Lamanya waktu bersama tidak menjamin sebuah ikatan langgeng dan bahagia. Bahkan meski hampir 20 tahun Elara Nasution menghabiskan hidupnya bersama sang suami Ares Dawson Atmaja. Semua terasa tidak berarti untuk pria itu. Ditambah dengan belum adanya buah hati di antara mereka membuat hubungan suami istri itu menjadi semakin renggang.
Kehadiran orang ketiga yang dibawa secara sadar oleh Ares menjadi awal dari keruntuhan rumah tangga yang telah susah payah Elara bangun. Elara pun menyerah, melepaskan cintanya yang telah mati dan tergantikan oleh sosok baru yang mengasihinya lebih dari siapa pun. Penyesalan selalu datang terlambat, dan itu semua dirasakan Ares saat Elara bukan lagi miliknya.
Apa yang akan dilakukan Ares untuk mendapatkan kembali cinta Elara?
Apakah Elara akan menerima Ares atau menjalin kasih dengan pria idaman lain ?
follow my ig @ismi_kawai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Kawai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
Kediaman Charles Scoot
Charles berjalan masuk ke rumah dengan wajah aneh, penampakan yang membuat ibunya mau tidak mau bertanya.
"Ada apa denganmu, sayang?"
"Aku mau melamar Ara," jawabnya santai membuat Evans yang sedang meminum the tersedak.
"Uhuk, uhuk, uhuk!"
"Ayah!" Widiawati mendekati sambil mengusap punggung suaminya.
"Pelan-pelan donk minumnya," ucap sang istri khawatir.
Charles hanya memandang malas Ayahnya yang tersedak, ia mendaratkan bokong di sofa berseberangan dengan Ayahnya. Evans menyipitkan mata pada putera satu-satunya itu.
"Kau tidak sadar dengan ucapanmu, Anak gila!" tangannya dengan terampil melempar bantal disampingnya ke arah Charles.
Anaknya pun tidak kalah mahir dalam menghindar sambil memejamkan mata.
"Aku sangat sadar, Ayah. Aku ingin melamar Elara Nasution!" ujarnya mantap sambil menerawang wajah cantik dan elegan seorang Elara.
Pesona wanita itu tidak terbantahkan. Sungguh Ares pria tidak tau diuntung, berperilaku layaknya playboy cap topi miring dengan menikah lagi. Rasanya Charles ingin membawa kabur Ara jika wanita itu mau.
Evans gemas, dia menoleh ke sana kemari hendak mengambil sesuatu yang menurutnya sangat cocok untuk melemparnya ke kepala Charles, menyadarkan pikiran konyol pada puteranya. Tatapannya jatuh pada tongkatnya yang berlapis emas di atasnya. Pasti sangat sakit jika terantuk tongkat itu, pria paruh baya itu menyeringai.
"Jangan lakukan itu, Ayah. Kecuali Ayah mau aku amnesia, dan lupa jika aku punya seorang Ayah," ancamnya saat tau gelagat sang Ayah yang ingin melemparnya dengan tongkat. Evans terpaku dengan ancamannya.
Charles beranjak dari duduknya, ia mendekati Ayahnya dengan tatapan penuh misteri. "Bantu aku Ayah, aku berjanji akan serius menekuni perusahaan menggantikanmu sebagai timbal baliknya," perkataan Charles yang serius mengusik Evans.
Baru kali ini dia melihat sang putera meminta hal yang begitu pelik. Tatapan penuh tekad dapat Evans lihat. Bagaimana ia akan menangani puteranya yang sangat keras kepala ini?
"Dia milik Ares Atmaja, kau jangan lupa," jawab Evans tidak kalah serius.
Widiawati tidak menyangka jika wanita yang Charles maksud tempo hari adalah Elara, anak dari sahabatnya, Satya Nasution. Wadiawati pun tidak menyangka akan pernyataan Elara di media akan kebersediaan dirinya untuk di madu, setelah kabar suaminya yang dihujat. Elara menjadi penyelamat bagi Ares, membersihkan namanya. Widiawati geram, akan lebih baik jika Ara berpisah dengan pria itu.
"Ibu akan mendukungmu, sayang," Widiawati memberikan dukungan pada anak sambungnya.
Charles berbinar tersenyum senang. "Ibu memang yang terbaik!" serunya sambil memeluk Widiawati.
Evans mengurut pangkal hidungnya, kepalanya pening. Anak dan Ibu sudah membentuk aliansi.
"Dia istri orang, Charles! Tidak bisakah kau mencari wanita lain?"
"Ayah takut?" pancing Charles.
"Takut? Ayah tidak takut! Ayah hanya tidak ingin mengambil milik orang lain, apa kau akan diam jika milikmu diusik?" sahut Evans cepat.
"Dia menyianyiakan berlian dan mengambil kerikil di pinggir jalan. Menjadikannya sebagai pajangan, sikap sok tampannya membuatku muak!" Charles mengepalkan tangannya menahan amarah. "Ara menderita Ayah, aku tau itu! Aku bertemu dengannya setiap hari, mendengarnya berkeluh kesah. Meski tidak secara terang-terangan dia membeberkan masalah rumah tangganya. Dia selalu berkata dengan perumpamaan jika... aku tau yang dimaksud adalah dirinya sendiri, aku tau dia sakit tapi dia selalu tersenyum dihadapanku dan itu membuatku lebih merana!" mata Charles memerah, dia mengusap wajahnya kasar. "Aku akan merebutnya, dan membuatnya menyesal telah membuat wanitaku sengsara!" pungkasnya.
Ungkapan Charles yang begitu panjang lebar membuat Evans dan Widiawati menganga. "Kau begitu menyukainya?" tanya Evans penuh selidik.
"Sangat! Aku yakin dia wanita yang selama ini ku cari, Ayah!"
"Tapi menikahinya di saat dirinya masih menjadi istri orang lain tidaklah mungkin."
"Aku akan mencari cara," jawab Charles mantap. Seulas senyum tipis terukir di bibir seksinya.
Evans hanya bisa menggeleng pasrah, terserah dengan apa yang akan puteranya lakukan. Dia sudah diambang batas untuk menasehati, semuanya seakan terpental dari kepala Charles. Masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
🍁🍁🍁
Kediaman Ares Dawson Atmaja
Sophie tampak sibuk memilih berbagai gaun yang akan dipakainya di acara malam nanti. Kalangan elit selalu membuang uang untuk mengadakan acara hanya untuk membangun relasi. Mematut diri dengan gaun hitam di tangannya, berputar-putar hingga membuat Ares pusing.
"Tuan, apakah aku bagus mengenakan ini?"
Ares mengangguk. "Ya, Bagus!"
"Apa Tuan akan mengenakan baju yang sama denganku?"
"Sayangnya tidak bisa, aku akan mengenakan baju couple dengan Elara," ucapannya membuat Sophie menghempas gaun asal pada ranjang.
"Kenapa tidak bisa? Aku kan istri Tuan!"
"Tolong kau mengerti, ini sudah kebiasaan sejak dulu. Bersabarlah," jawab Ares menenangkan.
Sophie mendekati Ares yang duduk bersandar nakas ranjang. Wanita itu menaiki tubuh Ares hingga ia duduk dipangkuannya. Dengan lembut ia membelai dada bidang Ares, menggambar abstrak di sana.
"Aku akan mengerti, aku akan menurut pada Tuan," Sophie menggoda Ares dengan menggesekkan bokongnya pada sesuatu yang mulai menegang di bawah sana.
"Gadis baik," Ares tersenyum.
Pria itu mendekatkan wajahnya lalu mencumbu Sophie, wanita itu bersorak senang akhirnya Ares jatuh dalam jeratannya. Tidak apa untuk saat ini dia mengalah, karena sebentar lagi, gelar Nyonya Atmaja akan segera disandangnya. Puaskan dahulu tuan rumah, baru dia bisa meminta haknya.
Cukup lama mereka saling bertukar saliva hingga ruangan yang tadinya sejuk berubah menjadi semakin panas. Sophie terus memancing hasrat Ares dengan sentuhan-sentuhan lihainya, namun beberapa saat kemudian Ares menarik dirinya dari ciuman tersebut.
"SIAPA ITU?" teriak Ares.
Dia menurunkan Sophie dari pangkuannya, sedangkan wanita itu menahan kesal. Nafsunya yang sudah diubun-ubun terpaksa tertunda.
Ares melangkahkan kaki ke arah pintu kamar, matanya menajam saat melihat Martha bediri dengan kepala tertunduk.
"Kau mengintip?" cecar Ares membuat wajah Martha pias.
"Ti-tidak Tuan, saya hanya kebetulan lewat. Maafkan saya!" Martha memohon ampun sambil berulang-ulang membungkukkan badan.
Sophie yang merasa acara bercumbunya diganggu tidak tinggal diam. Dia merangkul lengan Ares dengan manja dan membujuk Ares dengan lidah tidak bertulangnya itu.
"Tuan, pelayan yang tidak sopan seperti ini sebaiknya dipecat saja! Mengganggu saja," bujuknya.
Ares tampak terdiam berfikir sejenak, sebelum ia melontarkan kata aku menyelanya.
"Jangan salahkan orang lain atas keteledoran diri sendiri," aku berjalan dengan wajah manis. Ares terhenyak sesaat.
Senyuman itu, sudah lama aku tidak melihatnya, batin Ares.
Aku kini berdiri di hadapan pasangan harmonis itu, Sophie mengeratkan rangkulannya. Aku terkikik geli dalam hati.
"Ares... lain kali kuncilah pintu kamarmu agar lebih aman," Aku mengusap bahunya dan mendekatkan bibirku pada telinganya hingga membhat bulu romanya meremang. "Agar kegiatan panas kalian tidak terganggu orang lain," aku melenggang pergi meninggalkan Ares yang mematung.
Aku merangkul Martha untuk ikut bersamaku.
Tbc.
Please rate, vote dan likenya yach!
Sertakan comment kalian agar aku lebih baik lagi, Enjoy!
Maaf aku telat update, sedang mengatur cerita di dalam kepalaku sambil ngelonin baby. Nikmatnya tidak terkira, sabar ya readerku sayang.
alur ceritanya jg Ter atur. love u thor 🥰🥰🫰
gita " tapi malu... "