Pernikahan nya dengan seorang duda beranak dua,menyisakan luka yang setiap hari nya di rasakan oleh Fifian,,sang mantan istri yang selalu membayangi rumah tangga nya membuat sang suami tidak perhatian pada nya..Di tambah lagi pekerjaan yang selalu menyibukan diri nya..
Ketikan Fifian meminta cerai barulah Alexander sang suami menyadari akan kesalahan nya..
Akankah Fifian memaafkan Alexander..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dada_1407, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesempatan sekali lagi
"Memangnya kamu tau apa? Kamu baru saja enam bulan mengenal febi..Aku mengenalnya dari kecil.."alex tetap membela febi
"Aku Tau dia seperti apa. Aku yakin dia nggak mungkin berbohong..!" dengan sangat yakin alex berbicara seperti itu
Lelah.. satu kata yang sekarang di rasakan fifian,dia pun memilih untuk diam. Sorot matanya yang berapi-api mulai meredup. Rasanya capek menjelaskan kenyataan pada seseorang yang hati dan pikirannya sudah dipengaruhi oleh orang yang masih di cintai nya.
Benar juga Fifian baru mengenal Febi selama enam bulan, tapi dia tidak sebodoh Alex yang mau-mau saja dibohongi. Fifian juga sudah menunjukkan beberapa bukti, tapi Alex tak pernah percaya.Sampai akhirnya Fifian berpikir...
Alex bukan nya tak percaya, tapi dia tak ingin percaya. karena alex masih mencintai Febi dan menggunakan kesempatan ini untuk terus dekat dengan mantan istrinya itu.
"Fifian, aku-"
"Terserah,kamu Mas. Aku udah nggak peduli. Lagian kita kan mau cerai. Terserah kamu mau peduli sama Febi atau wanita manapun."ucap fifian
Lalu fifian duduk, dan ingin turun dari ranjang, tapi Alex tiba tiba menarik tangan nya hingga dia tertidur lagi di ranjang dengan posisi masuk dalam pelukan nya Alex.
Dario menimpakan kaki di kaki istrinya agar tak kabur, tangan kirinya sebagai bantal untuk fifian, sedangkan tangan kanannya melingkar dipinggang nya.
"Mas apa-apaan kamu, aku terasa sesak."
"Kita gak akan berpisah..Aku nggak mau cerai." teriak Alex
"Terserah, tapi keputusanku sudah bulat. Nggak ada lagi yang bisa dipertahankan lagi di dalam pernikahan kita."
"Ada. Gina dan Gani..mereka sayang banget sama kamu."
"Nggak usah jadiin mereka sebagai alasan mas..!!"
"Tapi kamu sayang juga kan sama mereka?"
"Nggak."
"Bohong."
"Aku nggak sayang sama Gina aku nggak sayang Gani, aku juga nggak sayang sama kamu mas..!!"
"Kedua-duanya bohong, semuanya bohong..!!"
Aku tau kamu sayang banget sama aku."
"Kepedean banget kamu, Mas."
Lantas Alex melonggarkan pelukan nya dan menatap tepat di bola mata istrinya,begitu pun dengan Fifian yang langsung berhenti berontak. Seolah terhipnotis oleh tatapan Alex, matanya tak bisa teralih dari mata elang suaminya.
"Awas aja, jangan berani-berani menciumku."
Cup...
Mata Fifian langsung melotot.
"Mas kamu...!!!"
Cup...
Sekarang Fifian melotot sambil ternganga. Fifian tidak bisa membayangkan ekspresinya seperti apa sekarang. Bangun tidur, wajah kusut, rambut acak-acakan, mata melotot, mulut menganga. Pasti jelek sekali. Mungkin juga napasnya bau naga api, tapi Alex sama sekali tak peduli dan terlihat masih ingin mencium nya lagi.
"Mau di cium lagi?"
"Nggak!"
"Nggak nolak kan... maksudnya?" ucap Alex sambil teetawa
"Nggak mau ihh."
Alex tertawa kecil. Lalu perlahan tawanya menghilang dan wajahnya berubah serius. Dan secara otomatis, Fifian juga ikut serius. Dia pun sudah berhenti berontak. Sejak tadi tubuh mungilnya masih ada dalam rangkulan suaminya.
Jadi seperti ini rasanya dipeluk suami sendiri..pikir Fifian..
Setelah tiga tahun, akhirnya Fifian bisa merasakan nya. Meskipun dia ingin bercerai, hatinya belum rela sepenuh nya untuk berpisah. Detak jantung nya
Yang menggila dalam pelukan suami nya, tidak bisa dibohongi. fifian ingin terus bertahan, tapi fifian tak kuat harus merasakan terus tekanan batin setiap hari.
Seandainya Fifian tidak mencintai Alex, dia tidak akan sakit saat melihat alex bersama febi, hatinya tak akan sesakit ini. Dan fifian tak akan meminta cerai, karena meskipun Alexander tidak pernah menyentuh nya, alex selalu memberikan banyak uang dan tidak pernah memaksanya ini itu.
"Sekali aja. Beri aku kesempatan sekali." ucap Alex memohon kepada fifian
"Udah lah, Mas. Aku udah lelah"
"Sekali ini aja, please."
Fifian pun terdiam sesaat.
"Nggak, Mas. Keputusan ku sudah bulat. Aku benar-benar udah nggak kuat."
Fifian menyingkirkan tangan Alex yang sedang memeluk pinggang nya, tapi Alex enggan untuk melepas pelukannya.
"Mas, aku mau ke kamar mandi."
"Sebentar."
"Aku udah kebelet ini, mau aku pipis di kasur!"
Alex langsung melepas pelukannya.
"Ck, udah aku tahan-tahan dari tadi."
Fifian langsung melengos pergi dan segera masuk ke dalam kamar mandi.
***
Keesokan paginya..
Seperti biasa setelah bangun, fifian langsung menyiapkan sarapan. Bagaimanapun sekarang status fifian masih menjadi istri Alex, Fifian harus tetap melakukan kewajiban nya sebagai seorang istri dan seorang ibu untuk anak anak nya Alex..
Ketika Fifian sampai di dapur, darah nya langsung mendidih,amarah fifian memuncak kala melihat febi sedang memasak di dapur
"Nggak punya rumah ya, pagi-pagi udah di rumah orang ," sindir fifian
"Ini rumahku," ucap Febi dengan penuh percaya dir..
" Jangan lupa, Fifian, sebelum kamu tinggal di sini, aku sudah lima tahun tinggal di sini. Dan sekarang aku kembali, sudah saat nya kamu pergi. Dan kamu jangan lupa, aku yang menemani Alex dari bawah.sampai Dia sukses juga karena aku. Kamu nggak ada apa-apanya, kamu nggak akan mampu bersaing denganku. Lebih baik kamu cerai saja dengan Mas Alex."
"Oke."
febi mengernyitkan alis.
"Oke???apa maksud nya..!!" tanya febi seakan tak mengerti dengan ucapan Fifian
"Kenapa? Kaget ya aku nggak marah atau nyindir-nyindir kamu? Udah males. Terserah kamu mau di rumah ini. Mau masak, mau tidur, atau mau salto jungkir balik juga terserah.."
Febi langsung terdiam sesaat. Dia masih terkejut karena Fifian tiba-tiba berubah cuek. Biasanya saat febi datang ke rumah ini, ada saja tingkah Fifian untuk mengusir nya.
Fifian pernah menumpahkan makanan ke bajunya, pernah menyindirnya dengan kata-kata pedas, bahkan pernah menjambak nya.
Tapi sekarang tiba tiba Fifian hanya bersikap cuek.
"Nggak usah kaget gitu, biasa aja mukanya," Fifian mengambil apel dan mengigitnya.
"Apa yang sedang kamu rencanakan? Kamu pasti merencanakan sesuatu kan?"
Fifian tertawa.
"Sini deh sini, aku kasih tau rencanaku, aku berencana mau bunuh kamu. aku merasa Jijik aja liat pelakor. Pelakor tuh sampah dan sangat pantas untuk disingkirkan. Tapi kayaknya aku nggak jadi deh, toh kamu juga lagi sakit kan, bentar lagi juga mati..!!"
"Jaga bicara kamu. Aku nggak akan mati, tidak akan secepat ini. Penyakit ku pasti akan segera sembuh."
"Jangan main-main deh sama penyakit. Kena kanker beneran, nangis darah kamu."
Febi mengepalkan tangan nya, dia melangkah sedikit maju, karena ingin menampar mulut kurang ajar Fifian, tapi langsung tertahan ketika melihat Alex berjalan ke arahnya.
"Kenapa sih, hiks, kenapa kamu jahat banget sama aku, Fifian.. Kamu bahkan mendoakan aku cepat mati. Aku di sini berjuang mati-matian untuk kesembuhan ku, tapi kamu justru..."
"Febi,kamu kenapa?"
"Mas Alex," febi langsung memeluk alex dengan air mata yang berderai..
"Aku nggak tau apa salahku sama istri kamu. Berulang kali aku bilang, aku nggak ada niat jadi pelakor, aku hanya ingin menghabiskan sisa waktu ku bersama Gina dan Gani.. Tapi nyatanya Fifian terus menuduhku pelakor, dia bahkan menyumpahiku cepat mati. Hiks." febi berpura-pura menangis sangat histeris..
Alex langsung menatap tajam Fifian..
Apa yang akan di lakukan Alex kepada fifian..???
Tunggu bab selanjutnya yah..!!
***