Domanick Limson seorang Casssnova yang terkenal di negaranya, pria yang menganggap wanita hanyalah sebuah mainan dikala dirinya jenuh dengan pekerjaan, maka dia akan memainkan mainannya ( wanita ) tapi setelah dia bosan maka dia akan menyingkirkannya.
Pria yang tidak pernah jatuh cinta sekalipun dalam hidupnya, memiliki segudang perusahaan legal mau pun ilegal group Limson. Hidupnya seketika berubah disaat sepupunya sendiri bernama Lindsey Caroline mengejarnya dan membawa segenggam cinta untuk Domanick.
Sementara orangtua Lindsey telah menjodohkannya dengan laki-laki lain.
Akankah Domanick bisa jatuh cinta dan bisa bersatu dengan Lindsey?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Setelah mereka selesai makan siang bersama, Domanick dan Gilbert kembali ke perusahaan karena mereka memang seperti inilah keseharian Domanick dan Gilbert begitu sibuk, jengah akan pekerjaan dan terhimpit oleh waktu.
Mungkin itu juga alasan Gilbert tidak mau memiliki kekasih hingga saat ini, dan Domanick terus menolak menikah karena memang tidak ada waktu untuk mengabdikan untuk sebuah mahligai pernikahan.
Sedangkan Lindsey diantar pulang oleh David, kesan pertama yang diterima oleh Lindsey adalah David sosok yang ramah dan friendly jadi tidak sulit untuk keduanya cepat nyambung terhadap obrolan apapun.
Sama halnya dengan Lindsey yang David rasakan juga kesan pertama yang baik bisa berkenalan dengan Lindsey, gadis dari keluarga baik-baik dan bisa diajak sharing selama mengobrol.
Tidak sulit sebenarnya untuk keduanya menjalani hubungan yang lebih dari sekedar teman, tapi apalah daya jika hati sudah terikat pada laki-laki lain Lindsey hanya bisa menunggu kapan hatinya akan berhenti mencintai Domanick dan membuka jalan untuk laki-laki mengisi relung hatinya.
Malam hari pukul 22.00 malam orangtua Lindsey dan orangtua Domanick sudah terlelap tidur setelah seharian itu mereka asik wisata kuliner, mereka memang sengaja tidur saat belum terlalu larut agar besok tidak bangun kesiangan untuk penerbangan kembali ke Jerman karena dijadwalkan pagi pukul 07.00.
Di dalam kamar Lindsey terdapat tiga gelas bekas kopi yang sudah habis diminumnya, demi menahan ngantuk karena mengerjakan pekerjaan kantor yang diperintahkan oleh Domanick.
"Ah sial, jam segini baru selesai! Kak Nick benar-benar seorang penjajah tapi kemana dia bukankah dia bilang akan memeriksa pekerjaan ku? Ah sudahlah, palingan laki-laki itu sibuk diatas ranjang bersama dengan para wanita bayarannya." Gumam Lindsey.
Lindsey meregangkan otot-otot lehernya yang kaku karena sejak sore tadi Lindsey terus didepan layar laptopnya. Setelah otot-ototnya fresh kembali Lindsey kemudian mandi karena sejak sore dia belum sempat mandi.
"Ih segarnya!" dibawah guyuran air shower Lindsey memainkan busa sabun.
Selesai mandi keluarlah Lindsey dari kamar mandi hanya mengenakan handuk sedada, betapa terkejutnya Lindsey saat melihat Domanick tengah duduk dimeja kerjanya.
"Kakak, kan sudah ku bilang jangan masuk kedalam kamarku!!"
Domanick pun menoleh dilihatnya rambut Lindsey yang masih basah itu, lalu tetesan-tetesan air dari rambutnya mengalir menuruni leher jenjang mulus Lindsey hingga masuk menelusup kedalam handuk.
Glek Domanick menelan salivanya melihat Lindsey hanya mengenakan handuk sedada dan diatas lutut.
"Aku sudah bilang akan memeriksa hasil kerjamu, kau lupa?" dengan santainya Domanick mendekati Lindsey.
"Sana keluar!" Lindsey mendorong tubuh Domanick.
Namun Domanick memegangi kedua tangan Lindsey, kedua pasang mata itu pun saling bertatapan.
"Diam jangan membantah!"
Jantung Lindsey kembang kepis secara cepat, rasanya sungguh mendebarkan sedekat ini dengan Domanick, kedua tangan Lindsey masih dipegangi oleh Domanick kemudian dituntunnya Lindsey ke meja kerjanya.
"Duduk!"
Lindsey pun menurut dan duduk dikursi kerjanya, tubuh Domanick membungkuk lalu wajahnya kini berada disamping Lindsey sementara satu tangan Domanick berpegang pada batang kursi dan yang satunya menopang tubuhnya di meja itu.
"Coba kau lihat bagian itu! Itu salah Lindsey, klien tidak akan paham jika kau membuat proposal serumit itu!"
"Yang mana kak?"
Tangan Lindsey meraih mouse dan kedua matanya memang tertuju pada layar laptop dihadapannya tapi otaknya sudah traveling ke negri ranjang.
"Aku tidak mengerti kak, nanti besok saja aku revisi bersama dengan Leon,"
"Kau itu memang sengaja ya ingin berdekatan dengan Leon? Tadi dengan David besok dengan Leon begitu?"
"Loh kan kakak sendiri yang bilang hasil kerjaku salah!"
"Jangan genit jadi wanita!"
"Memangnya kenapa kalau aku genit toh kakak tidak perlu menikah denganku jika aku genit dan berkencan dengan laki-laki lain, harusnya Kakak senang dong kan itu maunya kakak!"
"Lindsey!"
"Apa? Kalau perlu aku berkencan secepatnya dengan Leon atau David atau keduanya juga tidak masalah!" Lindsey terus menggerutu dengan kebawelannya.
Domanick kemudian menarik tubuh Lindsey hingga Lindsey pun bangun dari kursi, tau-tau Domanick sudah bergantian duduk dikursi itu sementara Lindsey berdiri tak berselang lama ditariknya pinggul Lindsey dari belakang oleh Domanick sehingga saat ini Lindsey berada diatas pangkuan Domanick dengan posisi membelakangi Domanick.
Keduanya sama-sama menatap layar laptop, Domanick memegangi kedua tangan Lindsey sambil mengarahkan kursor diatas meja.
Untuk beberapa saat Lindsey belum fokus karena ini begitu tiba-tiba ada rasa yang menjalar keseluruh tubuh saat berada dipangkuan Domanick.
"Fokus kedepan!"
"Kakak mau apa?"
"Tidak usah merevisi bersama Leon, revisi saja sekarang bersamaku! Aku akan mengajarimu bagian mana saja yang memerlukan perubahan,"
"Iya kak,"
Lindsey benar-benar sudah gila karena dia justru menikmati saat-saat seperti ini, apalagi kini dibawah sana terasa ada yang bergerak-gerak.
"Sial kenapa kau berdiri? Jangan berdiri, ingat Lindsey sepupu mu kau tidak boleh berdiri terong sialan." dalam hati Domanick mengumpat kelelakiannya karena bisa-bisanya dia memancarkan sinyalnya padahal yang saat ini didekatnya adalah sepupunya sendiri.
Meskipun tidak fokus karena kerepotan mengontrol si terong, namun Domanick tidak ingin kegelisahannya diketahui Lindsey.
"Pertama kau baca lagi bagian yang tadi aku bilang kurang tepat karena bahasanya terlalu rumit!"
"Iya kak!"
Setelah membaca kembali dan ternyata memang bahasa yang digunakan oleh Lindsey terlalu bertele-tele nantinya ketika presentasi didepan klien, Lindsey akan kerepotan sendiri. Akhirnya Lindsey menghapus bahasa yang tidak perlu, dan diganti sesuai dengan arahan dari Domanick.
"Kak Nick, memangnya harus aku duduk diatas pangkuan mu?"
"Iya agar kau paham jika aku menjelaskan sedekat ini denganmu,"
"Kakak, aku ingin menikah dengan mu!" tiba-tiba saja otak gila Lindsey lebih jalan dibandingkan otak warasnya.
Sontak saja Domanick pun terdiam saat mendengar permintaan Lindsey.
"Aku menyayangimu hanya sebagai sepupuku, jadi berusahalah dekat dengan laki-laki pilihan orangtuamu karena itu yang terbaik,"
"Kenapa kak? Karena aku kurang cantik? Atau tubuhku kurang seksi?"
Domanick hanya mampu terdiam dalam situasi seperti ini, dia tidak menyangka Lindsey akan mengatakan hal seperti ini.
Kedua tangan Lindsey tak lagi memegangi keyboard laptop perlahan kedua tangannya, melepaskan handuk yang dia kenakan dan hendak berbalik memutar tubuhnya.
Seketika Domanick replex menutup kedua matanya lalu meriah handuk itu dan berusaha menutupi tubuh Lindsey kembali. Dipeluknya tubuh Lindsey dari belakang agar gadis itu tidak melakukan kegilaannya lagi dihadapan Domanick.
♥️♥️♥️
Giliran punya wanita murahan langsung sergep si Nick giliran dikasih yang ori sama othor malah engga mau, Nick Nick the real engga mau merusak sepupunya ini si😄
mampir yuk ke novel aku❤☺