IBU SUSU UNTUK PUTRA KEMBAR CEO

Usai pemerkosaan itu terjadi, pria tampan itu meminta pelayan wanita untuk mengambil salep dan mengambil baju baru untuk Kanaya. Pria itu mendekati Kanaya yang masih membungkus tubuhnya dengan selimut.

"Boleh aku mengobati lukamu?" tanya pria tampan itu.

"Tidak, jangan menyentuh aku lagi, kau akan memperkosaku lagi." Ucap Kanaya kembali bersimbah air mata.

"Tidak!" Jika kamu menurutiku, aku tidak akan melakukannya lagi. Pilih diantaranya." Ujar pria tampan itu datar.

Pelan-pelan Naya bangkit kemudian mengambil posisi duduk. Belum sempurna posisi duduknya, pria itu sudah menarik selimutnya dengan kasar, membuat Kanaya seketika terkesiap karena tubuh polosnya terpampang menantang dihadapan pria tampan itu.

"Kamu membuatku tidak sabaran nona," Ucap pria itu seraya mencari bagian tubuh Lana yang memar karena ulahnya yang kasar.

"Siapa kamu? mengapa kamu sangat kasar padaku?" Tanya Nadia yang sudah kembali dalam keadaan tanpa selimut yang menutupi tubuhnya.

"Marino, panggil saja Reno!" Ujar Reno singkat.

"Siapa namamu?" Reno balik bertanya pada Naya.

"Kanaya, panggil saja aku Naya." Jawab Kanaya terputus-putus.

"Kamu sangat cantik Naya, aku bahkan tertipu dengan tubuhmu yang kukira gadis perawan." Ucap Reno mengagumi keindahan tubuh Naya.

"Aku mau pulang, keluargaku saat ini pasti sedang menungguku." Ucap Naya tanpa mempedulikan ocehan Reno.

"Ini sudah malam, menginaplah di sini, temani aku tidur." Ucap Reno yang sudah selesai mengoles bagian tubuh Naya.

Naya terperanjat mendengar permintaan pria misterius ini. Matanya terbelalak dengan mulutnya yang sedikit terbuka.

"Apakah masih ada yang sakit? biar aku mengobatimu. Apakah ininya juga sakit?" Tanya Reno berusaha memegang bagian pangkal paha Kanaya.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" Kanaya menutup pahanya rapat.

"Aku masih menginginkanmu Naya." Bisik Reno lembut dikuping Naya.

"Jangan Reno, ku mohon jangan!" Aku bukan pela**rmu!" Teriak Naya ketika Reno kembali membuka pahanya dengan kasar dan mulai mengisap miliknya dibagian perut bawahnya.

Teriakannya membuat Reno mengangkat wajahnya melihat wajah Naya memelas padanya untuk menghentikan pelecehan atas tubuhnya. Reno bangkit dan melempar baju baru kepada Naya. Libidonya seketika turun mendengar isak tangis Naya yang menyayat hatinya.

"Kenakan bajumu dan tinggalkan kamar ini. Aku akan meminta sopir ku untuk mengantarmu pulang." Ujar Reno lalu duduk di sofanya menjauhi tubuh Kanaya yang sedang beringsut mengambil pakaian baru yang diberikan Reno kepadanya.

"Terimakasih tuan, boleh aku ke kamar mandi?" Tanya Naya hati-hati.

"Silahkan!" Di bagian sana," Ucap Reno sambil menunjuk arah kamar mandi miliknya.

Ketika ingin melangkah Naya merasakan perih pada bagian bawah perutnya. Ia berjalan sambil meringis kesakitan. Kaki jenjangnya nampak indah dipadu dengan bongkahan bok*ng yang bulat dan padat, berjalan di depan Reno yang menatap tubuh polos itu yang telah membelakanginya.

Reno menghubungi asistennya Rahil, menanyakan perihal siapa gadis yang dibawa pulang olehnya saat ini.

"Apakah kamu sudah menyelidikinya Rahil?" Tanya Reno yang sudah tidak sabar ingin mengetahui identitas Kanaya.

"Sudah tuan, tas miliknya yang tertinggal di kamar mandi kafe sudah di amankan oleh anak buah kita." Jawab asisten Rahil.

"Siapa dia?" Reno ingin mengetahui informasi lebih banyak tentang Kanaya.

"Kanaya seorang gadis yang memiliki wajah yang mirip dengan mendiang istri pertama suaminya. Ia telah kehilangan suami dan bayinya setelah seminggu melahirkan karena mengalami penyakit gagal jantung. Nasib malangnya mempertemukan putra kembar milik Tuan Noah yang sekarang telah menjadi suaminya.

Saat ini Ia adalah ibu susu dari putra kembar seorang CEO muda yang bernama Tuan Noah Alkatiri. Pemilik perusahaan Alkatiri yang saat ini sedang di ambang kebangkrutan. Gadis itu ditugaskan oleh keluarga suaminya untuk mendapatkan modal 200 juta dollar untuk memulihkan kembali kondisi pabrik milik keluarga itu dan dia hanya..?" Asisten Rahil tidak bisa meneruskan kalimatnya karena takut jika gadis ini akan menjadi incaran bosnya.

"Mengapa kamu diam, teruskan kata-katamu?" Titah tuan Reno pada asistennya ini.

"Dia hanya istri kontrak tuan Noah, yang sebentar lagi akan diceraikan oleh suaminya." Akhirnya asisten Rahil menyampaikan juga informasi terakhir tentang Kanaya.

"Kapan itu Rahil?" Reno semakin penasaran.

"Tiga bulan dari sekarang tuan, karena anak kembar tuan Noah dalam masa proses menyapih sampai mereka tidak lagi bergantung pada nona muda Kanaya."

"Terimakasih Rahil, informasimu sangat menarik untukku, aku sangat menyukai gadis ini, aku ingin dia menjadi milikku. Lakukan sesuatu untuk perusahaan itu, agar gadis itu tidak lagi berurusan dengan keluarga itu." Titah Reno agar asistennya memberikan modal yang dibutuhkan Kanaya saat ini pada perusahaan milik keluarga suaminya.

"Baik tuan!"

"Antarkan dia pulang, oh tidak biarkan aku yang mengantarkannya pulang. Aku masih merindukannya, entah mengapa gadis itu langsung masuk ke dalam jiwaku seperti jin yang berhasil merasuki sanubariku." Ucapnya seraya melirik Naya yang sudah keluar dari kamar mandi.

Reno mematikan ponselnya lalu menyapa Naya yang masih berdiri tertunduk takut dan malu kepada dirinya.

"Mau pulang sekarang, tapi aku mau kamu temani aku makan malam setelah itu aku akan mengantarmu pulang." Ucap Reno menggandeng tangan Naya untuk turun menghampiri meja makan yang sudah menyediakan berbagai makanan lezat di atas meja tersebut.

"Melawan pun tidak ada artinya bagiku, orang gila ini akan mengusai tubuhku lagi, lagian cuma diajak makan bukan perkara sulit." Gumamnya sambil mengikuti langkah kaki Reno menuruni tiap anak tangga yang terhubung dengan lantai bawah ruang keluarga milik Reno.

Setelah sampai di ruang makan, lagi-lagi Naya menyaksikan meja makan yang panjang dengan deretan kursi sebanyak 20 orang, dari ujung meja ke meja tidak ada tempat yang kosong selain aneka makanan beserta minuman yang tersuguh indah dalam tatanannya, layaknya makanan untuk raja beserta para menterinya. Naya menarik nafas halus melihat makanan yang dianggapnya sangat mubasir hanya dinikmati untuk dua orang saja.

"Ini pesta atau mau undang makan orang sekampung?" Tanyanya dalam hati.

"Silahkan duduk sayang." Pinta Reno yang sudah menarik kursi untuknya.

Naya duduk dengan anggun dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang sangat besar itu.

"Ya Allah, seumur hidupku ku kira hanya Noah yang memiliki rumah paling bagus, ini sama saja aku nonton drama Korea yang menayangkan fasilitas kemewahan yang ada di drama Korea yang aku tonton, tapi ini lebih wah, ketimbang kehidupan orang kaya di drama Korea." Lagi-lagi Naya seperti gadis kampungan yang lagi dihibur dengan pemandangan memukau yang ada di dalam istana Reno. Dari kamar pribadi Reno, kamar mandi, lantai atas dan sekarang lantai bawah yang bernuansa bangunan modern dan sedikit sentuhan klasik di beberapa ornamen yang menghias indah di ruangan tersebut.

"Siapa sebenarnya pria ini, Kekayaan yang mungkin tidak akan habis sampai tujuh turunan." Naya bergumam lirih.

Naya yang tidak sadar, malah bangkit lagi mengambil beberapa lauk untuk di suguhkan di depan Reno. Pria itu cukup terkejut dengan perlakuan Naya padanya. Baru kali ini ada seorang wanita mendekatkan lauk kesukaannya di hadapannya. Biasanya gadis-gadis yang di undangnya ke istananya, hanya duduk manis menunggu dilayani oleh pelayannya. Tapi tidak dengan gadis ini, dia begitu piawai dalam melayaninya dan tahu apa yang disukai olehnya. Reno tertegun dengan Naya yang memiliki jiwa keibuan yang sangat dirindukan oleh Reno selama ini.

"Makanlah tuan!" Apakah kamu membutuhkan hal lainnya, akan aku ambilkan untukmu." Ucap Naya menunggu Reno makan terlebih dahulu baru dirinya.

Reno hanya menggelengkan kepalanya memberi isyarat bahwa ini sudah cukup.

"Andai kamu bukan istri orang lain, aku akan mengurungmu di sini Naya, tahukah kau bahwa saat ini aku sedang jatuh cinta kepadamu?" Sikap bar-barmu sekarang malah berubah menjadi lembut seperti seorang ibu yang sedang memperhatikan kebutuhan perut anak-anaknya dan memastikan mereka makan dengan baik." Gumam Reno sambil mengunyah makanannya.

Naya menikmati makanan hingga ia menghabiskannya dengan tidak meninggalkan satu butir nasi pun di permukaan piringnya. Reno melihat cara makan Naya yang tidak menyisakan satu butir nasi di piringnya itu membuatnya sedikit heran dengan sikap gadis ini.

"Apakah kamu selalu membersihkan tiap butir nasi di piringmu setiap kali kamu makan Naya?" Reno kagum dengan cara gadis ini menyelesaikan makanannya.

"Aku di besarkan di panti asuhan, nasi atau makanan apapun yang ada di panti merupakan keberkahan dari Allah. Kadang kami bertemu dengan nasi atau hanya singkong rebus yang dimakan rame-rame dengan teman-teman yang senasib denganku, aku tahu bagaimana rasanya kelaparan, makanya aku tidak pernah menyia-nyiakan satu butir nasi yang tersisa di piringku." Jawab Naya penuh penekanan pada perkataannya.

"Mengapa gadis ini baru setengah hari di rumahku banyak memberikan pelajaran berharga untukku, apakah aku tidak perlu memulangkan ia ke suaminya?" ah Naya mengapa aku bertemu denganmu sekarang, aku rela di siram dengan satu ember minuman capuccino darimu asalkan aku bisa memilikimu" Ucap Reno yang makin termotivasi untuk segera memiliki Kanaya, gadis yang sudah merenggut hati dan jiwanya malam ini.