Warning ⚠️ ini Novel 🌶️🙈
"Jangan pura-pura, Daniar! Aku tahu kamu masih cinta padaku," ujar Leonard, suaranya bergetar dengan gairah.
"Tolong Mas! Lepaskan aku, ini salah, aku tidak bisa melakukan ini. Aku sudah memiliki anak." Daniar berusaha kabur.
"Aku tidak peduli pada statusmu. Hanya kamu! Hanya kamu wanita yang aku inginkan!"
Cinta lama yang tak terlupakan, gairah yang tak terkendali. Leonard, mantan suaminya, kembali mengisi hidup Daniar. Kenyataannya mereka masih sama-sama saling cinta. Apakah Daniar akan memilih cinta lama atau mempertahankan pernikahan keduanya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Setelah meeting, Leonard langsung berjalan di mall sambil menelepon istrinya. "Hai, sayang, kamu masih di cafe? Aku baru saja selesai meeting," ucap Leonard melalui telepon.
Daniar menjawab di telepon, "Iya, aku tunggu disini."
Leonard mempercepat langkahnya, tidak sabar ingin segera pulang dan menikmati masakan ibu mertua. Ia merasa bahagia karena hubungannya dengan istrinya sudah membaik dan intim seperti sediakala.
Saat memasuki cafe, Leonard terkejut melihat istrinya duduk berdua saja dengan mantannya, Surya. Wajah istrinya terlihat bahagia sekali, ia terus mengobrol dengan mantannya, tanpa menyadari kehadiran Leonard. Mereka terus tertawa sambil bercanda.
Leonard langsung merasa cemburu. Ia melangkah tegas menghampiri mereka. "Sayang..." panggil Leonard dengan suara berat penuh penekanan.
Istrinya terkejut melihat suaminya sudah datang. "Mas," serunya, melihat wajah suaminya yang tampak suram dan marah.
Surya menyapa Leonard dengan ramah. "Halo, kita bertemu lagi."
Namun, sorot mata Leonard tidak baik-baik saja. Ia menatap marah pada Surya, tangannya mengepal kencang, sampai uratnya kelihatan.
Daniar yang sadar akan hal itu, ia langsung beranjak dari kursi. Ia takut akan terjadi sesuatu yang tidak baik. Dengan cepat, ia memegangi tangan suaminya yang mau melayang di udara. "Jangan, mas!!" pekiknya.
Leonard hampir tidak terkontrol. Ia menarik napas dalam-dalam dan mencoba untuk tenang karena Daniar sudah menahannya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Leonard pada Surya dengan suara yang masih terdengar marah.
Daniar gugup dan takut. "Kami tidak sengaja bertemu disini, kebetulan Surya sedang mencari bahan untuk tugas kuliahnya," jawabnya dengan suara yang lembut.
Kemudian Leonard beralih menatap Surya dengan mata yang tajam. "Kamu mengikuti istri saya?" tanya Leonard ketus.
Surya terlihat tidak nyaman, tapi ia berusaha untuk tetap tenang. "Tentu saja tidak, saya hanya menyapa dan kamu keasikan mengobrol cerita masa lalu,"
Leonard merasa tidak percaya. Ia merasa bahwa Surya masih memiliki perasaan pada istrinya.
Tapi Leonard tidak ingin kehilangan kendali, ia sudah berjanji pada Daniar untuk menjaga hubungan mereka. "Ayo, kita pulang, mama dan papa pasti sudah menunggu kita untuk makan malam!" perintahnya dengan tegas, lalu berjalan keluar dari cafe.
Daniar mengambil tasnya, lalu berpamitan dengan Surya. "Maaf, aku pamit dulu, katakan maaf dariku pada Nadia, aku tidak bisa berpamitan langsung dengan dia."
Surya, mengangguk. Jelas sekali suami Daniar sudah salah paham, dan itu membuat Surya merasa khawatir tentang hubungan pernikahan mereka.
Selang beberapa menit, Nadia sudah kembali dari toilet. "Loh... Mana Daniar?" Nadia kaget karena tidak melihat keberadaan Daniar.
"Baru saja suaminya jemput dan dia langsung pulang buru-buru." imbuh Surya dengan wajah mura.
"Hmm... wajah lu kok muram gitu sih?" celoteh Nadia yang bingung.
...*****...
Daniar bergegas keluar menyusul suaminya, meninggalkan Surya yang masih terlihat khawatir.
Saat mereka berjalan keluar dari mall, Daniar mencoba untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya kepada Leonard, hingga mereka memasuki mobil Lexus RZ 450e.
"Mas, aku ingin menjelaskan tentang Surya. Kami hanya bertemu secara kebetulan dan--"
Leonard memotong perkataan Daniar dengan suara yang keras. "Aku tidak ingin tahu tentang Surya! Mulai sekarang jangan pernah kamu bertemu dengan mantanmu lagi!"
Daniar tertegun, merasa sedih dan takut melihat reaksi Leonard. Ia tidak tahu bagaimana cara untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya kepada suaminya.
Sesampainya di rumah orangtuanya Daniar, mereka masuk dengan wajah yang masih terlihat suram. Dewi dan Anton menyambut mereka dengan senyum hangat.
"Selamat datang, anakku dan menantuku!" seru Dewi riang, memeluk Daniar dengan hangat. Anton juga menyambut Leonard dengan jabat tangan.
Setelah Daniar menyerahkan belanjaannya, dia dan Leonard segera naik ke atas, ke kamar mereka. Dewi memperhatikan wajah anak dan menantunya, yang tampak suram dan murung. Ia berpikir bahwa mereka pasti sedang memiliki masalah.
"Mereka kayaknya sedang marahan, Pah," bisik Dewi kepada Anton, suaminya. Tapi Anton hanya mengangguk dan tidak terlalu menanggapi pendapat istrinya.
"Masa sih, kelihatannya baik-baik saja kok. Lihat nih, Papa dibelikan jam tangan Rolex, kerennya..." ucap Anton dengan nada santai.
Dewi protes, "Idih... Kamu tuh selalu saja gak pernah peka! Kamu masa gak lihat wajah mereka berdua suram begitu!"
Anton tidak ingin berdebat, "Iya, maaf... Kalaupun mereka lagi ada masalah, biarkan saja, biar mereka yang selesaikan. Dua-duanya sudah dewasa, Ma..."
"Ya sudahlah, mama mau lanjut masak makan malam," ucap Dewi dengan nada sedikit kesal, lalu berjalan ke dapur.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**