My CEO Suamiku

"Alvaro, jangan lupa kosongkan jadwal mu besok. karena besok sore kau akan menikah", kata mommy Lina yang menghentikan langkah Alvaro.

"Mom....mom benar-benar serius akan menikahkanku dengan gadis itu?"

"Tentu saja. Dan ya, ambil cuti selama seminggu untuk bulan madu kalian"

"Mom...."

"Mom, tidak menerima penolakan darimu Alvaro!", ujar mommy Lina tegas.

"Dad..."

"Lakukan apa yang dikatakan mommy -mu, Alvaro", kata pak Hendra dengan nada tegas.

"Argh!sial!", umpat Alvaro sambil melanjutkan langkahnya yang tertunda.

"Kau yakin dengan pernikahan ini, honey ?", tanya Pak Hendra.

"Aku sangat yakin. Cepat atau lambat mereka berdua pasti akan saling menerima dan mencintai", kata Mama Lina.

Pak Hendra hanya mengaminin di dalam hati, dia juga ingin yang terbaik buat putranya. Dia percaya pada pilihan istrinya. sebenarnya Pak Hendra juga mual melihat gadis-gadis mendekati putranya hanya karena kekayaan, bukan karena cinta. Dan dia rasa ini keputusan yang tepat. semoga dilancarkan dalam acara pernikahannya. Dan mereka bahagia selalu.

.

.

.

"Alvaro", panggil mama

"Hm", balas Alvaro malas.

dia masih sangat kesal dengan keputusan mamahnya yang membuatnya harus menikah hari ini juga.

" Alvaro!", ujar Mama.

Alvaro memejamkan matanya untuk menetralisir rasa kesal di dalam hatinya.

"Yes, mom?"

"Berikan ini pada Ana. Tadi momi berencana untuk menyerahkannya sendiri, tapi mom rasa tidak bisa meninggalkan semua pekerjaan ini jadi temui dia di cafe yang dulu, Dia pasti sudah menunggu"

"Cek? 150 juta? Apa maksudnya ini?", Alvaro heran ketika mamanya menyerahkan cek sejumlah 150 juta.

"Itu uang mahar"

"Hah ?sebanyak ini?"

Mom Lina memancingkan matanya,"sejak kapan uang 150 juta begitu banyak untukmu?"

"Maksud Alvaro bukan seperti itu. Hanya saja aku pikir jadi sepertinya tidak akan minta uang sebanyak ini", ujar Alvaro sinis.

'Ternyata perempuan sama saja, hanya menginginkan hartanya tidak ada yang benar-benar mencintainya', batin Alvaro.

"Ana bukan gadis seperti itu", kata mama Lina Yang sepertinya mengetahui isi pikiran anaknya.

"Hm", Alvaro langsung bangkit dari meja makan dan pergi ke cafe tempat di mana mereka bertemu.

.

.

.

Brak....

Alvaro meletakkan cek yang diberikan mamahnya sambil mengebrak meja yang ditempati Ana.

Ana yang terkejut pun mendengar dan menetap Alvaro sangat tajam dan penuh amarah.

" Dasar jal*ng!". ujar Alvaro lalu langsung beranjak pergi dari sana, dia muak berlama-lama berada di dekat gadis itu.

Sedangkan Ana yang masih berada tempat itu mengusap air mata dengan kasar.

Dia tahu, dia memang seperti jalang yang jual dirinya demi uang. Tapi.... dia melakukan ini dengan terpaksa, karena ayahnya sangat membutuhkan uang untuk biaya rumah sakit untuk kesembuhan ayahnya.

Ana melangkah keluar cafe dan menuju rumah sakit di mana ayahnya dirawat.

"Ma, ini uang untuk operasi papa"

"sayang, dari mana uang ini kau dapatkan sebanyak ini ?", tanya Mama Rina kaget melihat uang begitu banyak.

"Ana, akan menceritakannya nanti, sekarang sebaiknya kita segera membayar administrasi agar dokter segera lakukan operasi untuk papa", kata Ana.

" Baiklah Mama akan membayarnya dulu", kata Mama Rina.

setelah beberapa saat kemudian papanya sudah ditangani oleh dokter untuk operasi.

Ana dan mamahnya sangat bahagia anak dokter mengatakan operasi Pak Toni berhasil kan gini Pak Toni sudah sadar.

" Pap....", lirih Ana.

Ana memeluk ayahnya dengan erat.

"papa baik-baik saja, sayang ", kata papa sambil mengecup kepala Ana.

"Dari mana kalian mendapatkan uang itu untuk operasi papa?", tanya papa Toni pada Mama Rina dan Ana.

tatapan Ana dan Mama Rina langsung berubah sendu, menceritakan semuanya pada mamanya.

Ana hanya mampu memeluk papanya sambil menangis, beberapa jam lagi dia akan menikah dengan Alvaro seorang CEO Baskoro grup.