jam sepuluh sudah harus tidur!" Paparnya kembali menyimpan alatnya. "Ada keluhan?"

"Pusing" Sahutku.

"Terus?"

"Hidung mampet"

"Ada lagi!"

"Tenggorokan sakit"

"Yang lain?"

"Nggak ada" Balasku singkat. Sesingkat pertanyaannya.

Pria itu langsung meracik resep obat untukku.

"Istirahat yang cukup, jangan banyak fikiran"

"Gimana nggak banyak fikiran, ada banyak hal yang mengusik ketenanganku" Lirihku. Suaranya juga teredam sebab salah satu tanganku masih membungkam mulutku.

"Ya itu urusanmu, kamu sendiri yang memilih jalan ini, kamu sendiri yang akan rugi nantinya"

"Kira-kira mau sampai kapan pernikahan berjalan seperti ini?" Kedengarannya ini seperti protes, tapi entahlah mulutku seakan tak bisa ku cegah.

"Sampai kamu bosan, dan akhirnya menyerah" Jawab mas Ryu. Dia membuang mukanya ke arah lain.

"Apa nggak ada kesempatan untuk mencoba menjalaninya secara normal?"

"Nggak bisa, karena kamu itu nasib buruk bagiku?"

"Nasib buruk gimana? Aku nggak melakukan apapun yang merugikan mas, kan?" Mulutku, secara frontal mengajukan banding karena tak terima.

Tak langsung menjawab, pria di depanku ini malah tersenyum miring, kemudian meletakkan obat di atas nakas.

"Gara-gara kamu" Mas Ryu berdiri seraya menatapku. "Aku harus kehilangan wanita yang ku cintai"

Menelan ludah, kepalaku tertunduk begitu tatapan mas Ryu kian intens.

"Jangan salahkan aku atas lukamu, salahmu nggak menolak dari awal" Setelah mengatakan itu, dia berbalik kemudian melangkahkan kaki ke arah pintu.

Sementara aku menatap punggungnya yang tahu-tahu menghilang sempurna.

"Sombong sekali kamu, mas! Kita lihat saja seberapa mampu kamu menahan diri dari Jani. Ku pastikan dia akan bisa menahklukanmu"

Menoleh ke arah nakas, sepasang mataku mendapati obat yang mas Ryu letakkan.

Aku harus meminum obat itu supaya lekas sembuh, kalau tidak mas Ryu akan curiga seandainya hari ini dia menelfonku, namun suaraku masih serak begini.

****

Sore harinya, sekitar pukul empat, aku yang baru saja mengeluarkan iga sapi dari dalam freezer, di kejutkan oleh suara ponsel yang ku taruh di atas kulkas. Dari nadanya menandakan kalau ada pesan yang masuk.

Buru-buru merendam iga, lalu setelahnya langsung membuka pesan itu.

Hubby : [Hari ini aku langsung ke klinik, jadi nggak makan malam di rumah. Bilang ke bunda aku pulang setelah selesai praktek di klinik.] 16:02 Wib.

Aku memang menamai nomor mas Ryu Hubby di ponselku, dan Mas Ryu di ponsel Jani.

Sejujurnya aku ingin sekali membalas pesannya dan menanyakan alasan kenapa dia nggak pulang terlebih dulu seperti sebelum-sebelumnya, tapi ku pikir sia-sia saja karena mas Ryu pasti nggak akan balas.

Menghembuskan nafas pasrah, aku kembali fokus dengan apa yang sedang ku kerjakan sebelumnya, tapi mendadak aku memiliki ide supaya aku bisa tahu alasan dia langsung pergi ke klinik.

Mencuci tangan, ku langkahkan kaki menuju kamar.

"Aku akan tahu kalau aku jadi Jani" Gumamku di tengah-tengah langkahku menaiki anak tangga.

Seperti biasa, aku membuka ponsel yang selalu ku non aktifkan jika tidak ku gunakan.

Butuh setidaknya satu menit agar layar ponsel menyala sempurna.

Beberapa detik setelah itu, pesan beruntun dari mas Ryu masuk. Tidak hanya pesan, pria itu juga melakukan panggilan video beberapa menit lalu.

Karena rasa penasaran, aku pun langsung membuka isi chatnya.

Mas Ryu : [Assalamu'alaikum, Jani] 15:50Wib.

[Butuh teman cerita, sibuk nggak? Kalau enggak, Vcall yuk!]

Ahh.. Kenapa aku jadi ilfil baca pesan kedua?

Seplayboy itukah suamiku?

[Maaf nggak bisa, aku capek baru pulang kerja]

Begitulah pesan balasan dariku.

Alih-alih membalas, mas Ryu malah langsung menelfonku.

Detik itu juga aku di rundung kebingungan. Aku belum mempersiapkan diri sebagai Jani, mana mungkin aku menerima panggilannya.

Ku biarkan saja ponsel itu terus berkedip karena aku sama sekali tak berniat menerimanya.

Satu menit kemudian, akhirnya ponselku berhenti namun hanya sesaat, mas Ryu kembali menelfonku dan aku kembali panik.

Bergegas ku buka penutup kepalaku, menyisir rambut lalu memoles sedikit bedak ke wajah dan lipstik di bibirku. Setelah itu aku mengganti pakaianku, baru aku memakai kacamata.

Karena tak kunjung ku jawab tadi, otomatis panggilan terputus.

Kembali aku mendapat pesan darinya.

Mas Ryu : [Sibuk ya, Jan?]

[Lagi ke toilet ladi] Balasku.

Lagi-lagi mas Ryu menelfonku.

Sebelum menerimanya, aku berdehem serta mempersiapkan diri.

"Halo" Ucapku.

"Sudah selesai dari toiletnya?" Tanyanya

 lembut.

"Sudah"

"Sekarang lagi ngapain?" Tatapannya terus tertuju ke layar ponsel miliknya. Tidak denganku yang menundukkan kepala tak berani membalas manik hitamnya.

"Lagi duduk aja. Mas sendiri nggak sibuk?"

"Pekerjaanku sudah selesai, ini mau pulang"

"Ya udah, pulang! Kenapa masih di situ?"

"Malas pulang ke rumah?"

"Pulang kok malas, bukannya lebih nyaman istirahat di rumah?" Pertanyaan memancing sebenarnya.

"Pengin telfon kamu dulu!"

"Memangnya pacarnya nggak marah"

"Nggak punya pacar?"

"Sekelas dokter, nggak punya pacar? Oh jangan-jangan sudah punya istri"

Pria itu malah tersenyum. Tapi aku nggak mau bertanya lebih detail, takutnya dia ngaku belum menikah yang ujung-ujungnya justru buat hatiku hancur.

"Ketemu yuk?" Ajaknya. Setelah diam sejenak.

"Nggak mau, aku lelah" Tolakku cepat.

"Jadi kapan nggak capek supaya bisa janjian ketemu?"

"Aku nggak suka keluar. Kalau pengin ketemu, main aja ke rumah"

"Okay, kapan bisa main ke rumahmu?"

"Kenapa sekarang jadi suka menelfonku? terus niat banget pengin ketemu aku"

"Soalnya wajahmu cantik, imut, pakai kacamata juga, jadinya lucu"

Ah dia memujiku, tapi kenapa aku malah nggak suka? Ya meskipun Jani itu aku, tapi tetap saja rasa cemburu membakar hatiku. Apa seperti ini yang di rasakan oma Nina saat menyamar jadi wanita lain buat godain suaminya?

"Jani" Panggilnya ketika aku larut dalam lamunan.

"Iya"

"Kapan bisa ke rumahmu?"

"Hari sabtu gimana?"

"Sabtu" Sahutnya. "Bisa bisa" Tambahnya tanpa berfikir.

"Okay hari sabtu pukul sebelas" Kataku memutuskan.

"Siap, Jani"

Menghembuskan nafas berat, aku mengakhiri panggilannya.

Semoga saja mas Ryu nggak sadar kalau yang akan dia temui adalah istrinya, semoga dia nggak tahu kalau yang chat dan telfonan dengannya adalah aku.

Bersambung.

1
Supiah Susilawati
Luar biasa
Supiah Susilawati
Lumayan
Lilik Juhariah
naina bodoh disini
Lilik Juhariah
pergi gk ijin dosa ngelawan dosa kl punya suami selingkuh sampe nikah siri dholim kan sama istri apa itu hukumnya, kok baru sadar ma hukum sih
Lilik Juhariah
laki gini minta di tabok ,
Lilik Juhariah
lucu ya , waktu nikah apa GK nyebutin nama lengkapnya ya, sebodoh bodohnya dokter masih piintar kan , setidaknya masih ingat nama istrinya
Ira
keren
Arsen Arsenio
maaf q berhenti aja🙏 udah jelas2 ryu orang yg taat agama tp masih aja gk bisa setia mending di bikin kerakter yg mafia atau brutal jd kesany gk mempermainkn agama...trus yg baca jg pasti ny banyak yg percaya sekelas ustad aja pasti kayak ryu juga di dunia nyata
Anne: Mau berhenti, berhenti saja nda usah nulis di komen ya..
total 1 replies
Arsen Arsenio
kamu mau membela pria pecundang seperti dia yaaa karna naina perempuan yg naif
Arsen Arsenio
bener trus keliatan kan kalo si ryu juga mata keranjang bkn tipe yg setia buktiny liat cewek cantik walaupun istri ny dia tergoda
Inooy
ternyata apa yg d katakan salah satu reader g terbukti klo cerita ini jelek at g layak baca..menurut aq cerita nya bagus aq bisa ngikutin walaupun cerita nya ada hubungan nya dgn novel sebelum nya, d sini qta g d tutut utk baca novel sebelum nya..
ka author nya ternyata peka jg, krn kadang2 aq suka malas klo hrs baca dlu novel2 sebelum nya...good job kaaa!!! 👍👍👍👍👍
Inooy
makasih bwt ka Elok Pratiwi,,krn kaka aq jd penasaran novel yg menurut kaka g bagus, ternyata menurut aq asyik utk d baca..cerita nya ringan g bikin emosi meledak ledak, alur cerita nya jelas dn yg aq suka g hrs baca cerita sebelum nya......👍👍👍
Inooy
kata nya ajib klo d kirimin makanan buatan istri k RS,,tp wkt itu d bawain makan siang kata nya lg puasa Ry..🤣🤣🤣🤣
Inooy
aaah mertua spek malaikat ini maaah...baik bangeeeeet ma menantu 🥰
Inooy
jadi hati2 Ryu, skali lg kamu nyakitin Naina..d luaran sana pria2 siap menjadikan istri satu2 nya dn membahagiakan nya!!!
Inooy
rasain kamu Ryu, jangan kamu anggap Naina wanita penurut skali nya kamu bikin sakit hati..d situ tanduk nya keluar 🤣🤣🤣🤣
Inooy
karena gengsi mu melebihi burj khalifa..mana berani kamu mengakui klo kamu benar2 ngebutuhin Naina......
Inooy
perlakuan mu yg bikin hati Naina sakit, dlu kamu bersikukuh g mau nerima pernikahan kamu..skarang setelah Naina lelah dgn perilaku mu justru kamu yg bersikukuh ingin Naina kembali k rumah...
sungguh kamu suami yg g punya pendirian 😠
Inooy
Naina berubah berani sama kamu krn keadaan Ryuuuu..🤦‍♀️

sadar atuh Ryuu!!!!
Inooy
good Naina 👍👍,,kamu jd keras kepala jg krn Ryu....

jangan mau d ajak pulang Nai, biarin Ryu uring2an jg,,,suami kaya Ryu mah hrs balik d cuekin!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!