Di sebuah benua Yang bernama Arkais, sebuah Klan Berdiri Yang bernama Klan Liu. disana lah Liu Zhen, Satu satunya anak laki-laki dan juga satu-satunya anak yang di miliki Ketua Klan Zhen.
Pada Suatu hari sekte langit yang merupakan salah satu dari ke 10 Klan terkuat di benua Arkais menyerang dengan membabi buta Klan Liu Zhan sampai tak bersisa, Disaat itu lah Liu Zhen kehilangan semua... sampai dia membuat ikatan oleh sebuah sosok yang di kenal dengan sebutan Asura, membuat ikatan jiwa dengannya... Dengan mata yang membara... Liu Zhen akan kembali menjadi seseorang yang baru... seseorang yang akan menjadi Asura berikutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adit Radit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16 -- langkah menuju selatan
Langit masih berembun ketika Liu Zhen berdiri dari duduknya di atas buktinya. Angin pagi menerpa wajah dan rambut hitam panjangnya.
Liu Zhen di balik tudung nya menatap ke arah langit dengan tatapan yang dingin "bagian selatan dari benua Arkais..." Gumamnya dengan suara datar. "Tempat dimana sisa sisa kerjaan Mo Lousha... Tunggu aku"
Liu Zhen memulai perjalanan menuju selatan. ia turun dari bukti itu dan mulai berjalan, namun ia sempat menoleh ke belakang sebentar, melihat kota Heiwu yang jauh semakin menjauh di belakangnya. Tapi ia terus melangkah meninggalkan Kota Heiwu semakin jauh, sampai kota Heiwu tak terlihat lagi matanya.
Perjalanan ke selatan tidaklah perkara mudah. Liu Zhen harus melewati hutan belantara, sungai-sungai besar, hingga sebuah pengunungan yang curam yang sudah memakan banyak nyawa. Namun itu bukan lah masalah bagi Liu Zhen, bagi Liu Zhen semua itu hanya ujian kecil, tak sebanding dengan apa yang ia telah lewati selama ini.
_______________________________________________
Dua hari berlalu telah dengan cepat sejak ia meninggalkan Kota Heiwu. Liu Zhen berjalan henti, ia hanya beristirahat sebentar selama perjalanan itu juga hanya untuk memulihkan energi. Liu Zhen juga lebih memilih jalan yang sepi di bandingkan melewati jalan setapak, karna ia tak mau bertemu banyak orang, yang mungkin saja ada seseorang yang sedang mencari nya karna kejadian di Kota Heiwu itu.
Pada Malam ketiga akhirnya Liu Zhen tiba di sebuah sungai besar yang menjadi perbatasan antara bagian utara dan selatan. Sungai tersebut bernama sungai Yunlan, sungai yang terkenal karna arus nya yang sangat deras, dan dirumorkan terdapat sebuah monster air yang berada di dasar sungai tersebut.
Disana juga tidak terdapat sebuah jembatan, karna itu merupakan jalur yang jarang bahkan tidak pernah dilewati orang. Liu Zhen yang melihat disekitarnya, dan ia hanya melihat sebuah rakit kayu di bawah sebuah pohon.
Yang pada akhirnya, mau tidak mau Liu Zhen menggunakan rakit itu untuk menyebrangi sungai Yunlan itu. Liu Zhen menggunakan kekuatan spiritual untuk mengikat rakit itu agar bisa bertahan dari derasnya aliran sungai Yunlan.
Pada akhirnya Liu Zhen berhasil tiba di seberang dengan selamat, ia menghela nafas nya "setengah perjalanan lagi... " Gumamnya
Pada hari keempat, Liu Zhen tiba dijalan berbatu yang mulai ramai oleh para kultivator pengembara dan pedagang. Liu menyamarkan wajahnya dengan kain hitam dan menekankan aura sampai tidak terasa sama sekali.
Liu Zhen juga sempat mendengar percakapan antara kultivator pengembara, yaitu Liu Zhen mendengar bahwa jalan ini menuju sebuah kota besar yang bernama kota Nanhai. Kota yang penuh dengan para kultivator-kultivator, dan berbagai sekte maupun Fraksi. Mungkin jika ingin mencari informasi tentang reruntuhan yang di maksud Mo Lousha kota itu, ini merupakan tempat bagus untuk memulai nya.
Setelah setengah hari perjalanan, Liu Zhen mulai bisa melihat gerbang besar Nanhai. Dinding kota tersebut sangatlah besar di bandingkan kota Heiwu, dan dinding nya dipenuhi oleh simbol naga dan awan, yang menandakan kota itu di bawah naungan sebuah sekte besar yang belum d ketahui Liu Zhen.
Liu Zhen akhirnya masuk ke dalam kota Heiwu tanpa masalah karna ia menekankan Aura nya sampai tidak bisa terdeteksi. Namun tetap saja para penjaga itu tetap waspada karna penampilan Liu Zhen tampak sedikit aneh karna menggunakan pakaian serba hitam.
Setelah masuk ke Kota Nanhai Liu Zhen merasakan kota Nanhai sangat berbeda dengan kota Heiwu. Suasananya lebih ramai, bangunan disana lebih padat dan lebih tinggi, kios kios berjejer sepanjang jalanan kota Nanhai.
Liu Zhen menyusuri gang gang kecil di kota itu, mencari tempat yang lebih sepi. Akhirnya Liu Zhen berhenti di depan sebuah penginapan yang agak tua namun terawat, penginapan yang bernama 'Akar Naga' . Liu Zhen masuk ke dalam penginapan itu dan menyewa satu kamar di lantai teratas.
Setelah mendapat kunci kamar Liu Zhen langsung menuju kamarnya dan mengunci pintunya. Didalam kamar Liu Zhen membersihkan dirinya lalu duduk di atas kasurnya. Ia membuka sebuah gulungan yang sempat di berikan Mo Lousha saat masih di bukti.
Liu Zhen menyayat tangan nya sedikit, ia meneteskan darah yang keluar itu ke gulungan itu sebagai syarat untuk melihat nya.
Setelah darah menetes, permukaan gulungan itu yang tadi nya kosong kin mulai muncul huruf huruf kuno.
"Tiga jalan akan menuntunmu, gunung Lim, padang pasir merah, dan terakhir laut roh. Setelah itu kau akan menemukan sisa sisa peninggalan terdahulu"
Liu Zhen menatap gulungan itu "gunung Lim... Tempat itu jadi benar adanya"
Dan tiba tiba pintu kamar nya ada yang mengetik
Tok... Tok... Tok...
Ia segera berdiri, menyembunyikan gulungan itu di bawah kasurnya "siapa?"
"Maaf mengganggu waktunya tamu terhormat, kami menghantar sebuah teh hangat" Ucap suara perempuan yang berada di luar itu.
"Teh? Aku tidak memesannya" Balas Liu Zhen
"Teh ini sudah menjadi bagian dari penginapan ini, bagi siapapun yang menginap disini setiap malam akan mendapat teh hangat"
Setelah mendengar itu Liu Zhen berjalan ke pintu lu buka pintu nya hanya sebagian, dan menerima teh itu "terimakasih"
Namun saat Liu Zhen menutup pintunya ia merasakan mata perempuan itu berubah menjadi dingin dan tajam, Aura spiritual dari tubuhnya keluar dan tentu nya Liu Zhen bisa merasakan nya.
Hanya satu kalimat yang bisa menjelaskan situasi itu.
"Diawasi"
Liu Zhen diawasi... Entah oleh siapa, namun perkiraan Liu Zhen itu adalah ulah Fraksi ular malam.
Pada malam itu akhirnya Liu Zhen tetap berjaga, ia tak tidur sama sekali sepanjang malam. Hanya duduk bersila di atas kasurnya.
"Kemungkinan besar itu adalah orang kiriman dari Fraksi ular malam. Sialan... Karna kejadian di paviliun itu... Hah sudahlah itu juga karna pilihan ku sendiri, sudah terlambat untuk menyesalinya."
Namun Liu Zhen tak gentar oleh kejadian barusan, ia sudah menyiapkan rencana untuk esok hari, yaitu, pergi ke sebuah perpustakaan besar yang sempat ia lihat. Mungkin disana ia bisa mendapatkan informasi yang ia butuhkan untuk mencari reruntuhan kerajaan Mo Lousha.
Liu Zhen menatap ke luar jendela, menatap langit malam yang bersih tak ada bintang satu pun.
"Sebentar lagi, cepat atau lambat sisa kerajaan mu akan ku temukan Mo Lousha" Gumamnya.
"Itulah yang aku inginkan“ jawab Mo Lousha di jiwa nya.
bersambung
_______________________________________
Tingkatan Kultivasi Jalur Asura
•Pilar Kegelapan Awal (Shadow Root Realm)
•Pilar Darah Baru (Blood New Realm) [Liu Zhen]
•Pilar Jiwa Terkutuk (Cursed Soul Realm)
•Pilar Jiwa Retak (Shattered Soul Realm)
•Pilar Langit Gelap (Dark Sky Realm)
•Pilar Hukum (Reverse Realm)
•Pilar Neraka darah (Blood Inferno Realm)
•Pilar Kematian (Death Realm)
•Pilar Asura (Asura Sovereign Realm) [Mo Lousha]
Tingkatan Kultivasi Langit (Umum)
•Ranah Dasar (Qi Opening Realm)
•Ranah Penguatan tubuh (Body Refining Realm)
•Ranah Inti Qi (Qi Core Realm)
•Ranah Jiwa (Soul Formation Realm)
•Ranah Langit Awal (Heavenly Origin Realm)
•Ranah Penajaman (Tempering Realm)
•Ranah Pencerahan Langit (Sky Enlightenment Realm)
•Ranah Master Agung (Grand Master Ascendant Realm)
•Ranah Kaisar (Qi Emperor Realm)