Cassie, seorang remaja yang beranjak dewasa masuk kedalam pergaulan bebas para anak konglomerat, disaat kedua orang tuanya bercerai. Ketika etika dan sopan santun mulai menghilang. Kehidupannya terus mengalami konflik besar.
Ditengah masalah perceraian orang tuanya, Cassie jatuh cinta dengan seorang Duda Perjaka. Tetapi cintanya tak direstui. Cassie pun dijodohkan dengan seseorang yang pernah membuatnya kesakitan karena sakau.
Dapatkah ia menjaga mahkota kewanitaannya, atau terus terjerumus dengan pergaulan bebas? Dan dapatkah Cassie bersama dengan cintanya Om Duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Party
DUG JEDAG JEDUG
(Suara musik ya, bukan ke jedug)
Ritme musik EDM yang dimainkan DJ membuat pengunjung yang mayoritas kawula pemuda itu berjoget sembari menenteng gelas yang berisi minuman beralkohol.
Ada juga yang turun ke panggung depan untuk berjoget meekspresikan dirinya. Berteriak dan selebihnya duduk sambil menikmati minuman, cemilan ringan dan merokok
Duh pusing gue, batin Cassie
Ini kali keduanya dia ke bar. Genderang telinganya serasa mau pecah mendengar musik yang sengaja diputar keras. Terkadang ritme musik yang cepat menghipnotis orang untuk menggerakkan tubuh mereka.
Lampu di setting menyala lalu redup, kerlap-kerlip menyesuaikan irama musik saat itu. Semua bahagia kecuali Cassie, yang belum terbiasa dengan suasana disana.
"Pacar Lo mana Cass," tanya Evvy
"Pacar yang mana? Gue gak punya pacar," ucap Cassie sembari duduk
"Halah itu cowok yang selalu bareng Lo 24 jam, nempel terus kayak perangko,"
"Si Bram? Bukan cowok gue itu. Gak tau tuh suka banget deketin gue,"
"Dia suka ma Lo tu," ujar Dilla tetapi Cassie hanya tersenyum tipis.
Tak berapa lama, semakin lama suara musik itu perlahan semakin pelan dan lampu menyala terang. Seseorang muncul dari belakang DJ.
"Hallo semuanya, thanks kalian udah datang ke party.....,"
"Bram?" gumam Cassie
Di layar monitor yang besar itu bertuliskan 'Cassie Birthday Party'
"Cassie Birthday Party, yeeah...," ucap Bram dan diikuti suara teriakan teman-temannya.
Beberapa temannya membawakan kue ulang tahun dengan meja kecil yang dapat didorong. Cassie pun di persilahkan maju ke depan. Bram turun dari panggung DJ dan menghampiri Cassie.
Semua menyanyikan lagu Happy Birthday diiringi musik berirama pelan lalu semakin lama nada musiknya semakin cepat. Dan di akhir lagu beberapa pelayan menebarkan kertas-kertas kecil berwarna warni dari atas panggung.
"Cass, selamat ulang tahun ya," bisik Bram kemudian mencium pipinya
"Ciee....," sorak teman-teman lainnya
"Lo yang nyiapin ini smua?"
"Iya lah, buat Lo apa sih yang enggak," ucap Bram
"Makasih ya Bram," sahut Cassie, dia senang karena ternyata Bram dan teman-temannya membuat party untuk dirinya.
"Potong kuenya dong, abis itu minum sampe mabok," ujar beberapa teman laki-laki
Cassie memotong kuenya dan memberikannya pada Bram sebagai simbolis. Siapa lagi yang akan dia beri, karena orang tuanya tidak ada disana. Sedangkan Bram lah yang membuat acara tersebut.
"Buat Lo Bram, thanks buat semuanya,"
"Cuma thanks nih, gak ada yang lain? Cium gitu?
"Ihh apaan sih, hehe," ucap Cassie yang hanya tersenyum.
"Yah gak seru Cass," ucap Dilla
"Udah-udah, yok kalian mau minum sepuasnya gratis," seru Bram
Setelah itu musik Jedag-jedug kembali diputar.
Cassie kembali ke tempat duduknya, dan berbicara dengan temannya yang lain.
Bram memberikan sebuah kalung berlian dari belakang Cassie. Gadis itu terkejut dengan pemberian Bram, beberapa temannya terus menggoda Cassie.
"Bram, apa ini?"
"Hadiah buat gadis tercantik,"
"Ini pasti mahal,"
"Ga ada artinya di bandingkan dengan kecantikan Lo,"
Pujian Bram membuat Cassie sedikit berlebihan, terus terang saja dia tidak suka cowok yang terlalu romantis dengan kata-kata memujinya.
"Tapi ini terlalu....,"
"Pliss pake yah,"
"Yaudah deh, makasih ya," ucap Cassie yang sebenarnya enggan.
Bram kemudian meminta whisky pada bartender. Lalu dia melihat Cassie yang tidak minum apapun. Juga tidak memesan apapun.
"Lo gak pesan apa-apa gitu minum atau cemilan,"
"Gue kenyang," tolak Cassie
Tak berapa lama ada orang luar yang bukan anak pelajar menarik perhatian anak-anak disana. Dia menari dengan mabuk menyenggol orang-orang disekitarnya membuat sedikit pertengkaran antara pengunjung yang lain dan satunya
Bram tidak menutup akses masuk untuk orang lain.
"Ada apaan sih," tanya Cassie pada salah satu temannya yang berbisik di dekatnya.
"Cass itu bokap Lo bukan sih," ucap Dona sambil menuding seseorang yang berulah di depan panggung dekat DJ.
Cassie memicingkan mata, melihat dari kejauhan. Sejujurnya dia masih tidak jelas siapa orang itu. Akhirnya Cassie mendekatinya.
"Papa," seru Cassie saat sudah sampai ditempat keributan.
"Sayangnya Papa, selamat ulang tahun ya Cassie," ucap Papanya kemudian ingin memeluk Cassie, namun pria itu limbung dan hampir terjatuh
Cassie membantu papanya berdiri.
"Oh dia bokap Lo Cass? Bilang dong, lebih baik kalo mabok gak usah joget-joget, ngerusak suasana aja," ujar Naufal
"Ya sorry ya, dah lanjut lagi deh lo," ucap Cassie
"Pa, duduk yuk," Cassie membawa papanya duduk
"Mas, kamu ngapain ke depan sana. Udah di suruh duduk juga," ucap seorang wanita yang tidak dikenal Cassie.
Dia dari toilet dan berlari kecil menghampiri Rio. Dandanan wanita itu menor, berpakaian seksi dan sangat mini. Belahan dadanya nampak jelas dan punggung belakangnya terbuka lebar. Juga ada bekas lipstik di pipi dekat jambang Papanya.
Saat wanita itu duduk disamping Papanya, Rio langsung memeluk wanita itu dan bersandar di bahunya. Cassie melihat pemandangan di depannya seperti bukan papanya dan ia sangat malu. Terlebih beberapa teman-teman Cassie memperhatikannya.
"Kamu siapa?" Tanya wanita itu pada Cassie
Cassie tidak menjawab. Tetapi Rio yang menjawab
"Dia anakku sayang," Jawab Rio kemudian mencium pipi wanita itu dan tangannya mulai nakal menjalar ke bagian yang menonjol.
"Oh ini Cassie,"
"Maaf Tante, Pa... saya pergi dulu," ucap Cassie yang malu dengan tingkah Papanya
Cassie punya telinga, dia juga mendengar apa yang di bicarakan teman-temannya di belakang dirinya
"Bokapnya Cassie selingkuh sama pecun,"
"Ortunya cerai,"
"Bokapnya hidung belang,"
Cassie mengambil tasnya, dan berlalu pergi meninggalkan bar itu. Bram mengejar Cassie, memintanya untuk tidak pergi.
"Cassie, Lo mau kemana?" Seru Bram saat mereka sudah diluar bar.
"Buat apa gue di dalam? Jadi bahan cibiran yang ada," ujar Cassie
"Cuekin aja lah, gue bakal bikin perhitungan sama orang yang bicarain kehidupan Lo,"
"Udah Bram, Lo ga usah ikut campur sama masalah gue. Makasih Lo mau pasang badan buat gue, tapi siapa Lo? Gue ga mau di bilang manfaatin Lo,"
"Lo ga usah mikirin itu Cass, karena gue tulus ngelakuin itu. Gue cinta sama Lo,"
Bram akhirnya mengakui perasaannya.
Bener kan dugaan gue, dia ga mungkin tulus dengan embel-embel seorang teman, pasti ujung-ujungnya cinta, batin Cassie
Cassie meninggalkan Bram, tanpa jawaban. Dia sudah pusing dengan kelakuan papanya yang mabuk dan memeluk wanita lain dihadapan teman-temannya.
Bram menarik lengan Cassie, "Lo belum jawab,"
"Jawab apa? Lo ga ada tanya, Lo cuma bilang pernyataan bukan pertanyaan,"
"Ya setidaknya Lo bisa nanggapin, Gue cinta sama Lo. Lo sendiri gimana sama gue?," ucap Bram
"Gue ga ada perasaan apapun ke Lo. Gue akuin Lo baik, tapi gue biasa aja," jawab Cassie
"Gue bakal kasih Lo waktu biar Lo cinta sama gue, gimana? kita pacaran ya,"
"Gue lagi gak mau mikirin cinta,"
"Kenapa sih emang susah banget ya? Lo cukup jadi pacar gue dan gue bakal tutup rapat mulut mereka. Jadi Lo gak perlu malu kayak gini. Lo juga gak perlu ngerasa gak enak sama gue," timpal Bram
"Kok Lo jadi maksa sih?" pekik Cassie