Jika biasanya orang yang putus cinta akan berubah sikap menjadi dingin dan cuek, tapi berbeda dengan Davion Slade. Pria tampan berusia 28 tahun itu justru berubah sikap menjadi pria paling menyebalkan dan random.
Dua tahun dia melajang setelah memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, bukan karena Davion ataupun sang kekasih saling berkhianat. Tapi, karena sang kekasih memiliki kelainan penyimpangan.
Wanita yang dia jadikan kekasih selama satu tahun itu ternyata penyuka sesama jenis. Davion yang mengetahui hal tersebut menjadi jijik dan geli sendiri.
Hingga akhirnya, Davion bertemu dengan Vynessa setelah menggantikan jabatan papanya sebagai CEO.
Rasa ingin memiliki langsung muncul begitu saja saat melihat Vynessa yang begitu cekatan dan multitalenta. Tanpa Davion tau jika status Vynessa adalah mantan istri rival bisnisnya.
Mampukah Davion meluluhkan hati Vynessa yang sudah trauma dengan yang nama nya cinta?
Simak kelanjutannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 : Didikan Opa Albert
Davion turun kelantai bawah menuju ruang makan, disana sudah ada Sam yang menunggu kedatangannya. Kedua lelaki itu sudah berpenampilan rapi dengan setelan jas mahal nya masing-masing yang melekat pas ditubuh atletis mereka.
"tuan muda .." sapa Sam, ia berdiri dari duduknya lalu menganggukkan kepalanya sekilas.
"Hmm, dimana Vynessa? Apa dia belum selesai bersiap?" ujar Davion bertanya
"Sepertinya belum tuan". Jawab Sam sopan
"CK!" Davion berdecak
"Wanita memang selalu lama jika bersiap-siap. Entah apa yang mereka pakai sampai membuatnya lama seperti itu". Lirih Davion bergumam seraya menarik kursi dimeja makan paling ujung untuk ia duduk.
.
Tak lama setelah itu, Vynessa sudah selesai bersiap. Ia bergegas keluar dari kamar dan turun kelantai bawah.
"Maaf membuat anda berdua menunggu lama". Ucap Vynessa
"Tidak apa-apa nona". Sahut Sam
Davion hanya meliriknya sekilas tanpa berniat menyahutinya. Kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari arah luar.
"Biar saya yang buka". Tukas Vynessa dan bersiap melangkahkan kakinya tuk membukakan pintu.
"Nona duduklah saja, biar saya yang membukanya. Itu pasti kurir pengantar makanan". Kata Sam, ia lalu beranjak dari duduknya dan bergegas membukakan pintu.
Vynessa mengangguk, ia lalu mendudukkan dirinya disamping Davion yang tengah menikmati kopi panas nya. Lelaki itu meminum kopi nya tapi mata nya melirik kearah Vynessa.
Tak lama kemudian, Sam kembali datang sambil menenteng beberapa paper bag di tangannya. Vynessa segera berdiri dan membantu Sam.
"Biarkan saya saja yang menyiapkannya tuan Sam". Kata Vynessa
"Ah, baiklah". Sahut Sam seraya mata nya melirik Davion, takut jika tuannya itu akan memprotes nya. Tapi justru Davion hanya cuek dan tak menggubrisnya.
Vynessa segera meraih paper bag itu lalu membawanya kedapur. Ia mengeluarkan isi makanan yang ada didalam paper bag itu satu persatu. Kepala nya menggeleng pelan saat melihat banyakknya makanan yang Sam pesan.
"Astaga, apa makanan sebanyak ini habis ? sedangkan yang makan saja hanya tiga orang", gumam Vynessa sembari menyajikan makanan itu ketas piring.
Setelah itu, Vynessa menyusun piring-piring nya diatas nampan lalu membawanya keluar. Sam yang melihat itu dengan sigap segera membantunya.
"Terimakasih tuan Sam". Ucap Vynessa tulus
"Sama-sama nona", balas Sam
Davion yang mendengar itu langsung berdehem keras, membuat Vynessa sontak mengalihkan atensi nya menatap lelaki itu.
"Anda butuh ait minum tuan?", tawar Vynessa
"Hmm, berikan aku air putih dingin". Pinta Davion
Vynessa mengangguk dan segera kembali ke dapur tuk mengambilkan Davion air putih dingin. Setelah Vynessa berjalan menjauh, Davion langsung melototi Sam dengan tajam.
"Sudah bosen bekerja dengan ku kau Sam ?", ketus Davion
Sam menunduk, "Tidak tuan, maafkan saya".
"Sekali lagi kau tidak menjaga jarak dengan Vynessa, ku penggal kepala mu Sam". tegas Davion
"Baik tuan". Sahut Sam pasrah dan tak ingin mendebat.
"Cemburu tapi gengsi mengatakannya". Batin Sam
"Kau bilang apa Sam?", ujar Davion seraya menatap asistennya itu dengan mata yang memicing.
"Saya tidak bilang apa-apa tuan". Jawab Sam sekena nya
Taka lama setelah itu, Vynessa keluar dari arah dapur seraya membawa segelas air putih dingin untuk Davion.
"Ini air putih dingin untuk anda tuan". Vynessa menaruh gelas berisi air putih itu dihadapan Davion.
"Terimakasih". Ucap Davion
"Sama-sama tuan". Sahut Vynessa
Sam yang mendengar itu membulatkan mata nya tak percaya. 7 tahun lamanya ia bekerja menjadi asisten pribadi Davion, baru kali ini dia mendengar tuannya itu mengucapkan kata 'Terimakasih'. Astaga, Sam tidak salah dengar bukan?
Setelah itu ketiga nya mulai sarapan bersama. Davion dan Sam menyantap makanan mereka masing-masing dengan tenang, tak ada obrolan selama sarapan itu berlangsung. Vynessa diam-diam mencuri-curi arah pandang Davion dan Sam bergantian. Lamat-lama ia mengamati Davion, lelaki itu seolah tidak merasa gengsi ataupun jijik jika harus sarapan bersama dengan bawahan nya.
Davion yang merasa diperhatikan oleh Vynessa pun menghentikan aktivitas nya.
"Apa kamu tidak menyukai makanan nya ?", ujar Davion bertanya seraya meletakkan sendok serta garpunya, lalu ia meraih minuman yang ada dihadapannya.
Vynessa tersentak kaget dari lamunannya, begitu juga dengan Sam. Ia lalu mengalihkan atensi nya menatap Vynessa.
"Tidak.. Maksud saya, saya suka makanannya". Jawab Vynessa gugup
"Lantas kenapa tidak segera kamu habiskan? sebentar lagi kita akan berangkat ke kantor ". Kata Davion.
"I-ini baru akan saya habis kan tuan", tukas Vynessa
Davion mengangguk-anggukkan kepalanya paham, ia lalu kembali meraih sendok dan segera menyelesaikan sarapannya. Begitu juga dengan Vynessa, ia juga segera menghabiskan sarapannya. Tapi pandangan matanya masih terus menatap Sam dan Davion bergantian.
"Saya sudah selesai". Ucap Sam sambil mengelap bibir nya dengan tisu
"Hmm... " Davion berdehem, ia juga sudah menyelesaikan sarapannya
"Habiskan dulu sarapan mu jangan terburu-buru, aku akan ke atas sebentar untuk mengambil tas kerja ku". Ucap Davion pada Vynessa, ia lalu beranjak dari duduk nya berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Vynessa mengangguk, ia lantas segera menyelesaikan sarapannya.
"Nona Vynessa.. " panggil Sam
"Ya ?" sahut Vynessa
"Saya lihat seperti nya ada hal yang mengganjal yang anda rasakan, apa ada yang ingin anda tanya kan?", ujar Sam
Sam ini sudah seperti cenayang, tahu saja jika ada hal yang ingin Vynessa tanyakan soal Davion. Atau memang Sam ini orang yang sangat peka dengan keadaan sekitar, entah lah Vynessa juga tidak tau.
"Tuan Sam, boleh aku bertanya sesuatu ?", tanya Vynessa
"Silahkan".
"Menurut mu bagaimana tuan Davion? maksud ku adalah apa dia pria yang susah ditebak atau bagaimana? Bukan begitu maksud ku.. "
Mendengar itu Sam tersenyum tipis, ia tau maksud apa yang akan ditanyakan oleh Vynessa, hanya saja wanita itu seolah susah sekali merangkai kata yang tepat untuk bertanya.
"Saya paham maksud anda nona Vynessa, yang anda maksud kenapa tuan Davion tidak merasa gengsi duduk sarapan bersama bawahannya. Begitu bukan ?" ujar sam
Vynessa mengangguk-anggukkan kepalanya. "ya maksud ku seperti itu".
"Semua itu karena didikan dari Opa Albert, yaitu ayah dari tuan besar Dom. Beliau selalu mengajarkan pada anak-anak serta cucunya agar tidak pernah memandang orang lain dengan sebelah mata, baik dari status sosial nya ataupun yang lain. Opa Albert selalu mengingatkan kita agar tidak bersikap semena-mena pada semua orang kecuali jika harga diri kita diinjak-injak, karena bagi Opa Albert kita semua ini hanya lah manusia biasa, tidak ada kasta tinggi ataupun kasta rendah, semua nya akan terlihat sama jika berhadapan dengan Tuhan. Kekayaan, Kekuasaan itu hanyalah titipan. Itu adalah pesan Opa Albert".
.
.
.
To Be Continue..
sntai bgt blng ky gt,kl vyn dngr pst dia mkin bnci tauuu...
bru bntr bcanya,udh abs aja kk....
d tnggu up ny lg....smnggtt....
kl ska jgn ky gt dong dav....
mskpn dia jnda,tp msih segel tauuu.....