NovelToon NovelToon
Ceo Cantik Terjebak Cinta Pria Desa

Ceo Cantik Terjebak Cinta Pria Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Beda Usia
Popularitas:122.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Helliosi Saja

Sebuah insiden kecil memaksa Teresia, CEO cantik umur 27 tahun, menikah dengan Arga, pemuda desa tampan umur 20 tahun, demi menutup aib. Pernikahan tanpa cinta ini penuh gengsi, luka, dan pengkhianatan. Saat Teresia kehilangan, barulah ia menyadari... cintanya telah pergi terlalu jauh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Helliosi Saja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 13 awal langkah baru

Matahari pagi menembus jendela kamar kecil itu. Arga terbangun lebih dulu, termenung di sisi ranjang sederhana. Pandangannya kosong menatap langit-langit rumah kos yang mulai menguning termakan waktu. Pikirannya terbang jauh—wajah Tere, senyum dinginnya, tatapan tajam yang kadang memerangkap hatinya. "Aku harus bisa... aku harus berusaha demi dia. Demi kami," bisiknya pelan.

Tak lama kemudian Jaka menggeliat, mengucek mata sambil tertawa kecil.

“Arga, lo pagi banget dah bangunnya. Pasti mimpiin cewek tuh!” godanya sambil menepuk pundak Arga.

Arga tersenyum samar, menahan rasa yang tak bisa dia bagi. “Ah, enggak, Jak. Yuk kita siap-siap cari kerja."

Di ruang depan, Babe Udin sudah duduk di kursi bambu, mengenakan singlet putih dan sarung kotak-kotak. Ia menghisap rokok kretek sambil memerhatikan dua pemuda itu.

“Wah, pagi amat, ye. Mau pada kemana nih anak muda?” tanya Babe sambil tersenyum ramah.

“Mau nyari kerja, Be. Biar nga jadi pengangguran,” jawab Jaka sambil nyengir.

Babe Udin berdiri, menepuk bahu Arga dan Jaka dengan hangat. “Yaudah, sebelum berangkat, sarapan dulu gih. Babe pesen lontong sayur sama gorengan, mau kagak? Jangan sampe nyari kerja perut kosong, ntar pingsan di jalan!”

Arga dan Jaka saling pandang, lalu tertawa. “Makasih banyak, Be. Baik banget deh!” kata Arga tulus.

Setelah sarapan, mereka pamit dan mulai menyusuri jalanan kota. Gedung-gedung menjulang, hiruk-pikuk kendaraan, suara klakson bersahutan. Beberapa tempat mereka datangi, namun belum ada yang cocok—hingga langkah mereka terhenti di depan sebuah kafe mewah bernama Café Aluna.

Café itu tampak megah dengan desain kaca modern, sofa-sofa berwarna krem terlihat dari luar. Aroma kopi premium menyeruak begitu pintu terbuka. Mereka memberanikan diri masuk dan bertemu manajer kafe. Beruntung, Café Aluna sedang membuka lowongan untuk pelayan dan barista.

“Selamat bergabung ya. Kalian mulai besok, kita kasih training dulu,” ujar manajer itu.

Arga mengucap syukur dalam hati. Ini awal yang baik.

Sementara itu, di sisi tempat yang lain, matahari pagi menyorot pelataran sebuah rumah mewah bergaya Eropa. Tere turun dari kamarnya dengan anggun, mengenakan blus putih dan rok pensil hitam. Rambutnya dikuncir rapi. Ia melangkah ke ruang makan, di mana kedua orang tuanya sudah duduk.

“Selamat pagi, Ma, Pa,” sapa Tere seraya mencium tangan mereka.

“Pagi, Sayang,” jawab Linda lembut. Adrian Adinata, ayah Tere, meneguk kopinya.

“Kamu hari ini kegiatannya apa aja, Nak?” tanya sang ayah.

Tere tersenyum kecil. “Hari ini ada meeting sama investor di kantor, Pa.”

Linda memandangi putrinya penuh arti. “Kamu nggak ada kabar dari Arga, Sayang?” tanyanya hati-hati.

Tere tertegun sejenak. Baru ia tersadar, ia sama sekali tak memiliki nomor Arga. Rasanya aneh, kenapa ia tak memikirkan itu sebelumnya. “Nggak, Ma... aku bahkan nggak punya nomornya...” jawab Tere pelan, sedikit ragu.

Adrian dan Linda saling pandang. Mereka paham betul kerasnya hati putri mereka, tapi tetap berharap Tere suatu hari membuka pintu hatinya untuk Arga.

Setelah sarapan, Tere berangkat ke kantor. Supir membukakan pintu mobil sport mewahnya. Sampai di kantor, para karyawan langsung menyapa penuh hormat.

“Pagi, Bu Tere.”

“Selamat pagi, Ibu.”

Tere hanya mengangguk, wajahnya seperti biasa—tegas dan tak mudah ditebak. Namun sesungguhnya, pikirannya melayang. Entah mengapa, bayang-bayang Arga muncul lagi. “Kenapa aku jadi sering mikirin dia sih? Bocah itu…” batinnya gelisah.

Saat masuk ruang meeting, Vina—sahabat sekaligus asistennya—langsung mendekat.

“Tere, kamu nggak fokus banget deh. Dari tadi aku perhatiin, kamu melamun terus. Kenapa sih?” bisiknya.

Tere menghela napas. “Nggak apa-apa, Vin. Paling cuma capek aja.”

Vina tersenyum, tapi hatinya curiga. Ia mengenal Tere terlalu lama untuk percaya begitu saja.

1
David Ginting
sangat bagus
Darmawangsyah Dhamar
sebenarnya kurang nyaman bacanya.
Darmawangsyah Dhamar
knpa jdi begini insidengnya.cerita yang begini udh banyak.harusnya Arga dicintai walaupun hanya orang biasa.
Darmawangsyah Dhamar
pasti mbak tere nanti menyesal nie
Darmawangsyah Dhamar
jdi sedih./Cry//Cry/
Darmawangsyah Dhamar
semoga rahasia Rio ketahuan.setelah Arga menyerah
Darmawangsyah Dhamar
awalnya erita berbeda dengan lain,tpi sampai ditenga h hampir sama.dri orang ternyata pewaris konglomerat.
Darmawangsyah Dhamar
ternyata udh banyak yang tau keburukan Rio
Darmawangsyah Dhamar
sabar Arga
Merryati Sakoi koi
iklan muluk bsan.
ione
/Sob/
atik
bagus
Johan Iskandar
woy tor. kelakuan jaka makin menjijikkan tau. normal dikit napa
Johan Iskandar
woy. gk subuhan dulu
Johan Iskandar
arga sdh lupa sholat juga kyanya🤣
nuraeinieni
mama nya vina belum mengenal jaka makanya sikapnya begitu.
nuraeinieni
kwkwkw,sabar ya vina hadapi jaka yg somplak tp bikin kamu tersenyum dgn segala kekonyolannya.
Johan Iskandar
pake kecelakaan lg.. lebay
Darmawangsyah Dhamar: jangan2 nanti amesia lagi
total 1 replies
nuraeinieni
walaupun jaka jail,tp dia baik,buktinya ibu dan adiknya jaka sangat pada vina.
Johan Iskandar
tere?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!