NovelToon NovelToon
Detik Yang Membekas

Detik Yang Membekas

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Misteri / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Romansa / Office Romance
Popularitas:29.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Vicky Nihalani Bisri

Di dermaga Pantai Marina, cinta abadi Aira dan Raka menjadi warisan keluarga yang tak ternilai. Namun, ketika Ocean Lux Resorts mengancam mengubah dermaga itu menjadi resort mewah, Laut dan generasi baru, Ombak, Gelombang, Pasang, berjuang mati-matian. Kotak misterius Aira dan Raka mengungkap peta rahasia dan nama “Dian,” sosok dari masa lalu yang bisa menyelamatkan atau menghancurkan. Di tengah badai, tembakan, dan pengkhianatan, mereka berlomba melawan waktu untuk menyelamatkan dermaga cinta leluhur mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Vicky Nihalani Bisri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CH - 25 : Tumbuh Bersama Rinai

Setahun telah berlalu sejak kelahiran Rinai, dan kehidupan Aira dan Raka kini dipenuhi dengan tawa kecil dan langkah kecil putri mereka yang mulai belajar berjalan.

Rumah kecil mereka di daerah Candi kini lebih ramai dengan mainan-mainan berwarna-warni yang berserakan di lantai, buku cerita anak-anak yang terbuka di meja, dan suara Rinai yang mulai belajar bicara dengan kata-kata sederhana seperti “Mama” dan “Papa.”

Rinai, dengan mata bulatnya yang mirip Aira dan senyumnya yang mirip Raka, telah menjadi pusat dunia mereka, membawa kebahagiaan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Pagi itu, Aira duduk di lantai ruang tamu, bermain dengan Rinai yang sedang asyik menyusun balok-balok kayu berwarna. Aira mengenakan kaus longgar dan celana pendek, rambutnya di kuncir santai, sementara Rinai mengenakan baju kecil berwarna kuning dengan gambar kelinci di depannya, rambut pendeknya diikat kecil di atas kepala.

“Rinai, lihat, Mama bikin menara tinggi, ya,” kata Aira, tersenyum sambil menyusun balok dengan hati-hati.

Rinai tertawa kecil, tangannya kecil mencoba meraih menara itu, tapi malah membuatnya roboh.

“Uh-oh!” serunya dengan suara kecil, lalu tertawa lagi, membuat Aira ikut tertawa.

Raka masuk ke ruang tamu dengan nampan kecil berisi camilan, potongan apel dan biskuit kecil untuk Rinai, serta dua cangkir teh untuk dia dan Aira.

Dia tersenyum melihat pemandangan di depannya, hati penuh kehangatan.

“Pagi, Mama sama Rinai,” sapanya, duduk di lantai di samping mereka.

“Rinai, ini apel buat kamu, ya,” katanya, menyerahkan sepotong apel kecil ke tangan Rinai.

“Pa… pa!” seru Rinai, matanya berbinar saat melihat Raka.

Dia merangkak ke arah Raka, memeluk kakinya dengan tangan kecilnya, membuat Raka tertawa kecil.

“Rinai sayang Papa, ya?” kata Raka, mengangkat Rinai ke pangkuannya dan mencium pipi kecilnya.

“Papa juga sayang Rinai,” tambahnya, nadanya penuh kasih.

Aira tersenyum, memandang Raka dan Rinai dengan mata penuh cinta.

“Raka… aku ngerasa hidup kita penuh warna sekarang. Rinai… dia bikin setiap hari jadi lebih indah,” katanya, suaranya lembut.

Raka mengangguk, tangannya memegang tangan Aira dengan lembut.

“Iya, Aira. Aku… aku enggak nyangka kita bakal punya keluarga kecil yang bahagia kayak gini. Aku… aku bersyukur banget punya kamu sama Rinai,” katanya, nadanya penuh rasa syukur.

Setelah bermain dengan Rinai, Aira dan Raka membawa putri mereka ke halaman depan rumah untuk menikmati udara segar. Mereka duduk di tikar kecil di bawah pohon mangga, membiarkan Rinai merangkak di rumput sambil bermain dengan bola kecil.

Aira mengeluarkan buku cerita anak-anak yang berjudul Petualangan Semut Kecil, dan mulai membacakan cerita itu dengan suara lembut, sementara Rinai mendengarkan dengan mata penuh rasa ingin tahu.

Raka memandang Aira dan Rinai dengan senyum penuh cinta, lalu mengambil kameranya untuk mengabadikan momen ini.

“Aira, kamu sama Rinai cantik banget,” katanya, mengambil beberapa foto dengan penuh perhatian.

“Aku… aku pengen kita punya banyak kenangan kayak gini,” tambahnya, nadanya penuh harapan.

Aira tersenyum, menoleh ke arah Raka.

“Aku juga, Raka. Aku… aku pengen Rinai tumbuh dengan kenangan indah bareng kita. Aku pengen dia tahu betapa kita sayang sama dia, betapa kita sayang satu sama lain,” katanya, suaranya lembut.

Siang itu, mereka memutuskan untuk pergi ke Pantai Marina, tempat yang penuh kenangan bagi Aira dan Raka. Mereka membawa Rinai, yang tampak antusias saat melihat ombak kecil dan pasir pantai untuk pertama kalinya.

Aira duduk di pasir, mengenakan topi lebar untuk melindungi Rinai dari matahari, sementara Raka membantu Rinai bermain dengan pasir, membuat bentuk-bentuk sederhana seperti ikan dan bintang.

“Rinai, lihat, ini ikan buatan Papa,” kata Raka, tersenyum sambil menunjukkan bentuk pasir yang dia buat.

Rinai tertawa kecil, tangannya kecil mencoba menyentuh bentuk itu, tapi malah merusaknya, membuat Raka dan Aira tertawa bersama.

“Raka… aku ngerasa kayak balik ke masa lalu, waktu kita sering ke sini bareng,” kata Aira, suaranya lembut.

“Tapi sekarang… kita bawa Rinai. Aku… aku seneng banget kita bisa bikin kenangan baru bareng dia di tempat ini.” Raka tersenyum, duduk di samping Aira dan memeluk pundaknya.

“Iya, Aira. Tempat ini… tempat ini selalu jadi bagian dari cerita kita. Dan sekarang, Rinai jadi bagian dari cerita itu. Aku… aku pengen kita terus bikin kenangan indah bareng dia,” katanya, nadanya penuh cinta.

Sore itu, mereka kembali ke rumah dengan Rinai yang tertidur di pelukan Aira, lelah setelah bermain seharian.

Aira meletakkan Rinai di ranjang bayinya dengan hati-hati, mencium kening kecilnya dengan lembut.

“Tidur yang nyenyak, Rinai sayang,” bisiknya, lalu menoleh ke Raka yang berdiri di sampingnya, tersenyum penuh kasih.

Setelah Rinai tertidur, Aira dan Raka duduk di sofa, menikmati teh hangat sambil mengobrol tentang hari mereka.

Aira tiba-tiba teringat sesuatu, lalu mengambil laptopnya.

“Raka… aku mau bilang, novelku yang terakhir, Hujan di Dermaga, udah resmi rilis minggu lalu. Aku… aku dapet banyak pesan dari pembaca, mereka bilang ceritanya nyentuh hati mereka. Aku… aku seneng banget,” katanya, matanya berbinar.

Raka tersenyum lebar, memeluk Aira dengan bangga.

“Aira, aku tahu novel itu bakal sukses. Aku… aku bangga banget sama kamu. Aku juga dapet banyak pujian soal cover-nya, mereka bilang siluet kita di bawah payung bikin ceritanya makin hidup,” katanya, nadanya penuh kebanggaan.

Aira tersenyum, bersandar di dada Raka. “Makasih, Raka. Aku… aku ngerasa semua ini enggak bakal terjadi tanpa kamu. Kamu selalu dukung aku, selalu bikin aku percaya sama diri aku sendiri,” katanya, suaranya lembut.

Raka mencium puncak kepala Aira, tangannya mengelus punggung istrinya dengan lembut.

“Aira, kamu juga bikin aku jadi orang yang lebih baik. Aku… aku enggak bisa bayangin hidupku tanpa kamu sama Rinai. Aku sayang kalian,” katanya, nadanya penuh cinta.

Malam itu, setelah Rinai terbangun dan mereka menghabiskan waktu bermain bersama, Aira dan Raka memutuskan untuk menulis surat untuk Rinai, sesuatu yang bisa Rinai baca saat dia besar nanti.

Mereka duduk di meja kecil, masing-masing menulis dengan penuh perasaan, menuangkan semua cinta dan harapan mereka untuk putri kecil mereka.

Aira menulis dengan tangan gemetar, air mata haru mengalir di pipinya.

“Rinai sayang, Mama menulis surat ini pas kamu baru setahun. Kamu… kamu adalah hadiah terindah dalam hidup Mama sama Papa. Mama harap kamu tumbuh jadi anak yang penuh cinta, yang berani ngejar mimpi kamu, kayak Papa yang selalu bikin karya indah, dan kayak Mama yang menuangin cinta lewat cerita. Mama sayang kamu, selamanya,” tulisnya, suaranya bergetar saat membacakan surat itu untuk Raka.

Raka tersenyum, matanya juga berkaca-kaca. Dia lalu membacakan suratnya sendiri.

“Rinai, Papa harap kamu tahu betapa Papa sayang sama kamu. Kamu bikin hidup Papa sama Mama penuh tawa dan cinta. Papa pengen kamu jadi anak yang kuat, yang enggak takut buat jadi diri sendiri, dan yang selalu inget kalau Papa sama Mama bakal selalu ada buat kamu. Papa sayang kamu, Nak,” katanya, suaranya serak karena haru.

Mereka menyimpan surat-surat itu di sebuah kotak kayu kecil, yang mereka rencanakan untuk diberikan kepada Rinai saat dia berusia 17 tahun.

Aira dan Raka saling berpelukan, merasa bahwa setiap langkah yang mereka ambil bersama Rinai adalah bagian dari cerita cinta mereka yang terus berkembang.

Di bawah langit Semarang yang gelap, dengan Rinai tertidur di ranjang kecilnya, Aira dan Raka duduk di halaman depan rumah, menatap bintang-bintang sambil berpelukan.

“Raka… aku ngerasa hidup kita kayak cerita yang indah sekarang,” kata Aira, suaranya lembut.Raka tersenyum, memeluk Aira erat.

“Iya, Aira. Dan Rinai… dia bikin cerita ini makin indah. Aku… aku pengen kita terus tumbuh bareng dia, bareng keluarga kecil kita. Aku sayang kamu, selamanya,” katanya, nadanya penuh cinta.

Di bawah langit malam yang penuh bintang, Aira dan Raka saling berpelukan, merasa bahwa mereka telah menulis bab baru dalam hidup mereka, bab yang penuh dengan cinta, tawa, dan keajaiban kecil bernama Rinai.

1
Miu Nih.
maasyaa Allaah, kisahnya indah ☺☺
tuan angkasa: terima kasih🙏
total 1 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
siapa itu Rinai? koq kayak merk kom...r yaa thor🙏🏻
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ: melodi tuh bagus bt nama
tuan angkasa: wkwkw iya kah? tpi bagus ih
total 4 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
melodi cinta 🤩🤩🤩
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
selamat yaa Aira dn Raka.....samawa
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ: siyaapp
tuan angkasa: yu ikuti terus cerita mereka hehe
total 2 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
yesss i do......🥰🥰
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
aamiin
Delbar
aku mampir kak 💪💪💪💪
tuan angkasa: terima kasih kak🙏
total 1 replies
Bee Sa Maa
novelnya bagus, menarik, ceritanya ringan, lucu dan menghibur, lanjutkan thor!
Dante
kok bisa sih, selucuuu ini 🐣
tuan angkasa: bisa dong, kek yang bacanya juga lucu
total 1 replies
Miu Nih.
arg! nusuk banget ini 🥲
tuan angkasa: bener kak😢 semangat yaa
total 1 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
LDRan ceritanya yaa
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ: siyaapp
tuan angkasa: hehe, pasti relate nih kakak nanti ngebaca nya dari hari ke hari, tenang aja, kita up setiap pukul 5 sore setiap harinya, stay tuned yaa:)
total 4 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
saling melengkapi....
Miu Nih.
untuk bisa masuk ke dalam cerita gitu emang butuh detail yang 'sangat' ,,tapi beda di novel digital itu emang perlu jalan cerita yang cepat tak tak tak gitu biar langsung ngena pembaca...

padahal niatnya ya itu author bikin cerita yang bisa nyentuh, memaknai setiap paragraf, enggak sekedar cerita dan bikin plot... kamu tahu, aku bikin jalan cerita 3 hari itu menghabiskan 15 bab 🤣🤣
tuan angkasa: wah 3 hari 15 BAB termasuk cepet loh kak
total 1 replies
Miu Nih.
cocok nih raka sama Aira... raka bisa bantu bikin sketsa gitu, nanti bisa jadi komik atau lightnovel 🤗
Miu Nih.
betul, aku juga merasa begitu? menurutmu apa tantangan dalam menulis novel digital gitu?
Miu Nih.
Halo Aira, nama kita sama 🤗
mampir bentar dulu yaa... lanjut nanti sekalian nunggu up 👍

jgn lupa mampir juga di 'aku akan mencintaimu suamiku' 😉
tuan angkasa: hai kak aira, terima kasih sudah mampir, ditunggu kedatangannya kembali😊

baik
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!