Liu Yifei seorang Profesor fisika berbakat termuda didunia menjadi Putri Liu Wen yang kejam dari Kediaman Perdana Mentri Liu.
Putri yang dibenci semua orang dan banyak orang yang ingin membunuhnya, saat bertukar tubuh racunnya sembuh dan ia berhasil kabur namun tak sengaja bertemu dengan seorang Putra Mahkota dengan situasi yang menegangkan yakni sedang dikejar para pembunuh.
"Terima kasih telah menyelamatkanku"katanya sambil berlutut dengan wajah penuh darah.
"Tidak masalah! kau hanya perlu membayarku satu malam!"kata Liu Wen dengan nakal.
Extra Part
Putri Cacat dan Pangeran Buangan!
Lee Ri Won Pangeran Dinasti Joseon yang menjadi tawanan perang Kekaisaran Qin.
Sampai akhirnya ia jatuh cinta kepada Anna, Putri dari Kekaisaran yang menawannya selama ini! saat saat bersama Anna lah adalah kenangan terindah didalam hidupnya.
Karena semasa hidupnya tidak ada kata 'bahagia' bahkan sampai akhir hayatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PutriJue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Membeli Gigolo
Paviliun Lotus
"Kirimkan surat ini untuk ayah"kata Selir Bai yang baru saja selesai menulis dan memberikan surat itu ke pelayannya.
"Baik Selir"kata pelayan setia Selir Bai yang langsung pergi kekediaman Mentri Bai.
[Selir Bai]
"Heh.... Aku ingin lihat bagaimana nasib baikmu akan menyelamatkanmu"Selir Bai berdiri dengan wajah yang meremehkan. Ia membayangkan wajah memelas Liu Wen yang mati dengan mengenaskan.
Kediaman Mentri Bai
"Tuanku.... Ada surat dari Selir Bai"kata seorang pegawal kepada seorang pria yang sedang minum teh di gazebonya.
"Kemarikan"kata Mentri Bai, pelayannya pun menghampiri Mentri Bai dan memberikan surat itu dan membacanya.
"Mmm..... Membunuh Putri Liu Wen? Dia seorang Putri Perdana Mentri Liu bangsawan paling berpengaruh di Kekaisaran Qin?! Aku cuma Mentri tua yang tak terlalu dianggap...."Mentri Bai mengelus jenggotnya dan tersenyum tipis.
"Aihhh...... Kau bawa beberapa pegawal kediaman suruh mereka menyamar sebagai petani agar tak menarik perhatian rakyat"Mentri Bai memberi isyarat dengan tangannya menyuruh pegawalnya pergi melaksanakan tugas darinya segera.
"Baik tuan!"kata pengawal itu dengan tegas, ia menunduk hormat sebentar lalu pergi dari sana.
"Pei'er masih saja kekanak kanakan.... Jika iri langsung benci, jika benci langsung bunuh"Mentri Bai sebenarnya tak ingin melakukan hal kotor tetapi ia sangat menyayangi putrinya apapun akan dilakukannya meski menjadi seorang pembunuh sekalipun.
*****
"Hiyaaa!!!! Jarang jarang di Ibukota ada udara yang sangat bersih begini! Jembatan tua ditengah hutan ini sungguh menarik"Liu Wen mereganggkan badanya niat awalnya ingin pulang diurungkan karena takut diomeli ayahnya ketika tahu kalau ia mau membuka harem di istana.
"Aiyaa?!"Liu Wen memegang lehernya yang terasa sakit karena tergores pedang Kaisar Qin.
"Kaisar sialan!!! Huaaa... Ini sakit sekali"Liu Wen merengekk.
[Liu Wen]
"Aiissshh!!! Lihat hanfu kesayanganku dan gaya rambut anak polosku yang berantakan"Liu Wen merapikan rambut bagian depannya.
Krakk
"Haaa.... Baru saja mau santai! Keluarlah!"seru Liu Wen tampak beberapa petani keluar dari tempat persembunyiannya.
"Psttt! Ketua apa kita ketahuan!?"tanya bawahan Chen mereka sedang bersembunyi dibalik semak semak. Mereka lumayan jauh dari Liu Wen atas perintah Kaisar, Chen selalu melindungi Liu Wen dari segala bahaya.
"Tidak lihatlah kedepan"Chen menunjuk ke depan terlihat beberapa petani sedang menghadap Liu Wen.
"Kenapa kalian mengikutiku?"tanya Liu Wen yang masih setia duduk diujung jembatan.
"Anuu Nona..... Kami para petani dari desa yang tersesat! Maukah Nona menunjukan jalan ke pasar?"kata salah seorang petani itu.
"Baiklah"Liu Wen berdiri menepuk bagian punggung dan bokongnya lalu berjalan didepan untuk memandu jalan.
"Siap!"salah seorang dari mereka memberi isyarat agar menikam Liu Wen dari belakang.
"Ketua!! Putri dalam bahaya! Apa ini saat nya bergerak?"tanya bawahan Chen yang siap menyelamatkan Liu Wen. Selama ini mereka selalu membuntuti Liu Wen kemanapun Liu Wen pergi dan keadaan selalu aman tetapi kali ini sepertinya ada seseorang yang ingin membunuh Liu Wen tepat sebelum hari pernikahan.
"Bergerak"seru Chen isyarat tangan sudah diberikan mereka hendak keluar dari semak semak tetapi tiba tiba
Crasss.
Dengan cepat Liu Wen berbalik dan menikam jantung pembunuh itu.
"Ba...bagimana kau tau kami..."kata gagap pembunuh itu mereka terkejut dan juga merasa sakit seketika.
"Pembunuh bayaran? Pikirkan saja sendiri jika kalian punya badan yang kekar begitu apa aku tak curiga! Dasar bodoh!"kata Liu Wen tanpa basa basi, ia menikam titik vital para pembunuh.
*Selir bilang Putri tidak bisa bela diri? Huhh?! memang ingin menyingkirkan kami-batin pembunuh itu.
"Katakan siapa yang menyuruh kalian?"tanya Liu Wen kepada pembunuh yang tersisa ia dibiarkan hidup untuk diintrograsi Liu Wen.
"Selir Bai!! Tuann Mentri Bai yang mengirim kami! Mereka memang ingin menyingkirkan kami sebaiknya bunuh aku dan balaskan dendamku"kata pembunuh itu, ia sangat tersiksa dengan luka yang didapatnya.
"Ehh?? Kukira akan ada adegan paksa paksaan!"Liu Wen tersentak di serial drama biasanya para pembunuh enggan buka mulut karena setia dengan Tuannya kenapa para pembunuh ini mudah sekali buka suara.
"Aku hanya ingin tahu saja.... Tenang aku akan balaskan dendammu! Matilah dengan tenang"senyum Liu Wen, ia menikam pembunuh yang tersisa itu bagi Liu Wen tak ada namanya belas kasih. Dia bisa membunuh siapa saja bahkan ayahnya sendiri jika ia merasa terancam.
"Ke..ketua.... Putri menghabisi mereka dalam hitungan menit. kurasa tak perlu turun tangan lagi"kata bawahan Chen mereka membeku ditempat melihat adegan berdarah didepannya.
"Kau benar, aku merasa dipermalukan"Chen tersenyum kikuk melihat calon Permaisuri yang bisa bela diri menghabisi musuh yang banyak dalam sekejap.
*****
"Wen'er!"seru Liu Whojin yang melihat putrinya baru saja pulang.
"Ukhhhh? Ay...ayah"Liu Wen tersentak, ia menelan savilanya saat diam diam masuk ke kediaman dari belakang ayahnya memanggil namanya. Ia pun berbalik dan tersenyum manis.
"Anak ini! Mencari masalah saja! apa yang kau katakan hah?! Ingin membuat harem?!"teriak Liu Whojin memarahi anaknya.
"Huhh! Ayah memaksaku menikah dengan si cabul!? Ehh maksudku Kaisar terhormat! Bagaimana mungkin aku tinggal diam saja di istana! Setidaknya para gigoloo akan menghiburku...."kata Liu Wen dengan percaya dirinya, ia langsung kabur disaat ayahnya siap menceramahinya terlihat ibunya yang baru saja datang sudah siap untuk menenangkan ayahnya.
"Wahh.... Kakak benar benar hebat"kata Liu Yichen sedang bersandar ditiang gazebo menunggu kehadiran Liu Wen.
"Tentu saja! Siapa dulu!! Liu Wen! Nanti malam temani aku cari gigoloo yah! Kau juga bisa cari wanita penghibur"kata Liu Wen menyikuti dada adiknya sambil tersenyum nakal.
*Padahal aku menghinanya-batin Liu Yichen dari mana semua kepercayaan diri itu berasal.
"Aku tak tertarik"wajah Liu Yichen yang datar membuat Liu Wen mengeluarkan ekspresi andalannya.
"Ada apa dengan wajah kakak? Kenapa seperti babiii yang kurang makan?"ejek Liu Yichen, ia memasang wajah kikuk dan mengetuk getuk pipi kakaknya.
"Brengsek kau! Yichen!! Apa kau tak tertarik dengan wanita?"ia memukul kepala Liu Yichen dan menguncang tubuh adiknya.
"Apa kau???"wajah Liu Wen berubah menjadi wajah mesum, ia tertawa aneh membuat Liu Yichen merinding.
"Tutup mulutmu kak! Aku normal!"tampak tiga guratan didahi Liu Yichen.
"Hihihihi..... Kukira? Jiwa fujoshiku tadi sudah meronta membayangkannya"kata Liu Wen membuat wajah Liu Yichen memerah.
"Dasarr wanita mesum, entah kenapa Kaisar ingin menikahi wanita mesum, kasar dan gila ini"kata Liu Yichen mencubit pipi kakaknya.
"Mungkin dia bodoh, bweee! "Liu wen tertawa dan menjulurkan lidahnya.
"Baiklah mau ikut aku tidak? Aku mau ganti baju, nanti malam setelah makan kita pergi ke Paviliun Keindahan"Liu Wen mengedipkan matanya dan pergi meninggalkan Liu Yichen.
"Tentu saja! Aku akan ikut mengawasimu"kata Liu Yichen menghela nafasnya.
*jika dibiarkan mungkin dia akan memungut lebih dari seratus sampah untuk menjadi mainannya-batin Liu Yichem mengingat kakaknya yang gila membuatnya selalu memperhatikan tingkah laku kakaknya itu.
*Aku akan menikah tapi saat ini umurky berapa-batin Liu Wen, karena sibuk dengan rencana balas dendam ia bahkan tak tahu umurnya sendiri.
"Oh ya Yichen umurmu berapa?"tanya Liu Wen dari kejauhan.
"Apa kau bodoh kak? Kita anak kembar umurku sama sepertimu 21 tahun"teriak Liu Yichen.
"Apaaaa!!! Diumur segini gue nikah!!!WTF!!!!"kata Liu Wen mengacungkan jarinya.
*****
Paviliun Keindahan
"Boss! Pria cantik ini bisa dihargai berapa?"tanya seorang pedagang manusia yang menawarkan mangsanya yang sedang tertidur lelap karena obat bius.
"Aku tak bisa membayar lebih dari 500 tael perak"kata seorang wanita dengan riasan tebal ia adalah pemilik Paviliun Keindahan.
"Baiklah deal!"kata pedagang manusia itu ia berjabat tangan dengan wanita itu dan mengambil kantung berisi tael perak dari tangannya.
"Enghhg"pria itu mengerang memegang kepalanya yang sedikit pusing seingatnya dia sedang beristirahat dan ada orang yang membiusnya dengan panah kecil.
"Sayangku.... Kau harus bangun dan bekerja! Banyak dari pria tua itu menyukai pria muda berwajah tampan sepertimu! "kata wanita itu, ia tiba tiba berada didepan wajah pria itu membuatnya tersentak.
"Hah? Kerja! Kerja apa?"tanyanya yang masih setengah sadar.
"Melayani mereka! Mulai sekarang kau gigoloo Paviliun Keindahan"tegas wanita itu dia langsung pergi dari sana.
"Hahh!!!!! Sialan!! Aku seorang Pangeran Kekaisaran Rong!!! Kenapa jadi gigoloo!!"teriaknya yang telah sadar dengan situasi sekarang.
****
"Kakak.... Kau yakin mau berpakaian begini?"tanya Liu Yichen dengan datar sekarang kakaknya memakai pakaian ayahnya dan menambah buntalan dari bantal diperutnya.
"Tentu saja! Aku kesini ingin menyamar jadi pria tua agar lebih mudah membeli gigoloo!! Jika dengan penampilan wanita atau pria muda akan dicurigaii yang macam macam"bisik Liu Wen, ia sekarang mirip dengan pejabat rakus yang suka makan uang rakyat dengan ciri khas perut yang buncit.
"Hohoho.... Tuan dan Tuan Muda!! Selamat datang di Paviliun Keindahan!! Apa yang anda inginkan??! Wanita cantik atau pria tampan?!!!"kata wanita pemilik Paviliun Keindahan menyambut Liu Wen dan Liu Yichen.
"Aku ingin beberapa pria tampan! Hohoho.... Kau tahukan aku senang dengan mereka.... Hohoho dan untuk anakku carikan dia wanita paling cantik disini"kata Liu Wen membisikkan hal itu ke pemilik Paviliun Keindahan.
"Aku mengerti Tuan!! Silakan keruangan anda"pemilik itu tersenyum dan langsung pergi menyiapkan permintaan Liu Wen.
"Kakak? Apa yang kau katakan?"tanya Liu Yichen menatap datar kakaknya, ia berjalan dengan pelan masuk ke Paviliun Keindahan, banyak adegan 18+ disekitar mereka membuat Liu Yichen terganggu.
"Sttt... Panggil aku ayah! Bantu aku rapikan jenggot palsu ini"kata Liu Wen mereka masuk kedalam ruangan yang disediakan, tak berapa lama datang beberapa pria tampan dan satu wanita cantik.
"Tuann ini adalah pria pria kami yang paling tampan"kata pemilik itu dengan bangganya mempersembahkan empat pria dan satu wanita mereka memang tampan dan cantik.
"Tuann.... Akulah yang paling tampann"kata salah seorang gigoloo dengan manja.
"Haloo Tuann"
"Tuann... Ajak aku bermain"
*Apa semua gigoloo badannya seperti permen karet begini? Seingatku gigoloo di Era modren mereka terlihat lebih terlihat kekar! Prfttt-batin Liu Wen, ia membayangkan tubuh elastis bak permen karet dengan tubuh para giggoloo.
*Sial! Aku akan melayani pria tua?!-batin Pangeran ketiga kekaisaran Rong 'Rong Tian' ia memasang wajah masam. Tak suka dengan keadaan ini tetapi tak bisa kabur karena para pengawal Paviliun Keindahan sangat banyak serta memiliki badan yang sangat besar darinya sehingga membuatnya takut.
"Nyonya.... Apa aku bisa membeli semua gigoloomu ini?"tanya Liu Wen sambil memainkan kipasnya. Ia menutupi bagian mulutnya karena jenggot palsu yang ia kenakan miring. Jika bersenang senang di Paviliun Keindahan banyak orang disini dan mungkin saja musuhnya sedang mengintainya sekarang.
"Berapa dulu harga yang Tuan tawarkan"kata pemilik sambil memainkan kipasnya.
"50 tael emas? Bagaimana?"kata Liu Wen dengan santainya.
"Kakak!! Uang sebanyak itu kau habiskan untuk membeli orang tidak berguna ini?"bisik Liu Yichen matanya melotot tajam. Ia menarik baju kakaknya agar bisa membisikan hal itu, hal gila apa yang kakaknya lakukan ini.
"Tidak apa tempat penyimpanan uangku sudah habis ini saatnya menghabiskan uang uang itu "kata Liu Wen membuat adiknya marah.
"Tuann belilah sayaa!"
"Tuannn...."
"Hah?! Aku dihargaii 50 tael emas sungguh sial"gumam Rong Tian dengan wajah yang lesu.
*Apa aku tak salah dengar? Kurasa dia berbeda-batin Liu Wen, ia terus mengamati Rong Tian yang mengomel sendiri.
"Tentu saja saya mau! Bahkan Pavilun Keindahan hanya setengah dari uang itu!! aku untung besar menjual 5 orang ini"kata pemilik itu sambil tertawa lebar, ia senang sekali mendapatkan keuntungan sebesar ini.
"Baiklah ini uangnya dan kau Si Cantik! Apa mau melayani anakku?"kata Liu Wen dengan nada sedikit mengoda sehingga wanita itu tersipu melihat kearah Liu Yichen.
"Ayahh!! Sebaiknya kita pulang"Liu Yichen berdiri dan pergi, ia tak tahan lagi kakaknya sudah mengodanya terlalu berlebihan.
"Aihh.... Anakku itu gampang emosi! Nona Cantik cari pria lain saja ya"kata Liu Wen sambil tersenyum.
"Ayo pergi keretanya sudah siap"kata Liu Wen kepada gigoloo barunya.
"Baik Tuann"kata empat gigoloo itu dengan semangat kecuali Rong Tian dengan wajah lesunya.
*Sialan! Niatku untuk kabur dari istana dan bebas malah terperangkap dengan pria tua mesum-batin Rong Tian, ia jadi menyesal kabur dari istananya. Ia jadi menyesal bertingkah sok jagoan. Didalam hatinya ia menangis meratapi nasibnya.
"Tolong layani aku dengan benar"kata Liu Wen memegang dagu Rong Tian membuat Rong Tian ketakutan.