NovelToon NovelToon
KU JALANI HIDUP SESUAI TAKDIR

KU JALANI HIDUP SESUAI TAKDIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Puspita.D

Menceritakan tentang gadis belia yang memutuskan menikah muda, mampu kah ia menjalani biduk rumah tangga yang penuh liku-liku? akan kah ia menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspita.D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Sesampai nya di pulau K, aku segera membersihkan rumah kontrakan kami. Dalam keadaan hamil muda begini membuatku mudah lelah.

Sementara mas Tio, dia malah berada di rumah kakak nya, mungkin sedang bersama keponakan nya.

Setelah selesai membersihkan kontraan yang tak seberapa luas, aku pun segera membersihkan diri, karna lelah aku pun tertidur.

"Klontang" tiba-tiba aku di kejutkan dengan suara benda jatuh.

Aku pun segera mencari benda apa yang jatuh, ternyata mas Tio pelaku nya.

"Dek kamu nggak masak?" tanya nya.

"Maaf mas aku nggak sempat masak lagi pula aku baru aja selesai bersihin rumah" sahut ku.

"Ya ampun dek kontrakan sekecil ini saja kamu mengeluh, sampe nggak sempat masak. Bilang aja kalo kamu itu pemalas"

"Aku nggak pemalas ya mas, kamu itu yang nggak ngerti, aku juga cape, sementara kamu sibuk bermain dengan keponakan mu!" seru ku aku kesal, sudah cape masih di katain pemalas.

Tak ku sangka, mas Tio marah dan dengan gerakan cepat mas Tio menamparku.

"Plak!" rasa nya panas perih.

"Kamu nampar aku mas?" tanya ku yang seketika terisak karna merasakan sakit.

"Makan nya punya mulut di jaga, suami pergi bukan berarti bersenang-senang" ujar nya.

Setelah menamparku, mas Tio menyulut rokok nya dengan santai ia menghisap rokok nya tanpa berpikir sakit nya perasaan ku.

Aku lantas pergi keluar rumah. Tanpa tujuan akhirnya aku putuskan untuk pulang ke rumah bapak dan mama.

"Loh Putri....kamu kenapa, kok kaya nya habis nangis, mana suami mu kenapa kamu datang sendiri" cecar mama dengan pertanyaan yang tak dapat aku jawab satu persatu.

"Biarkan dia masuk dulu, beri dia minum" kata bapak yang selalu mengerti kondisiku.

Aku pun masuk dan duduk di kursi dapur.

"Sejak pulang dari Jatim kamu belum pernah kasih kabar, sekarang datang malah seperti ini ada apa nduk?" tanya bapak.

Akupun menangis di pelukan bapak.

"Mas Tio menamparku pak" adu ku dengan isak tangis pilu.

"Memang nya ada masalah apa sampai Tio menampar mu. Atau mungkin dia cape?" perkataan bapak seolah membela mas Tio.

"Di sini aku yang cape pak, mas Tio itu nggak pernah ngertiin aku"

"Y sudah, kamu istirahat saja, tenang kan diri mu"

Aku pun menuruti perkataan bapak, dan segera istirahat di kamar.

...****************...

Sudah dua hari aku di rumah bapak. Mas Tio tak sekali pun terlihat mencariku.

"Ma aku mau balik ke kontrakan dulu, nanti bilang ke bapak ya" ujarku pada mama di suatu pagi.

"Iya sana....kalo ada masalah itu di selesaikan baik-baik, jangan malah kabur begini" ucap mama ketus terhadap ku.

"Iya" jawabku singkat sembari mencium tangan mama.

Akhir nya aku menurunkan ego ku untuk pulang sendiri tanpa di cari.

Sampai di kontrakan, aku lihat pintu nya tertutup hanya jendela nya saja yang terbuka.

Aku melongokan kepala ku di jendela, terlihat mas Tio yang tengah berbaring.

"Mas buka pintu nya" seru ku.

Mas Tio pun membuka pintu dan berbaring kembali, aku masuk dan menutup pintu.

Tak ku sangka mas Tio menarik tangan ku. Di dekap erat tubuh ku.

"Ternyata kamu ngangenin juga yah" ucap nya sembari mendekap tubuh ku.

Hari-hari kami lalui dengan sikap dingin kembali.

Hingga pertengkaran pun terjadi lagi, masalah sepele yang selalu menjadi besar. Mas Tio yang selalu ringan tangan setiap kali bertengkar. Membuat aku melampiaskan pada barang-barang yang ada, aku melempar apa pun yang dapat aku lempar hingga semua nya hancur.

Saat pertengkaran mereda, namun masih ada rasa kesal di hati masing-masing. Aku mengutara kan keinginan ku untuk ke rumah orang tua ku.

"Mas aku mau ke rumah mama" Ucap ku, saat itu hujan gerimis dari siang hingga sore hari tak kunjung berhenti.

"Kalo kamu ke sana, bawa semua barang-barang mu dan jangan kembali lagi" seru mas Tio, bagai di sambar petir, aku nggak nyangka mas Tio akan mengatakan itu.

Tanpa pikir panjang, aku mengemas barang-barangku yang tak terlalu banyak.

Aku berpikir bagaimana cara ku untuk pulang, sementara gerimis tak kunjung berhenti.

Akhir nya aku nekat berjlan menuju arah pasar, di tengah gerimis yang lumayan dapat membuat ku basah kuyup. Aku mencari angkot. Setelah mendapat kan angkot, aku kembali ke kontrakan.

Mas Tio hanya menatap ku, mungkin dia menyesal telah mengusir ku, tapi aku tak akan takut pergi meninggal kan nya. Walau dalam keadaan hamil.

Setelah angkot datang aku pun segera masuk angkot dengan membawa serta barang-barang, tanpa mengganti pakaian ku yang basah.

"Loh kok boyong sendiri, suami nya nggak ikut mba?" tanya supir angkot.

"Suamiku masih ada urusan, beberapa hari lagi dia akan menyusul" sahut ku berbohong. Tentu saja dengan menahan tangis yang rasa nya sudah ingin meledak.

Sampai di rumah mama, aku di sambut baik oleh mama dan bapak.

"Ada apa? Kalian bertengkar lagi?" tanya mama saat melihat ku meringkuk di tempat tidur sambil terisak.

"Mas Tio jahat. Aku cuma mau berkunjung ke rumah mama, dia malah mengusir ku" adu ku pada mama.

"Ya sudah, sekarang istirahat lah. Biar kan waktu yang membuat keadaan kalian membaik nanti nya" kata mama, mama pun meninggalkan aku di dalam kamar.

Semalaman aku tak bisa memejamkan mata, bayangan mas Tio menari-nari di depan mata. Aku merindukan mas Tio. Tapi aku juga marah pada nya.

Beberapa hari berlalu, aku mulai lupa dengan masalahku. Bahkan aku juga tak mendengar kabar tentang mas Tio.

Tak di sangka. Mas Tio tiba-tiba menghampiriku, saat ia akan berangkat kerja. Aku pun berlari menghampiri mas Tio yang berhenti di pinggir jalan.

Mas Tio memberi ku dua lembar uang berwarna merah. Sikap nya seolah tak pernah terjadi apa-apa.

"Mas nanti aku akan balik ke kontrakan" ujar ku dengan sedikit rasa malu.

"Nggak perlu, nanti biar mas yang nyusul ke sini, mas akan bawa barang-barang mas juga" jawab mas Tio.

"Maksud mas, kita akan tinggal di sini?" tanya ku lagi. Mas Tio hanya mengangguk, setelah itu mas Tio pun pamit berangkat kerja.

Sikap ku terkadang memang egois. Dan kekanak-kanakan. Tapi aku nggak suka juga kalo sampai mas Tio memukul ku. Seperti tempo lalu.

1
Ds Phone
macam macam dugan hidup nya
Ds Phone
hamil ke dia
Ds Phone
nakit betul dia
Ds Phone
macam mana dengan rumah tangga meraka
Ds Phone
suami apa macam tu nak beban sama isteri
Ds Phone
itu jalan tak baik tu
Ds Phone
sangup metua kata macam tu
Ds Phone
muking ada yang tak kena
Ds Phone
tinggal kan aja
Ds Phone
laki tak ber tangung jawab
Ds Phone
apa nasib rumah tangga nya
Ds Phone
dia tak tahu orang hamil macam mana
Ds Phone
ada tukang hasut
Ds Phone
dapat laki macam tu memang susah
Ds Phone
laki nya kaki mabuk
Ds Phone
malu pulak tapi ikut
Ds Phone
sebenar dia suka pada kamu
Ds Phone
yake macam tak ada keputusan aja
Ds Phone
sakit hati sebenar nya
Ds Phone
dah masa sendiri tahu apa pun nak dimasak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!