George Zionathan. Pria muda yang berusia 27 tahun itu, di kenal sebagai pemuda lemah, cacat dan tidak berguna.
Namun siapa sangka jika orang yang mereka anggap tidak berguna itu adalah ketua salah satu organisasi terbesar di New York. Black wolf adalah nama klan George, dia menjalani dua peran sekaligus, menjadi ketua klan dan CEO di perusahaan Ayahnya.
George menutup diri dan tidak ingin melakukan kencan buta yang sering kali Arsen siapkan. Alasannya George sudah memiliki gadis yang di cintai.
Hidup dalam penyesalan memanglah tidak mudah, George pernah membuat seseorang gadis masuk ke Rumah Sakit Jiwa hanya untuk memenuhi permintaan Nayara, gadis yang dia cintai.
Nafla Alexandria, 20 tahun. Putri Sah dari keluarga Alexandria. Setelah keluar dari Rumah Sakit Jiwa di paksa menjadi pengganti kakaknya menikah dengan putra sulung Arsen Zionathan.
George tetap menikahi Nafla meskipun tahu wanita itu gila, dia hanya ingin menebus kesalahannya di masalalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Incy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 IGTG
“Nafla!!.. Kenapa bisa kamu yang disini? Di mana Naraya?" Tuan Jaco melebarkan matanya tidak percaya, bukan putri kesayangannya yang menikah dengan Tuan Muda George, melainkan Nafla.
Emosi dan kepanikan membuat Tuan Jaco tidak bisa berpikir panjang. Suasana mendadak tegang kala ucapara pengucapan janji suci baru saja selesai dan penutup wajah pengantin wanita di buka.
Plakk!!
Plakk
Bugh
Suara tamparan dan pukulan menggema di dalam gedung pernikahan. perempuan cantik dengan gaun pengantin itu tersungkur ke lantai.
“Sakit!! huaaa!!.. peluk.. Mau peluk!!... " Nafla menangis menjerit kala mendapatkan tamparan dan pukulan dari Ayahnya, perempuan Gila itu mengulurkan tangannya seakan meminta pelukan pada George.
George menatap tajam Tuan Jaco, berani sekali pria tua itu memukul wanitanya, namun George tetap harus menahan diri untuk tidak menghabisi pria tua itu.
“Kemarilah!" Ucap George menerima uluran tangan Nafla.
Perempuan itu segera bangkit dengan tersenyum lebar, sembari meringis dan mengusap air matanya. Bak anak kecil yang mendapatkan perlindungan.
Tuan Jaco hendak menarik tangan Nafla, tetapi tatapan George membuatnya mengurungkan niatnya. Segera perempuan itu duduk di pangkuan suaminya, lalu melingkarkan kedua tangannya di leher George, membuat semua orang semakin terkejut.
Tidak terkecuali George, namun dengan cepat dia menormalkan keterkejutannya.
Felix melongo. “Si Gila terlihat begitu agresif" Bisiknya sembari menyenggol bahu Max.
Tetapi Max sama sekali tidak menghiraukannya, membuat Felix berdecak sembari memutarkan bola matanya. “Kau sangat membosankan, Max." Ketusnya.
“Tuan Jaco, bisa Anda jelaskan? Kenapa pengantin wanitanya bukan Naraya?" Sesuai dengan perintah George, Arsen hanya perlu menjalankan perannya saja.
Tuan Jaco membalik tubuhnya, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlahan, dia sungguh tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, tetapi dia bisa menebaknya, jika semua karena ulah Naraya.
“Tuan Arsen, ini hanya salah paham, pasti terjadi sesuatu dengan Naraya, tidak mungkin dia meninggalkan pernikahan, kita semua tau jika mereka berdua sudah dekat sejak remaja." Kilahnya, tidak ingin mendapatkan masalah, meskipun dirinya memiliki pengaruh di dunia bisnis, tetap saja Arsen bukan lawannya.
“Omong kosong!! Anda pasti sengaja melakukannya untuk mempermalukan keluarga Smith dan menghina putraku!!" Suara lantang Luna menggelegar di dalam gedung.
Tuan Jaco menggelengkan kepalanya. “Nyonya, saya yakin ini semua hanya salah paham dan pasti Nafla si gila itu sudah melakukan sesuatu pada Naraya." Tuduhnya sembari menunjuk ke arah Nafla.
Luna menarik sudut bibirnya,melirik sekilas kearah Nafla lalu kembali menatap nyalang Tuan Jaco.
“Memangnya apa yang bisa di lakukan oleh gadis gila itu, hmm? Anda ingin melemparkan semua kesalahan padanya? atau jangan-jangan Naraya yang tidak mau menikah dengan putra Kami dan menggantinya dengan dia?"
Kalimat Luna menarik banyak perhatian para tamu dari kalangan pembisnis, bisik-bisik mulai terdengar, mereka juga beranggapan jika Tuan Jaco dan Naraya sengaja menukar pengantin wanitanya.
Memangnya wanita mana yang mau menghabiskan sisa hidupnya bersama pria lumpuh dan tidak memiliki kemampuan di ranjang, kecuali perempuan gila itu.
“Tuan Arsen, semua ini tidak benar, pasti ada yang tidak beres, saya akan mencari Naraya dan menikahkan dengan Tuan George."
Tuan Jaco terus mengelak dan mencari perlindungan dengan kata-kata yang menyakinkan. menyinggung keluarga Arsen sama saja menggalih kuburannya sendiri.
“Menikah.. Menikah.. Ya.. Aku.. Menikah..!!" Nafla bersorak gembira sembari menangkup kedua pipi George.
“Nafla!! turun.. Ayo pulang!!" Tuan Jaco menarik paksa lengan Nafla sampai membuat perempuan itu terjatuh dan kembali menangis. Tentu saja hal itu membuatnya semakin kesal dan malu.
Srekkk
“Awwwhhh!!" Nafla menjerit kesakitan kala rambutnya di jambak oleh sang Ayah.
Reflek Arsen ingin membantunya tetapi George memberikan kode untuk tetap diam, tidak untuk menunjukkan keperduliannya kepada Nafla.
Karena hal itu bisa di manfaatkan oleh Tuan Jaco. Kelicikan maka harus dilawan dengan kelicikan lagi.
“Cukup!!" Luna menghentikan kebrutalan Tuan Jaco, nafas pria itu terengah-enggah saking emosinya.
“Biarkan saya memberikan pelajaran pada perempuan gila tidak tau diri ini, Nyonya Luna." Ucapnya memberikan tatapan tajam pada Nafla.
Luna tidak langsung menjawab, dia membatu Nafla untuk berdiri, lalu merapihkan rambutnya yang berantakan. mengusap lembut pipi mulus itu. Luna sempat menghentikan pergerakan tangannya beberapa detik, namun dia kembali megeleng pelan.
“Kau ingin aku mematahkan tanganmu Tuan Jaco?" Ucap Luna tanpa mengalihkan pandangannya dari Nafla.
“Nyonya.. Anda.. "
“Aku tidak perduli seberapa bencinya kau kepadanya, tetapi Nafla sudah menjadi istri Sah putraku, menantu keluarga Smith. Jangan coba-coba benari menyentuhnya." Sela Luna.
“Biarkan dia tetap bersama kami sebagai jaminan, jika dalam dua minggu kau tidak menemukan Naraya, aku akan membunuhmu dan juga dia." Tegas Arsen, melirik kearah Nafla.
Dalam hal ini sebenarnya George yang banyak di rugikan, dirinya pasti akan menjadi bahan pembicaraan dan secara tidak langsung Naraya sudah mempermalukannya.
Diamnya bukan karena tidak mampu dan bukan tidak bisa membunuh Tuan Jaco, ada banyak hal yang harus dia selesaikan, termasuk mengambil kembali hak yang seharusnya menjadi milik Nafla.
Dan juga Tuan Jaco adalah ayah kandung Nafla, perlu banyak hal yang harus George pikirkan, untuk sementara membiarkannya begitu saja.
George melakukannya sebagai bentuk penebus kesalahannya karena sudah membuat Nafla kehilangan akal sehat.
Tuan Jaco menyanggupinya dan berjanji akan menemukan Naraya dalam waktu dua minggu.
Setelah memastikan Tuan Jaco pergi meninggalkan gedung, George segera mengulurkan tangannya pada Nafla, namun perempuan itu malah bersembunyi di balik punggung Luna.
“George, sepertinya dia takut padamu dan menyukaiku lihat dia terus memandangku, sudah aku duga, kakak ipar akan terpesona dengan ketampananku." Ucap Felix cengengesan.
“Hmm, kalau begitu buat kamu saja, aku harus mencari istri... "
Grep
Nafla langsung duduk kembali di pangkuan George dan melingkarkan kedua tangannya di lehernya, membuat George tersenyum sangat tipis.
Sementara di tempat lain, Tuan Jaco melempar barang-barang yang ada di dekatnya, amarahnya kembali memuncak kala tidak mendapatkan keberadaan Naraya.
“Cari sampai Naraya sampai keujung dunia sekalipun, jika tidak berhasil membawanya pulang, kepala kalian yang menjadi gantinya." Teriaknya.
“Baik Tuan!!" Jawab mereka serempak.
Kenapa Naraya begitu bodoh, dia tidak perlu melakukan apapun, hanya menikah saja dan hidupnya akan terjamin.
Dengan begitu, Naraya bisa mengambil alih perusahaan George dan memperbesar perusahaannya, sayangnya Naraya malah bertindak gegabah menukar dengan Nafla. Gadis gila itu sama sekali tidak bisa di andalkan.
Tuan Jaco menghela nafas panjang, Arsen memberikannya waktu dua minggu, bagaimana kalau sampai Naraya tidak di temukan? Dia bukan khawatir dengan Nafla, tetapi khawatir pada dirinya sendiri.
“Naraya, kenapa kamu begitu bodoh, Nak." gumamnya pelan.
gk pnts jd ank
puas kau... kau tendag perut ny brkali"... laki kau...
tlg psh kn merk
kalau aku jadi nafia aku si ogah balik lagi ke orang yg plin plan
ud aq tebak dy gk gila cp" kau nara