NovelToon NovelToon
Aku Bukan Siapa-Siapa

Aku Bukan Siapa-Siapa

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Febbfbrynt

Ketidaksengajaan serta pengorbanan dalam sebuah kecelakaan membuat Alena langsung meninggal dan malah mengantarkan nyawa gadis itu dengan bertransmigrasi ke dalam salah satu novel favoritnya. Alena hanya menjadi adik dari salah satu teman protagonis pria—figuran. Dia hanya seorang siswi sekolah biasa, tanpa keterlibatan novel, dan tanpa peran.

Tapi, plotnya hancur karena suatu alasan, hidupnya tidak semulus yang dia bayangkan. Dia membantu masalah semua tokoh, namun di tengah itu, hidupnya tidak aman, ada orang yang selalu ingin mencelakainya.

____

"Aku memang bukan siapa-siapa di sini, tapi bukan berarti aku akan membiarkan mereka menderita seperti alurnya."—Alena.

~•~
note:
- author 'I Am A Nobody' di wp dan di sini sama

- Tokoh utama cerita ini menye-menye, lebay, dan letoy. Jadi, ga disarankan dibaca oleh org yg suka karakter kuat dan ga disarankan untuk org dewasa 20+ membacanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dunia Novel

Alena Lika Hasana. Itu adalah nama aslinya sebelum memasuki dunia novel. Alena mempunyai seorang kakak perempuan bernama Alodie Larina Aradea, ia berusia 21 tahun. Kedua orang tua mereka meninggal di waktu yang berbeda.

Ibu Alena meninggal karena penyakit kanker hati saat ia berusia 8 tahun. Sedangkan ayahnya meninggal karena kecelakaan mobil saat ia berusia 15 tahun. 

Saat ayah Alena masih hidup, kebutuhan ekonomi mereka lebih dari cukup, karena ayahnya memiliki perusahannya sendiri, namun tidak besar. Tapi, setelah ayahnya meninggal, keuangan di keluarganya sedikit menurun, karena kakaknya yang menjadi penerus tidak pernah mempunyai niat untuk meneruskan perusahaan ayahnya.

Namun, atas kerja keras kakaknya itu untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua, perusahaan menjadi stabil tanpa peningkatan seperti saat ayahnya yang menjadi pengurusnya dulu.

Alodie berhenti kuliah dan mulai fokus pada pekerjaannya. Sedangkan Alena yang duduk di kelas XI mencoba meningkatkan belajarnya yang awalnya sedikit malas.

Setiap hari Alena pulang sekolah, rumahnya selalu kosong karena Alodie selalu pulang malam di saat Alena sudah tertidur. Mereka jarang bertemu, tapi mereka selalu menghabiskan waktu di hari libur bersama-sama.

Alena sangat menyayanginya ....

Alena tidak pernah menyangka akan berpisah dengan kakaknya secepat ini.

***

Saat ini, di dunia ini yang ternyata beberapa hari Alena baru sadari, ternyata adalah dunia novel favoritnya yang ia tamatkan sebelum berangkat berjalan-jalan dengan kakaknya, dan dirinya yang berakhir tragis.

Ternyata Alena adalah anak kedua atau satu-satunya putri dari keluarga Alvarendra, yang termasuk keluarga terkaya nomor 4 besar.

Kakak Alena—Ravael Revalno Alvarendra adalah teman dari protagonis pria, atau hanya seorang figuran. 

Awalnya Alena belum percaya dan masih berusaha mencari bukti lain. Tapi, saat ia mendengar nama sekolah, Alena percaya dirinya memang memasuki novel itu.

Alena hanya sedikit shock karena menerima sebuah kenyataan yang tidak masuk akal, namun ia segera menerima dan mempercayainya. Apalagi, keluarganya sangat baik. Mamahnya, papahnya, kakak barunya, mereka sangat menyayangi Alena. 

Di kehidupan Alena sebelumnya, ia hanya mendapatkan kasih sayang ibunya hanya sampai umurnya 8 tahun. Dan ayahnya ... walaupun kasih sayangnya selalu berlimpah, namun waktu pekerjaannya membuat terhalangi. Dan harus berhenti saat ayahnya meninggal tanpa kasih sayang yang cukup.

Dan Alodie yang tidak jauh berbeda dengan ayahnya, selalu sangat sibuk, namun Alena tetap menyayanginya.

Di sinilah Alena merasa sangat bersyukur mendapatkan kehidupan kedua dengan kasih sayang mereka yang menyelimutinya.

Alena hanya akan menonton perjalanan cerita novel ini tanpa merusaknya, karena novel ini bermulai saat ia memasuki sekolah. Walaupun ada sebuah adegan yang ia lewati saat MOS, namun ia akan menyaksikan lebih banyak adegan di sekolah.

Alena yang seharusnya kelas XI, namun di sini Alena akan memasuki kelas X beberapa hari lagi. sekolahnya adalah sekolah di mana para tokoh novel hadir.

"Yeay! Aku akan nonton mereka secara live," pekiknya girang

Sudah seminggu semenjak hari di mana kehebohan keluarga ini mendengar Alena yang amnesia. Namun, mereka menerima kenyataan dan sangat memanjakannya dalam segala hal. Alena yang tidak terbiasa hanya pasrah.

Pada saat sebelumya, penyebab kecelakaan yang membuat kepala Alena terbentur adalah karena kecerobohannya sendiri, lebih tepatnya tubuh yang Alena tempati, ia terpeleset di tangga sekolah saat menjalani MOS.

Itulah yang Ravael ceritakan padanya.

Awalnya, Alena sedikit canggung saat berbicara dengan Ravael, namun, karena seringnya Ravael mengunjungi kamarnya dan mengobrol, Alena menjadi lebih akrab dan dekat dengannya. 

Ravael lebih tua satu tahun dengan Alena, dan seumuran dengan Alena dulu. Kakak barunya itu akan masuk kelas XI—kelas yang sama dengan protagonis pria.

Sedangkan protagonis wanita baru masuk SMA, sama dengannya.

***

Hari ini Ravael tidak ada di rumah. Kemarin remaja itu sempat berbicara dengan Alena, bahwa hari ini dia akan kembali ke sekolah setelah beberapa hari absen karena kecelakaan dirinya.

MOS masih berlanjut di mana waktunya seminggu, hanya tinggal 3 hari lagi MOS akan selesai dan semua murid baru bersekolah normal.

Alena tidak perlu mengikuti kembali MOS, tentu saja untuk memulihkan diri di rumah. Dari yang Ravael katakan, gadis itu jatuh dari tangga saat hari kedua MOS, dan itu sempat menjadi pembicaraan seantero sekolah.

Selain itu, guru-guru sempat menanyakan keadaan Alena, hanya saja keluarga Alvarendra tidak melibatkan sekolah dan mengurusnya pribadi. 

Saat itu, Alena tidak di bawa ke rumah sakit, karena gadis itu sangat tidak menyukainya. Akhirnya dia dirawat di rumah dengan memanggil dokter Ferro yang merupakan dokter pribadi keluarga Alvarendra.

Keadaan Alena sekarang benar-benar pulih, namun amnesianya tetap dianggap ada oleh 'keluarganya' itu, sehingga mereka sangat hati-hati bila Alena sedikit mengeluh kesakitan.

Alena tidak tahu apa dan kenapa dia bisa masuk ke dalam tubuh ini, tetapi ia bersyukur. Ia menganggapnya sebagai kesempatan kedua.

Walaupun ia sedikit egois, Alena tetap tidak akan memberi tahu mereka saat ini bahwa ia adalah jiwa asing yang masuk ke dalam tubuh putri dari keluarga Alvarendra.

Sampai pada waktunya ....

***

Hari pertama sekolah adalah hari yang sangat Alena tunggu, karena di sinilah cerita di mulai. Walaupun awalnya ia tidak diizinkan bersekolah, namun gadis itu tetap bersikeras sehingga kedua orang tuanya luluh melihat ekspresi yang sedih.

Alena tidak tahu bagaimana sikap 'Alena' sebelumnya, namun sepertinya tidak banyak perbedaan dengan sikapnya sendiri, karena Alena tidak melihat ekspresi keluarga Alvarendra yang aneh atau yang lain saat menghadapinya.

Dengan semua sikap dan perilakunya, mereka selalu tersenyum hangat.

Pagi ini adalah pagi yang cerah. Alena melihat jam yang masih menunjukan 05.15. Ia langsung berdiri dari tempat tidur, sebelumnya gadis itu sempat melamun sebentar. 

Biasanya ia akan bangun jam 07.00 pagi, tapi ini masih sangat pagi. Mungkin ia terlalu bersemangat untuk pergi sekolah di hari pertama.

Alena berjalan ke kamar mandi dengan riang.

Setelah hampir 30 menit, ia sudah siap dengan seragamnya. Rok kotak-kotak cream berpadu coklat selutut, baju putih dengan dengan dasi, lengan baju di atas siku dan di tutupi almamater sewarna dengan rok. 

Rambutnya diikat satu ke belakang dengan tinggi sedang, memakai pita biru yang serasi dengan tasnya.

Alena menyampirkan tas itu di atas bahu kanan. Lalu, ia keluar kamar dan menuruni tangga menuju ruang makan. 

Sebelum pulih total, Alena selalu berjalan-jalan di sekitar rumah yang lebih besar tiga kali lipat dari rumahnya dulu, jadi ia sedikit tahu setiap sudut ruangan rumah ini. 

Setelah sampai di ruang makan, ia melihat meja besar yang dipenuhi macam-macam makanan. Ada enam kursi. Tiga kursi sudah terisi oleh dua orang dewasa yang memakai pakaian formal, dan satu remaja lelaki dengan seragam sekolah yang sama dengan seragamnya.

Mereka menoleh bersamaan saat langkah kaki Alena mendekat ke arah meja.

"Selamat pagi, Mamah, papah, kakak," sapanya ceria sembari mencium satu-satu pipi mereka. Sudah menjadi kebiasaan rutin.

"Pagi, Sayang ...."

"Pagi, Dek."

Mereka menjawab sapaannya seraya tersenyum hangat. Alena tersenyum semakin lebar dan duduk di kursi kosong di sebelah kanan Ravael.

“Ini hari pertama kamu sekolah. Mau bareng kakak gak?"

Tawaran Ravael membuat Alena mengangguk dengan semangat. Cowok itu tersenyum lembut melihat tanggapan adiknya.  

Sarapan pagi di mulai. Tidak ada percakapan, karena memang tidak diperbolehkan berbicara saat makan oleh Devian.

Setelah keluarga kecil itu menyelesaikan sarapannya, mereka mulai beranjak untuk memulai kegiatan masing-masing. Devian dan Berliana akan segera berangkat kerja. Walaupun terkadang mereka sibuk, tapi keduanya tidak pernah absen meluangkan waktu untuk kedua anaknya. selain itu, Berliana tidak ke kantor setiap hari, hanya sesekali membantu Devian saja.

Alena dan Ravael sudah bersiap. Keduanya pergi setelah berpamitan kepada kedua orang tua mereka. 

Seperti biasanya setiap hari, Ravael selalu biasanya membawa mobil sendiri. Oleh karena itu, dia mengajak Alena berangkat bersama. 

"Udah?" tanya Ravael sembari menoleh ke arah adiknya.

Alena mengangguk.

Selama perjalanan, keduanya tidak banyak bercakap, namun suasana hangat dan nyaman tidak berubah.

1
Fitri Apriyani
bagus banget kk cuma ap nya kuma satu bab jadi aku lama nunguin nya mana dah ngak sabar lagi aku harap jangan gantung ya ceritanya harus sampai tamat oke kk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!