NovelToon NovelToon
Benang Merah Takdir

Benang Merah Takdir

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Kehidupan di Kantor / Teman lama bertemu kembali / Tamat
Popularitas:15.8k
Nilai: 5
Nama Author: Pena_Senja🧚‍♀️

Dua bulan sebelum menikah. Dia bertemu dengan wanita di masa lalunya. Ternyata selama ini alasannya enggan menikah karena masih tidak terima ditinggal mantan pacarnya begitu saja.
Dia ingin membalas dendam, tapi cinta masa lalu kembali menjeratnya.
Lalu bagaimana nasib pernikahannya?
Akankah dia akan tetap menikah atau kembali kepada masa lalunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Senja🧚‍♀️, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Bab 17

Selama berhari-hari Alenka menghindari Andreas. Walau Andreas berusaha untuk bersikap biasa aja. Tapi, Alenka masih merasa kesal.

"Kamu kenapa dengan pak Andreas?" tanya Maya yang mulai merasa bahwa Alenka tidak seperti biasanya.

"Nggak kenapa-napa." jawab Alenka belum mau mengaku.

"Kak, kok dari kemarin badanku kayak nggak enak, rasanya mual ingin muntah?" tanya Alenka.

"Kamu sakit?"

"Nggak tahu, tapi rasanya mau muntah dan lemes." jawab Alenka.

"Gimana kalau kamu periksa?" Maya terlihat begitu khawatir.

"Jaga kesehatan kamu, Al. Kalau kamu sakit, siapa yang akan rawat kamu? Kamu kan tidak punya saudara." ucap Maya sangat mengkhawatirkan keadaan Alenka.

"Kak Maya dong yang rawat aku."

"Aku sih mau, tapi kan nggak selalu ada buat kamu. Pokoknya nanti aku anter ke dokter!" Maya memaksa supaya Alenka mau periksa ke dokter.

"Nggak usah kak. Nanti aku ke dokter sendiri aja. Kak Maya katanya mau dinner dengan Yoga?"

"Iya sih. Tapi aku khawatir dengan kamu. Aku anter aja ya!"

"Nggak usah kak. Kak Maya nggak perlu khawatir!" Alenka tetap menolak kebaikan Maya. Bukan apa-apa, karena Alenka tidak mau mengganggu moment bahagia Maya. Dia sudah sangat senang memiliki teman seperti Maya yang sudah seperti kakaknya sendiri.

"Beneran?" Alenka menganggukan kepalanya cepat.

Alenka kembali ke meja kerjanya setelah makan siang. Namun, ia terkejut melihat Sisil yang marah-marah tak jelas. Setelah menerima telepon, Sisil berlari menuju toilet. Alenka yang penasaran segera mengikutinya.

"Pokoknya kamu harus tanggung jawab! Kalau kamu nggak nikahin aku! Aku gugurin anak ini!" kata Sisil dengan seseorang yang ada di balik telepon.

Mata Alenka membulat. Ia tak percaya dengan apa yang dia dengar. Apakah itu Sisil yang polos dan lugu itu. Alenka bahkan mencubit tangannya sendiri untuk memastikan jika itu bukanlah mimpi.

Sebenarnya, Alenka tak bermaksud menguping. Dia hanya penasaran kenapa Sisil marah-marah. Dia takut ada yang mengganggu Sisil. Karena Sisil yang lugu, Alenka bermaksud membantunya jika benar ia diganggu.

Akan tetapi, dirinya tak menyangka bahwa ia akan mendengar pembicaraan itu. Alenka termenung sejenak. Setelah kemudian dia berpura-pura mau pipis juga.

"Siapa di dalam?" tanyanya.

Tak lama kemudian. Sisil keluar dari toilet dengan mata merah dan agak bengkak. Sepertinya Sisil baru saja menangis.

Melihat itu Alenka mulai bertanya. "Kamu kenapa? Kamu nangis? Siapa yang berani ganggu kamu?" tanyanya.

Sisil bukannya menjawab malah langsung memeluk Alenka. "Al.." lirihnya sembari terisak.

"Kenapa? Siapa yang jahatin kamu?" Alenka memeluk Sisil dan mengelus rambut Sisil yang sebahu itu.

Sisil dan Alenka sudah berteman cukup lama. Semenjak Alenka bekerja di perusahaan itu. Sisil adalah teman dekat Alenka selain Maya. Mereka juga sering berbagi suka dan duka.

"Aku hamil Al.." lirih Sisil.

"Hamil? Dengan siapa?" tanya Alenka.

Kenapa Alenka bertanya dengan siapa. Karena sejauh ini Sisil terlihat tidak pernah dekat dengan lelaki. Hanya saja waktu itu Sisil pernah cerita jika dia memiliki kenalan yang ia kenal melalui media sosial. Tapi mereka belum pernah ketemu.

"Kamu ingat Bayu? Kenalan aku yang pernah aku ceritain?" Alenka menganggukan kepalanya. Ya, Bayu itulah kenalan Sisil dari sosial media.

"Sebulan yang lalu kita ketemuan. Kita tertarik satu sama lain pada pandangan pertama. Lalu kita berdua melakukan hal itu." kenang Sisil yang sepertinya menyesal dengan apa yang telah terjadi.

"Semenjak itu, kita lebih sering melakukan. Sampai aku sadar aku belum datang bulan, lalu aku cek ternyata benar, aku hamil." lanjut Sisil sambil menangis.

Mata Alenka terbelalak. Dia juga baru ingat kalau dia belum datang bulan juga. Apa jangan-jangan dia juga hamil. Karena akhir-akhir ini merasakan tubuhnya yang agak aneh.

Ya, Alenka bertekad untuk periksa. Siapa tahu dia memang beneran hamil, karena Samuel tidak pernah memakai pengaman selama ini.

Tiba-tiba senyuman Alenka mengembang. Jika benar dia hamil, dia merasa sangat bahagia. Ia akan memiliki buah cinta bersama Samuel, lelaki yang ia cintai.

"Terus dia mau tanggung jawab?" tanya Alenka.

"Katanya dia akan segera melamar aku." jawab Sisil.

****

Sore hari setelah pulang dari bekerja. Alenka pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaannya. Siapa tahu apa yang ia pikiran itu beneran.

Alenka menceritakan apa yang ia rasakan kepada dokter yang memeriksanya. Kemudian dokter meminta Alenka melakukan cek darah.

"Lebih baik dilakukan cek darah, agar lebih jelas!" kata dokter.

"Iya dok." Alenka menurut.

Dan, setelah menunggu beberapa saat. Dokter mengatakan sesuatu hal yang membuat Alenka melompat kegirangan.

"Dari hasil lab nyonya dinyatakan positif hamil. Usia kandungan memasuki pekan ke lima. Selamat." kata dokter.

Pada saat itu, hati Alenka langsung melonjak. Dia benar-benar bahagia dengan kabar tersebut. Tanpa sadar tangannya mengelus perutnya dengan lembut.

"Tapi, nyonya jangan terlalu capek! Mengingat usia kandungan yang masih sangat muda. Banyak minum vitamin." dokter kemudian menulis beberapa resep vitamin untuk dikonsumsi oleh Alenka.

Alenka benar-benar bahagia. Dia bahkan tidak bisa berkata-kata. Hanya tangannya yang tak berhenti mengelus perutnya.

"Pemeriksaan selanjutnya, harap suaminya diajak ya!" kata dokter itu lagi.

"Baik dok."

Alenka pulang dengan perasaan bahagia. Dia akan memberi surprise untuk Samuel saat di rumah nanti. "Muel pasti seneng banget. Ini yang kita harapkan selama ini." gumam Alenka merasa sangat senang.

****

Di rumah, Alenka tidak sabar ingin memberitahu Samuel mengenai kehamilannya. Dia tidak ingin memberitahunya lewat telepon. Melainkan ingin memberitahu secara langsung tentang kehamilannya. Dia ingin melihat ekspresi bahagia Samuel.

Sebelumnya, Alenka memasak terlebih dulu. Seperti biasa dia menunggu Samuel di ruang tamu setelah selesai masak.

Namun, Samuel agak sedikit terlambat pulang malam ini. Makanan sudah hampir dingin, tapi Samuel masih belum pulang juga.

Alenka mondar mandir menunggu Samuel. Karena Samuel juga tidak membalas chat-nya. Tentu saja Alenka menjadi cemas. Takut terjadi apa-apa dengan Samuel.

Alenka kembali menatap kertas hasil pemeriksaannya. Dia kembali tersenyum kecil. "Tunggu ya nak, papa kamu akan tahu keberadaan kamu. Mama yakin papa kamu sangat mencintai kamu." gumam Alenka kembali mengelus perutnya.

Sekitar pukul 8 malam. Pintu apartemen terbuka. Samuel pulang dengan wajah kusut. Ah, mungkin karena banyaknya pekerjaan, pikir Alenka.

Seperti biasa, Alenka menyambut Samuel dengan penuh bahagia. "Kamu udah pulang? Pekerjaan kamu banyak?" tanyanya sembari melepaskan jas Samuel.

"Hmm.." Samuel hanya tersenyum kecil sembari menganggukan kepalanya.

"Mandi dulu, terus makan!" ucap Alenka.

Samuel menganggukan kepalanya lagi. Ia kemudian menuju kamar untuk mandi. Kemudian kembali ke meja makan. "Ada yang ingin aku katakan." katanya.

"Kebetulan aku juga ada yang ingin aku katakan. Kalau gitu kamu duluan!" ucap Alenka.

Wajah Samuel tiba-tiba berubah. Ia mengeluarkan selembar kertas undangan. Samuel mendorong undangan tersebut ke depan Alenka.

"Ini apa?" tanya Alenka.

"Undangan pernikahan."

"Pernikahan siapa? Kamu mau ajak aku ke undangan ini?" Alenka masih belum paham.

"Undangan pernikahan aku." jawab Samuel pelan.

Alenka masih salah mengerti. Dia mengira jika undangan pernikahan itu adalah pernikahannya dengan Samuel. Senyuman melebar, namun dia belum membuka undangan tersebut.

"Lima hari lagi aku akan menikah. Aku harap kamu bisa hadir!" lanjut Samuel.

Pada saat yang sama Alenka telah membuka undangan tersebut. Disana tertera nama Samuel dengan wanita lain.

"Maksudnya gimana Muel?" tanya Alenka masih ingin berpikir positif.

"Aku akan menikah dengan wanita lain. Jadi mulai sekarang kita putus!"

1
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Patrick Khan
.kak lm bgt up nya
Pena_Senja🧚‍♀️: mksh kak
jg akan ada judul baru kak😁
tp msh thap persiapan
Patrick Khan: .gws bwt sodara kak ya 😊
.q tunggu up nya 😊🤗
total 3 replies
Nur Qomariyah
asyik banget cerita nya.
Patrick Khan
.q ngerasa kyk e arya yg gantiin posisi muel 🤔🤔🤔
Novi Vita
samuel bner" ye🤬
Patrick Khan
,lanjut kak
Patrick Khan
.bikin alenka hamidun kak..😁
Patrick Khan
.wah entar reonian ketemu sm samuel nie
Patrick Khan
.lanjut kak
Novi Vita
waow
Patrick Khan
.lanjut kak
Patrick Khan
,mampir kak 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!