Kirana, dalam hembusan terakhir sang Kakek dia menikah dengan sosok pria yang diyakini Kakeknya akan menjaganya dan membahagiakannya. Namun, siapa sangka kalau Arjuna adalah sosok suami yang menganggap Kirana sebagai musuh, bukan istri.
"Aku akan terus melafalkan namamu dalam doaku, karena aku mencintaimu." -Kirana Anindy.
"Menghilanglah dan pergi. Jika harta yang kamu inginkan, bawa itu bersamamu." -Arjuna Braja Satya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dunia Sebatas Mata
🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹
🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹
🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹
🌹CAST ARJUNA EMAK GANTI DI BAWAH.🌹
"Cantik anjiir, Ar. Mulus gitu mukanya," ucap Alex.
Dua teman pria lainnya mengangguk setuju sembari mengingat kembali wajah Kirana sebelumnya. "Indonesia banget mukanya, idungnya mancung mungil. Lu gimana bisa tahan dah cewek modal begituan?"
"Tau nih heran sama lu, Ar. Masa dianggurin? Cobain kali. Bening gitu. Itu di luar ya, kita liat mukanya doang udah putih banget. Coba dalemnya, Ar. Kiceup kagak lu."
"Bisa diem gak lu?"
Mila yang mendengar suara tajam Arjuna itu hanya tertawa. "Tapi serius deh, Ar. Wajahnya indo banget, ayu gitu serius. Merlinda kan blasteran kek kita. Bosen gak lu liat yang sejenis? Bening anjiir."
"Gue gak suka," ucapnya meneguk bir kaleng.
"Gak suka apa belum? Kalo lo gak mau gue ambil aja." Alex yang berucap.
"Merlinda mah jauh dong, Ar. Dia mah cantik juga karena blasteran. Lah inimah ayu banget asli."
"Hooh, adem. Nyicip boleh lah."
Sampai suara ketukan dari pintu depan membuat mereka berhenti bicara. "DO kali," ucap Mila segera melangkah menuju pintu dan mengambilkan pesanan. "Woooyyy! Makan nih! Ar, bini lu suruh turun napa. Belum makan pasti, neneknya ninggal kan?"
Arjuna masih terdiam dan sibuk meneguk bir nya. "Lu gak akan bilang sama Merlinda 'kan?"
"Kagak tenang aja," ucap temannya yang lain yang dibalas anggukan.
"Serius, Ar. Nyicip sebelum dibuang coba."
"Gak nafsu," ucap Arjuna memilih untuk mulai mencicipi makanan di sana.
"Suruh turun napa, gak bakalan gue apa apain juga," ucap Mila.
"Biarin aja."
"Tega lu, awas karma loh," ucap Mila memperingati.
Alex menggeleng. "Takut karma gak usah hidup lan anjiing. Ar, gue mau rokok."
"Di kamer gue."
"Gue yang ambil?" Tanya Alex. "Tar gue malah salah kamar ke kamar bini lu."
Seketika sumpit kayu yang ada di tangan Arjuna langsung patah. "Gak usah bahas dia," ucapnya penuh dengan penekanan.
"Woy woy santai, Ar. Iya enggak. Gue yang ambil atau elu yang ambil?"
"Diem," ucap Arjuna yang berdiri dan melangkah menaiki tangga dan memasuki kamarnya.
Arjuna hanya mengambil rokoknya saja, tapi tidak ada di sana. Sampai dia keluar kamar dan mendapati ada di ruangan santai yang menjadi pemisah antara kamarnya dan kamar Kirana.
Arjuna mengambilnya. Tapi gerakannya terhenti sesaat tatkala mendengar lantunan al-Quran di sana. Lamunannya hanya hitungan detik, sampai dia kembali mengeraskan rahangnya dan segera turun kembali.
"Lama anjir ih! Abis ngapain bini lu?"
Tatapan tajam Arjuna membuat Alex memukul bibirnya sendiri. "Sorry, Ar."
Mereka berlima makan sambil bercerita dengan begitu berisik selama beberapa menit. Sampai terdengar seseorang menuruni tangga.
Semuanya beralih pandang, kecuali Arjuna.
"Aku mau ke rumah Nenek lagi, Kak."
Arjuna tidak menjawab, yang mana membuat Mila menjawab, "Udah pergi aja, laki lu gak peduli."
Kirana menunduk dan segera berlalu dari sana; keluar dari rumah.
Mila berdecak melihat Arjuna yang sibuk dengan birnya. "Kasian tuh anterin dulu, Ar. Tar dia kehujanan masuk angin lagi."
"Dia udah biasa."
🌹🌹🌹🌹
Kirana menatap saldo ATM nya yang begitu banyak di sana. Namun, yang dia ambil hanya lima puluh ribu untuk membeli nasi padang.
Keluar dari ATM, Kirana berlari kecil menembus rintikan hujan. Dia pergi ke sebuah rumah makan padang. Membeli dua bungkus nasi untuknya dan juga Bibi yang ada di rumah neneknya.
Ini sudah jam lima, tapi langitnya sudah begitu hitam. Apalagi ditambah hujan semakin deras.
"Apa lagi, Neng?"
"Udah itu aja, Buk."
"Semuanya 40 ribu."
Kirana segera memberikan uangnya dan menunggu kembalian di sana. "Buk, angkot masih lewat sampai jam 6 kan?"
"Iya, Neng. Tapi kalau misalnya hujan suka agak telat. Neng mau naik angkot?"
"Iya, Buk."
"Tunggu aja di sini, biasanya suka berhenti depan kok," ucap sang pemilik warung sambil memberikan kembalian pada Kirana.
"Ikut nunggu ya, Buk."
"Santai saja, Neng." Bahkan si pemilik warung memberikan air hangat untuk Kirana. "Diminum, Neng sambil nunggu."
"Makasih, Buk."
"Sama sama, Neng."
Kirana menunggu di sana, dia memandang hujan deras diluar. Sampai pandangannya terhalang oleh sebuah mobil yang terparkir di sana. Yang mana membuat Kirana memilih mengalihkan fokus karena kesal.
Dia meminum air hangat itu.
"Oy!"
"Uhuk! Uhuk!"
"Ups sorry! Gue gak tau lu lagi minum," ucap sebuah suara yang tidak asing.
Yang mana membuat Kirana mendongkak. "Kak Mario?"
"Hallo, gue pikir lu amnesia. Kenapa gak nelpon gue hah?"
Kirana kelalapan, dia memang tidak berniat menelpon Mario. Dia bingung untuk apa. "Maaf, Kak. Bingung mau ngapain," ucapnya dengan wajah khawatir.
Membuat Mario segera menarik kursi dan duduk dalam meja yang sama dengan Kirana. "Santuy napa. Nunggu pesanan?"
"Aku dibawa pulang, nunggu hujan reda."
"Kayanya lu ada masalah mulu deh sama hujan. Mau gue panggilin grab lagi?"
"Gak usah, Kak. Makasih," ucap Kirana yang tidak nyaman dengan pria di depannya.
"Lu sendirian?"
"Iya, Kak."
"Kalau gue sama adek. Mana ya tuh anak? Lu pasti kenal deh. Bentar," ucapnya mengedarkan pandang. "Woy, Merlinda Cinta Satu Malam! Sibuk chatting mulu lu!"
Kirana kaget. Dunia benar benar sempit. Merlinda adiknya Mario adalah kekasih dari Arjuna.
"Sini lu, Dek!"
🌹🌹🌹
MARIO
VS
ARJUNA
GANTENGAN MANA? SAMA SAMA 24 CUMA BEDA VIBES.
Beda atuh Arjuna dan Mario!
Arjuna meski pacaran lama sama adiknya tapi Arjuna tidak merusak Meri
Tapi Mario.. Mario sengaja merusak Purwa!
Hm.. jan senang dulu Mario.. karena apa yang ditanam itu yang akan dituai.. 😬😬
Purwa hamil!! 😱😱😱
Huft!
Aku malah khawatir Purwa!
Mario kayak dah punya skenario buat manfaatkan Purwa! 😬😬
Naudzubillah..
Dunia tak selebar daun teh..
Masih banyak laki2 baik diluar sana..
Jahat amat mulutnya!
Kayaknya si Meri blom tau.. klo doa itu akan kembali ke orangnya
Dan Purwa!
Siap2 ajaa di sakiti dan ditinggal Mario!
Kamu cuma tumbalnya buat nyakitin abangmu!
Syukur2 Purwa ngga geblek 'loss doll' sama Mario! 😤😤🤦🏻♀️🤦🏻♀️😬😬
Klo trauma dengan seragamnya karena mengingatkan dg RS.. bisa kan pake pakaian biasa..?
Klo seperti ini kan Arjuna juga ngga bisa fokus kerja.. selalu khawatir dg Kirana yang di rumah temennya cuma bibi doang
Setidaknya Kirana juga harus berpikir dari sisi Arjuna bukan hanya dari sisi Kirana doang 😤😤
Katanya dah tobat tapi Kirana masih ada ajaa dah bawa calon pengganti Kirana
Astaghfirullah..
Klo Arjuna n papanya tau mesti ngamuk sama si eyang bahlul ini 😤😤😬😬
Lhah wong adiknya ngga di apa2in juga sama Arjuna.. mo ditanggungjawabi apa sama Arjuna!
Lagian Arjuna dah kasi tau klo Arjuna dah nikah.. minta putus baik2 tapi si Merlinda nya ngeyel ngga mau putus
Trus coba bundir.. nyalah2in Arjuna!
Orang nikah ajaa bisa cere apalagi yang cuma pacaran?
Cuma papanya Mario yang waras
Tapi yang lebih sinting lagi Putwa!
Dah tauu Mario benci banget sama abangnya.. lhah koq mau2an gituu malah pacaran sama Mario yang Purwa juga jelas2 tauu klo Mario suka sama Kirana!
Palingan Purwa cuma dijadikan ajang balas dendam ajaa
Takutnya malah dirusak sama Mario biar Arjuna sakit hati.. 😤😤
Dan sebagai suami Arjuna berhak tau.. Kirana jangan egois hanya melihat dari sisi janinnya saja
Pertimbangkan juga gimana perasaan Arjuna andai Arjuna tau tapi sudah terlambat
Akan jadi penyesalan seumur hidup buat Arjuna
Dan klo itu terjadi Kirana bisa bayangkan gimana Arjuna akan melanjutkan hidupnya
Apalagi nanti ada anak juga yang harus di urus Arjuna
Jangan egois Kirana!