NovelToon NovelToon
Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Kehidupan Tentara / Penyesalan Suami
Popularitas:22.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Bismillah karya baru,

Sudah tiga tahun Elyana menikah dengan Excel Damara, seorang Perwira menengah Angkatan Darat berpangkat Kapten, karena perjodohan.

Pernikahan itu dikaruniai seorang putri cantik yang kini berusia 2,5 tahun. Elyana merasa bahagia dengan pernikahan itu, meskipun sikap Kapten Excel begitu dingin. Namun, rasa cinta mengalahkan segalanya, sehingga Elyana tidak sadar bahwa yang dicintai Kapten Excel bukanlah dirinya.

Apakah Elyana akan bertahan dengan pernikahan ini atas nama cinta, sementara Excel mencintai perempuan lain?

Yuk kepoin kisahnya di sini, dalam judul "Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten"

WA 089520229628
FB Nasir Tupar

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Excel Marah

     Grab yang ditumpangi Elyana sudah sampai di depan rumah Yeri. Yeri menyambutnya dengan wajah was-was. Wajahnya mendongak melihat ke kiri dan kanan jalan, berharap tidak ada yang melihatnya.

     "Ayo buruan masuk. Kenapa kamu tidak kasih kabar dari kemarin kalau mau pergi dari rumah? Kalau kasih kabar kemarin, mungkin saat ini kamu bisa langsung ke kontrakan," ujar Yeri seraya menarik lengan Elyana dan membawanya masuk ke dalam rumahnya.

     "Duduklah dulu, aku mau suruh pembantuku membuat minuman dan makanan kecil untuk anakmu," ucap Yeri seraya bergegas ke dalam untuk menyuruh pembantunya membuat minuman.

     "Mama." Nada terlihat gelisah. Hal ini membuat Elyana was-was. Yang paling dia khawatirkan adalah, Nada pasti rewel dan mencari papanya.

     "Nada, sabar, ya." Elyana menciumi wajah Nada seraya memeluknya erat.

     Tidak berapa lama, Yeri muncul membawa minuman dan makanan kecil untuk Nada.

     "Minumlah dulu. Ini makanan untuk Nada." Yeri menghampiri Nada, seraya memberikan makanan untuk dimakan bocah kecil itu.

     "Bilang , terimakasih Tante Yeri," ajar Elyana pada bocah kecil itu.

     "Makacih Ante," ucapnya. Walau belum jelas, tapi masih bisa dipahami.

     "Terus gimana rencana kamu selanjutnya, mau cari kontrakan saja atau gimana?" tanya Yeri sembari menatap Elyana yang terlihat bingung.

     "Untuk sementara aku memang mau mencari kontrakan. Kalau bisa kontrakannya yang kira-kira aman dari pencarian papanya Nada. Juga, jauh dari tetangga yang suka bergosip," ujar Elyana menyebutkan tipe kontrakan yang dia mau.

     "Ada sih kontrakan seperti yang kamu mau. Aman dan tentunya untuk sementara aman dari pencarian suamimu. Sebentar, ya. Aku hubungi dulu ayah aku," ujar Yeri seraya meraih Hp nya dan menghubungi orang yang dia sebut ayah barusan. Tanpa Elyana ketahui, ayahnya Yeri memang memiliki beberapa rumah kontrakan.

     Yeri sedikit menjauh dan berbicara dengan ayahnya di telpon. Elyana berdoa semoga kontrakan yang dia butuh ada saat ini juga.

     Tidak berapa lama, Yeri kembali, lalu memberitahukan bahwa rumah kontrakan milik ayahnya kebetulan ada yang kosong. Elyana senang mendengarnya, dia begitu sumringah.

     "Ada, El. Kontrakan punya ayah aku kebetulan ada yang kosong. Kalau kamu mau tempati sekarang, juga bisa. Karena oleh ayah aku sudah dibersihkan. Di dalamnya ada tikar tebal. Untuk sementara kamu bisa pakai. Nanti tikarnya dikasih sepre saja, aku pinjami," ujar Yeri begitu baik, membuat Elyana terharu.

     "Terimakasih banyak, Yeri. Kamu baik banget sudah mau bantu aku."

     "Sebentar, apakah kamu saat ini punya duit? Ya, minimal buat makan sebulan atau dua bulan ke depan? Kalau mengenai rumah kontrakan sebulan pertama biar aku yang bayar sama ayah aku. Belum tentu juga kamu lama di situ, kan?" ujar Yeri menatap lekat Elyana.

     "Kebetulan, aku masih ada duit dalam tabungan, dan dalam dompet ini masih ada uang kes sisa dari jatah yang diberikan papanya Nada bulan ini. Sepertinya untuk sebulan ini aku cukup untuk makan dan susu Nada," ungkap Elyana sembari meraih dompetnya yang disimpan di dalam kantong kresek bersama baju-baju.

     "Biar saja, untuk sebulan ini, kontrakannya aku tanggung. Kamu tenang saja. Dan mengenai makan, kalau kamu mau masak, bisa. Atau kalau ingin simpel, kamu bisa beli sayuran masak. Soalnya di dekat rumah kontrakan ada yang jual masakan mateng. Kamu beli saja sesekali," saran Yeri.

     "Iya, Yeri. Terimakasih banyak untuk bantuan dan sarannya. Untuk hal itu, nanti aku pikirkan di kontrakan."

     "Ya sudah, sebaiknya kalian siap-siap saja. Pakaikan jaket dan kaos kaki untuk anakmu. Dan untuk kantong kresek kamu itu, ganti sama tas aku. Aku pinjami tas besar untuk wadah baju."

"Iya, Yer, makasih banyak," ucap Elyana terharu.

     "Sebentar, aku ke dapur dulu untuk menyiapkan bekal untuk kamu di sana. Makanan itu, bungkus dan bawa untuk anakmu."

     Yeri bergegas menuju dapur untuk menyuruh pembantunya menyiapkan makanan untuk dibekal Elyana.

     Tidak lama dari itu, Yeri datang dengan membawa kantong yang di dalamnya tentu saja makanan untuk Elyana dan Nada.

     "Terimakasih banyak Yer. Kamu sudah banyak bantu aku dan mau aku repotin," ucap Elyana terharu.

     "Sudah, nggak apa-apa. ayo, kalau kalian sudah siap, aku akan pesan grab menuju kontrakan."

     "Aku siap, Yer," sahut Elyana.

     "Mamaaa, papa nana?" Tiba-tiba Nada menanyakan papanya. Elyana menjadi ciut dan sedih. Yang dia khawatirkan pasti terjadi. Nada pasti rewel dan menanyakan papanya. Namun, Elyana berdoa semoga saja Nada nanti di tempat tinggal baru, tidak rewel.

     "Gimana ini, Yer?" Elyana terlihat frustasi.

     "Kamu harus tenang, hadapi Nada dengan penuh kasih sayang, peluk dia kalau nanti Nada merengek menanyakan papanya," bujuk Yeri memberi semangat dan kekuatan.

     "Terimakasih banyak, Yer. Kamu sudah membantu aku dengan tulus," ucap Elyana lagi terharu.

     "Ayo, grabnya beberapa menit lag datang. Tapi, aku dulu yang menghampiri sembari melihat situasi. Kalau aman, aku akan acungkan jempol, lalu kamu segera menyusul." Yeri memberi instruksi. Elyana mengangguk paham.

     Yeri bergegas menuju pintu pagar. Tida berapa lama grab yang dipesannya tiba. Yeri melihat depan belakang, memastikan kalau di sekitar tempat itu tidak ada suami Elyana. Setelah dirasa aman, Yeri mengacungkan jempolnya ke arah Elyana. Elyana pun segera bergegas menghampiri grab yang sudah Yeri naiki.

     "Alhamdulillah," seru Yeri diikuti Elyana dalam hati.

     Mereka kini sudah berada di dalam grab. Grab pun berjalan menuju alamat kontrakan yang Yeri sebutkan di pesanan grabnya.

***

     Di tempat berbeda. Setelah mendapat kabar dari Bi Ocoh bahwa Elyana kabur, satu jam kemudian, Excel tiba di kediamannya. Excel berlari masuk rumah dengan wajah yang marah.

     "Bi, ke mana kira-kira istri saya perginya?" tanya Excel pada Bi Ocoh yang terlihat takut.

    "Bibi kurang tahu, Den. Maafkan bibi. Saat Non Elya pergi, bibi disuruh mengambil kantong yang isinya sampah di depan pintu kamar. Namun, setelah bibi cari, rupanya sampah itu tidak ada. Rupanya Non Elya memang sengaja mengerjai bibi," lapor Bi Ocoh sambil menunduk.

     "Huhhh, kenapa bisa lepas?" dengus Excel seraya bergegas menuju lantai atas untuk mengecek barang-barang di kamarnya, apa saja yang dibawa Elyana.

     "Elyana, kenapa kamu kabur. Kamu kabur membawa anakku. Aku tidak terima. Aku akan mencarimu dan aku pastikan kamu akan ketemu. Jangan harap kamu bisa bawa anakku. Lihat saja nanti, jika kamu tidak mau kembali, maka aku akan bawa paksa Nada," desisnya penuh amarah.

     Tiba di dalam kamar, Excel langsung memeriksa lemari. Baju-baju Elyana masih banyak di sana, dan buku nikah juga aman karena Excel sudah lebih dulu menyimpannya di tempat yang tidak mungkin diketahui Elyana.

     "Tas dan koper aman, lalu dia bawa barang pakai apa? Elyana benar-benar membawa anakku untuk hidup susah. Kenapa kamu harus pergi Elyana?" Pertanyaan demi pertanyaan memenuhi kepala Excel, membuat dia sedikit pusing.

     "Padahal aku sudah mengunci semua, tapi Elyana masih bisa lolos. Hahhhkkk, sialan. Bagaimana kalau Elyana langsung pulang kampung dan bicara sama kedua orang tuanya, lalu melaporkan semua pada mama dan papa.

     Excel menduduki ranjang dengan tangan memijit kepalanya yang sakit. Saat Excel menoleh ke arah kanannya, dia melihat ada sebuah surat di atas bantalnya.

     "Surat! Pasti dari Elyana," tebaknya seraya meraih surat itu, lalu dibukanya.

1
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus dan menguras emosi😁👍👍👍
Atip Suryana
ahhhh dasar kau suami lucnut egoisss
mama
bicara yg jujur sama mertua mu ell klu km pgen bebas dari suami..mintalah untuk perlindungan dan pergi jauh agar excell tidak bisa menemukan mu.. buat excell nyesel udah mengkhianati km.
Dini Anggraini
Mendingan cerai saja ellyana daripada makan hati biar tahu rasa pelakor itu apa dia bisa mengasuh nada sama seperti ellyana pasti pelakor itu maunya uang excell saja. Ortu excell kalian jangan egois dong bila memang anakmu sukanya barang murahan biarkan saja biarkan ellyana hidup sendiri tanpa excell dan nada agar dia bisa mengembangkan karirnya yang mulai di rintis.
Dini Anggraini
sebaiknya kamu terus terang sama keluargamu bagaimana perlakuan excell sama kamu agar tidak seperti aku nantinya di kiranya kakakku hidupku enak padahal sebaliknya sekarang sampai kakakku tega mengambil uangku 2 juta padahal q mengumpulkan uang itu rela makan hanya dengan sambal saja agar bisa menabung buat masa depan tapi punya saudara jahat itu menyakitkan. 🥰🥰🥰🥰💪💪💪
Nadine Zahra
mendingan pergi saja klu masalah anak kan ada ayahnya SM mertuanya yg g mungkin menyakitinya. biar tau rasa tu suaminya gimana susahnya mengurus anak d anaknya biar tau rasa gimana rasanya g ada ibunya
Ma Em
Elyana hrs berterus terang pada Bu Gina bahwa Excel mencintai wanita lain bkn Elyana yg Excel inginkan dan Elyana hrs tetap bercerai dgn Excel karena Elyana cuma dijadikan istri yg tdk dianggap
Dian Isnawati
dilihat dr judulnya elyana tetap cari jalan utk pergi dr Excel.
Ma Em
Elyana jgn mau ikut dgn Excel biarkan Excel bawa Nada biarkan dia merasakan bagaimana rasanya mengasuh anak tanpa seorang ibu, bertahanlah sebentar dikontrakan dan cari kesibukanmu Elyana agar jgn terlalu fokus pada Nada kalau Elyana mau ikut Excel sekarang malah akan tambah diremehkan sama Excel.
Putri Abdurachman
ikutkn El, cba gmn klkuan Exel kdpan'a sklian ssun strtegi lbh matang. prmpuan klw sdh dskiti bisa mmaafkan tp tdk mlupkan
Nisa Naluri
aaah kesel...suami tak tau diri
Harwanti Jambi
walaupun berat lebih baik melepaskan biar lh Excel membawa anakmu biar dia merasakan bagaimana beratnya mengurus anak' dn untuk mu buktikan jika km bisa berdiri di atas kaki mu sendiri jangan mau selalu di rendah kn sudah cukup 3 tahu km menahan sakit
Dian Isnawati
lanjut
Dian Isnawati
kasihan elyana
hayasna
kecewa yaa, kenapa Excel ketemu sama elyana
Anggye syahab
mulai kemaren gak ada update smpe sekarang..sibuk ya kak
Dewi Oktavia
astaghfirullah,moga tak bisa jumpa y ma suami dan bisa pisah agar bahagia, lanjut
Dewi Oktavia
ih aneh,kamu yang senang orang yang bikin sakit hati
Putri Abdurachman
eng...ing...ewwwwnngg......Mas Exel/Facepalm/
mama
yah,pdhl aq berharap elyana gk bisa ditemukan, biar si excel ditendang dr kluarga ny..trs kalau udh gk pny ap2 pasti jalangny kabur..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!