NovelToon NovelToon
In The Shadow Of Goodbye

In The Shadow Of Goodbye

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Nikah Kontrak / Cerai / Angst
Popularitas:471
Nilai: 5
Nama Author: Cataleya Chrisantary

Salma dan Rafa terjebak dalam sebuah pernikahan yang bermula dari ide gila Rafa. Keduanya sekarang menikah akan tetapi Salma tidak pernah menginginkan Rafa.
"Kenapa harus gue sih, Fa?" kata Salma penuh kesedihan di pelaminan yang nampak dihiasi bunga-bunga.
Di sisi lain Salma memiliki pacar bernama Narendra yang ia cintai. Satu-satunya yang Salma cintai adalah Rendra. Bahkan saking cintanya dengan Rendra, Salma nekat membawa Rendra ke rumah yang ia dan Rafa tinggali.
"Pernikahan kita cuma pura-pura. Sejak awal kita punya perjanjian kita hidup masing-masing. Jadi, aku bebas bawa siapapun ke sini, ke rumah ini," kata Salma ketika Rafa baru saja pulang bekerja.
"Tapi ini rumah aku, Salma!" jawab Rafa.
Keduanya berencana bercerai setelah pernikahannya satu tahun. Tapi, alasan seperti apa yang akan mereka katakan pada orang tuanya ketika keduanya memilih bercerai nanti.
Ikuti petualangan si keras kepala Salma dan si padang savana Rafa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cataleya Chrisantary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Pernikahan hanya catatan

2

-Masih dalam flashback-

Salma sampai di mobilnya. Ia kaget dan tidak bisa berkata-kata. Tubuhnya gemetar hebat. Otaknya masih belum bisa memproses. Sebenarnya ada apa ini semua. Mengapa tiba-tiba saja kakak dari Rafa berkata jika ia dan Rafa harus menikah selepas Rafa pulang kembali ke tanah air?

Belum juga ia memproses seluruh pertanyaan itu, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Satu panggilan dari pacarnya Rendra.

“sayang, udah pulang?”

“Hah?” jawab Salma masih cengo. Ia masih kaget namun akan berusaha menyembunyikan hal ini dari Rendra. “Hah iya ini baru mau keluar. Besok jadi pulang kan?”

“Besok aku gak jadi pulang. Temen aku malah ngajak stay dulu dua hari lumayan weekend juga.”

“Tapi kamu udah janji mau pulang besok terus kita diskusi masalah tunangan.”

“Itu gampang sayang.”

“Gampang tapi sampai sekarang kamu gak pernah mau diskusi harus selalu aku yang bilang. Harus selalu aku yang mancing. Dan ujungnya tebak pasti gini lagi!”

Salma manutup teleponnya. Pikirannya benar-benar kalut saat itu. Hingga akhirnya, Sebuah tangan memegang tangan Salma. Ia melihat Rafa di sampingnya. Lalu ia tersadar sedari tadi Salma melamun. Melamun pada saat di pelaminan.

“Sal, lo nggak apa-apa kan?” tanya Rafa.

Salma terkesiap ia baru ingat jika hari ini adalah hari pernikahannya dengan Rafa. “Bisa tolong ambilkan aku minum? Aah pikiranku kacau gara-gara pernikahan ini!” kata Salma.

Tanpa banyak bicara, Rafa lalu turun dan mengambilkan air mineral untuk Salma. Di bawah sana mama Nanda nampak senang bukan main karena Rafa dan Salma nampak serasi.

Secara visual mereka memang serasi namun secara hati mereka justru bertolak belakang. Tidak ada cinta yang hadir dalam penikahan yang begitu indah ini. Yang ada hanya kepalsuan saja yang pengantin perlihatkan.

“Kenapa sih Sal, dari tadi mama liatin kamu bengong aja,” saat Salma bersama keluarga inti.

“Biasa mah, Agak ngambek gak mau ikut ke Kanada,” jawab Rafa.

“Kenapa?” tanya mama Rahma.

“Aku masih pengen kerja.”

“Kamu belum Resign?” tanya papa.

Tidak ada yang menjawab pertanyaan dari papa Tio. Baik Salma maupun Rafa. Mereka berdua kali ini kompak memilih untuk tetap diam tidak menjawab.

“Salma!”

“Belum,” jawab Salma.

“Kenapa? Kan Rafa udah bilang dia sanggup membiayai kamu. Lagian mana ada suami istri yang LDR nya juahan kayak gini.”

“Pah-“

“Kalau kamu masih terikat kontrak terus kamu harus bayar pinalti kontrak itu papa yang akan bayar.”

“Pah, bahasnya nanti aja yah,” kata Rafa “Gaenak di denger yang lain. Lagian ini hari bahagia aku juga masih ada waktu dua hari kok di sini.”

“Iya sih, pah. Udah nanti aja bahasnya. Tuh liat bad mood dia.”

Acara akhirnya selesai. Salma dan Rafa sekarang berada di kamar yang sama. Tidak untuk berduaan karena Salma sendiri sekarang sedang dibantu MUA menanggalkan aksesoris pernikahan serta baju yang ia pakai.

Setelah semuanya selesai, Salma segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya sekaligus berpikir keras apa yang akan ia lakukan ke depannya nanti. Menikahi pria yang sama sekali tidak ia cintai bukanlah hal yang mudah.

Ia memang tidak mencintai Rafa tapi Rafa adalah sahabatnya. Rasanya aneh saja menikahi Rafa yang notabene adalah orang yang semasa sekolah dulu mereka sering melakukan kenakalan bersama.

Pintu akhirnya teketuk setelah Salma berada di kamar mandi satu jam lamanya.

“Sal, kamu baik-baik ajakan?” tanya Rafa dari luar.

Namun bukannya menjawab, Rafa malah mendengar pintu yang bersuara keras. Entah Salma melemparkan apa yang pasti itu bukan berasal dari Salma yang memukul pintu.

Rafa mengerti Salma pasti kesal dengan semua ini. Dengan pernikahan mereka yang bisa-bisanya selesai dirancang hanya dalam waktu dua hari saja.

Sebenarnya Rafa juga agak kaget karena segalanya benar-benar berjalan lancar hingga akhirnya sebuh cincin kini telah terpasang di jari manisnya. Sebuah cincin pengikat diantara dirinya dan Salma.

“Sal-“

Tapi belum juga berbicara Salma sudah keluar duluan dengan wajah yang memancarkan api amarah yang sangat besar. Wajah ramah Salma hilang dari pandangan Rafa. Ia tahu ia salah namun ia sulit untuk mundur.

“Sal-“

Plak

Salma menampar wajah Rafa. Air matanya keluar. Matanya merah menahan segala amarah yang tengah meledak-ledak dari dalam tubuh Salma.

“Kenapa sih kamu tuh diam aja!” kesal Salma. “Kenapa kamu tuh kesannya kayak emang pengen ngejalanin pernikahan ini tahu gak. Kenapa kamu tuh gak ngomong gitu atau gak nyegah pernikahan ini sih?”

“Sal, bukannya aku gak mau cegah pernikahan ini atau setidaknya aku bilang ingin memundurkan dulu pernikahan ini tapi aku bener-bener gak bisa.”

“Kamu tuh egois tahu gak!” Salma mendorong tubuh Rafa ke belakang. “Kamu tuh egois Cuma mikirin diri sendiri sama ibu kamu aja. Berlindung di balik kedok ibu kamu lagi sakit.”

“Nggak, Sal. Aku juga gak mau gini. Aku juga gak mau menikah sama kamu. Tapi waktu aku bilang ke papa kamu kalau aku tuh pengennya menunda pernikahan ini papa kamu sama ibu kamu yang malahan bilang untuk mempercepatnya.”

“Jangan bohong!” kesal Salma.

“Sumpah, Salma. Aku bersumpah. Aku juga gak mau nikah sama kamu. Aku juga tau kamu tuh sama Rendra mau tunangan aku tahu kamu yang cerita ke aku. Tapi semuanya bener-bener sulit aku cegah Sal.”

Salma makin menangis dan ia melemparkan botol sabun yang sedari tadi ia pegang ke badan Rafa, yang untungnya bisa lelaki itu tangkap dengan mudah.

Rafa juga sebenarnya tidak ingin menikah dalam keadaan dan situasi terjepit seperti ini. Ia juga termakan oleh pemaninannya sendiri. Ia juga tidak menyangka jika segalnya akan menjadi seserius ini hingga ia kini telah menjadi suami dari Salma.

“Sorry, Sal. Gue juga gak tau ujungnya bakalan gini.”

Tapi Salma tidak mendengarkan ucapan Rafa lagi. Perempuan itu sibuk membaringkan diri menangis diatas kasur apalagi ketika ia menerima pesan dari Rendra.

Form Narendra: Apa yang sebenarnya membuat kamu mutusin aku, Salma? apa gara-gara aku yang belum siap nikah? Bukanya kamu bilang mau nunggu aku sampai siap? lalu kenapa sekarang tiba-tiba putus gitu aja?

Sekarang, Salma harus menahan rasa sakit itu sendirian. Salma ingin mengungkapkan segalanya tapi harus mulai dari mana?

Semuanya terlalu rumit bagi Salma. Terlalu rumit untuk ia jelaskan bahkan mungkin beberapa alasan yang akan ia katakan pada Rendra nanti terdengar seperti dongeng.

Rafa masuk ke kamar mandi dan sekarang ia sendiri bingung. Lelaki itu menekan keningnya ke area pintu.

Pikirannya benar-benar kalut sama kalutnya seperti Salma. Penikahan ini, pernikahan seperti ini bukanlah pernikahan impiannya.

Lelaki itu lalu membersihkan dirinya. Ia guyur dirinya menggunakan air dingin berharap panasnya pikiran serta hatinya mampu terdinginkan oleh air yang mengalir.

Begitu Rafa keluar dari kamar mandi. Ia melihat Salma sudah berdiri di depan jendela besar hotel. Salma nampak menunggu Rafa. Dari ruat wajahnya nampaknya Salma akan membuat sebuah perjanjian baru lagi dengan Rafa.

“Aku gak akan pernah mau ikut sama kamu ke Kanada! Kita emang udah nikah tapi kita tetap hidup masing-masing. Pernikahan ini hanya sebuah... catatan tinta hitam diatas kertas putih saja. selebihnya tidak ada apa-apa,” kata Salma sambil membalikan badannya namun Salma seketika kaget melihat penampilan Rafa.

“Ish bisa gak sih kamu tuh pakai baju dari dalem kamar mandi!” kesal Salma langsung berbalik badan lagi.

“Sorry,” lalu Rafa mengambil baju yang ada di kopernya. “Mengenai itu oke sesuai kesepakantan masing-masing. Aku gak akan maksa kamu untuk ikut ke Kanada. Ucapan aku waktu itu Cuma biar orang tua kamu yakin aja,” kata Rafa.

Ia tidak akan memaksa Salma apapun lagi. ia akan membiarkan Salma tetap pada pilihannya apapun itu.

“Bagus! Pokoknya setelah kamu balik ke Kanada, jangan pernah hubungin aku lagi kecuali pas kamu mau pulang. Dan ingat satu tahun saja. Aku gak mau pernikahan ini lebih dari satu tahun. Setelah itu aku akan gugat kamu cerai.”

“Iya,” jawab Rafa sambil memakai bajunya.

“Dan malam ini kamu tidur di kamar lain aja aku gak mau tidur satu kamar dengan kamu!”

Bersambung

Gimana nih kedepannya petualangannya Rafa sama Salma yah.

Ada sedikti spoiler nih, Salma punya ipar maut wkwkwk.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!