ini squelnya dokter tampan, sarangheo yang menceritakan kisahnya Alvian.
Alvian Pratama Atmaja dijodohkan oleh sang kakek dengan gadis bercadar yang bernama Nafisah Adelia putri. Alvian tidak mencintai Nafisah karena dia sudah mempunyai wanita dambaannya.
Alvian memberikan perjanjian perceraian setelah enam bulan mereka menikah.
Akankah Nafisah menyetujuinya atau Mala bertahan dengan suami dingin yang tidak mencintainya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Alvian mengemudikan mobilnya untuk pulang dan tak membutuhkan waktu lama ia sudah sampai diparkiran apartemen nya.Hari ini dia sangat lelah seharian bekerja ditambah dengan kedatangan seseorang dimasa lalunya membuat hatinya bertambah lelah, Kisah masa lalu pun muncul dikepalanya.
Alvian dulu sebagai ketua tim basket dan teman satu tim nya sedang bertanding dengan tim sekolah nya Aluna, Wajah tampan seorang Alvian membius semua mata para wanita seantreo sekolah itu, termasuk Aluna gadis paling cantik dan banyak pengagumnya disekolah juga menyukai Alvian.
Suara riuh penonton memberi semangat pada kedua tim hingga akhirnya Tim Alvian berhasil memenangkan pertandingan dengan baik.
Aluna dengan berani menemui Alvian ditengah keramaian membuat bnayak pasang mata merasa cemburu baik para wanita yang menyukai Alvian maupun kaum pria yang menyukai Aluna.
"Hay, selamat ya kamu berhasil memenangi pertandingan ini." Aluna memeberi selamat pada Alvian.
"Eh, Bukan gue kok, melainkan tim kami". Ralat Alvian
"Iya maksudnya tim kamu. Kenalin aku Aluna". Aluna mengulurkan tangannya.
"Alvian". Sambut Alvian memperkenalkan diri.
Mereka bicara singkat karena tim Alvian akan segera pulang, kemudian mereka bertukar nomor telfon.
Dari sini lah kisah mereka dimulai, sering komunikasi melalui telefon maupun ketemuan,kemudian mereka jadian. Alvian sangat menyukai Aluna,bisa dikatakan Aluna adalah cinta pertamanya,apapun yang Aluna inginkan pasti akan dia lakukan.Hingga genapa satu tahun mereka jadian, Alvian membelikan bunga dan kado kecil untuk Aluna sebagai hadiah sudah satu tahun mereka jadian.
Alvian membuat kejutan kecil, disebuah taman,Taman itu disulapnya menjadi taman yang indah, bunga bunga disusun berbentuk love dan ada sebuah meja ditengahnya. Ia menunggu kedatangan Aluna dengan penuh kebahagiaan,namun senyumnya hilang saat Aluna datang dengan seorang pria dan Aluna bergelayut manja dilengan pria itu.
"Sayang. A..apa ini?" tanya Alvian minta penjelasan.
"Sorry ya Al , gue mau kita putus."
"Ta..tapi kenapa? Aku salah apa sama kamu?"
"Kamu gak salah, cuma gue bosan sama kamu Al, hidup kamu terlalu monoton." Aluna yang biasa bergaul bebas merasa bosan dengan Alvian yang menurutnya cupu, tidak ada romantisnya, Alvian tidak mau berciuman dengannya membuat Aluna merasa bosan menjalin asmara seperti itu.
Alvian memang tidak mau melakukan perbuatan seperti itu karena dia tidak mau merusak anak gadis orang, apalagi orang yang ia sayang.
"Oh ya satu lagi, gue gak mau dengan pria miskin." Aluna langsung pergi meninggalkan Alvian sendiri berdiri mematung.Aluna berfikir Alvian bukan orang berada karena Alvian selalu berpenampilan sederhana, kemana mana hany menggunakan motor matic tidak seperti cowoknya yang sekarang anak orang kaya,yang kemana mana selalu menggunakan mobil mewah.
Hatinya sangat hancur dihina dan ditinggalkan oleh orang yang ia cinta.Ia melempar bunga mawar merah ditangannya, dan melihat kotak kecil yang ia pegang dari tadi, membukanya, terlihat sebuah gelang yang sangat indah. Ia bermaksud memberikan hadiah mewah ini sebagai kado anniversary mereka yang satu tahun, tapi semuanya sirna, Aluna memutuskannya.
"Ia sangat berantakan setelah putus dari Aluna sedah seminggu ia tidak kesekolah dan hanya mengurung diri dikamar. Untung ada Azka sang sahabat yang selalu memberi semangat dan dukungan padanya, hingga ia bisa keluar dari keterpurukan masalah cinta.
"Aaaaaaah......"
Alvian menggenggam erat setir dan memukulnya menggeram mengingat kisah patah hatinya, bukan karena ia masih cinta dengan Aluna. tapi ia sangat marah, karena Aluna ia tidak bisa mengatakan cinta meski pada seseorang yang ia cinta. Ia pun tidak bisa mengatakan kata cinta terhadap istri nya karena seorang Aluna.
Ia membuka setbelt nya dan keluar mobil, berjalan menuju nomor rumahnya dan membuka pintu, seketika lelahnya hilang melihat sang istri. Wajah dan senyumnya meneduhkan hati.
"Assalamualaikum mas". Nafisah menyambut tangan Alvian dan menciumnya dengan takzim,begitupun Alvian, ia mencium kening Nafisah dengan penuh rasa sayang.
"Waalaikumsalam sayang."
Nafisah mengambil tas Alvian dan menuntun Alvian duduk, ia membukakan sepatu Alvian. Alvian sungguh tersentuh atas perlakuan istri Soleha nya.
"Mas mau minum" tawar nya sambil membuka sepatu Alvian.
"Tidak sayang".
"Mas mau mandi? Naf akan siapkan air hangat untuk mas". Nafisah beranjak bangkit namun Alvian menarik tangan nya hingga ia terduduk dipangkuan Alvian.Alvian melingkarkan tangannya diperut Nafisah dan mendekatkan wajahnya dekat telinga Nafisah membuat Nafisah meremang.
"Ma..mas.." Nafisah meremas tangan Alvian kala bibir Alvian mengecupi tengkuk nya, darahnya berdesir dan tubuhnya membeku seketika.
"Mas kangen." Ucap Alvian dengan suara serak sensualnya.
"Aaa.." Nafisah kaget tubuhnya melayang diatas gendongan Alvian. Alvian menggendong Nafisah ala bridal style menaiki tangga dan memasuki kamar.Ia membaringkan Nafisah di ranjang big size nya.
Alvian menempelkan bibirnya dibibir Nafisah yang sekarang sudah menjadi candunya, ********** dan menyesapnya, dan kecupannya turun ke leher jenjang sang istri.Nafisah hanya pasrah dengan suka rela memberikan dirinya kepada suaminya.
Pergulatan panjang mereka pun berlangsung kembali dan entah berapa kali mereka melakukannya hingga lenguhan panjang Alvian menandakan pelepasan nya.Ia mencium kening istrinya dengan cinta dan membaringkan tubuhnya disebelah Nafisah.
"Makasih sayang, semoga Alvian junior dan Nafisah junior segera hadir disini." Alvian mengelus perut rata Nafisah.
"Aamiin.." Nafisah menimpali.
***
Ditempat lain seorang wanita mengendap keluar rumah takut ketahuan orang tuanya, Ia bergegas keluar dengan seorang teman yang sudah menunggu nya diluar pagar rumah. Dia mengambil alih menyetir motor dan melajukan motornya agar segera sampai ditempat tujuan mereka.
suara riuh menggema menyoraki ketika Safira sampai di arena balap motor. Ya Safira mengendap keluar rumah demi mengikuti turnamen lomba balap motor.Meskipun dia seorang wanita tapi saat ini belum ada yang mengalahkan ia dalam balapan.
"Gue kira lho gak bakal datang karena takut kalah." ejek pria yang akan jadi lawan Safira bertanding yang bernama Endru.
"Gak ada kata takut dalam kamus Safira". ucap Safira dengan lantang percaya diri.
kakao gue menang lho harus rela nyerahin motor lho buat gue". sambung Safira.
"Oke, dan jika gue menang lho harus jadi cewek gue gimana?" seringai tipis terbit dibibir Endru.
"Hey, mana bisa begitu. gak adil itu namanya". Tomi dan sila protes, mereka adalah sahabat Safira disekolah.
"Kalo lo gak setuju berarti lho mengakui kalo gue bakal menang." Sombong Endru percaya diri.
"Gue gak takut, Oke gue setuju. Tapi lho harus tau lho gak akan mudah mengalami gue." Safira sangat percaya kalo dia bakal menang.
Pluit pun berbunyi menandakan pertandingan siap.Sila menghitung satu sampai tiga dan Safira maupun Endru menarik gas melajukan motor nya, mereka melaju dan saling mengejar, Endru menyunggingkan senyumnya kala ia berhasil melomba Safira, namun senyumnya memudar saat Safira dengan cepat menyalip nya dan melaju sampai garis finish.
"Yeeeeaayyy...." Sorak Tomy dan Sila, mereka menyampari Safira dan memeluknya.
"Kamu hebat FIRAAA". Sila melonjak senang akan kemenangan Safira.
"Sesuai kesepakatan, sini." Safira menengadahkan tangan nya pada Endru meminta kunci motor.
"Kenapa lho? Nyesal? ejek Tomy yang melihat Endru diam .
Dengan berat Endru terpaksa memberikan kunci motornya pada Safira.
"Lelaki sejati gak akan mengingkari janjinya". Ucapnya memberikan kunci motornya.
Safira dan sila pergi dengan motor nya sedangkan Tomy membawa motor Endru. mereka melaju meninggalkan arena pertandingan.
Endru melihat Safira yang semakin menjauh dan hilang dari pandangannya. " Gadis yang unik." bibirnya melengkung tersenyum.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya 🥰🥰
like coment dan vote nya ya 🥰🥰l
Makasih para readers yang bersedia mampir membaca novel ku yang masih belepotan😁😁
thanks supportnya✌️😊🥰