Rhys Alban, terpaksa menikah dengan wanita bernama Celine Danayla Matteo, demi mempertahankan harta milik Keluarga Alban. Ia tak mau harta milik keluarganya jatuh ke tangan asisten pribadi Daddynya ataupun pada dinas sosial.
Celine yang sangat senang, menerima pernikahan tersebut, bahkan ia memaksa Rhys untuk menyatakan cinta padanya agar ia tak membatalkan pernikahan itu.
Namun, pernikahan yang didasari dari perjodohan tersebut membuat cinta Celine bertepuk sebelah tangan, juga membuat dirinya bagai hidup di dalam sangkar emas dengan jerat yang semakin lama semakin melukainya.
Hingga semuanya itu meninggalkan trauma besar dalam dirinya, pada cinta masa kecilnya. Apakah ia mampu memutus benang merah yang telah mengikatnya lama atau justru semakin membelit ketika ingatan Rhys kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#17
Beberapa hari setelah pemakaman Dad Harry, Celine lebih banyak melamun. Bahkan kadang ia tak mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan oleh Aunty Anna. Ia merelakan dirinya dipukul ataupun ditampar, disertai dengan cacian dan makian.
Sementara Rhys, ia selalu mencoba menghubungi Eve untuk menanyakan kabar kekasihnya itu. Semakin hari Rhys semakin kesal karena Eve benar-benar tak memikirkan perasaannya yang tengah kuatir.
Ketika malam tiba, Celine membuka lemarinya dan menatap map yang berisi surat perceraian yang telah ia tanda tangani. Ia mengambil sebuah kertas kosong dan menulis surat di sana. Setelahnya ia mengambil amplop dan memasukkan surat tersebut. Ia juga melepas cincin pernikahan yang selalu melingkar dengan manis di jari manisnya, memasukkannya ke dalam amplop yang sama dan menutupnya rapat.
Kini ia berbaring dan memejamkan matanya. Dan seperti perkiraannya, setelah 3 malam Rhys tak menyentuhnya, pria itu kini kembali. Ia kembali menggendong Celine dengan hati-hati dan membawanya ke dalam kamar tidurnya.
Celine akan melayani Rhys malam ini, anggap saja sebagai hadiah perpisahan karena mereka akan segera bercerai.
Awalnya, Celine membiarkan Rhys mencium dan melummat bibirnya. Ia pun membalas semua sentuhan yang diberikan oleh Rhys. Ketika Rhys mulai membuka pakaian Celine perlahan, Celine membuka matanya. Kini mata keduanya beradu, Celine langsung memegang rahang Rhys dan memberikannya ciuman yang tak pernah disangka Rhys.
Rhys yang terbawa hassrat dan gairrah yang tak dilepaskan selama beberapa hari ini, menyambut ciuman Celine. Mereka beradu saliva dan saling mencumbu. Celine pun membuka piyama milik Rhys hingga mereka berdua kini sudah polos dengan pakaian yang bertebaran di lantai.
Pergulatan panas mereka kali ini begitu terasa berbeda bagi keduanya. Celine bahkan mengambil alih permainan dan berada di atas Rhys, hingga membuat pria itu mendessah dan mengerrang berkali-kali. Sentuhan yang diberikan oleh Celine membuat Rhys semakin terbakar.
Malam itu, keduanya saling bertukar saliva dan juga peluh. Tak ada yanh mau mengalah di antara keduanya karena mereka saling memuaskan satu sama lain. Kamar tidur Rhys hanya terdengar dessahan dan errangan. Mereka mengulangi pergulatan mereka beberapa kali hingga mereka terlelap.
Setelah melihat Rhys terlelap, Celine pun bangkit dan kembali ke kamar tidurnya. Namun sebelumnya, ia membersihkan diri di dalam kamar mandi milik Rhys.
“Aku mencintaimu, Kak … hanya sampai detik ini. Terima kasih karena aku pernah merasa mencintaimu dan pernah dicintai. Namun, aku tak menyalahkanmu sepenuhnya, ini semua terjadi karena kecelakaan itu, maka suratan takdir kita berubah. Aku berharap kamu bahagia, Kak.”
Celine mengecup kening Rhys sebelum ia meninggalkan kamar tidur Rhys. Ia kembali ke kamar tidurnya dan berganti pakaian pelayannya seperti biasa, karena pagi sudah menjelang.
**
Mata Rhys seakan tak bisa terlepas dari Celine. Sejak tadi pagi, ia terus memandangi Celine. Sejak pergulatan mereka semalam, hati Rhys seakan menghangat bila melihat wanita itu.
Hari ini adalah hari terakhir di tahun tersebut. Seperti janji Rhys pada Aunty Anna, Keluarga Alban akan mengadakan acara makan malam bersama. Sore hari, Aunty Anna tengah berdandan dan mencari gaun yang cocok.
“Surprise!!!”
Suara seorang wanita di pintu masuk membuat para penghuni yang ada di rumah itu melihat ke arah pintu. Eve melihat ke arah mereka dan memberikan senyuman terbaiknya. Ia berjalan mendekat ke arah Rhys yang sedang memeriksa ponselnya.
“Honey! Kamu kembali?” Ada perasaan berbeda dalam diri Rhys ketika melihat Eve. Tiba-tiba saja ia memindai ke sekeliling ruangan seakan sedang mencati seseorang.
“Kamu tidak senang aku kembali?” tanya Eve.
“Tentu saja aku senang, tapi mengapa kamu tidak mengabariku? Aku bisa menjemputmu,” jawab Rhys.
“Aku ingin memberi kejutan untukmu, honey!” kata Eve memeluk Rhys dengan manja.
Aunty Anna yang baru keluar dari kamar tidurnya melihat kedatangan Eve dengan wajah yang tidak senang sama sekali.
“Kalian akan pergi?” tanya Eve saat melihat Aunty Anna mengenakan gaun dan Rhys juga terlihat rapi.
“Kami akan makan malam bersama,” jawab Rhys.
“Aku ikut.”
“Baiklah.”
“Aku akan berganti pakaian dulu. Pelayan!! Bawakan koperku ke kamar. Kamar Rhys, bukan kamar tamu lagi,” teriak Eve memberi perintah.
“Tidak!” teriak Rhys tiba-tiba, membuat Eve terdiam dan pelayan pun berhenti.
“Bawa kopernya tetap ke kamar tamu,” lanjut Rhys.
“T-tapi honey …,” Eve seakan bertanya pada Rhys mengapa ia melakukan itu.
“Tidak apa-apa, honey. Aku hanya tak ingin terjadi apapun di antara kita sebelum kita benar-benar menikah,” kata Rhys beralasan.
Eve menghela nafasnya kasar. Ia masih saja tidak dapat membuat Rhys jatuh ke dalam pelukannya saat pria itu dalam keadaan sadar. Ia ingin memberikan pada Rhys suatu kenikmatan agar pria itu menjadi candu padanya.
“Baiklah, honey. Aku berterima kasih karena kamu benar-benar menjagaku. Aku tahu kamu sangat mencintaiku.”
Cuppp
Sebuah kecupan mendarat di bibir Rhys, namun Rhys tak merasakan getaran apapun lagi. Ia merasakan kecupan Eve terasa begitu hambar, tak semanis dan sepanas ciuman Celine.
**
Malam pun datang dan seluruh Keluarga Alban telah siap dengan pakaian resmi mereka. Mereka akan mengadakan makan malam bersama untuk menyambut pergantian tahun. Sebuah ruangan VVIP di sebuah restoran mewah telah mereka pesan.
“Ayo kita berangkat,” semuanya berangkat dan tentu saja meninggalkan Celine seorang diri di rumah dan hanya bersama dengan pelayan.
Rhys sempat menoleh ke belakang dan berharap melihat wanita yang sudah berbagi kehangatan dengannya semalam. Namun, ia tak melihatnya sama sekali.
Seluruh pelayan sudah pergi ke paviliun yang berada di belakang rumah, hingga hanya Celine yang ada di rumah besar itu. Sepi dan sunyi, itulah yang dirasakan oleh Celine. Ia melihat ke arah jendela dan tak melihat petugas keamanan.
Ia pun segera berlari ke area jendela belakang yang memperlihatkan taman belakang dan paviliun di mana para pelayan berada. Ternyata para pelayan dan petugas keamanan telah melakukan acara barbeque bersama.
“Ini saatnya!” gumam Celine.
Ia pun langsung berlari ke kamar tidurnya yang berada di lantai 3 dan membereskan barang-barangnya yang memang tidak terlalu banyak. Sebuah tas ransel yang ia pinjam dari Alice dengan alasan ingin membawa barang-barang milik Dad Harry, kini telah bertengger di punggungnya.
Selamat tinggal.
🌹🌹🌹