Ratih gadis miskin yang lugu dari Desa Cempaka yang di cintai oleh sosok Siluman ular yang berusia ribuan tahun----Setelah cintanya dikhianati oleh Arya, anak kepala Desa dusun Cempaka. Ratih Dipaksa membuat Perjanjian pernikahan dengan Pangeran Naga Seta yang sudah terobsesi pada Ratih----demi keamanan desanya lewat pernikahan gaib.
Warga Desa yang kembali terikat dengan Siluman ular penghuni aliran Sungai Seta harus memberikan sayeba setiap sebulan sekali untuk Siluman ular penghuni sungai, akankah warga desa terlepas dari perjanjian gaib ini.
Mengisahkan Dendam, Sakit hati, dan Perjanjian gaib di jadikan satu dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Sabina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Di dalam sungai istana para siluman, Ratih hidup dalam kemewahan. Dirinya akan melakukan penyempurnaan malam ini setelah Naga Seta menyelesaikan urusannya.
Entah urusan apa, tapi Ratih tak boleh banyak tahu sebelum mereka melakukan penyempurnaan, Ratih amat tak mengerti penyempurnaan apa yang di maksud Naga Seta----yang sekarang sudah menjadi suaminya.
Ratih yang duduk di kursi kayu kamarnya yang mengarah langsung ke taman istana, hari ini dirinya masih mengenakan kemben warna merah, kain batik coklat keemasan, dan rambutnya masih di sanggul.
Tangannya sedang membatik, tangan kiri memegang kain dan tangan kanan memegang canting. Ini adalah kegiatan para wanita di jaman kerajaan Nusantara----bisa di sebut seni.
"Gusti...apa tak sebaiknya anda istirahat?" tanya salah satu dayang.
Ratih menghentikan kegiatan membatiknya menatap salah satu dayang yang mengatakan hal barusan, lalu dayang itu hanya menunduk.
"Maaf Gusti jika hamba lancang," jawabnya dengan menunduk.
Mata Ratih menatap salah satu dayang yang mengatakan itu, lalu Ratih tersenyum dengan manis menatap dayang itu.
"Tak perlu meminta maaf," ucap Ratih dengan tersenyum.
"Aku sedang menunggu suamiku yang sudah dua hari ini tak menemuiku dan bahkan tak memperbolehkanku keluar," jawab Ratih dengan nada kecewa.
"Tapi Gusti putri harus istirahat karena pesta kemarin---" ucapan salah satu dayang yang duduk di lantai di hentikan oleh dayang lainnya.
Dayang lainnya memberikan kode dengan menyentuh lengan temannya, lalu menggelengkan kepala.
Ratih menatap dua dayang itu secara bergantian, dan senyuman di bibirnya terbit.
"Aku tahu pesta kemarin memang memang melelahkan...Tapi aku sedang menunggu Pangeran masuk ke kamarku," ujar Ratih memejamkan matanya.
"Entah urusan apa itu, yang jelas saat pesta selesai dia menyuruhku langsung ke kamar."
Dari suara Ratih terdengar amat kecewa lantaran, saat malam pertama suaminya tak bersamanya----padahal sudah dua hari ini, Naga Seta tak menemuinya entah ada apa.
"Sabarlah Kanjeng Putri, Yang Mulia Pangeran mungkin sedang ada urusan mendesak sehingga tak bisa menemui anda," hibur salah satu dayang yang duduk di bawahnya.
"Huft," Ratih hanya menghela napasnya.
Padahal dulu, Naga Seta yang sangat menginginkan menikahinya---tapi sekarang kenapa seolah Ratih merasa diabaikan.
Sebenernya apa tujuan Naga Seta menikahinya, sungguh tak bisa di mengerti bangsa siluman ini.
Ratih setuju menikahi Naga Seta karena demi keamanan Desa Cempaka. Tapi hatinya masih mengingat beberapa kenangan di desa Cempaka---terutama ibunya.
Tak ada lagi kain murah----tak ada lagi yang namanya makanan tak enak---tak ada lagi yang namanya kekurangan---semuanya yang ada hanya kemegahan dan kemewahan.
Ratih menghentikan kegiatan membatiknya dan mencoba menanyakan pada salah satu dayang kemana suaminya, tapi seolah para dayang itu menutupi sesuatu sambil menggelengkan kepala mereka.
"Kemana Naga Seta," batin Ratih.
Ratih belum mau menyebut Naga Seta dengan panggilan suami dan istri, antara tak tahu atau memang tidak tahu cara menyapa suami dalam etika kerajaan.
"Kami tak tahu Gusti Putri, kami hanya bertugas melayanimu."
Dayang hanya menjawab hal yang sama, ketika Ratih menanyakan dimana Naga Seta.
Tangannya sibuk melukis batik dan hanya fokus dengan itu saja, Ratih juga belum menganti bajunya karena belum diizinkan oleh Naga Seta----karena gadis ini sampai saat ini masih menjadi manusia.
Masih melakukan ritual sebelum sepenuhnya mendampingi Naga Seta sebagai Ratu yang sah.
Di alam manusia, waktu menunjukkan sudah malam hari. Semua warga desa tidur beralaskan daun pisang dan kelapa, tak lupa para pria berganti shift untuk membuat ronda
Di atas sungai, seekor ular welang berwarna hitam kuning muncul dari arah sungai merayap ke permukaan lalu nampak ular itu menuju suatu rumah gubuk.
Gubuk yang masih berdiri kokoh meski rumah di sekitarnya sudah di terjang banjir, memang Pangeran Naga Seta sengaja menghindari rumah itu----karena itu rumah mertuanya.
Rumah gubuk itu di huni wanita tua yang tertidur dengan lelap, tanpa menyadari sosok ular yang masuk ke rumahnya.
Sosok ular welang itu berubah menjadi manusia, sosoknya bertelanjang dada dengan ikat kepala dan bawahnya mengenakan celana.
Sesuai perintah Naga Seta, Patih kerajaan itu memberikan emas di dalam lemari sebagai mahar karena telah mengambil Ratih.
Kali ini emas itu berupa kepingan yang ada di sebelah Mak Sarti.
"Aku sudah menunaikan tugasku, sekarang aku harus ke dukun untuk meminta sayeba."
Sosok ular welang itu berubah kembali menjadi sosok ular melata keluar gubuk, menuju tempat dukun yang ada di atas gunung dimana banyak orang memujanya.
Sayeba yang di maksud adalah tumbal orang-orang, yang mengikuti ritual pesugihan dan sejenis sesajen yang disiapkan untuk keraton.
"Chandra Welang," panggil pangeran Naga Seta yang mencegatnya.
"Hamba, gusti pangeran."
Entah tiba-tiba saja Chandra Welang di halangi oleh Naga Seta menuju gunung untuk meminta sesaji, "aku menugaskanmu di desa ini," ujarnya.
"Apa maksudnya gusti pangeran," tanya Chandra welang yang masih menjadi sosok ular.
"Aku mau warga desa kembali memuja kita, dan sebagai gantinya lahan dan perkebunan mereka akan makmur dan ternak mereka kembali."
Naga Seta bicara pada salah satu patihnya, dan Chandra Welang menatap heran pada Pangerannya.
"Lalu untuk meminta Sayeba yang di atas gunung itu bagaimana, Pangeran?" tanya Patih Welang.
"Aku akan tugaskan Sanca Kama untuk mengambil sesaji, jika kamu berhasil kamu berhak atas wilayah desa ini dan hidup bersama ular welang lainnya."
"Terimakasih Gusti akan Hamba pastikan berhasil," ucapnya lalu tak jadi pergi.
Naga Seta kembali menjadi sosok ular putih menuju sungai, dirinya harus membereskan masalah yang ada sebelum meresmikan dirinya sudah memiliki pendamping atau Ratu.
TENANG AJA POKOKNYA SEHARI UPDATE SATU BAB, JADI JANGAN TAKUT GAK UPDATE
*
hais sebel deh klo kyk gini
lanjutkan kk
tp klo ini bgg gmn mau jadi manusia lahi tih ratih
harus yakin dong jagn goyaho
Minta dibantuin sm Ambarwati aja Ratih buat kluar dri alam itu.
Pasti Ambarwati mau mnolongmu, karena dia mencintai Seta.
Tp ko rapat istana ga dilibatkan Ratih nya, dan juga Ratih dibentak ddepan orang banyak.
Gak kbayang sedih dan hancur nya hati Ratih ya, baru juga bermesraan, stelah nya Seta seakan lupa. 😭😭😭
Gimana ya klo Ratih hamil, waduh gawat juga klo gitu.
Para siluman memang sangat perkasa klo soal hubungan suami istri, brbeda sm manusia. 😁
Syukur deh Ratih meminta tolong pada bulan Suti, smoga beliau bisa bantu.
Dan syukur juga Seta percaya perkataan Ratih tanpa mnaruh curiga, dia memang mncintai Ratih tp cara x salah.
Knpa harus melarang Ratih pulang ke dunia x coba, dan bukan kh Ratih dsana juga demi desa x, trus knp lg hrus mminta tumbal sgala. 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Itu namanya gak ada keuntungan x buat Ratih.
Lama2 mereka tidak hnya minta tumbal babi, tp minta tumbal manusia lg.
Karena smakin dturuti, mka semakin mereka serakah.
Ujung ujungnya gak bisa lepas dri mereka klo udh bersekutu begitu, kecuali mati.
Dan yg bnyk rugi manusia x, bukan mereka. 😞😞😔
Klo berfikir secara logika sih, gak ada untung x bersekutu sm iblis, yg ada hidup selalu dlm bayang bayang ketakutan dan tekanan, dan lebih miris x Allah sangat murka dan tobatnya pun tidak diterima lg. 😭
Seharusnya klo jtuh miskin ya hrus berubah, ini malah sebaliknya.
Pasti tuh bkl diteror oleh jelmaan ular itu nanti, kan udah main nyuruh2 para antek x untuk mmbunuh ular itu.
Aq tuh semenjak baca yg horor2 gini, sering mimpi yang aneh2 thor, 😔ke mimpi ke dunia lain gitu, mlihat wujud yang aneh-aneh juga sering, bahkan mimpi diperlihatkan pesugihan pun pernah 😬😩.
Mimpi ketemu gelang emas, pas aku pegang tiba-tiba berubah jd mata uang yang aneh, trus dimata uang itu ada gambar raja yg serem bngt rambut gimbal, dan bersuara aaaaaaa bergema gitu.
Trus tidak lama keluar asap hitam pekat dri mata uang itu, tiba-tiba berubah jd sebuah peta, dimana dipeta itu aku diperlihatkan ke singgasana kerajaan gitu, terus aku melihat ada bnyk mas berlian permata yg berkilauan, serta sesajen di wadah bundar besar.
Dan aku melihat para kunti berbaris rapi , lupa ada brp barisan.
Aku lihat aura mereka juga berbeda beda, bermacam-macam warna, kecuali putih.
Aku sangat takut mlihat begituan, trs aku bca ayat kursi dlm hati kemudian kebangun deh. 😫😫😫😫
Mimpi x udh sangat lama bngt.