Aluna seorang gadis manis yang terpaksa harus menerima perjodohan dengan pria pilihan keluarganya.Umurnya yang sudah memasuki 25 tahun dan masih lajang membuat keluarganya menjodohkannya.
Bukan harta bukan rupa yang membuat keluarganya menjodohkannya dengan Firman. Karena nyatanya Firman B aja dari segala sisi.
Menikah dengan pria tak dikenal dan HARUS tinggal seatap dengan ipar yang kelewat bar-bar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Sasmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 DRAMAQUEEN
Semenjak insiden fitnah kemarin hubungan kami jadi renggang. Meskipun tinggal satu atap, tapi tak pernah bertegur sapa.
Biarlah...
Mungkin ini lebih baik untuk kesehatan mentalku.
Sejujurnya aku suka kesel dengan sikap dia yang semena-mena.
Tak ubahnya dia menganggapku pembantu.
Untuk saat ini hidupku jauh lebih baik.
Tak ada lagi suara cemprengnya yang menggangguku di dapur.
Sabun, bawang, cabe pun aman sentosa.
Biarlah dia mengatakan aku pelit.
Aku tak peduli.
Toh aku tak pernah merugikannya.
Ica pun sekarang tak pernah lagi menggangguku saat tidur.
Tiap dia mau dekat denganku, ibunya selalu melarangnya.
Senang.
Tentu saja senang.
Kini aku sudah bisa tidur tanpa gangguan.
Biasanya dia tak pernah absen merecokiku di kamar dan di dapur.
Bahkan beberapa kali ngompol di kasurku, padahal umurnya sudah 4 tahun.
Akulah yang harus membereskannya.
Ibunya tak mau tahu, hanya sibuk dengan ponselnya scroll-scroll tak penting.
Benar-benar sangat merepotkan !
***
Sore itu ketika aku dan Bang Firman sedang menikmati pisang keju buatan ku, tiba-tiba datang Ica. Memang kebiasaan bocah ini tak pernah membiarkan kami berduaan.
"Om lagi makan apa ?" tanyanya sambil duduk di pangkuan suamiku.
"Om lagi makan pisang keju buatan Tante, sayang. Ica mau gak ?" tawar Bang Firman lembut.
Bang firman memang sangat menyayangi Ica seperti anaknya sendiri.
Ica menatapku ragu.
"Ica mau sih om. Tapi takut nanti dimarahin sama Tante. Tante kan jahat"
Bang firman pun mengeryit bingung.
"Maksud Ica apa ? Tante sayang kok sama Ica. Emang pernah selama ini Tante marahin Ica ?" tanya Bang Firman.
Ica pun menggeleng.
"Tuh kan benar. Ya udah Ica coba deh pisang keju buatan Tante. Enak banget lho !" ucap Bang Firman sambil menyuapi Ica.
Belum sempat Ica membuka mulutnya, tiba-tiba datang Siska.
"Ica jangan di makan nanti kamu sakit perut" ucapnya sambil menepis tangan Bang Firman yang ingin menyuapi Ica.
Dia pun langsung menarik tangan Ica untuk menjauh dari Bang Firman.
"Siska kamu apa-apaan sih ?" tanya bang Firman kesal.
"Mending tanya deh sama istri kamu apa yang udah dia lakuin kemaren sama aku. Dia juga udah larang-larang Ica supaya jangan dekat-dekat sama kalian" ucapnya sambil berlalu pergi.
Bang firman pun menatapku tajam menuntut penjelasan.
Aku pun menceritakan kejadian kemarin sesuai porsi. Tanpa aku kurang dan tambah sedikitpun.
"Mengenai Ica, aku sama sekali gak pernah larang dia dekat sama kamu. Ibunya sendiri yang melarang Ica waktu dia mau dekat sama aku" lanjutku.
"Luna, kamu tau gak ? Aku satu atap sama Siska jauh sebelum aku nikah sama kamu. Gak mungkin Siska bohong. Aku sangat kenal dia orangnya gimana. Ica itu keponakan aku. Wajar aku sayang banget sama dia. Kamu jangan larang-larang dia mau dekat sama aku dong ! Lagian sebelum kita nikah, kamu cuma orang asing bagi kami" ucap bang firman sambil berlalu meninggalkanku.
Nyesss...
Hatiku sakit mendengar pernyataan.
Suamiku sendiri tidak mempercayai aku.
Awal aku masuk ini memang aku kaget dengan kebiasaan Siska yang bebas keluar masuk kamar kami.
Saat ku tanya alasannya pada Bang Firman, dia mengatakan itu memang hal yang biasa terjadi karena Ica sering mendatangi Bang Firman ke kamar untuk bermain. Dan Siska pun datang untuk menemani Ica. Tak jarang dia ketiduran di kasur bang firman. Bahkan Haikal tak pernah protes dengan tingkah istrinya.
Wajar katanya.
Wajar gundulmu.
***
Setelah kejadian sore itu, Bang Firman mengabaikan ku.
Tak mau makan masakanku.
Tak menyapaku.
Dia menganggap aku seperti makhluk tak kasat mata.
"Emang enak di cuekin ? Rasain ! Makanya gak usah sok berani sama aku !" sindir Siska ketika aku sedang mencuci piring di dapur.
Aku mengabaikannya karena sedang malas berdebat. Buang-buang energi.
"Punya telinga kok gak di pake sih ! Kalau orang ngomong itu di dengerin dong. Jangan cuma diam kayak kucing sakit gigi" cerocosnya lagi.
Aku pun tetap diam sembari melanjutkan aktivitasku.
Siska yang tak mendapat respon dariku pun menghentakkan kaki karena kesal.
Tak lama datang Haikal.
"Luna, kamu cuma numpang di rumah orangtuaku. Jangan berlagak seperti nyonya dirumah ini ! Siska berhak atas rumah ini dan SEISINYA karena dia lebih dulu tinggal disini di banding kamu. Kalau kamu gak betah, kamu bisa angkat kaki dari rumah ini. Karena ini BUKAN rumah kamu" sarkasnya.
Sebelum ini hubunganku dengan Haikal baik-baik saja. Tak pernah sekasar ini dia padaku. Entah si dramaqueen sudah mengadu apa pada suaminya.
Tessss...
Air mataku menetes tanpa aba-aba.
Difitnah ipar, tidak dipercaya suamiku, dan sekarang diusir saudara suamiku.
Ya Allah...
Aku lelah bolehkah aku menyerah saja.
Buru-buru aku mengelap tangan dan masuk ke kamar.
Hatiku benar-benar sakit diperlakukan seperti ini.
Aku pun menelpon sahabatku untuk menceritakan keluh kesah ku.
"Assalamualaikum. Salsa gimana kabar kamu ?"
"Waalaikumsalam. Alhamdulillah aku baik Lun. Kamu gimana kabarnya ?"
"Aku lagi kurang baik Sa. Boleh gak aku curhat sama kamu ?"
"Boleh dong Luna. Cerita aja aku siap dengerin kamu"
Sembari menangis aku pun menceritakan semuanya tanpa ada yang aku tutup-tutupi.
Salsa pun menghela nafas berat.
"Makanya Luna, lebih baik setelah nikah gak usah serumah sama orang tua, mertua, apalagi ipar. Kamu tahu gak sih istilah ipar adalah maut. Aku aja setelah nikah dengan Mas Ilham langsung ngajak cari kontrakan. Gak papa sempit. Yang penting hati kita lapang. Maaf aku bukan bermaksud menggurui kamu"
"Iya aku ngerti, Sa. Tapi masalahnya Bang Firman gak pernah mau aku ajak pindah. Dia bilang itu rumah masa kecilnya dengan orang tuanya dulu"
"Sekarang kamu sabar saja dulu, Lun. Bujuk suami kamu pelan-pelan. Mudah-mudahan nanti dia luluh. Untuk ipar kamu, kamu cuekin aja selama dia tak senggol fisik kamu. Selama bukan suami kamu yang usir kamu dari rumah itu, kamu gak usah peduli sama saudaranya. Kamu juga berhak tinggal di sana karena kamu istri firman. Tapi kalau nanti kamu gak sanggup lagi, kamu lebih baik pulang. Ingat ! Keluarga kamu sayang sama kamu. Tapi aku harap rumah tangga kamu baik-baik aja"
"Makasih ya Sa. Kamu baik banget mau dengerin curhatku. Aku akan bertahan semampuku. Ya sudah aku tutup ya. Maaf udah ganggu waktu kamu" ucapku sambil mengakhiri panggilan telepon.
Hatiku lega setelah curhat dengan Salsa. Salsa memang sahabat terbaikku. Dia selalu bisa mengerti aku. Seandainya iparku seperti Salsa buka seperti Siska yang dramaqueen.
Baiklah....
Sekarang aku harus merebut kembali hati Bang Firman. Tak rela aku suamiku dikuasai Siska.