NovelToon NovelToon
Mata Itu

Mata Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:214
Nilai: 5
Nama Author: Anindia Andin

popy gadis manis yang hidupnya tak semanis senyumannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anindia Andin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

mata itu

𝙢𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙙𝙞 𝙧𝙪𝙢𝙖𝙝 𝙨𝙚𝙩𝙮𝙤 𝙖𝙟𝙞

"gimana ini ma, pak hendro tanya kelanjutannya popy dan anaknya"

"urusan bunga diselesaikan dulu pa"

"iya"

𝙠𝙚𝙢𝙗𝙖𝙡𝙞 𝙠𝙚 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙥𝙤𝙥𝙮

sore hari setelah popy menyelesaikan kelasnya

"pop"

"hobi ngagetin orang kamu itu mut"

"mas Arga sudah chat kamu belum?" sambil tertawa kecil

"ngawur kamu mut, mulai kapan aku mau kenalan sama laki2 dulu"

"mas biar punya pacar mut"

"kmu terlambat mutiara, aku sudah punya pacar"

'yah terlambat dunk"

"iyalah... siapa suruh lama, berbulan-bulan yang lalu, sekarang sudh jadi pacar orangkan"

"yaahhhh... " menyun mutiara "ahhh... selama janur belum melengkung, berarti masih belum ada yang punya kan"

"haha... bahasa jadul, janurnya habis sudah jadi ketupat"

Klunting

"sudah pulang dek"

"mau pulang ini mas, langsung ke rumah mbak Ratih"

klunting

"hati2 di Jln ya, kalo sudah di kost kabari mas" isi pesan Pras

"ini pacar ku mut" ucap popy sambil menunjukkan ponselnya

"selama janur kuning belum melengkung, masih ada kesempatan pop"

"ngeyel"

****

Hampir mau masuk magrib, popy bergegas pulang dari rumah mbak Ratih, setibanya di tempat kos bu Retno

"nak popy, sini sebentar"

"iya buk"

"ini ada titipan dari Pras, dibukanya di kamar saja ya"

"apa ini buk" tanya popy menerima bungkusan kecil dari tangan bu Retno

"sudah nanti aja di kamar bukanya, sudah magrib"

Popy berpamitan ke bu Retno dan menuju kamarnya

setelah menjalankan sholat maghrib dan mengisi perut yang sudah dari tadi bunyi karena cacing dalam perut popy sudah demo, popy membuka bungkusan kecil dari bu Retno tadi

Popy terkejut ketika melihat isi bungkusan itu

"cincin? apa maksudnya ini?"

Popy bergegas memakai kerudung borgonya dan turun menghampiri bu Retno

"buk" tok tok tok

Popy mengetuk pintu ukiran milik ibu kost

"masuk nak"

Popy mematuhi perintah bu Retno dan mendapati wanita tua tapi masih cantik itu sedang menonton drama televisi, popy menghampirinya dan duduk di samping ibu itu

"buk, apa maksudnya ini?" tanya popy sambil menyodorkan wadah berisi cincin bermata putih itu

"ibuk hanya menyampaikan perintah dari Pras nak" kata bu Retno sambil meletakkan gelas teh yang ada di tangannya "sepertinya Pras benar2 serius dengan kamu nak"

popy masih terdiam dalam kebingungannya

tiba2 menembak popy sekarang memberi cincin, apa maksudnya ini, gumam popy dalam hati

"kamu telp bocah itu nak, tanyakan langsung, ibuk hanya menyampaikan pesannya saja"

Popy meraba ponselnya, ternyata tertinggal di kamarnya dan popy berpamitan untuk kembali ke kamarnya

Tut tut tut... tuttt

Tidak ada jawaban

Tut... tut..

"sebentar ya dek, nanti mas hubungi lagi" tuttuttut... telp di akhiri

Popy menunggu panggilan dari Pras dengan gelisah dan tak berapa lama ponsel popy berbunyi

"assalamu'alaikum mas"

"Walaikumsalam dek, maaf ya mas matikan telpnya tadi"

"iya mas, kalo masih belum selesai lanjutkan dulu mas, nanti di sambung lagi pembicaraan kita"

"sudah sayang, mas sudah selesai, kenapa? tumben kamu nelp mas duluan"

"aku sudah menerima pesan mas dari bu Retno mas, apa maksudnya ini?"

"syukurlah, semoga kamu suka dengan pilihan bude ya, ntr kalo mas kembali mas yang akan memilihkan sendiri untuk kamu"

"apa maksudnya ini mas?"

"mas serius dengan kamu sayang, tolong Terima tanda cinta ku itu"

"kaget popy dengan mas nembak popy masih belum hilang lho mas, sekarang tambah dilamar"

"seandainya mas sekarang ada di Jawa, mungkin sekarang ini kamu sudah aku nikahi dek"

"mas Pras belum kenal popy, pikir2 dulu mas, ada hal yang popy belum bisa ceritakan ke mas Pras"

"ceritalah sekarang dek, mas siap mendengarkan, nanti giliran mas yang akan bercerita"

Dengan berat hati, dan mulut yang sulit terucap, popy memberanikan diri untuk bercerita

"popy sudah tidak perawaan mas" nada popy lirih

"lalu?"

"ya itu, popy tidak perawan, apa mas masih mau menerima popy apa adanya?"

"tidak" jawab pras dengan tegas

"mas ndak jijik dengan popy? ndak tannya dengan siapa popy melepaskan kesucian popy?"

"ceritalah, mas mendengarkan"

Popy menceritakan kejadian malam itu

"dek, jarang sekali ada perempuan yang mengaku jika dirinya sudah tidak perawan lagi, kenapa kamu sejujur ini?"

"aku ndak mau mengecewakan orang yang menyayangi popy mas, kalo setelah ini mas mau memutuskanku, aku siap menerimanya"

"dengan kejujuranmu, aku semakin yakin dengan kamu dek"

"mas pikir2 dulu mas, nanti menyesal lho"

"InsyaAllah aku tetap pada pilihanku dek"

Popy tertegun sejenak

"kenapa mas?"

"karena mas juga bukan mahluk sempurna, pernah melakukan salah yang fatal, sampai sekarang mas menyesal dan berusaha mendapatkan maaf dari seseorang yang mas sakiti"

"sefatal apa sampai belum mendapatkan maafnya"

"akan tiba waktunya kamu akan tau dek, mas tidak bisa cerita sekarang"

"siapa yang mas sakiti? laki2 atau perempuan?"

"perempuan" jawab Pras singkat

"sekarang mas selesaikan dulu maslah mas"

"masih dalam proses dek"

"seperti apa hubungan mas dengan dia"

"jangan di bahas sekarang ya, mas belum siap"

"mas cinta dengan dia?"

"cinta... sangat cinta"

Popy terdiam cukup lama

"kalau mas cinta dia, kenapa mas juga cinta ke aku? dan melamar aku mas?"

tak ada jawaban dari Pras

"mas selesaikan dulu urusan mas, jangan memberi harapan untukku, jangan mempermainkan wanita mas"

Popy langsung menutup sambungan telp itu

Pras mencoba menghubungi popy lagi tapi tak ada respon dari popy

Klunting

pesan masuk

"maafkan mas ya sayang"

"aku mencintaimu"

Popy tak membalas pesan itu, rasanya sakit. setelah di angkat setinggi-tingginya dan sekarang di hempaskan dengan keras

"ternyata sesakit ini ya Allah... atau ini alibinya ketika aku menceritakan tentang kesucianku" tanya popy dalam hati

sejak awal popy sudah menyiapkan hatinya untuk hal ini

Setelah menjalankan sholat isya popy tertidur sampai hari berganti, tanpa mengindahkan pesan dari pras yang masuk sangat banyak

Popy berusaha setegar mungkin, menjalani hari ini.

Stelah melakukan kegiatan hari ini mulai dari kuliah sampai mengajari bela, popy menjalankan harinya penuh dengan kegetiran hati

Baru saja punya pacar, sekarang sudah putus. seumur jagung, popy berusaha tegar, berusaha kuat

Tut... tut... tut...

sambungan telp popy ke ponsel bunga

"assalamu'alaikum bung, lagi apa"

"lagi bantu mama di dapur bung"

"tumben.. ada angin apa"

"orang tuanya mas anton mau ke rumah pop"

"ciiieeee ada yang mau dilamar ini"

"seandainya ada kamu di sini pop, pasti ibuk terbantu" cletuk bu mala

"kan bunga bisa masak buk"

"masak apa? masak mie sama telur itu saja yang dia bisa"

"bunga itu bisanya makan, dandan sama pacaran buk"

𝙙𝙞 𝙠𝙤𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙙𝙞 𝙠𝙚𝙙𝙞𝙖𝙢𝙖𝙣 𝙖𝙣𝙩𝙤𝙣

"cieee yang sebentar lagi mau nglamar anaknya orang" goda mbk Sinta kakak anton

"iya mbak, rasanya sudah di ubun2" canda anton

"mas dulu waktu nglamar mbakmu, mas sendiri yang numbuk jadahnya" ucap suami Sinta

"iya ton betul itu, jadi sekarang kamu tumbuk sendiri ya jadah kamu" ucapan Sinta sambil memberikan penumbuk kayu ke arah anton

anton hanya bisa pasrah ketika di kerjai kakaknya

"kalo numbuk yang lembut ton, biar bisa pulen se pulen cintamu ke bunga" ledek Sinta dan suaminya

***

Malam harinya keluarga haji samsul ke kediaman aji, melamar bunga sebagai istri anton. dan acara malam itu berlangsung lancar hangat penuh kekeluargaan

****

Malam hari setelah sholat isya, popy hendak keluar membeli perlengkapan kuliah yang sudah habis

𝙖𝙠𝙪 𝙡𝙚𝙡𝙖𝙝.. 𝙡𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖, 𝙨𝙖𝙠𝙞𝙩 𝙠𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙠𝙖𝙢𝙪

panggilan telp dari prasetya, popy tetap mengabaikan panggilan itu, dering panggilan dari Pras berbunyi lagi untuk yang ke sekian kalinya, tak puas dengan menempol, pras juga mengirimkan pesan, jumlahnya banyak sekali tapi tetap tak di hiraukan oleh popy.

Setelah popy kembali pulang membawa apa yang dia perlukan, tak lupa makanan juga dia beli. bu Retno sudah menunggu popy

"malam buk" sapa popy

"malam nak popy, dari mana?"

"dari minimarket buk, beli alat tulis" jawab popy sambil menenteng kantong plastik

"Pras tadi nelp ibuk, nanyain kamu nak"

"iya bu, ponselnya popy tinggal buk, nanti popy telp balik mas Pras buk" jawabnya "popy ke kamar dulu ya buk" pamit popy

setibanya di kamar, popy meraih ponselnya, dan melakukan panggilan untuk Pras, tak berapa lama panggilan popy di jawab laki2 tampan itu

"assalamu'alaikum sayang, maafkan mas ya"

"Walaikumsalam mas, maaf untuk apa?"

"beri mas kesempatan untuk memperbaiki semua ya dek"

"ndak ada yang perlu di perbaiki mas, karena cerita kita juga belum dimulai, jadi tidak ada alasan mas untuk meminta maaf ke popy"

"mas sungguh sayang sama kamu dek, mas cinta sama kamu"

"mas ini gimana sih, mudah berpaling cinta, katanya cinta sama perempuan itu? lantas sekarang cinta ke aku, jangan mempermainkan hatiku mas, ini hati bukan rempeyek"

"mas mohon beri mas kesempatan ya dek"

"sudahlah mas, lupakan popy, kembalilah ke cinta mas Pras"

"kamu cintanya mas dek"

"perempuan itu yang berhak mendapatkan cinta mas Pras, bukan aku" sela poy "sudah ya mas, popy capek, assalamu'alaikum"

Tanpa menunggu jawaban, popy menutup panggilan suara tersebut

di sebrang sama Pras galau, bingung apa yang harus dia lakukan

"sudahlah broo... kalo kamu cinta, perjuangankan cintamu, sebelum terlambat" ucap salah satu rekan Prasetya

𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙗𝙪𝙣𝙜

1
Brock
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
Killspree
Terinspirasi
Anindia Andin: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!