NovelToon NovelToon
Menantu Yang Disembunyikan

Menantu Yang Disembunyikan

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:780.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Dewi Risnawati

Lima tahun menikah belum diberikan keturunan. Namun tak membuat kadar cinta Pria yang bernama Abian Rahardian itu berkurang pada istrinya.

Suatu hari Abi diminta oleh orangtuanya untuk datang, maka disela kesibukan ia menyempatkan diri untuk memenuhi permintaan orangtuanya. Sedikit penasaran, ada hal penting apa yang ingin mereka bicarakan.

"Tidak, Ma! Aku tidak bisa menduakan Diana, tolong Ma, jangan membuat hubungan aku dan Diana hancur. Kami bahagia, anak itu hanya masalah waktu saja, aku yakin suatu saat nanti Diana pasti bisa Hamil," ujar Pria itu meyakinkan sang Mama.

Tak mempunyai pilihan lain selain mengikuti kemauan kedua orangtuanya yang menginginkan kehadiran seorang cucu. Apalagi kondisi Mama yang sedang sakit membuat Abi tak bisa menolak.

"Dengar! Aku menikahimu bukan karena cinta, tapi karena Ibuku!" Abian Rahardian.

"Tenang saja, Tuan, Tujuan kita sama. Aku menerima tawaran ini juga karena Ibuku!" Sharena Husman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Sha fokus menghabiskan makanannya untuk suapan yang terakhir. Tak sengaja netra Hazel menatap sebuah cincin kawin melingkar dijari manis wanita yang ada di hadapannya. Mendadak hatinya menjadi galau. Apakah Sha sudah menikah?

"Maaf, apakah kamu sudah menikah?" tanya Hazel ingin memastikan.

"Hah? Ah, su-sudah, Pak," jawab Sha sedikit gugup. Tak ingin berbohong, bila nanti dia hamil dan masih bekerja, jadi tak ada pertanyaan lagi.

Terlihat kecewa dari raut wajah Pria itu. Pupus sudah harapannya yang ingin mendekatkan diri lebih jauh lagi, maka yang ada ia harus menjaga jarak. Tak mungkin juga menyukai milik orang.

Selesai makan Sha pamit untuk kembali keruangannya. Masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Tak ingin Pria pemarah itu menegurnya kembali.

Saat masuk ruangan, Abi sudah duduk di kursi kebesarannya. Pria itu menyorot dengan datar, namun tak bisa ditampik bahwa bibirnya terasa gatal untuk menanyakan ada hubungan apa istrinya itu dengan direktur keuangannya. Namun rasa gengsi bertahta begitu besar dalam hati, maka tak sepatahpun kata keluar dari mulutnya.

Sore setelah selesai mengerjakan tugasnya, Sha izin untuk pulang lebih awal, karena ia berencana ingin membawa Ibu dan sang adik untuk makan diluar. Rasanya sudah rindu sekali dengan momen itu.

"Pak, saya izin pulang lebih awal, dan semua tugas saya untuk hari ini sudah selesai," ujar wanita itu meminta izin pada atasannya yang juga suaminya.

"Baiklah, akan aku antarkan," jawab Abi segera merapikan berkas-berkas yang ada diatas mejanya.

"Tidak perlu, Pak, saya naik taksi saja," tolak Sha tak ingin merepotkan.

"Tak apa, aku juga sekalian ingin bertemu Papa, ada perlu," balas Pria itu.

"Yasudah, Bapak pergi saja, karena saya langsung pulang kerumah saya."

"Kamu, tidak tinggal dirumah orangtuaku lagi?" tanya Abi sedikit mengerutkan keningnya.

"Tidak, hari ini saya langsung pulang. Tadi juga sudah minta izin sama Mama dan Papa."

"Yasudah, ayo aku antar." Sepertinya Pria itu masih keukuh ingin mengantarkan.

Sha tak bisa menolak lagi, ia hanya mengangguk mengikuti langkah Pria itu untuk keluar dari kantor.

Diperjalanan pulang, pasangan itu kembali saling diam. Benar-benar hubungan yang kaku dan hambar. Sha memilih memainkan ponselnya untuk menghilangkan kejenuhannya.

"Terimakasih, Pak," ucap Sha saat mobil mewah itu telah berhenti di halaman rumahnya.

"Sama-sama," jawab Abi datar.

Kepulangan Sha disambut senang oleh Ibu dan Aldo. Sesaat Abi memperhatikan kehangatan keluarga kecil itu dari spion mobilnya. Ternyata istrinya begitu menyayangi ibu dan adiknya. Terlihat dari pengorbanannya selama ini, dan ia juga menyadari bahwa apa yang sedang dijalani Sha saat ini adalah karena hutang Budi yang begitu besar dengan keluarganya hingga tak bisa menolak.

"Kamu kok sudah pulang, Nak? Kamu bilang satu minggu disana?" tanya Ibu mengecup kedua pipi anak gadis satu-satunya.

"Iya, Bu, kebetulan pekerjaannya bisa selesai cepat, jadi aku bisa pulang dari perkiraan. Keadaan Ibu gimana?" tanya Sha membalas pelukan dan mengecup kedua pipi dan kening sang Ibu.

"Alhamdulillah ibu baik-baik saja, Nak."

"Kak Sha udah pulang, jadi kan kita makan diluar nanti?" tanya Al sembari merangkul ibu dan sang kakak sehingga posisinya ada di tengah-tengah wanita kesayangannya.

"Tentu saja, Dek, pokoknya nanti kamu boleh minta apa saja," jawab Sha dengan kekehannya karena ulah sang adik.

"Benaran kak? Aku boleh minta yang lain juga?" tanya Al kegirangan.

"Iya, Dek, kamu boleh minta apa saja, kebetulan hari ini kakak kajian, jadi untuk kamu dan ibu apa sih yang enggak," ucap Sha meyakinkan sang adik, tidak ada salahnya sesekali menyenangi ibu dan adiknya.

"Terimakasih ya, Kak, mudah-mudahan besok aku juga mendapatkan pekerjaan yang bagus seperti kakak, biar aku juga bisa membahagiakan ibu dan kakak," ucap Aldo tersenyum penuh harap.

"Aamiin, semoga harapmu menjadi nyata. Kami akan selalu mendo'akan yang terbaik buat kamu. Yaudah, ayo sekarang kita bersiap, nanti selak sore," ujar wanita itu menyudahi obrolan mereka dan segera bersiap.

Jika Sha sedang membahagiakan keluarganya, berbeda dengan Abi yang baru saja pulang berpapasan dengan istrinya sudah berdandan cantik ingin segera pergi.

"Diana!" seru Abi mendapati istrinya yang ingin keluar rumah.

"Eh, Mas Abi! Kok kamu sudah pulang, Mas?" tanya wanita itu dengan wajah memerah, keringat keluar dari pori-pori wajahnya yang halus.

"Kamu mau kemana?" tanya Abi penuh selidik melihat penampilan istrinya berada.

"Hah? I-itu, a-aku rencananya mau ke kantor menemui kamu, a-aku kira kamu masih lama pulangnya," jawab wanita itu tergugup.

"Tumben banget mau ke kantor berdandan secantik ini?" tanya Abi masih menatap curiga.

"E-emang nggak boleh aku dandan cantik? Ya biar kamu nggak tertarik dengan sekertarismu itu," elaknya masih berkilah.

"Yaudah, mumpung kamu pulang cepat, yuk temani aku shopping, Mas," ajak Diana sengaja mengalihkan pembahasan.

"Tapi aku mandi dulu, Di, aku gerah," ucap Abi, namun wanita itu tak mau menunggu lagi.

"Udah, ayo kita pergi sekarang, nanti saja mandinya, Mas, nanti juga keringat lagi," ajak Diana segera menarik tangan Abi untuk kembali masuk kedalam mobil.

Pria itu hanya menurut pasrah. Ia tak ingin membuat mood wanita itu rusak lagi, dan tak ingin cari masalah, sebenarnya ingin istirahat dan bersantai, tapi demi istri tercinta, maka apapun akan ia lakukan.

Abi mengarahkan kendaraannya menuju sebuah mall yang ada di kota Medan itu. Pasangan itu berjalan dengan saling bergandengan. Tak sengaja netra Pria itu melihat kehadiran wanita yang sebenarnya juga istri sahnya.

"Sha!" ucap Abi menyebut nama wanita itu.

Diana menatap kemana arah pandangan suaminya. Sedikit kesal mendengar Abi mengucapkan nama gadis cantik berhijab itu. Entah setan apa yang merasuki jiwa Pria itu sehingga ia menghampiri dimana Sha dan keluarganya sedang menikmati hidangan.

Abi hanya merasa tidak sopan untuk mengabaikan kehadiran Ibu mertuanya yang belum pernah ia kenali sama sekali.

"Pak Abi!" ucap Sha saat melihat Pria itu sudah berdiri di samping dimana ia duduk.

"Lagi santai ya," ucap Abi tersenyum ramah.

"Ah, iya Pak. Oya, Bu, kenalkan, dia Pak Abi Boss aku di kantor," ucap Sha memperkenalkan Pria itu pada sang ibu hanya sebagai atasan bukan sebagai suami.

"Oh, ini yang namanya Pak Abi, apa kabar, Pak?" ucap ibu menerima uluran tangan Pria itu.

"Alhamdulillah baik, Bu, Ibu bagaimana keadaannya?" balas Pria itu begitu ramah dan santun.

"Alhamdulillah Ibu baik, Pak."

"Jangan panggil saya, Bapak, Bu, panggil nama saja."

"Baiklah, kalau begitu panggilan Nak Abi saja ya," ucap ibu begitu sungkan dengan atasan anaknya itu.

"Iya tidak apa-apa, Bu. Oya, ini siapa?" tanya Abi menatap Aldo.

"Saya, Aldo, Mas," sambut Pria remaja itu mengulurkan tangannya pada lelaki yang tak lain adalah Abang iparnya sendiri.

Jika Abi begitu bersikap ramah dan santun pada keluarga Sha, namun berbeda dengan Diana yang tak berminat sedikitpun untuk beramah tamah dengan mereka, bahkan tersenyum saja ia enggan sekali.

Bersambung....

Happy reading 🥰

1
Irni Yusnita
bagus ceritanya 👍
dd'arhie
Luar biasa, bagus alur ceritanya gampang di mengerti...
Langit Jingga
jijay bgtt dahhh itu si Diana zina sama akik" selama 3 thun kasian kmu abi
Sweet Girl
Sejak hari ini i
Sweet Girl
Tanyakan aja Bi... jangan terus aja percaya sama Diana...
Sweet Girl
Jarno ae Sha...
Sweet Girl
Pinter Papa... jangan Sampek deh Pa... percaya Diana.
Sweet Girl
What this
degil...?
Sweet Girl
Akhirnya Abi banyak belajar sama Diana.
pandai berbohong.
Sweet Girl
Cemburu juga kali Sha...???
cuma belum menyadari...
Sweet Girl
Ndak bo'ong tuuuu???
Sweet Girl
Maksudnya, Abi sudah tau... kelakuan buruk suaminya?
memaafkan, terus sekarang di ulang lagi.
Sweet Girl
Lagi cencitip
Sweet Girl
❓❓❓❓❓
Sweet Girl
Naaaa akhirnya, ada yg tau aslinya Diana.
Sweet Girl
Yakin Ndak cinta...???
Sweet Girl
Ndak ada keberatan tu Din...
Sweet Girl
Istri tak berakhlak udah tauuu suami baru pulang, kasih minum dulu kek...
Sweet Girl
Lhaaa kamu Khan masih punya Wali Sha...
mana boleh pakek Wali Hakim?
Sweet Girl
Terus klo kamu hamil, bakal bikin drama apa kamu ke keluarga mu...???
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!