Glenna Dan Siluman Rubah Ekor Sembilan

"Kamu kenapa sayang? Sepertinya kurang tidur" tanya Laskar, ayah Leona. Sang istri yang mendengar pertanyaan sang suami, langsung melirik putrinya. Namun enggan untuk bertanya, ia lebih memilih melanjutkan sarapannya.

"Iya, ayah. Leona kurang tidur, karena mimpi buruk. Ayah, pokonya Leona ga mau tau. Ayah harus bikin Edward jadi kekasih Leona, kemarin dia terang-terangan nolak Leona di depan teman-teman satu kantin. Dan, Leona juga ingin Glenna dan Indi di keluarkan dari sekolah. Kemarin mereka menampar Leona, bahkan Glenna menjambak Leona dan membenturkan kepala Leona ke meja." jawab Leona, seraya mengadukan kejadian kemarin. Tanpa mengatakan tamparan dan ancaman, yang di berikan oleh Edward.

BRAAKK

"APA?! BERANI SEKALI MEREKA, AYAH AKAN MEMBERIKAN MEREKA PELAJARAN. AYAH AKAN MEMBUAT MEREKA, DI KELUARKAN DARI SEKOLAH." teriak Laskar, seraya menggebrak meja.

"Iya ayah, pokonya ayah harus bikin Glenna dan Indi keluar dari sekolah. Leona ga suka sama mereka, gara-gara Indi. Edward menolak Leona, gara-gara dia. Leona di permalukan, di depan semua murid." ucap Leona lagi, memanasi sang ayah.

"Kamu tenang saja sayang, ayah akan melakukan apapun untukmu. Makanlah, pokonya kamu akan mendapatkan kabar baik hari ini" ucap Laskar seraya mengusap sayang kepala putrinya

Sekar sang ibu, hanya diam menyimak. Ia tak ingin mengeluarkan suara sama sekali, begitu juga dengan Damar sang kakak. Keduanya hanya saling tatap, tanpa mau mengucapkan apapun. Sekar tak membenci suami dan putrinya, hanya saja ia sangat tidak suka dengan cara suaminya memanjakan putrinya.

Dia akan menuruti apapun keinginan putrinya, meski harus dengan jalan yang salah. Sekar pernah menegur dan menasehati Leona, bila tidak semua keinginannya harus selalu di kabulkan. Namun bukan penerimaan yang di dapatkan Sekar, Leona malah membentak dan mengatai Sekar.

'JANGAN BANYAK BACOT LO, TERSERAH GUE. BOKAP GUE YANG MAU NGABULIN, BUKAN LO. KENAPA JADI LO YANG REPOT? LO IRI, DIA LEBIH SAYANG MA GUE. MAKANYA, JANGAN MISKIN. UDAH SYUKUR BOKAP GUE, MAU NIKAHIN LO DAN NAIKIN DERAJAT LO.' bentak Leona, seraya menunjuk-nunjuk wajah Sekar.

Tanpa sadar, Sekar menampar Leona. Damar yang saat itu sudah pulang kerja, ia juga mendengar ucapan Leona. Kembali kakaknya menampar sang adik, bukannya merasa bersalah. Leona malah menatap tajam keduanya, dan kembali mengatai Sekar dan Damar.

'DASAR MANUSIA-MANUSIA HINA, BEGINILAH KALO MENTAL ORANG MISKIN. AKAN AKU ADUKAN PADA AYAH'

Dan benar saja, malamnya Laskar marah karena aduan Leona. Ia menampar Sekar dan memukul Damar, Leona dengan santainya melihat itu semua. Apa salah bila ia, jadi membenci putrinya sendiri?

Rasa sakit hati yang luar biasa, di rasakan oleh Sekar. Entah bagaimana cara berpikir putrinya, padahal dia terlahir dari rahimnya. Tapi seringan itu, mulutnya mengatai dirinya. Sejahat itu mulutnya, meninggikan suara padanya. Padahal ia yang mengandung, menyusui dna membesarkan gadis itu dengan kasih sayang.

Miskin? Hahaha... benar, dia memang anak yatim piatu yang di besarkan di panti asuhan.

Bertemu dengan suami, saat ia menjadi guru di salah satu sekolah. Karena kegigihan dan ketulusan Laskar, akhirnya Sekar pun luluh. Mereka menikah, rumah tangganya bahagia. Namun semua berubah, semenjak Leona berubah menjadi kasar.

"Bu, apa ibu tidak ingin mengatakan sesuatu? Apa tak ada pembelaan? Putrimu sudah di kasari orang lain" tanya Laskar, Sekar menoleh dan menatap Laskar. Ia menyimpan sendoknya dan menyudahi makannya, lalu menatap Leona.

"Mereka tidak akan melakukan hal itu, bila bukan putrimu yang lebih dulu memulainya. Dan sebaiknya, jangan pernah bertanya pendapat apapun padaku, aku yang miskin ini tak pantas dimintai pendapat. Karena tidak akan masuk, pada putrimu yang kaya raya itu. Aku sudah selesai makan, mari. Oh iya, surat pengajuan perceraian sudah masuk pengadilan. Aku minta jangan persulit, aku akan membawa Damar. Dan kamu bisa memanjakan putrimu, tanpa ada yang mengganggu." jawab Sekar tenang, ia pun bangun dari duduknya dan pergi meninggalkan meja makan.

DEG

Begitu juga dengan Damar, ia menyudahi makannya. Lalu menyusul sang ibu, ia ingin berpamitan sebelum ia berangkat kerja.

Laskar terdiam, menatap punggung kedua orang yang ia cintai. Ia tau, bila ia sudah keterlaluan memanjakan putrinya. Bahkan sampai melakukan kekerasan pada istri dan putranya, tanpa mendengar penjelasan mereka. Tapi itu kejadian bertahun-tahun lalu, ia pikir akan terlupakan dengan seiringnya waktu.

Namun, semuanya salah. Sang istri menggugat cerai dirinya, dua minggu yang lalu.

"Ayah, Leona berangkat ya. Jangan lupakan ucapan ayah, Leona tunggu di sekolah. Laskar menatap Leona, lalu mengangguk dan mengusap kembali kepala putrinya.

Leona tak peduli dengan perceraian orang tuanya, yang ia inginkan hanyalah... SETIAP APA YANG IA INGINKAN, HARUS DIKABULKAN.

Setelah Leona pergi, tak lama Damar pun keluar dari kamar sang ibu. Kedua orang tuanya, memang sudah pisah ranjang sejak lama. Dan Damar, mendukung apapun keputusan sang ibu. Ia bisa menghidupi dirinya dan juga ibunya, tanpa ada pemberian dari sang ayah. Lagipula sejak kejadian itu, ia sudah tak pernah mau menerima pemberian Laskar.

Tanpa berpamitan pada Laskar, Damar pun keluar rumah. Laskar menghembuskan nafasnya pelan, ia lebih baik menyusul sang istri terlebih dahulu. Berharap bisa membatalkan niatnya, lalu kembali mengarungi bahtera rumah tangga.

tok tok

"Sayang" panggil Laskar, tanpa ada jawaban

Ia pun membuka pintunya, terlihat di dalam sana. Sekar tengah sibuk, memindahkan pakaian dari lemari ke koper.

"Sayang, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Laskar, Sekar mengernyitkan dahinya

"Apa kamu buta? Tidak lihat apa yang sedang aku lakukan?" tanya Sekar balik, seraya menggelengkan kepala

NYUT

Tak ada panggilan mesra, tak ada tatapan penuh cinta.

"Sayang, apa kita bisa membicarakannya baik-baik? Tidak sampai berpisah, aku masih mencintaimu. Aku tak ingin kamu pergi, maaf karena aku sudah melakukan kekerasan padamu tempo hari. Aku menyesal, sungguh." ucap Laskar memohon

SRREEEETTTT

Sekar menyeleting koper, yang sudah terisi baju. Sedangkan koper yang lain, berisi beberapa printilan dan berkas miliknya. Wanita yang berusia 46 tahun tersebut, masih terlihat cantik karena perawatan. Katakanlah ia memang beruntung, bersuamikan Laskar. Tapi itu dulu, dulu sekali.

"Ini bukan masalah kamu yang sudah menamparku, tapi ini perkara kamu yang sudah kelewatan memanjakan putrimu. Aku benar-benar tak habis pikir, sebenarnya di mana pikiranmu? Kamu selalu mengabulkan apapun mau Leona, menutupi kejahatannya. Aku sebagai ibu, merasa gagal mendidik putriku. Dan aku sebagai istri, telah gagal membawa suamiku ke arah yang lebih baik. Aku tak ingin terus menjalani rumah tangga ini, karena menurutku ini adalah cara pembunuhan mentalku dan Damar secara perlahan. Jaga dirimu, permintaan terakhirku. Jangan kamu persulit, sidang perceraian nanti." Sekar pun mengambil kopernya dan pergi melewati Laskar

Laskar terdiam, ia hanya menatap punggung sang istri. Sampai ia tak terlihat lagi, Laskar menghembuskan nafas kasar. Ia pun gegas berangkat ke sekolah, untuk mengabulkan keinginan putrinya.

Nah loh... siapa yang bakal keluar nih?

...****************...

Jangan lupa like, komen, gift ma vote nya ya💃