"Ingat Queensha. Aku menikahimu hanya demi Aurora. Jadi jangan pernah bermimpi jika kamu akan menjadi ratu di rumah ini!" ~ Ghani.
Queensha Azura tidak pernah menyangka jika malam itu kesuciannya akan direnggut secara paksa oleh pria brengsek yang merupakan salah satu pelanggannya. Bertubi-tubi kemalangan menimpa wanita itu hingga puncaknya adalah saat ia harus menikah dengan Ghani, pria yang tidak pernah dicintainya. Pernikahan itu terjadi demi Aurora.
Lalu, bagaimana kisah rumah tangga Queensha dan Ghani? Akankah berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Wanita Lemah
Hati Queensha bagai dicubit saat mendengar kalimat itu, bulir bening hampir saja jatuh jika tak segera ditepis dengan kasar. Beruntung, Aurora sedang bermain dengan temannya membuat dia leluasa untuk mengolah emosi. Dia tetap harus menahan diri agar tidak ada masalah yang semakin panjang nantinya.
Akan tetapi, takdir sepertinya tengah tidak memihak pada Queensha. Ibu-ibu itu tidak berhenti menggunjingnya sampai di sana, mereka terus menjelek-jelekan Queensha dengan gamblang sepanjang acara berlangsung. Terutama Anne, wanita itu terus berbicara tentang Queensha yang tidak-tidak, entah apa sebabnya.
Queensha semakin merasa sakit hati saat mendengar dirinya digunjing dengan jelas di depan mata. Namun, dia tetap pada prinsip awal, tidak ingin mempermasalahkan itu semua. Jika dia marah dan melabrak mereka, itu sama saja tidak ada perbedaan antara dia dan mereka.
Untuk itu, beberapa kali Queensha menarik napas panjang, mengembuskannya secara perlahan agar hatinya bisa merasakan ketenangan. Dia tidak ingin sampai lepas kontrol dan malah merugikan diri sendiri. Biarlah semua gunjingan buruk itu menjadi tabungan amal baiknya untuk di akhirat nanti.
“Iya, Queensha itu seperti anak yang tidak dididik oleh ibunya. Enggak tahu deh, ibunya itu kayak gimana ngedidik dia sampai-sampai menggunakan segala cara agar bisa menikah dengan pria kaya seperti Pak Ghani," celetuk Anne dengan entengnya, tanpa memikirkan akibat yang akan diterima.
Sejak tadi, Queensha berusaha diam dan menahan diri untuk tidak marah meski dirinya terus menerus dijelekkan di sana tanpa kebenaran. Namun, pada saat mendiang ibunya dibawa dan dijelekkan, dadanya semakin bergemuruh dan siap meledak.
Dia berdiri dengan tatapan tajam pada Anne, melangkah cepat ke arah kerumunan ibu-ibu itu. Dia langsung menggebrak meja di sana dan membuat terkejut semua yang ada di sana.
Dada Queensha semakin naik turun, napasnya tidak terkontrol pertanda emosi sudah benar-benar di ujung tanduk. Tatapannya juga berubah menjadi gelap, tak ada lagi Queensha yang ramah nan lemah lembut seperti biasa. “Bu Anne!” bentak Queensha dengan nada tinggi, hal itu menyita perhatian semua orang yang ada di depan sekolah. Mereka semua tidak menyangka, jika seorang Queensha yang lemah lembut dalam kesehariannya bisa marah sebesar itu.
“Apa, kamu tidak terima hah?” tantang Anne, menatap Queensha tak kalah tajam. Berdiri dan berhadapan dengan wanita berparas ayu itu. “Memang benar, kan ibumu tidak mengajarkanmu dengan baik sehingga kamu menghalalkan segala cara agar bisa mendapatkan pria kaya?”
Queensha mengangkat tangan ke udara lalu satu tamparan keras berhasil mendarat mulus di wajah Anne, membuat wanita itu mengerang kesakitan. Padahal, tamparan Queensha terlihat biasa saja, tetapi tanpa mereka ketahui ibu sambung Aurora menggunakan tenaga dalam sehingga membuat korban merasakan sakit yang begitu dalam.
“Bagaimana tamparan itu, sakit? Pasti sakit, dong," cibir Queensha dengan nada tinggi. “Seperti itu juga hati saya saat kalian menggunjing saya dengan jelas!” tegasnya, menatap semua orang dengan tatapan tajam, terutama pada ibu-ibu yang tadi menggunjing.
“Dan seperti itu juga, saat kamu, Bu Anne membicarakan hal buruk tentang mendiang ibu saya!” sambung Queensha.
Dada Anne kembang kempis mendengar dirinya dibentak seseorang. “Kenapa kamu marah kalau itu tidak benar? Kecuali jika berita itu benar maka wajar kalau kamu marah,” ujar Anne, masih tidak mau kalah dengan wanita di hadapannya.
Mendengar ucapan tidak bermutu itu semakin memantik api di dalam dada Queensha.
“Dengar, Bu Anne yang terhormat dan gila harta serta kalian semua yang berhasil terkena ucapan gila wanita di depan saya, apa yang dikatakan dia ... tidak benar! Ibu saya mendidik saya dengan baik sehingga saya bisa memiliki sopan santun dan tidak menggunjing orang lain. Lalu, bagaimana dengan kalian? Apakah Ibu kalian mendidik dengan cara sama seperti Ibu saya? Pasti jawabannya tidak. Buktinya, mulut kalian tidak bisa direm saat sedang membicarakan keburukan orang lain."
Ucapan Queensha berhasil membungkam semua orang yang ada di sana, terutama Anne. Anne terdiam, tapi bukan Anne namanya jika tidak berani melawan dengan perkataan.
Jemari tangan Anne mengepal di samping badan, memberanikan diri melawan Queensha. “Heh, jika dididik baik, kamu tidak akan menggunakan tusuk konde dan mengguna-gunai Pak Ghani!” ungkapnya setelah menemukan kalimat yang tepat sebagai perlawanan.
“Ya, benar. Kamu tidak mungkin bisa menikah dengan Pak Ghani semudah itu,” timpal ibu-ibu yang memakai emas seperti toko berjalan itu. Wanita yang satu server dengan Anne itu sama saja membuat Queensha semakin terpojokkan.
“Diam kamu! Saya tidak berbicara denganmu!” bentak Queensha tak bisa sabar lagi, lalu menatap Anne dengan seribu makna. “Dan kamu, Tukang menyebar fitnah. Berita saya menikah dengan Pak Ghani memang benar, tetapi caranya tidak sekotor mulutmu itu."
“Apa kamu bilang?” Tak terima dikatakan seperti itu, Anne langsung menyerang Queensha. Menjambak rambut wanita itu dengan keras.
Queensha jelas tidak terima, dia tidak ingin kalah melawan Nenek Lampir itu. Dia membalas perbuatan Anne dengan melakukan hal yang sama, menjambak rambut wanita itu bahkan lebih keras.
“Kamu kurang ajar, Queensha!” pekik Anne dengan sekuat tenaga menjambak Queensha dan berusaha mengalahkan wanita itu.
Sementara Queensha, terus fokus mengeluarkan tenaga dalam agar bisa menjatuhkan lawan. Dia tidak akan membiarkan Anne menang kali ini, wanita itu akan semakin sombong jika mulutnya tidak pernah disumpal.
Queensha sudah tidak memedulikan tatapan orang-orang di sekitar, baik yang mendukungnya atau malah sebaliknya. Dia juga tidak peduli jika citranya sebagai ibu sambung dari Aurora tercoreng di sini. Baginya, nama baik mendiang sang mama harus dijaga.
Queensha akan bersabar dan menerima jika yang dijelekkan adalah namanya sendiri, tetapi jika sudah menyangkut mendiang sang ibunda, dia tidak akan pernah tinggal diam.
“Awas kamu, Queensha!” peringat Anne dengan geram, karena jambakan wanita itu nyatanya lebih kuat dari perkiraan.
Tanpa mereka sadari, ada satu orang yang tersenyum dengan licik. Sejak awal Queensha dan Anne bertengkar, dia sudah merekamnya.
Wanita itu masih merupakan orang tua dari salah satu murid di sana. Tersenyum jahat karena akhirnya berhasil mendapatkan bahan untuk menjelekkan Queensha di depan keluarga Wijaya Kusuma.
“Tunggu tanggal mainnya, Queensha. Akhirnya aku mendapatkan senjata untuk menjelekanmu,” gumam wanita itu pelan setelah mematikan rekaman dan menyimpan ponsel ke dalam tas. Matanya masih terus memperhatikan pertengkaran yang belum juga berakhir.
Dia tidak lagi peduli dengan mereka yang penting bukti untuk dijadikan bahan rencana selanjutnya sudah dikantongi. Dia juga tidak sabar untuk memainkan drama selanjutnya.
“Dasar wanita murahan! Wanita licik! Wanita tidak berguna! Wanita penggoda!” Segala sumpah serapah keluar dari mulut Anne untuk Queensha, dia tidak terima jika nantinya ibu sambung Aurora berhasil mengalahkannya. Untuk itu, dia ingin Queensha berhenti menjambaknya lewat perkataan toxic tadi.
Akan tetapi, Queensha tetaplah Queensha tidak akan berpengaruh ucapan setoxic apapun. Wanita itu tetap melanjutkan aksinya, menjambak rambut Anne semakin keras sampai wanita itu mengerang kesakitan dan mengakui kesalahannya.
“Queensha! Aaaa, sakit! Kamu keterlaluan!” kata Anne, tak tahan lagi dengan tangan Queensha yang terus menarik rambutnya. Rasanya, semua akar rambutnya akan lepas dari kepala.
Queensha tidak menggubris keluhan wanita itu. “Kamu akui dulu kesalahanmu dan minta maaflah, baru akan aku lepaskan!”
...***...
😂😂😂
Bahkan lulu sampai memperingati ghani harus menjaga queensha 🤔