You'Re Mine!

You'Re Mine!

Bab 1 : Davion Slade

Davion Slade, pria tampan, mapan dan dewasa berusia 28 tahun, pewaris tunggal perusahaan SLADE CORP.

Dua tahun yang lalu, dia memutuskan hubungan dengan kekasihnya. Bukan karena Davion atau pun kekasihnya saling berkhianat tapi karena mantan kekasih Davion itu memiliki penyakit kelainan, yaitu penyuka sesama jenis.

Mengetahui hal tersebut, Davion menjadi jijik dan geli sendiri, beruntung ia tidak pernah mengajak mantan kekasihnya itu berhubungan badan. Karena, bagaimana pun Davion juga seorang Cassanova.

Wajah yang tampan, tubuh yang tinggi dan tegap serta kaya raya membuat Davion Slade banyak digandrungi para kaum hawa. Bahkan banyak diantara mereka yang rela melebarkan paha nya demi bisa merasakan hangat nya dekapan seorang Davion.

Dan, setelah 5 tahun lamanya ia tinggal di Venice untuk mengurus perusahaan cabang yang ada disana. Kini dirinya kembali lagi ke Amerika untuk mengambil alih posisi jabatan CEO diperusahaan pusat yang ada dikota New York atas perintah sang papa.

.

.

Setelah menempuh perjalanan udara selama 12 jam lamanya, kini pesawat yang ditumpangi Davion tiba dibandar udara internasional Amerika Serikat. Suara pramugari yang lembut dan ramah terdengar dari speaker diatas kepala, memecahkan kesunyian didalam pesawat. Suaranya yang jernih dan sopan membuat para penumpang merasa aman dan nyaman, begitu juga yang dirasakan oleh Davion yang duduk dikursi kelas bisnis.

"Selamat datang dibandar udara internasional Amerika Serikat. Kami telah tiba di tempat tujuan akhir. Silahkan mematikan sabuk pengaman dan mengambil barang bawaan anda jangan sampai ada yang tertinggal. Terimakasih atas perjalanan anda bersama kami".

Sesaat setelah pramugari memberikan pengumuman itu, para penumpang mulai bergerak beranjak dari tempat duduknya masing-masing untuk mengambil barang bawaan mereka dan mempersiapkan diri untuk keluar dari dalam pesawat.

Davion keluar paling akhir, dibelakang nya disusul oleh Sam asisten pribadinya yang selalu setia mendamping Davion kemana pun pria itu pergi.

haahhh...

Davion menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, menikmati udara siang itu dikota New York.

"Tuan.. " Panggil Sam yang berdiri dibelakang Davion setelah selesai menelpon seseorang.

"Hm",  Davion berdehem

"Anda ingin pulang sekarang ?" ujar Sam bertanya

"Ya, kita pulang ke mansion pria tua itu". Jawab Davion

Sam yang mendengar Davion menyebut papa nya dengan panggilan pria tua hanya bisa menghela nafas pelan. Davion memang seperti itu, bukan karena dia bertingkah kurang ajar atau pun tidak menghormati tuan Dominic- papinya.  Hanya saja itu sebagai ungkapan kasih sayang antara anak dan ayah.

"Baik, mari tuan sebelah sini". Sam mengangkat tangannya mempersilahkan Davion untuk berjalan lebih dulu.

Kedua nya melangkah menuju gedung tempat parkir. Disana sudah ada sopir pribadi papi Dom yang ditugaskan untuk menjemput Davion.

"Tuan muda.. " sapa Redo sopir pribadi papa Dom seraya menundukkan kepalanya sekilas.

"Halo Paman Redo, bagaimana kabar mu?" tanya Davion basa-basi

"Kabar saya baik tuan muda". Jawab Redo

Davion mengangguk-anggukkan kepalanya.

Setelah itu, Redo segera membukakan pintu bagian penumpang untuk Davion dan pria itu bergegas masuk.

Lalu Redo menutup pintu nya setelah memastikan tuan muda nya itu duduk dengan nyaman. Kemudian, ia juga bergegas masuk kedalam mobil dan duduk dikursi kemudi, lalu Sam duduk disamping Redo.

Perlahan mobil yang Redo kendarai melaju pelan meninggalkan area gedung parkir bandara menuju mansion keluarga Slade yang berada dipusat kota New York.

Perjalanan menuju mansion utama keluarga Slade ditempuh dalam waktu 1 jam, kini mobil yang Redo kendarai berbelok memasuki gerbang yang menjulang tinggi dengan desain yang amat sangat mewah dan berlapis emas. Mobil berhenti tepat didepan pintu masuk mansion, Sam segera keluar lebih dulu membukakan pintu untuk Davion.

Davion turun dari mobil, sesaat ia lihat kembali bangunan megah bak istana itu. Sejak kecil ia dilahirkan dan dibesarkan disini, hingga ia menginjak dewasa dan menempuh pendidikan di Kanada, Davion sudah tak pernah lagi menginjakkan kaki dimansion ini. Dan, ini kali pertama setelah 8 tahun lamanya ia menetap di Venice dan sekarang ia kembali.

Dengan langkah tegap, Davion berjalan masuk kedalam mansion itu. Saat ia membuka pintu lalu berjalan masuk kedalamnya ternyata sudah ada sekitar 20 maid yang berjejer-jejer menyambut kedatangannya.

"Selamat datang kembali tuan muda". Sapa para maid itu bersamaan

"Hm.. " dan dibalasan deheman oleh Davion. Setelah itu, ia kembali melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga.

"Mami.. I'm back.. " Davion berteriak memanggil Mami Elizabeth yang tengah duduk di kursi sofa ruang keluarga, disamping ada sang Papi Dominic yang menemaninya.

Mendengar suara Davion, sontak Papi Dom dan Mami Eli langsung menolehkan kepalanya kearah sumber suara. Tapi, ketika Davion hendak berjalan menghampiri mereka sebuah tongkat mendarat mulus mengenai kepala belakangnya.

Tukk...

"Dasar cucu kurang ajar, ini mansion bukan hutan tidak perlu berteriak-teriak kita semua belum tuli".

Dari arah belakang sang Opa kesayangan keluarga Slade datang dan memukul kepala Davion dengan tongkatnya. Dia adalah Opa Albert. Diusianya yang sudah senja, pria tua itu masih terlihat sehat wal afiat.

Davion menoleh dan menatap opa Albert tajam.

"Kenapa mata mu itu? minta opa congkel huh?" Ucap Opa Albert bergurau, ia tidak mungkin menyakiti cucu kesayangannya itu.

"Kepala Davion sakit opa". Rengek Davion seraya mengusap-usap belakang kepala nya yang terkena getokan tongkat opa Albert

"ck!" Opa Albert berdecak, ia lalu melangkahkan kakinya menuju sofa.

Papi Dom dan Mami Eli yang melihat kelakuan kedua pria beda generasi itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Hal seperti itu sudah biasa mereka lihat dan itu juga bentuk kasih sayang antara kakek dan cucunya.

Davion mengikuti langkah kaki Opa Albert, berjalan mendekati Mami Eli lalu mencium pipi wanita yang sudah melahirkannya tersebut.

"Anak mami, apa kabar sayang ?"  ujar Mami Eli seraya menarik tubuh tegap Davion kedalam pelukannya.

"tidak baik dan tidak juga buruk mam", jawab Davion sambil membalas pelukan sang mami.

Mami Eli mengurai pelukan itu menatap putranya dengan kening yang mengernyit, "oh why ?"

"Tid-"

"Karena dia tidak lagi punya kekasih El, kekasihnya ternyata lesbi@n.." begitu saja Opa Albert langsung menyela ucapan Davion, membuat lelaki itu sontak menolehkan kepalanya menatap Opa Albert dengan bola mata yang membulat.

" Opa!"

"Benarkah itu Davion?", seru Mami Eli tak percaya

Davion menghela nafas panjang dan tak bisa berkilah lagi.

"Ya begitu lah mam" sahutnya lesu

Mendengar jawaban pasrah Davion, Opa Albert tak bisa lagi menahan tawanya. Ia yang dulu sudah memperingati cucu kesayangannya itu untuk tidak menjalin hubungan dengan Salsa- mantan kekasih Davion yang memiliki kelainan. Tapi, Davion sendiri justru ngeyel dan tak mendengarkan peringatannya.

.

.

.

To Be Continue.. 

Terpopuler

Comments

Ais

Ais

semangat buna br tau klo ada update novel br lagi smoga novel yg ini lbh greget lagi alurnya buna

2025-03-26

0

Naufal Affiq

Naufal Affiq

aku baru mampir buna,maaf

2025-04-16

0

Noey Aprilia

Noey Aprilia

Hai kk....
Aku udh mmpir lg....
d tnggu up'ny y....smngttt....

2025-03-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!