Liam, seorang DJ tampan di sebuah diskotik mewah, terperangkap dalam lingkaran setan. Ia dipaksa menjadi "pria bayaran" oleh Mr. Ricardo, pemilik diskotik yang kejam. Liam terpaksa menerima tip dari para wanita kaya, meski hatinya menolak. Ia berusaha bebas, namun ancaman Mr. Ricardo dan desakan teman-temannya membuatnya terjebak. Suatu malam, Amanda, seorang wanita muda kaya raya yang sering berkunjung ke diskotik tersebut, tertarik pada Liam. Amanda terbiasa mendapatkan apa saja yang diinginkannya dengan uangnya, namun Liam berbeda. Liam tidak tertarik pada uang Amanda, dan ini justru membuat Amanda semakin tertarik padanya. Amanda menawarkan Liam uang sebesar dua miliar rupiah untuk menjadi miliknya. Tawaran ini menjadi titik balik dalam hidup Liam. Apakah Liam akan menerima tawaran Amanda dan bebas dari jeratan Mr. Ricardo? Atau akan ada konflik yang akan terjadi? Akankah cinta mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 14 ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
Liam memandang Amanda yang terbaring lemas di bawahnya. Rambut mereka berantakan, menunjukkan intensitas gairah yang baru saja mereka alami. Ia mencium Amanda lama dan dalam, menikmati hangatnya tubuh dan aroma wanita itu.
Sentuhannya lembut dan penuh cinta, berbeda dengan gairah yang membara sebelumnya. Ia menelusuri rambut Amanda dengan jari-jarinya, merasakan kelembutan dan kehalusan rambut itu.
Ia kemudian mengangkat tangannya dan menelusuri kedua puting teratai Amanda dengan lembut, membuat Amanda menggerakkan tubuhnya dengan lembut dan mengeluarkan desahan kecil yang menunjukkan kenikmatannya.
Suasana di ruangan dipenuhi dengan kehangatan dan keintiman, hanya diiringi oleh suara napas mereka yang masih berdebar pelan.
Keheningan menyelimuti ruangan, hanya diiringi oleh detak jantung mereka yang masih berdebar pelan. Liam masih memeluk Amanda erat, merasakan hangatnya tubuh wanita itu melekat di dadanya.
Bau wangi tubuh Amanda menghiasi indra penciumannya, membuatnya merasa tenang dan nyaman. Ia mencium puncak kepala Amanda dengan lembut, menunjukkan afikasi dan perhatiannya.
Setelah beberapa saat, Amanda menggerakkan tubuhnya dan membuka matanya. Ia menatap Liam dengan tatapan yang penuh cinta dan kepercayaan. "Liam," katanya, suaranya masih lemah dan lembut.
"Kita harus membicarakan… rencana itu…"Liam mengangguk pelan. Ia tahu bahwa Amanda mengacu pada rencana untuk menghancurkan Mr. Ricardo. Ia sudah siap untuk membantu Amanda mewujudkan rencana itu.
Ia telah memutuskan untuk sepenuhnya berpihak kepada Amanda, bukan hanya sebagai seorang kekasih, tetapi juga sebagai seorang sekutu.
Liam memandang Amanda dengan tatapan yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Ia tahu bahwa Amanda masih lelah setelah intensitas gairah yang baru saja mereka alami. "Aku tahu, Nona," katanya,
suaranya lembut dan penuh dengan kehangatan. "Biarkan kita istirahat dulu… Kau masih lelah…"
Liam memeluk Amanda erat, menunjukkan perhatian dan kepeduliannya. Ia mengusap wajah dan rambut Amanda dengan lembut, menunjukkan betapa ia menyayangi Amanda.
Sentuhannya penuh dengan kehangatan dan cinta, membuat Amanda merasa aman dan nyaman di pelukan Liam.
Suasana di ruangan dipenuhi dengan kehangatan dan keintiman, membuat mereka merasa sangat dekat dan terhubung.
Amanda tertidur pulas di pelukan Liam. Rambutnya yang berantakan menambah kesan kelembutan pada wajahnya yang cantik.
Liam masih memeluknya erat, sesekali mengusap rambut Amanda dengan lembut. Ia bergumam pelan, suaranya penuh dengan pertanyaan dan sedikit keraguan.
"Nona… kau tahu… aku ini… pria malam…" Ia mengingat masa lalunya, hidupnya di klub malam dan diskotik, melayani para pelanggan kaya. "Tapi… mengapa… kau… tertarik… padaku… yang kotor ini…"
Amanda masih tertidur lelap, tak menyadari pergulatan batin Liam. Liam mencium kening Amanda dengan lembut, menunjukkan perasaannya yang tulus.
...✧༺♥༻✧...
Hari berlalu dan Pagi hari tiba. Liam dengan hati-hati meletakkan Amanda dengan nyaman di ranjang. Ia pergi ke dapur dan memeriksa isi kulkas, mencari bahan makanan untuk ia masak. Ia ingin mempersiapkan sarapan untuk Amanda, sebagai tanda perhatian dan sayang.
Liam menemukan beberapa bahan makanan di kulkas: telur, roti, selai, dan buah-buahan segar. Ia memutuskan untuk membuat sarapan sederhana namun bergizi: telur orak-arik, roti panggang, dan salad buah.
Sambil memasak, ia mengingat kembali perkataannya tadi malam. Ia masih merasa tak percaya bahwa Amanda, seorang wanita kaya dan berkuasa, tertarik padanya.
Ia, seorang pria malam yang hidup di dunia gelap dan kotor. Tapi Amanda menerimanya apa adanya, bahkan membelinya dengan harga yang sangat tinggi.
Setelah sarapan siap, Liam membangunkan Amanda dengan lembut. Amanda menguap dan meregangkan tubuhnya, kemudian tersenyum pada Liam.
"Terima kasih," katanya, suaranya masih lemah dan lembut. "Sarapannya terlihat enak."
Mereka sarapan bersama dengan suasana yang hangat dan nyaman. Sesekali mereka bertukar pandangan dan tersenyum, menunjukkan kedekatan dan kehangatan di antara mereka.
Setelah sarapan, Liam membersihkan meja dan cuci piring. Amanda menatap Liam dengan tatapan yang penuh dengan kekaguman dan cinta.
Setelah menikmati sarapan, Amanda menarik lengan Liam. "Liam," katanya, suaranya penuh dengan keingintahuan dan sedikit kecurigaan. "Aku ingin bicara… denganmu…"
Liam duduk di samping Amanda dengan santai. Ia mengelus rambut Amanda ke belakang telinganya dengan lembut, mencoba untuk menenangkan Amanda.
"Ada apa, Nona?" tanyanya, suaranya lembut tetapi menunjukkan sedikit kewaspadaan.
Amanda mendekatkan wajahnya ke Liam. "Aku… ingin tahu…" katanya, suaranya berbisik.
"Mengapa… kau… menyembunyikan… kekuatanmu… itu…"
Liam terkejut. Ia berusaha menutupi kebingungannya. "Apa maksudmu, Nona? Aku tidak mengerti… Aku… hanya… manusia biasa…"
Ia berusaha menunjukkan ekspresi yang biasa saja, tetapi Amanda bisa merasakan kegelisahan yang tersembunyi di balik kata-kata Liam.
Amanda menatap Liam dengan tatapan yang tajam dan dingin, bagaikan ular yang siap menyerang. "Aku… tahu… kau… berbohong!" katanya, suaranya tegas dan penuh dengan kekuasaan.
"Katakan… padaku! Jangan… coba-coba… berbohong… dariku! Aku… tahu… kau… menyembunyikan… sesuatu… 2M…" Ia menambahkan kata "2M" dengan nada yang menggairahkan, menunjukkan bahwa ia masih mengingat harga yang ia bayarkan untuk Liam.
Liam berusaha untuk tetap santai, tetapi ia bisa merasakan tekanan dari tatapan Amanda. "Nona… aku… sungguh… tidak mengerti… Kekuatan… apa?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar.
Amanda semakin mempertajam tatapannya, bagaikan macan tutul hitam yang mengincar target buruannya. Ia mengangkat dagu Liam dengan jari-jarinya. "Kau… jelas-jelas… berbohong… 2M…"
Liam tersenyum sedikit, bagaikan Black Panther yang mendekati mangsanya. "Oh… Nona… mengetahui… iya… ini… menarik…"
Amanda menatap Liam dengan tatapan tajam dan penuh tekanan. "Ya," katanya, suaranya tegas dan penuh otoritas.
"Katakan padaku, 2M! Apa yang kau sembunyikan? Apa yang kau rahasiakan? Jangan coba-coba berbohong denganku! Aku tahu… aku ingin menguji kejujuranmu!"
Kata-kata "2M" kali ini diucapkan dengan nada yang lebih keras dan menunjukkan kekuasaan Amanda.
Liam merasakan tekanan yang luar biasa. Ia bisa merasakan tatapan Amanda yang menusuk ke dalam jiwanya, mencoba untuk mengungkap rahasia yang ia sembunyikan.
Ia tahu bahwa ia tidak bisa terus menyembunyikan kebenaran dari Amanda. Ia harus memutuskan… apakah ia akan terus berbohong, atau ia akan mengungkapkan semuanya. Pilihannya akan mempengaruhi masa depan hubungan mereka.
Liam, dengan sedikit keberanian, memajukan tubuhnya dan memaksa Amanda ke sudut ranjang. "Nona… sangat ingin tahu… iya…" katanya, suaranya sedikit berbisik, menunjukkan kekuatan dan kepercayaan dirinya.
Amanda tersenyum miring di sisi bibirnya, menunjukkan kegembiraan dan antisipasi. "Menarik…" katanya, suaranya penuh dengan godaan. Ia mengusap bibir Liam dengan jari-jarinya, menunjukkan keinginan dan minatnya.
Liam mengeluarkan desahan kecil, menunjukkan bahwa ia merasa tergoda oleh Amanda. "Hm… Nona… senang sekali… menggoda… aku… iya…"
Amanda tersenyum lebih lebar. "Tentu saja," katanya, suaranya penuh dengan kepercayaan diri.
"Aku… suka… menggodamu… 2M…" Ia menekankan kata "2M" dengan nada yang menggairahkan, menunjukkan bahwa ia masih mengingat harga yang ia bayarkan untuk Liam.
Liam menarik napas dalam-dalam. "Baiklah," katanya, suaranya penuh dengan ketegasan. "Aku… akan memberi tahu… rahasia… yang… Nona… inginkan…"
Liam mendekatkan wajahnya ke wajah Amanda, jaraknya sangat dekat hingga bibir mereka hampir saling menempel.
Suaranya berbisik, menciptakan suasana yang sangat intim dan menegangkan. "Nona," katanya, "Kekuatanku… bisa… melebihi… 100 kali… lebih kuat… dari manusia biasa… bahkan… bisa… lebih… dari itu…"
Amanda tersenyum miring, menunjukkan keingintahuannya. "Lalu?" tanyanya, suaranya penuh godaan.
Liam menarik napas dalam-dalam. "Lalu… itu… bisa… meledak… seakan… bom… jika… emosi… dan amarahku… tak terkendali…" Ia menjelaskan alasan ia menyembunyikan kekuatannya.
Amanda merasa heran. Ia tidak pernah menyangka bahwa Liam memiliki kekuatan sebanyak itu. "Kenapa… kau… tidak… membalas… perbuatan… Mr. Ricardo… saat itu?"
tanyanya, suaranya penuh dengan kekecewaan. "Kau… membiarkan… dirimu… dimanfaatkan… bahkan… dianiaya… dia…"
...✧༺♥༻✧...
...Bersambung.......
terima kasih sudah mampir karyaku yaaa