Andara Istri Kedua

malam ini Dara tidak pulang gadis itu menginap di rumah Sandra, sudah minta ijin Nasita juga Emran tentunya, meski pesan dara belum terbaca

''Dara kamu tambah cantik, pas waktu dari kampung kamu juga cantik sekarang tambah cantik, pantes suami nyonya Nasita tergila gila sama kamu,'' ucap Bu Imah, yang tidak tau sebenar nya Dara menikah karna apa bukan Emran yang tergila gila pada Dara

''Ibu ini bisa saja, Mana ada manusia es bisa tergila gila sama Dara,'' ucap Sandra menimpali ucapan ibu nya

''Ya kalau gak suka mana mungkin majikan mau menikahi Dara yang hanya perawat Nasita nya yang lumpuh,''

''Ya karna itu? nyonya Nasita lumpuh. Gak bisa ngelayani suami nya di atas kasur, makanya memaksa dara menikah dengan suami nya, terdengar jahat maksa orang untuk menikah, juga tampak seakan wanita hebat, ikhlas membiarkan suami nya menikahi perempuan lain, lebih muda lagi,'' cerocos Sandra

Membuat Bu Imah terbengong sesaat,

''Benar begitu Dara,'' tanya Bu Imah yang memang tidak tau keadaan sebenar nya, ''kamu di paksa menikah sama istri pertama, bagaimana bisa,'' lanjut Bu Imah berkata

''Ya seperti itu lah Bu, Dara juga tidak mengerti sebenar nya, dengan jalan pikiran nyonya Nasita,''

''Nasita jahat gak sama kamu,''

Dara menggeleng pelan, ''gak sama sekali baik malah,'' jelas Andara

''Ibu pikir kamu menikah tidak dengan suami Nasita, saudara nya yang lain mungkin,'' ucap Bu Imah lagi, ''ibu mu tidak bilang soal nya, bilang nya suami kamu adik Nasita,'' lanjut Bu Imah berkata

''Ibu memang tidak tau Bu, tau nya ibu tuan Emran adik nyonya Nasita, karna nyonya Nasita ngaku nya seperti itu,'' jelas Dara lagi

''Jadi ibu mu tidak tau kalau kamu ini istri kedua,'' Dara mengangguk sebagai jawaban

''Ya tuhan Andara, kok bisa ada seorang istri merencanakan. pernikahan suami nya dengan wanita lain,'' ucap Bu Imah merasa aneh dan heran tapi itu kenyataan nya,

''Suami nya juga mau Bu,'' sambung Sandra ikut menimpali

''Ya mau lah, Dara cantik dan masih muda,'' jawab Bu Imah apa ada nya,

wanita paruh baya itu tidak habis pikir, ini nasib baik atau nasib buruk,

sementara Dara diam, malu sebenar nya, orang mengetahui diri nya adalah istri kedua, meski Nasita sendiri yang meminta nya menikah dengan Emran,

orang akan berpikir Dara pelakor perusak rumah tangga orang, gelar baru yang akan Dara dapat jika semua orang tau tanpa tau hal sebenar nya,

selain istri kedua. pelakor perusak rumah tangga orang, terdengar sangat mengerikan,

''Dara kamu pasti capek. mandi dulu gih,'' titah Bu Imah, mengalihkan kan pembicaraan karna sella putri bungsu nya datang, ''kalian sudah makan belum,'' lanjut Bu Imah bertanya

''belum Bu,'' jawab Sandra gadis itu yang menyahut, meski tadi sudah jajan bakso sama Dara perut nya masih juga lapar,

''Ya sudah kalian bersih bersih dulu, ibu mau masak,'' tutur Bu Imah yang kemudian meningal kan Dara dan Sandra mereka masih di ruang tamu,

Satu jam berlalu, Dara dan sandra sudah selesai bersih bersih, sementara Bu Imah juga sudah selesai dengan masakan nya, keluarga kecil itu makan bersama,

''Sella kamu gak makan,'' tegur Sandra pada adik nya

''Kita berasa lagi makan sama artis gak sih kak,''

''maksud nya,'' tanya Sandra heran dengan ucapan aduk nya

''ini kak dara, pas baru datang kesini muka nya dekil tapi cantik, sekarang jauh lebih cantik, aura dilreba dilmurat nya semakin terpancar,''

''Ada ada saja kamu! Buruan makan,'' titah Sandra

Sandra akui aura Dara sekarang jauh lebih cantik dari semula ketika baru datang dari kampung,

Sedang Nasita seperti biasa. Wanita itu menghabis kan waktu di dalam kamar nya,

hari ini Dara tidak pulang, terasa ada yang kurang, biasa nya dara datang ke kamar Nasita untuk mengobrol dengan nya, malam ini terasa sunyi,

Jam sudah menunjuk kan pukul sepuluh Emran baru saja memasuki kamar nya, gelap tidak ada kehidupan di dalam nya

Emran melihat ke arah ranjang masih tampak rapi, kemana Dara pikir nya,

Emran memasuki kamar mandi, malam ini tidak ada yang menyiapkan air mandi nya,

Pria itu bergegas mandi tubuh nya terasa lengket dan gerah, usai dengan ritual mandi nya lagi lagi Emran di buat ada yang kurang tidak ada yang menyiapkan kan baju ganti nya,

Emran keluar dari wok in closet menatap meja sofa biasa nya sudah ada kopi, malam ini kosong, benar benar terasa berbeda, kemana Dara

Emran keluar dari kamar nya, menuju kamar Nasita, keadaan kamar itu sudah gelap, hanya lampu tidur yang menyala di sisi ranjang

Terasa ada pergerakan di ranjang Nasita, wanita itu belum tidur sebenar nya,

''Nasita,''

''Emran kamu,'' kaget tubuh Nasita menegang tak kala Emran memeluk nya erat

''Aku merindukan mu,'' suara Emran parau pria itu benar benar merindukan istri pertama nya,

tinggal satu atap berbeda kamar, Emran benar benar tidak pernah bermesraan layak nya suami istri

''Emran aku capek tadi aku habis terapi,'' ucap Nasita

''Aku hanya ingin memeluk mu,'' Emran menyibak selimut ingin memeluk sang istri tanpa penghalang benda tebal itu,

''Emran!'' Nasita menolak tetap memegangi selimut yang membungkus tubuh nya

Rasa nya tubuh itu kotor tidak pantas untuk Emran jamah meski hanya sekedar memeluk,

apa lagi seminggu waktu itu Nasita lebih dulu mengoda Arga dengan tubuh nya,

''Emran bagaimana proyek mu,'' tanya Nasita mengalihkan kan atensi emran terhadap diri nya,

''berjalan lancar Nasita, meski aku sangat sibuk,''

''Sesibuk apapun kamu. tolong luangkan waktu untuk Dara,'' ucap Nasita di rasa ini waktu yang pas membahas hubungan Emran dan istri kedua nya,

''aku tidak bisa Nasita,''

''coba lah Emran, apa yang kurang dari nya, cantik dia juga baik, yang terpenting tulus, kamu tidak bisa lihat itu,''

''Aku hanya mencintai mu,''

''cobalah buka hati untuk nya Emran,''

Emran Diam dengan pikiran nya, bagaimana bisa menerima dara, meski istri muda nya itu cantik. lebih muda dari Nasita tetap Emran tidak bisa, pria itu takut menyakiti istri pertama nya,

Wanita yang sudah menemani nya. Tetap tinggal meski Emran hancur, Nasita tak meningal kan nya. Bahkan melawan Wira, saat pria itu meminta Nasita meningal kan Emran

''Aku takut menyakiti mu,'' lirih nya Emran beranjak memilih duduk di tepian ranjang

Nasita juga sama, wanita itu duduk bersandar di kepala ranjang,

''kenapa aku harus sakit hati saat. Pernikahan mu dan Dara aku sendiri yang pinta dan merencanakan, kamu sudah menikahi nya dan sekarang tolong terima Dara sebagai istri mu,'' pinta Nasita dengan lembut,

''Nasita proyek ini baru saja berjalan, jika aku berhasil. Aku ingin membawa mu berobat ke luar negri. Agar kamu bisa berjalan dan sehat seperti semula, Dara aku tidak akan menyentuh nya demi kamu, aku akan melepas nya dalam keadaan masih utuh tidak tersentuh,''

Nasita kaget dengan ucapan Emran wanita itu memegang lengan Emran dengan kuat,

''Tidak Emran! aku tidak setuju, Dara juga istri mu. Tidak usah memikir kan aku. Kalian Harus tetap bersama, tidak apa apa jika sekarang kamu masih tidak bisa menerima nya, setidak nya coba lah. lihat Dara sebentar saja,''

''Nasita,"

"Ku mohon Emran,"

Emran menarik nafas panjang, seraya menarik rambut nya, pikiran nya kacau, kenapa Nasita selalu menolak nya, bahkan hanya sekedar memeluk,

Dan kekeh meminta nya menerima Dara sebagai istri seutuh nya, ada apa