Semua menginginkan kisah cinta yang sangat manis dan mulus termasuk aku. Menjadi anak konglomerat dan dikelilingi orang-orang yang selalu menyayangiku tak cukup membuatku bahagia karena aku hanyalah wanita yang ingin merasakan cinta. Menyakitimu bukanlah keinginanku namun takdir lah yang mempermainkan kita.
Masuk kedalam sebuah hubungan rumit yang membuat banyak hati terluka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratnadewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Andai kamu melihatku.
"Kau yang meracik bumbu biar aku yang potong jamurnya ya" ucap Arga saat dia dan Olivia sudah berada di dapur.
"Siap kak" jawab Olivia kemudian beraksi seperti biasanya.
"Kau ini pintar sekali memasak memangnya siapa yang mengajarimu??" tanya Arga dia sela-sela menyuir jamur.
"Ini otodidak kak, tidak ada yang mengajari aku. Aku hanya selalu berkreasi sendiri." Jawab Olivia sambil mengupas wortel.
"Wah tapi hebat juga ya, kau belajar otodidak tapi rasanya sungguh lezat sekali. Bahkan jika dibandingkan sup buatan restoran terkenal rasa sup buatanmu jauh lebih enak"
Olivia pun tersenyum sambil berkata,
"Awal aku memasak juga gagal terus kok kak, kadang keasinan kadang kemanisan kadang tidak ada rasanya. Bahkan pernah dulu aku pertama kali menggoreng ikan malah gosong karena aku tinggal mandi. Ikan yang seharusnya jadi lauk malah seperti kerupuk dan rasanya pun pahit" jawab Olivia sambil terkekeh membayangkan kejadian lama itu.
"Tapi sekarang kamu sudah pintar memasak Liv, bahkan sup jamur buatanmu itu adalah sup favoritku" ucap Arga.
"Benarkah?? Dengan senang hati aku akan membuat jika kakak sedang menginginkannya" ucap Olivia.
"Haha, kalau boleh setiap hari aku mau memakan sup jamur buatanmu. Kau tau kan jika aku sangat menyukai jamur ??"
"Iya, dan kau alergi udang" ucap Olivia.
"Hahah, aku jadi ingat dulu kau pernah memasak udang untukku dan aku malah langsung gatal-gatal sampai dirawat tiga hari dirumah sakit," ingat Arga.
"Iya, dan aku herannya sudah tau alergi udang masih saja dimakan" sindir Olivia.
"Aku menghargai usahamu Liv. Mana mungkin aku menolak usahamu yang sudah membuatkan aku dan Aletta makanan waktu itu."
"Tapi kau bisa menolaknya kak" ucap Olivia.
"Ahh aku tidak bisa menolak sesuatu yang berhubungan denganmu" jawab Arga.
Ia memang sudah menganggap Olivia seperti adik kandungnya sendiri. Tumbuh bersama sejak kecil membuatnya menyayangi Olivia dan Aletta namun ternyata perasaannya kepada Aletta itu berbeda.
"Sudah selesai kak??"
"Sebentar lagi, kau sendiri sudah selesai??" tanya Arga.
"Aku mah cepat kalau bekerja"
"Kau menyindir aku lelet??" ucap Arga pura-pura marah.
"Tidak. Cuci dulu kak jamurnya, ini airnya sudah mendidih" suruh Olivia.
"Siap komandan" ucap Arga kemudian mencuci jamur yang tadi ia suwir.
Saat ia mencuci jamur, jiwa isengnya timbul kepada Olivia.
"Ini Livia, jamurnya" ucap Arga sambil memberikan jamur itu kepada Olivia.
Olivia langsung memasukkan jamur itu kedalam air mendidih yang sudah berisi beberapa sayuran lainnya.
Arga langsung menghidupkan keran dan mengambil sedikit air lalu ia mencipratkan sedikit air ke wajah Olivia.
"Kak Argaa!!" rajuk Olivia.
"Hahah, salah siapa kau itu cerewet sekali" jawab Arga.
"Awas ya" ucap Livia kemudian mendekati dan membalas cipratan air kepada Arga.
Mereka pun terlibat aksi balas membalas menciptakan air ke wajah dan tertawa bersama.
"Sudah kak, nanti lantainya licin" ucap Olivia.
"Aku tidak peduli" ucap Arga.
Dan benar saja, Olivia pun terpeleset namun dengan cepat Arga segera menangkapnya dan mendekap Olivia.
Jantung Olivia berpacu lebih cepat dari biasanya. Ingin rasanya ia menghentikan waktu saat itu juga agar ia bisa memeluk tubuh pria itu lebih lama lagi.
Harum tubuh Arga sangat menenangkan, ia menatap wajah tampan Arga yang kini juga menatapnya.
"Livia kamu tak apa??" tanya Arga.
"Eh, tak apa kak terimakasih" jawab Olivia dan langsung melepaskan pelukannya namun saat ia akan berjalan,
"Awww" kaki Olivia terasa sakit.
"Kenapa Liv??"
"Sepertinya kakiku keseleo kak" jawab Olivia.
Arga yang mendengar langsung berinisiatif membopong Olivia.
"Akhhh,, kau mau apa kak??" tanya Olivia terkejut melihat perlakuan Arga.
"Kau diam saja"
Arga lalu membawa Olivia ke kursi di ruang makan, ia melepaskan sandal milik Olivia kemudian memijatnya.
"Awww,, sakit kak" rintih Olivia.
"Tahan sebentar ya, sepertinya kamu memang keseleo" ucap Arga.
Setelah beberapa waktu Arga memijat kakinya, Olivia merasa jika kakinya memang lebih baik dan sudah berkurang rasa sakitnya.
"Bagaimana aku bisa melupakanmu jika sikapmu saja seperti ini kak. Aku tau sikap dan perhatianmu ini hanyalah sebatas kakak kepada adik tapi salahkah jika aku terlalu baper dengan perlakuanmu??? Kenapa kau tak pernah bisa melihat cintaku kak?? Andai kamu melihatku atau bahkan membalas cintaku mungkin aku akan menjadi wanita paling bahagia di seluruh dunia. Namun sayangnya aku tidak boleh egois. Kebahagiaan kalian jauh lebih penting dari kebahagiaanku" bathin Olivia.
"Bagaimana apakah masih sakit??" tanya Arga.
"Olivia??" panggil Arga saat tak mendapatkan jawaban dari Olivia.
"Eh iya kak kenapa??" tanya Olivia
"Ahh kamu ini diajak bicara malah melamun" Rajuk Arga.
"Hehehe maaf kak, habis pijatan kakak itu sangat enak sampai membuat aku menikmatinya. Ada apa??"
"Apakah masih sakit??" tanya Arga lagi.
"Emhh sudah tidak kak" ucap Olivia.
"Syukurlah kalau begitu"
"Kakak pintar memijat ya" puji Olivia.
"Kau lupa jika ayahku dulu pernah menjuarai MMA?? Aku belajar mencari titik sakit juga dari ayah" jawab Arga.
"Iya kak, kakak memang foto copy terbaik dari om Leon" puji Olivia.
"Arga gitu lho" sombong Arga.
"Ya ampun kak, supnya" teriak Olivia yang langsung membuat Arga berlari dan mematikan kompor dan kembali menghampiri Olivia.
"Apakah gosong kak??" tanya Livia.
"Tidak Liv, oh ya kamu duduk dulu biar aku yang siapkan supnya ya" suruh Arga kemudian langsung pergi lagi ke dapur menyiapkan sup itu.
Arga datang membawa dua mangkuk sup ditangannya.
"Taraaaa sup buatan chef Arga sudah jadi silahkan dinikmati" ucap Arga.
Livia tersenyum dan memakan supnya.
"Wah, sup ini enak sekali. Aku memang pandai" ucap Arga.
"Huh, yang masak siapa yang dipuji siapa" ucap Olivia.
"Hey apa kau lupa jika aku membantumu??" tanya Arga.
"Hanya membantu membersihkan jamur" sindir Olivia.
"Hahaha sama saja bukan?? Yang penting aku sudah membantu" ucap Arga sambil terus memakan supnya itu.
Setelah mereka selesai makan, Olivia pun diantarkan ke kamar oleh Arga karena kakinya masih sedikit sakit.
Sementara Arga sendiri kembali ke kamar Aletta setelah mengantar Olivia.
Hay reader ku sayang, hari Senin nih🤭
Yakin gak mau vote Aletta??🤭🤭
Happy reading 😍😘
aku jadi ikut baper dan haluuu thoor