Cinta yang ngga mungkin bersatu. Malik Arkana Artha Mahendra sudah berusaha melupakan cinta terlarangnya pada Liliana Aldrin. Tapi kabar gadis itu masih hidup membuat cintanya bangkit lagi
Semoga suka, ya❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ragu
Hera segera mencari informasi tentang Liliana Aldrin saat pemotretannya selesai.
Cantik sekali, pujinya membatin.
Juga anggun.
Jadi gadis ini yang disukai Malik? Senyum miring terbit.
Desainer terkenal itu sangat mirip dengannya. Wajah mereka bagai pinang di belah dua.
Dia hanya tinggal mengenakan wig yang sama warna rambutnya dengan gadis itu dan juga memakai softlens berwarna hijau terang.
Dia pasti dianggap Liliana Aldrin yang sudah berbulan bulan yang lalu tiada.
Malik pasti akan berpaling padanya.
Ngga akan susah menyingkirkan kekasih baru Malik. Paling kekasih barunya hanya dijadikan pelarian saja oleh Malik.
Hera mempelajari style berpakaian gadis itu.
Ya, dia pasti bisa, tekatnya makin mengebu.
Wajah Malik sangat tampan.
Malik ngga bisa begitu saja melupakan saudaranya dan menggantinya dengan gadis yang ngga jelas itu.
Laki laki itu pasti akan berpaling padanya.
*
*
*
Malik menatap foto yang diberikan Deva padanya. Foto Hera saat dia sedang menjadi model ketika mereka secara rombongan melihatnya.
"Kamu yakin ngga bakal oleng kalo lihat Hera?"
Deva yang sudah mendapat informasi dari omanya kalo Malik sudah punya kekasih baru, langsung saja menemui laki laki laki itu setelah jam makan siang.
Dia ngga mau sepupunya hanya memaksakan perasaannya saja pada gadis itu.
Pasti gadis itu akan sangat menyedihkan nasibnya saat Malik menyadari cintanya sudah habis buat Liliana.
Haykal mengatakan kalo bos merangkap sepupunya sedang makan siang di luar.
Deva mengajak Sean yang merupakan satu satunya saksi yang melihat keterpurukan Malik saat itu.
Malik yang memeluk Liliana yang terluka karena terkena tembakan sambil menangis.
Seorang Malik menangis!
Suatu keajaiban.
Cinta memang membuat laki laki kuat menjadi lemah!
Malik menatap foto ngga acuh. Walau dia akui paras itu memang masih selalu diingatnya.
Tapi pikirannya malah cenderung ke Cassie. Malik juga ngga ngerti.
Wajahnya berbeda. Kadang Malik berkhayal, mungkin Liliana melakukan operasi plastik dan mengganti nama sebagai Cassie?
Tapi setelah om Devin memberitau kalo Liliana masih hidup, hatinya sempat meragu. Dia sangat berharap kalo Cassie adalah Liliana walaupun tetap ada kemungkinan praduganya salah.
Dia bisa gila kalo bertemu Liliana sementara dia sudah menyukai gadis lain.
"Aku penasaran karena kata oma, kamu sudah suka sama perempuan. Sayangnya oma maen rahasia. Katanya tunggu aja nanti malam," tukas Deva lagi. Ada nada kesal dalam suaranya.
Padahal cucunya yang asli dia dan Dewa. Tapi omanya selalu lebih menyayangi Malik.
Sean hanya bisa nyengir. Omanya juga merahasiakannya.
Tapi dia menganggapnya kalo oma oma mereka akan memberikan kejutan.
BRAK
Dewa meletakkan kotak yang berisi pensil warnanya dengan kasar di atas meja.
Sean yang sudah tau apa yang akan dilakukan Deva hanya nyengir.
Malik hanya melirik sekilas. Dia juga bisa menebak apa yang akan dilakukan Deva.
Kemudian Deva mencoret foto itu dengan mengganti warna rambutnya dan warna bola matanya.
"Nih, lihat. Berubah jadi Liliana, kan."
Memang tangan Dewa cukup terampil mewarnai.
Malik sempat tertegun juga. Hatinya memang ngga bisa bohong, dia merindukan wajah itu.
Hera memang memilikinya, saat diwarnai Deva memang jadi sangat mirip. Hanya satu kurangnya yang sangat fatal. Sinar mata yang terpancar di sana bukan milik Liliana.
Beda dengan Cassie Pancaran sinar mata gadis itu sangat mengganggunya.
"Masih bisa setia kalo nanti lihat yang mirip banget sama Liliana?" todong Deva lagi.
Malik terdiam.
Bukan melihat yang mirip, bantah Malik dalam hati. Dia ngga akan terpengaruh.
Yang dia takutkan kalo Cassie ternyata bukan Liliana, batinnya speechless.
"Yang penting bukan Liliana," bela Sean.
Deva mendengus.
Ngga mungkin, batinnya ngga percaya.
"Ingat Malik, jangan memberi harapan kalo kamu belum selesai dengan masa lalu," sarkas Deva membuat Malik terdiam.
"Aku setuju dengan pendapat Deva, Malik. Tanya hatimu benar benar sebelum kamu memutuskan serius dengan seorang gadis," sambung Sean membuat Malik hanya mengangguk.
*
*
*
Cassie menatap ketiga paper bag dengan bingung.
Apakah dia beneran akan pergi?
Walaupun ketiga oma Malik tampak baik, tapi tetap saja Cassie merasa canggung.
Di sana pasti akan banyak orang yang ngga dia kenal.
Cassie menghela nafas panjang.
Dia meraih pensil yang ada di atas meja.
Pensilnya tanpa dia sadari sudah mencoret coret kertas dengan cepat. Bahkan dia sempat mengarsir beberapa bagiannya.
Tapi dia terbelalak melihat hasil coretannya. Kemudian tersenyum.
Dia merasa inilah passionnya. Hatinya kini sudah tenang.
Dia menggambar sketsa sebuah gaun.
Cassie tersenyum, lalu menambahkan beberapa penebalan hingga membuat gaun itu tampak berkilau.
Dia yakin ini adalah permata sebagai aksesorinya.
Cassie yakin mungkin dia dulu suka menggambar gaun gaun mewah dan mahal seperti ini.
Tangan dan pikirannya seakan menyatu.
TOK TOK TOK
Cassie reflek menyimpan sketsanya di laci yang ada di bawah meja.
Malik yang datang.
Jantungnya berdebar kencang.
"Aku antar pulang."
Laki laki tampan yang nampak dingin itu mendekat.
"Aku diantar supir saja," tolak Cassie. Dia masih agak takut kalo melihat tatap tajam Malik padanya.
"Ngga apa, sama aku aja. Ayo."
Malik mengulurkan tangannya ke arah Cassie.
Cassie masih ragu.
Dia menatap Malik yang memberikan isyarat lewat mata elangnya.
Agak ragu Cassie menyambutnya.
Jantungnya semakin cepat berdebar.
Kini tangannya ada di dalam genggaman Malik.
Laki laki itu meraih ketiga paper bag pemberian para omanya.
"Tapi aku harus pamit dengan supirku," ngeyelnya lembut sambil mengikuti langkah langkah kaki Malik.
"Dia bisa mengikuti kita."
"Memangnya kamu sudah tau alamat apartemenku?" Cassie menatap sangsi.
"Ya. Aku pernah membuntutimu," jawan Malik apa adanya.
Cassie sampai menganga, tapi dengan cepat menutup mulutnya dengan tangannya yang bebas.
Jawaban yang sudah dia perkirakan, tapi ngga nyangka kalo Malik akan mengakuinya.
"Kenapa?"
Malik melirik Cassie sebentar.
Dia teringat kata kata Deva agar ngga membuat gadis itu baper.
Semuanya praduganya belum pasti.
"Kamu pernah operasi plastik?" tanya Malik sambil menekan tombol open pada lift.
Cassie menyembunyikan ekspresi terkejutnya.
"Nggak," dustanya. Dia ngga mungkin mengatakan dengan jujur. Dia masih ingat peringatan Harsa agar lebih berhati hati
"Benarkah? Padahal aku kirain ini bukan wajahmu yang asli," ungkap Malik agak kecewa.
Dia salah?
Cassie menahan kekagetannya akan tebakan Malik.
Dia tau wajah asliku?
Malik menghela nafas panjang.
Hatinya terbagi kini antara Cassey dan Liliana.
Om Devin belum juga mengabarinya tentang keberadaan Liliana.
"Kadang aku berpikir kamu seseorang yang aku kenal," gumam Malik.
"Siapa?" tanya Cassie.yang ternyata mendengarnya dengan cukup jelas.
Malik tersenyum. Saat ini mereka sudah berada di dalam lift.
DEG DEG
Jantung Cassie makin ngga menentu karena tatapan Malik.
Malik mengalihkan tatapnya, begitu juga Cassie yang menunduk.
Liliana, salahkah kalo aku mulai tertarik dengan gadis lain?
DewaCs juga memantau Malik
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
ternyata gitu doang rencana konyol dante-hera... 🤣🤣🤣 kirain pakai acara jebak-menjebak adegan ranjang.../Facepalm//Facepalm/
Malik itu feeling nya tajem, karna cinta Malik tulus dan sudah mentok sama Liliana, seberubah apapun wajah dan nama Liliana,hati Malik tetap tertuju ke satu hati yaitu Cassie si Liliana asli ,
mungkin kalau orang selain Malik akan oleng juga melihat Liliana KW.
Hera Hera dah langsung ketahuan kan kalau kamu palsu,
malu ga malu ga malu ga...????
ya pasti malu lah,di tolak gitoh😂😂
maka nya mereka gk suka ama Hera
Hera mirip Elle
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Hera... Hera... sudahlah jadi anak baik aja, jangan mengharapkan sesuatu yg sudah jadi milik orang lain, udah bagus ku dah diterima di keluarga Bara, ga usah kebanyakan tingkah, bikin semua ilfil sama kamu nantinya
DinDit Itu Pacarku ngasih iklan