NovelToon NovelToon
MENGAMBIL KEMBALI

MENGAMBIL KEMBALI

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Berbaikan / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir
Popularitas:667
Nilai: 5
Nama Author: Vandelist

Segalanya yang telah ia hasilkan dengan susah payah dan kerja keras. lenyap begitu saja. kerja keras dan masa muda yang ia tinggalkan dalam menghasilkan, harus berakhir sia-sia karena orang serakah.borang yang berada di dekatnya dan orang yang ia percayai, malah mengkhianatinya dan mengambil semua hasil jerih payahnya.

Ia pun mulai membentuk sebuah tim untuk menjalankan rencana. dan mengajak beberapa orang yang dipilihnya untuk menjalankan dengan menjanjikan beberapa hal pada mereka. Setelah itu, mengambil paksa harta yng dikumpulkan nya dari mereka.

"Aku akan mengambil semuanya dari mereka, tanpa menyisakan sedikitpun!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vandelist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Selamat membaca

"Eh, kalian baru datang?" tanya salah satu rekan kerja mereka saat melihat dirinya dan Farah baru saja memasuki ruangan.

“Iya, perlu dibantuin nggak?”tanya Farah yang melihat teman kerjanya itu kesusahan membawa barang.

“Nggak perlu kalian gabung aja sama yang lainnya. Gue mau naruh ini ke depan sana dulu”ucapnya setelah itu berlalu meninggalkan mereka berdua.

Mereka kemudian berjalan menuju kelompok rekan kerja lainnya yang memiliki profesi serupa. Malam itu, acara makan malam tidak hanya dihadiri oleh mereka yang bekerja di bidang yang sama, tetapi juga oleh seluruh tim yang bertugas di balik layar maupun di depan layar.

Manajer baru mereka benar-benar ingin menciptakan kebersamaan tanpa memandang perbedaan peran atau posisi. Malam itu, semua orang berkumpul dalam satu ruangan yang sama, merayakan kebersamaan tanpa sekat.

“Manajer kita kali ini emang bener-bener harus di acungi banyak jempol. Lihat aja biasanya kita yang cuma petugas kebersihan dan cuma menjadi pengawas mereka. Tetiba aja diundang buat makan malam bersama dengan profesi yang lain. Benar-benar bikin sesuatu baru manajer kita kali ini”ungkap Farah yang kagum dengan manajer barunya.

Dia juga tidak menyangka akan bisa berada di tempat yang sama dengan rekan profesi lain. Benar-benar berbeda dengan manajer dulu, yang selalu menganggap rendah petugas kebersihan dan menganggap petugas kebersihan hanya akan berada di tempat sama. Tidak seperti yang lain, yang lebih besar dalam menanggung tanggung jawabnya.

Padahal dalam hal ini semua pekerjaan yang ada di tempat ini sama-sama penting. Dan tidak bisa dibeda-bedakan. Karena pekerjaan ini membutuhkan satu sama lain, serta mendapat pelatihan yang sama meskipun di bidang berbeda. Dirinya dan Farah serta temannya yang lain dengan bidang sama.

Dulu sering dianggap sebelah mata oleh pekerja lain karena profesinya sebagai petugas kebersihan. Dan tak jarang mereka mendapat umpatan serta menjadi pesuruh dari pihak yang berbeda bidang karena pekerjaan mereka. Padahal jika saja mereka sadar bahwa, pekerjaan mereka juga tak kalah pentingnya dari bidang mereka.

Menjadi petugas kebersihan memang melelahkan, karena akan membutuhkan banyak tenaga serta waktu untuk membersihkan tempat wisata sebesar ini. Apalagi ketika menghadapi banyak pengunjung yang setiap harinya akan selalu ada dengan berbagai sifat mereka. Itu sangat melelahkan.

Meskipun ada anggapan bahwa mereka sering berleha-leha, kenyataannya pekerjaan mereka sama melelahkannya dengan profesi lain. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk menghargai dan mengapresiasi peran petugas kebersihan yang berkontribusi besar dalam menciptakan lingkungan yang nyaman dan bersih bagi semua.

Menjadi petugas kebersihan di tempat wisata dengan manajemen buruk. Memang akan mempengaruhi semua yang ada di dalamnya. Meskipun tempat ini selalu menjadi tujuan pertama bagi para pengunjung, namun jika mengalami cacat dalam masalah manajemen. Maka akan berakibat buruk pada semua aspek dalam tempat wisata ini.

“Selamat malam semua,”sapa manajer barunya pada orang yang hadir di tempat ini.

Mereka yang sedang mengobrol satu sama lain pun berhenti berbicara dan memusatkan pandangan mereka ke tempat orang yang berbicara. Mereka melihat pria dengan usia 30-an berbicara di atas podium. Dan menampilkan wajah cerah.

“Saya tidak menyangka bisa berada di atas dengan kalian semua. Dan juga dari berbagai profesi.”

“Malam ini saya mengundang kalian semua dari berbagai profesi, tentunya untuk pendekatan kalian semua satu sama lain. Saya tidak ingin ada yang memandang rendah satu sama lain kerena bidang berbeda. Terutama bagi petugas kebersihan.”

“Selama saya disini, masih banyak orang dari profesi lain yang memandang petugas kebersihan sebagai bidang rendah dan tak akan banyak gerak. Disini saya akan meluruskan semuanya agar tidak ada yang memandang rendah dari bidang apapun!”

“Semua yang bekerja disini memilki peranan penting, dan kita saling membuahkan satu sama lain. Terutama bagi petugas kebersihan, jika saja tidak ada mereka di tempat wisata ini, akan sangat kotor dan hewan yang ada disini akan sering sakit karena tidak ada petugas kebersihan. Jika pun ada, mereka akan ogah-ogahan untuk membersihkan dengan cermat karena penjaga hewan serta dokternya memandang mereka rendah.”

Ucapan manajer barunya itu seperti bom waktu bagi setiap orang yang ada di sini. Mereka yang pernah memandang rendah profesi sebagai petugas kebersihan menundukkan kepalanya. Entah karena malu atau karena merasa bersalah ia tidak tahu.

Dulu ketika dirinya masih menjadi pegawai baru, setelah selesai pelatihan. Banyak dari profesi lain; entah itu dibagian staf pemasaran dan komunikasi, entah itu staf dibagian pendidikan, entah itu dibagian keuangan dan staf di bidang lain. Banyak yang memandang rendah dalam bidang ini. Apalagi bagian petugas kebersihan yang membersihkan kandang hewan.

Dan mereka sering menyuruh orang-orang dari petugas kebersihan untuk melakukan pekerjaan yang tidak seharusnya mereka kerjakan. Itu termasuk dirinya juga. Entah apa yang membuat manajer dulu melakukan penerapan itu dan membuat beberapa tahun operasional tempat wisata ini menjadi tak terkendali.

“Dan juga saya ingin mengucapkan berterima kasih kepada salah staf kebersihan disini karena telah mengabdikan dirinya untuk membantu pengunjung. Yang sebenarnya itu bukanlah haknya. Dan saya tidak perlu menyebut namanya...”

“Kayak nya gue tahu siapa yang dimaksud”bisik Farah pada Harni dengan senyuman bangga. Harni hanya mengedikkan bahunya sebagai jawaban untuk Farah.

Ia benar-benar tak ingin membahas hal itu sekarang. Dirinya hanya ingin menikmati pidato yang diucapkan manajernya kali ini. Dan sebagai staf kebersihan yang lainnya juga tahu siapa orang yang dimaksud manajernya kali ini.

Setelah manajernya berpidato tadi, mereka pun kembali ke aktivitas sebelumnya. Mengobrol dan berbagi cerita dengan keseharian serta mengobrol banyak hal untuk mengisi ruang pembicaraan mereka agar tidak mati. Entah sudah berapa kali ia ditanyai tentang pekerjaan nya dari rekan-rekan stafnya tentang sifat para pengunjung. Dan ia menjawab dengan apa yang dilihatnya dan dirasakannya selama menjadi petugas kebersihan di bagian toilet.

Pengalaman-pengalaman ini memang akan selalu diceritakannya jika ditanyai. Dia sebenarnya tidak terlalu pandai bergaul dengan orang lain, dia hanya akrab dengan orang terdekatnya saja. Termasuk Farah. Karena wanita itu, teman sejawatnya yang mendapat pelatihan di hari sama. Apalagi bidang mereka yang sering dipandang rendah oleh yang lainnya, mereka sering mengeluh dan bergosip tentang orang-orang yang memandang rendah bidang mereka.

"Harni!" panggil manajer dengan suara tegas saat melihatnya tengah berbincang dengan rekan-rekan seprofesinya.

Harni segera menghentikan percakapannya dan menoleh ke arah sumber suara. Setelah itu berpamitan dengan teman-temannya, ia melangkah mendekati manajernya.

“Ada apa ya pak?”tanya Harni setelah berada di depan manajernya.

“Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih padamu karena telah membantu beberapa pengunjung. Dan membuat mereka nyaman berlibur disini”ucap manajernya disertai dengan senyum manis di wajahnya.

“Sama-sama pak, sudah tugas saya untuk membantu sesama lainnya jika ada yang mengalami kesulitan”ujar Harni.

“Sebenarnya, dalam hal ini bukan lagi tanggung jawabmu,” ujar manajer dengan nada menyesal. “Entah ke mana perginya orang yang seharusnya bertugas, tapi justru kamu yang harus menanggung beban itu. Saya benar-benar minta maaf karena kurang memperhatikan hal ini.”

“Tidak apa-apa, Pak,” jawab Harni dengan senyum tipis. Ia mulai merasa tidak nyaman karena beberapa pasang mata kini tertuju padanya. Keinginannya saat ini hanyalah segera beranjak dari tempat itu.

Setelah percakapan mereka usai, manajer pun pergi. Harni akhirnya bisa menghela napas lega.

“Baru dipuji gitu aja udah sombong”sindir Hana padanya yang ternyata sedari tadi menyimak pembicaraannya dengan manajer. Setelahnya, wanita itu pergi dari hadapannya dan Farah mendatanginya.

“Kenapa tuh anak?”tanya Farah yang melihat Hana memandang sinis ke arah Harni.

“Entah”jawabnya dengan memandang aneh ke arah Harni.

μμ

“Mungkin emang seharusnya aku udah keluar dari lama”ucapnya dengan memandang objek di depannya.

Ia tidak menyangka bahwa hari ini akan menjadi hari terakhirnya bekerja di tempat ini. Sudah beberapa tahun ia berada di sini dengan berbagai keluhan yang tak pernah ia ungkapkan. Dan baru kali ini dirinya mendapat permasalahan yang tidak dilakukannya. Dan berakhir dengan pemecatan.

Ia benar-benar tak menyangka akan mendapat berita ini langsung dari manajernya yang baru saja tadi malam memujinya. Dia tidak tahu mengapa semua ini terjadi. Dan yang pasti dengan hal ini, ada yang merasa senang dengan pemecatan dirinya. Itu semua karena sifat iri dari salah satu seniornya yang mendengar pembicaraan dirinya dengan manajernya tadi malam.

Entah bagaimana orang itu bisa membuat sebuah fitnah yang tak pernah dilakukannya dengan menyebar kejadian, yang menurutnya benar-benar memalukan. Dan ia tak pernah melakukan hal itu dalam hidupnya selama ini. Sama sekali.

Mereka yang memang seharusnya tidak tahu tentang masalahnya, menjadi tahu dengan fitnah yang dilakukan teman kerjanya. Tak ada yang percaya dengan sanggahannya bahkan manajernya sendiri pun juga tak mempercayainya. Dia benar-benar tak punya kuasa untuk membela diri sewaktu pemecatan terjadi.

“Gue percaya kok kalo lo nggak nglakuin itu”ucap Farah dengan mengelus pundaknya. Harni hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan temannya.

Mungkin dari banyaknya teman yang ada di tempat ini, hanyalah Farah yang benar-benar tidak mempercayai berita itu.

“Nggak nyangka gue ternyata orang yang selama ini polos dari lainnya. Malah yang paling brutal, mana dengan pedenya nglakuin hal kayak gitu di tempat umum lagi”sindir Hana. Orang yang membuatnya di pecat dari pekerjaannya ini.

“Heh bisa dijaga nggak mulutnya?!”bentak Farah pada Hana. Sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan Harni pun mencegah Farah agar tidak memperbesarkan masalahnya. Ia menyeret Farah dari tempat mereka berdiri dan menjauh dari Hana agar tidak terjadi cekcok di keduanya.

“Kenapa Lo malah nyegah sih Har! Gue kan pengen ngasih pelajaran buat tuh orang?!”

“Udah nggak usah, biarin aja Far. Aku nggak mau terjadi keributan lagi, nanti kalau kayak gitu kamu juga ikutan dipecat.”

“Tapi kan!”

“Sudah Farah, nggak papa kok. Aku baik-baik aja,”dia menatap temannya dengan senyuman tipis “kamu kerja yang baik ya disini, ini akan menjadi terakhir kali aku kerja di sini. Dan kita nggak akan bertemu lagi nantinya. Aku berharap kamu bisa akrab dengan yang lainnya. Dan jangan membuat ulah dengan mereka”pesannya pada temannya itu.

Entah sampai kapan mereka akan bertemu kembali, tapi yang pasti ia akan terus mengingat jasa temannya itu. Karena wanita itu satu-satunya yang paling dekat dengannya selama bekerja di tempat ini.

Harni menatap tempat wisata yang menjadi andalan dirinya bekerja di sini sejak lama. Banyak kenangan dan juga pengalaman yang ia dapat di tempat ini. Terutama ketika mereka saling mengungkapkan keluhan masing-masing sesama pekerja lainnya.

Dan juga mengenal banyak pengunjung dengan berbagai sifat mereka. Ia benar-benar tidak akan mendapat pengalaman seperti ini lagi ke depannya. Dan ia akan merindukan semua hal yang ada di sini.

“Haduh kemana sih ini jalannya?”

“Kemana mereka tadi ya? Kenapa orang-orangnya sudah nggak ada?”

Harni yang mendengar seseorang berbicara sendiri pun mengalihkan pandangannya ke orang tersebut. Ia melihat seorang nenek kebingungan seperti sedang mencari sesuatu. Ia pun mendekati nenek tersebut dan menanyakan kenapa orang tersebut bisa ada di sini sendirian.

“Nek,”panggil Harni “nenek sedang mencari apa?”tanyanya.

“Ini loh nak, Nenek sedang nyari barang tapi nggak ketemu. Terus kok orangnya udah nggak ya?”tanya nenek itu dengan linglung.

“Nenek nyari barang apa? Biar saya bantu nek?”tanya Harni dengan nada lembut.

“Nenek nyari barang? Barang apa ya? Terus,”nenek mengedarkan pandangannya ke area ini dan mencari seseorang “loh anak nenek dimana nak? Kok nggak ada?”tanya nenek itu balik padanya.

“Duh nenek nya pikun lagi”gumamnya.

“Nenek, inget nomor teleponnya nggak biar saya telponin keluarga nenek?”tanya Harni.

“Nomor? Oh tas! Tasnya mana ya? Loh tasnya juga kok nggak ada? Dimana tasnya?”tanyanya pada diri sendiri sambil melihat badannya yang tidak terdapat tas.

Harni menghela napasnya sekarang. Malam yang semakin larut dan jalanan sudah pada sepi. Lalu gerbang tempat wisata juga sudah mulai ditutup. Hanya ada beberapa pekerja yang sedang berjaga malam di sini.

“Nenek lapar nggak?”tanya Harni lagi.

“Lapar, ada makanan nak?”tnya balik nenek itu padanya. Harni pun mengedarkan pandangannya dan menatap ke pos satpam yang ada di dekat mereka. Ia pun membawa nenek itu ke pos satpam dan menitipkan nya sebentar.

Harni berjalan menuju toko terdekat untuk membeli roti bagi nenek itu. Setelah mendapatkan apa yang dibutuhkannya, ia segera kembali ke pos dan menyerahkan roti tersebut dengan penuh kepedulian.

Ia lalu duduk di samping nenek itu, memperhatikannya menikmati roti dengan lahap. Pemandangan ini mengingatkannya pada almarhum neneknya—sosok yang begitu ia sayangi dan ingin ia bahagiakan dengan segala kemampuannya.

Namun, takdir berkata lain. Sebelum ia sempat mewujudkan keinginannya, neneknya telah berpulang karena penyakit usia tua. Kenangan pun menyeruak, membawanya pada masa-masa ketika mereka sering menghabiskan malam di teras rumah, berbincang tentang banyak hal. Saat ini, ia benar-benar merindukan kehangatan momen-momen itu.

Setiap kali dirinya pulang bekerja, sudah tidak ada yang menyambutnya. Biasanya dia akan disambut dengan suara neneknya yang menyuruh mandi dan makan bersama. Dan setelahnya, mereka akan membicarakan tentang tetangga yang sering utang ke toko di samping rumahnya. Dan masih banyak lagi. Dia sangat merindukan itu.

“Mamah!”panggil seorang wanita setengah baya menghampiri mereka berdua. Wanita itu berlari ke arah mereka dan menghampiri nenek tua yang duduk bersamanya.

“Ya ampun mamah kemana aja sih dari tadi aku nyari keberadaan mamah. Kenapa mamah bisa lepas dari rombongan keluarga”ucap wanita itu sambil meraba nenek dengan nada khawatir. Wanita itu pun melihat ke arahnya dan mendekat ke arahnya.

“Aduh mbak terimakasih ya sudah mau menemani ibu saya”ucap wanita itu padanya.

“Iya Bu sama-sama”jawabnya disertai dengan senyum.

“Aduh saya jadi nggak enak karena nunda kepulangan mbak. Maaf ya mbak”sesal wanita itu.

“Nggak apa-apa Bu. Kalau begitu saya pulang dulu ya”pamitnya pada wanita itu. Setelahnya ia pergi duluan dan berjalan ke arah jalanan yang menuju ke rumahnya.

Ia memutuskan untuk berjalan kaki menuju rumah. Beruntung, jaraknya tidak terlalu jauh dari tempatnya bekerja. Meskipun terasa melelahkan, ia tetap menikmati perjalanannya malam ini, membiarkan angin malam menemani langkahnya.

Melihat wanita setengah baya yang mengkhawatirkan orangtuanya. Ia jadi berpikir apakah dirinya akan seperti itu jika ibunya benar-benar ada disampingnya?

“Huft ngapain sih mikirnya sampai sana, fokus Harni fokus”elaknya dengan pikirannya sendiri.

1
QueenRaa🌺
Keren ceritanya kak✨️ Semangat up!!
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!