NovelToon NovelToon
Pernikahan Suamiku

Pernikahan Suamiku

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Patahhati
Popularitas:2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sari Nurdiyanti

Apa jadinya jika suami yang kita banggakan akan kesetiaanya nyatanya telah memiliki anak bersama wanita lain. Bian Mahardika seorang pengusaha kaya raya yang memiliki istri cantik muslimah bernama Nayla Saraswati seorang anak dari panti asuhan yang ditelantarkan oleh kedua orangtuanya. Dua tahun pernikahannya belum juga mendapatkan buah hati, hingga Nayla pun yakin bahwa Bian adalah pria setia dan penyabar. Cinta Nayla dan keyakinannya harus terpatahkan oleh fakta bahwa suami yang ia banggakan ternyata telah memiliki anak bersama wanita lain. Hingga pernikahan diam diam yang Bian Lakukan pun terungkap. Akan kah Nayla terus bertahan dengan pernihakan yang sudah didasari dengan ketidak jujuran. Ataukah ia mundur dan memulai hidup baru bersama cinta sejatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Nurdiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nayla yang Kuat

Hari ini kami melewati hari bersama dengan tawa yang selalu saja ada. Terimakasih Nay karna telah mau mengisi kekosongan hidupku. Walaupun kutahu kau hanya adik ipar, tapi kau itu sangat spesial.

Kini aku mulai melajukan mobil menuju rumah sakit, karna Nayla ingin bertemu dengan Bian. Ya, ini tak ada yang salah. Sebab Bian adalah suaminya. Namun kenapa, hatiku seakan tak rela melihat Nayla harus menahan rasa sakit yang disebabkan oleh Bian. Dan akupun tak rela melihatnya yang nantinya akan dipeluk ataupun bermesraan dengan Bian. Aku tahu bahwa itu adalah hak Bian, tapi kenapa hatiku seakan menolak semua sentuhan yang diberikan Bian untuk Nayla. Mungkin saja ini rasa peduli karna Arumi yang berpesan padaku untuk menjaga Nayla. Ya, hanya karna pesan saja.

Kuparkirkan mobil dihalaman rumah sakit. Kutatap wajah cantik wanita disampingku yang kini berjalan dengan angun. Tak ada tangis ataupun rasa marah yang kini ia tampilkan dimata indahnya. Syukurlah.

Lama kami berjalan dilorong ini, hingga kami sampai didepan pintu kamar Algi dan mendengarkan suara aneh.

"Mas jangan disini" suara Clara terdengar dengan jelas.

Aku dan Nayla langsung berdiri mematung didepan pintu tempat Algi dirawat.

"Sebentar aja Clara. Aku udah gak tahan ini"

"Gak bisa mas, nanti ada yang masuk" jawab Clara dengan suara yang mulai terdengar sedikit menahan sesuatu.

"Gak bakalan ada yang masuk kok Clara. Ya sudah ini saja ya " Terlihat dari kaca pintu yang kecil kini Bian mulai mendekat kearah Clara. Hingga merekapun tak terlihat lagi karna mendekat kearah pojok ruangan.

Nayla hanya bisa diam membisu dengan tubuh yang seolah terkunci. Tak bisa kubayangka jika aku ada diposisinya mungkin hatiku sudah hancur, bahkan mungkin saja aku melenyapkan diri sendiri karna melihat orang yang kucintai tengah bermesraan dengan orang lain.

"Nay, kamu tak papa" tanyaku dengan suara yang pelan.

Terlihat tubuhnya mulai bergetar hebat. Seberapa kuat Nayla, pasti akan rapuh juga. Bulir bening menetes dimatanya. Diusapnya dengan kasar air mata yang jatuh, dan segera menarik nafas dalam dalam dan mulai tersenyum.

"Aku tak papa mas. Ayo kita masuk" ajaknya padaku.

Kubuka pintu dengan perlahan, hingga menampilkan Clara yang tengah duduk dipangkuan Bian segera bangkit dan merapihkan pakaiannya.

"Na....Nay, ka...kamu sedang apa" tanya Bian dengan gugup.

Aku dan Nayla kini berjalan mendekati Clara dan Bian yang tengah berdiri dengan muka yang pucat seperti mayat.

"Kamu sedang apa mbak? kok duduk di atas paha Mas Bian? itu kursi masih kosong kok milih duduk di paha suami saya" ucap Nayla dengan senyum menyeringai.

Didekatinya Clara dan merapihkan kerah baju Clara yang sedikit melorot.

" Benerin dulu bajunya mba. Ini aurat, banyak laki laki disini. Apalagi ada Mas Bian, yang notabenenya suami orang"

Clara yang salah tingkah kini hanya bisa menunduk seraya terus membenarkan bajunya agar menutupi bagian lehernya yang memerah.

"Eh Mas Bian, aku kangen sama kamu. Kok kamu belum pulang pulang sih. Jadi aku nyusul kamu kesini" Dipeluknya tubuh Bian dengan sangat erat. Ada rasa panas didalam dada kala melihat Nayla yang begitu mesra dengan Bian.

"Ini sleting celana mas kok gak ditutup. Nanti ada yang lihat loh mas masa gak malu?" sambungnya.

Aku menahan tawa melihat kedua manusia berotak hewan didepanku sedang salah tingkah karna perbuatannya. Nyali mereka ciut jika berhadapan dengan Nayla. Mereka belum tahu bahwa yang mereka hadapi adalah seorang manusia seperti singa betina.

"A...anu Nay. Ini tadi...ini tadi...ini tadi " ucap Bian tergagap.

" Ini tadi, ini tadi, ini tadi terus. Kamu kenapa Bian kok kaya yang gugup? jawab pertanyaan gampang aja kaya sulit" potongku.

"Ini tadi mas, aku habis dari kamar mandi lupa gak di tutup lagi resletingnya. Dan saat aku masuk, tadi Clara gak sengaja kepeleset hingga jatuh menimpa badanku dibelakangnya"

Hanya orang bodoh yang akan percaya dengan ucapannya. Logikanya jika Bian masuk ke ruangan ini kenapa bisa Clara jatuh pas di bagian pahanya Bian. Kebohongan yang aneh.

"Oh begitu mas. Ya sudah aku gak papa. Tapi ini apa mas kok merah merah lehermu? apa tadi ada drakula disini? atau vampir? oh iya aku tahu! kemarin aku baca novel tentang nenek lampir, bahwa dia juga bisa hisap darah manusia. Hati hati loh mas" sindir Nayla pada kedua pasangan tak punya otak itu.

"Eh enggak ko Nay. Ini tadi ada nyamuk terus gigit leher mas, jadi mas garuk sampe merah begini" terangnya dengan gelagapan.

"Oh begitu toh mas. Ngomong ngomong nyamuknya besar juga ya, sampe sampe bisa bikin tanda merah leher banyak gitu. Mbak Clara juga sama digigit nyamuknya ya. Nanti aku kasih obat salep dirumah ya"

Tawa ini sangat menyiksaku. Terlihat wajah Bian dan Clara memucat seperti tak ada aliran darah ditubuhnya. Kuacungi jempol kaki pada Nayla. Sebab jika kuacungi dia jempol tangan, Bian dan Clara pasti akan curiga. Apalagi jika ku acungi jempol yang lainnya, mungkin mereka akan membunuhku. Jempol? jempol kaki yang satunya maksudku.

Nayla kini menjadi sangat kuat. Dia tak menujukan kesedihan dihadapan Bian dan Clara. Dia juga sekarang lebih cerdik dalam hal membungkam mulut pelakor dan suaminya yang memiliki telor. Maksudnya stok telor dirumah ya jangan traveling.

"Misi mbak saya mau ketoilet dulu" Clara kini berlalu meninggalkan kami.

Terlihat Bian kini semakin menunduk takit kami hakimi dengan berbagai macam pertanyaan.

"Mas bagaimana kondisi Algi" tanya Nayla.

"Algi sudah lebih sehat sekarang. Kata dokter besok dia bisa pulang" jawab Bian dengan pandangan menatap Algi.

Algi memiliki wajah yang mirip sekali dengan Bian, matanya, hidungnya, bibirnya, semuanya hampir sama. Hanya saja warna kulit dan rambutnya terlihat sangat mirip dengan Clara. Aku tak menyangka bahwa Bian yang kukenal pendiam, ternyata memang diam diam menikah lagi dengan wanita lain. Dia juga diam diam menduakan Nayla dan memiliki anak bersama wanita lain.

"Mas sekarang bisa pulang, Nayla sekarang sudah sama aku disini. Tolong kabari ayah dan ibu bahwa kami bertiga akan menjaga Algi dirumah sakit sampai besok" ucap Bian padaku.

Serakah sekali Bian. Dia ingin diapit oleh dua wanita sekaligus, dasar licik. Aku yang tak rela melihat Nayla jika harus terus bersama dua manusia tak bermoral ini memiliki ide yang sangat cermerlang.

"Gak papa Bian, biar mas disini saja. Kamu pulanglah sama Nayla dan Clara. Kasihan mereka jika harus tinggal dirumah sakit terus"

"Tapi mas , besok mas kan harus pergi ke kantor" jawab Bian dengan cepat.

"Iya mas mas harus pergi kekantor, biarkan aku disini sama Mas Bian saja. Clara kau antar pulang mas." sambung Nayla.

Tak berselang lama Clara pun tiba dirungan ini dan mulai terpancing dengan ide cemerlang yang aku buat.

" Aku gak mau jika harus pergi sama dia. Aku ingin pulang sama Bian saja" rengeknya.

Nayla yang seolah mengerti kini berjalan meuju ranjang tempat Algi dirawat.

"Kalau begitu, ya sudah Mas Bian, Mas Zidan dan Mbak Clara saja yang pulang, aku akan jaga Algi disini sendiri"

Kini giliranku untuk menjawab semua strategi yang kubuat sendiri.

"Jangan Nay, kamu juga pasti lelah. Jadi biarkan aku menemanimu disini dan biarkan Bian juga Clara pulang. Besok pagi kan Algi bisa pulang, jadi Bian dan Clara besok saja kesini lagi. Jangan khawatir, nanti jika Nayla mengantuk aku akan menggantikannya untuk menjaga Algi"

Senyum mengembang diwajah Clara. Diapitnya tangan Bian dan mulai berjalan membereskan barang barang yang dilantai.

"Ya sudah kalau begitu, aku sama Bian pulang dulu ya. Kalian tolong jagain Algi ya, jangan sampai rewel. Susu formula ada didalam tas dan dotnya itu diatas laci. Popok sama baju ganti juga ada didalam tas kok" ucap Clara dengan semangat.

Nasib malang menimpa Algi, ibu kandungnya seolah acuh tak acuh terhadap kesehatannya. Dia lebih mementingkan Bian daripada anaknya sendiri.

"Maaf ya Nay, aku harus pulang duluan. Kau tak apa kan menunggu disini bersama Mas Zidan?" tanya Bian pada Nayla yang kini tengah mengusap lembut pipi Algi.

"Tak apa mas, aku juga suka disini kok. Aku senang bisa menemani Algi, itung itu aku latihan jika nanti memiliki anak"

Kini Bian dan Clara pergi menuju luar ruangan Algi. Diciumnya kening Nayla dengan sangat lama. Hingga beberapa saat kemudian, mereka berjalan menjauh meninggalkanku dan Nayla hanya berdua didalam sini. Maksudku bertiga dengan Algi disini.

Kututup pintu dengan rapat, kubalikan badan dan mulai berteriak girang.

"Yesss!"

"Kau kenapa mas?" tanya Nayla.

"Ini...anu...ini aku sudah dapat kabar dari orang suruhan yang pasang cctv di rumah kita, bahwa tadi siang, mereka sudah pasang kamera kecil disetiap sudut ruangan. Dan pekerjaan mereka sudah beres Nay" jawabku bohong.

Sebenarnya aku senang bisa berdua saja dengan Nayla disini, dan alasan aku berteriak tadi adalah untuk mengungkapkan kebahagiaan ini. Tapi mengenai kamera yang aku pasang memang sungguhan sudah beres. Sebab tadi saat mereka memasang kamera, dirumah sedang tak ada siapapun.

1
Rina
Siap kaka rhor , thx buat infonya 🙏🏻
Sari ND: Terharu aku ternyata masih ada yang baca 🙏😭mohon maaf ya kakak, aku hiatusnya terlalu lama ❤️sehat selalu ya kakak, lancar terus rezekinya 🥰🥰🥰🙏
total 1 replies
Pisces97
sepertinya Zidan mencintai Nayla makanya setiap pertemuan selalu bertiga...
kalau sama Arumi mungkin sayang sekedar sebagai adik kakak
Ika Surya Ningsih
kasian hamdi..
terlalu bnyk berkorban tpi g di anggp..
semoga kmu bahagia y hamdi..
tanpa Siska..
Siska jg g pntas buat kmu..
Kasma Aisya
endingnya mengecewakan
Yuli Yuli
kok mlah Uda slse crtanya Thor kn blom tamat Siska blom mndpt kbhgiaan ksian Siska SM hamdi
Yuli Yuli
Siskaaaa.....kok mlah bunuh dri g mau cari Hamdi dl sis, Hamdi mengumu siskaaa.....😭😭😭
Yuli Yuli
msok polisi g ngsi kabar kpda Zidan klo Hamdi dthan
Yuli Yuli
msih g nyadar jg dgn ulah smpe ayahnya mengorbankan nyawanya dmi anaknya
Yuli Yuli
kau pikir Hamdi lemah Ra km slah bsar
Yuli Yuli
cleooo.....😭😭😭😭😭, tlog jg. pisahkan Hamdi dn Siska Thor ksian dua" nya....
Yuli Yuli
Allah smga zidan Hamdi dn Cleo slmt
Yuli Yuli
trnyata ayah Naura takut jg SM Hamdi, blangya org byak koneksi kok takut SM hamdi
Yuli Yuli
klo Siska dsatukan dgn Jonathan ksian Hamdi, dia mnikah dgn Naura krna ancaman dr Naura dgn ayahnya yg ingin menyelakai siska
Yuli Yuli
pinter jg tu Naura dgn liciknya nyulik Cleo atas nm Hamdi, tak mgkn Hamdi mnyakiti Cleo zidan
Yuli Yuli
ajudan kok kalah
Yuli Yuli
kok g pingsan tu nenek lampir
Yuli Yuli
lnjt
Yuli Yuli
oohh....trnyata Hamdi Uda dikasih tau siska
Yuli Yuli
knp Hamdi kliatan marah SM siska
Yuli Yuli
Uda hamdi intip sj jgn smpe kthuan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!