Seorang pria yang mendapat warisan leluhur setelah diceraikan oleh istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aiza041221, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
Tidak lama setelah kepergian Sari dari rumah Suparman, sebuah mobil Hummer H2 memasuki halaman rumah Suparman. Suparman hanya tersenyum melihat wanita cantik keturunan eropa yang turun dari mobil Hummer H2.
" Carol, kamu ngapain sore-sore kemari? Dan kenapa dandanan kamu seperti pendaki gunung." tanya Suparman dengan wajah penasaran melihat outfit yang dikenakan oleh Caroline.
" Hehehe.. Man, bukankah kamu mengatakan akan menemaniku ke air terjun yang ada di hutan ini. Sekarang aku ingin kamu menepati janji." ucap Caroline sambil tersenyum manis.
Suparman begitu terkejut mendengar perkataan dari Caroline, dia merasa ini adalah waktu paling tepat baginya untuk membongkar emas batangan yang dia sembunyikan di bawah air terjun.
Tetapi, dia juga malas jika harus ke air terjun sore-sore, karena mereka nanti pasti akan pulang saat hari gelap dan keadaan hutan saat malam hari tentunya sangat berbahaya.
" Ini sudah sore.! Kalau mau ke air terjun, besok pagi saja kamu kesini lagi." balas Suparman.
" Justru itu, aku ingin berkemah disana saat malam hari, sudah beberapa hari ini aku stres dengan pekerjaanku. Jadi aku ingin refreshing dengan berkemah di air terjun. Jika kamu mau menemaniku? Aku akan mensupport dan memberikan modal untuk perjudianmu besok malam. Bagaimana apa kamu setuju?" seru Caroline dengan senyum manisnya.
" Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan menyiapkan peralatanku terlebih dahulu. Sepertinya aku masih memiliki tenda untuk berkemah." balas Suparman sambil berbalik masuk kedalam rumah.
Suparman sangat tau bagaimana sifat keras kepala dari Caroline, dia yakin Caroline pasti akan terus membujuknya jika dia belum mengiyakan keinginannya. Lagipula Suparman merasa ini momen yang tepat untuk memanen emas batangan itu dan menjualnya kepada Caroline.
Setelah beberapa saat akhirnya, Suparman kembali kedepan dengan tas gunung di punggung dan sebilah parang ditangannya.
" Ayo kita berangkat sekarang? Mumpung hari masih sore, jadi kita bisa mendirikan tenda sebelum malam tiba." ajak Suparman pada Caroline yang sudah siap disamping mobil dengan tas gunung di punggungnya.
" Ayo, aku juga sudah tidak sabar untuk melihat keindahan air terjun yang kamu katakan." balas Caroline dengan senyum manisnya.
Tanpa membuang waktu Suparman dan Caroline mulai berjalan menuju hutan. Beruntung, selama perjalanan mereka tidak bertemu satu pun warga.
Suparman sangat yakin, jika bertemu dengan warga, mereka pasti akan diberondong pertanyaan. Karena sudah bertahun-tahun tidak ada yang berani berkemah di hutan saat malam hari.
Setelah setengah jam perjalanan, akhirnya Suparman dan Caroline mulai memasuki hutan, Suparman yang memegang parang langsung bertindak sebagai pemimpin untuk membuka jalan mereka.
" Aku tidak menyangka kalau hutan disini masih sangat alami Man? Apa tidak ada warga yang memanfaatkan hutan disini." tanya Caroline yang berjalan di belakang Suparman.
" Tentu saja masih dimanfaatkan, namun hanya diambil kayu bakarnya saja dan itu pun hanya di bagian pinggiran hutan serta sebatas air terjun. Untuk kawasan hutan yang lebih dalam, tak ada warga desa berani memasukinya karena merupakan hutan purba yang banyak dihuni oleh hewan buas," jawab Suparman dengan santai.
" Ohhh... Tetapi kalau kita berkemah di pinggiran air terjun aman kan?" tanya Caroline yang mulai sedikit bimbang setelah mendengar penjelasan dari Suparman.
" Kalau hanya sebatas air terjun masih aman? dulu anak-anak desa juga sering berkemah disana saat taun baru, tetapi beberapa tahun terakhir sudah tidak lagi ada yang mau berkemah disana." balas Suparman sambil menyalakan sebatang rokok.
Setelah satu jam menerobos hutan, Suparman dan Caroline akhirnya tiba di air terjun, Suparman hanya tersenyum melihat tingkah laku Caroline. Yang terlihat begitu bahagia saat melihat keindahan dari air terjun dihadapan mereka.
" Ini sungguh luar biasa Man? Aku tidak kalau ada air terjun seindah ini didesamu, airnya sangat jernih dan terlihat sangat segar. Aku menjadi semakin tidak sabar untuk mandi disini." Teriak Caroline dengan penuh antusias.
" Terserah apa yang ingin kamu lakukan, tapi sebaiknya kita mendirikan tenda dulu," ujar Suparman sambil berjalan menuju tempat yang cukup lapang dimana dia pernah mencangkul sawah milik Jaenab.
" Kamu benar, Man? Kalau aku mandi sekarang, kamu bisa saja menerkam ku? Karena aku tidak memiliki tempat untuk ganti baju setelah selesai berenang." sahut Caroline sambil mengikuti langkah Suparman.
Suparman hanya tersenyum mendengar perkataan dari Caroline, dia yang tidak ingin membuang waktu segera mulai mendirikan tenda untuk bermalam. Setelah tenda yang dia dirikan selesai, Suparman langsung membantu Caroline untuk mendirikan tendanya.
" Carol, kamu disini saja dulu ya? Aku ingin mencari kayu bakar dan ayam hutan untuk makan malam kita. Kamu beranikan disini sendirian." tanya Suparman setelah selesai membantu mendirikan tenda milik Caroline.
" Tidak masalah Man? Kebetulan aku juga sudah ingin mandi. Jadi aku bisa aman dari tatapan mata duda mesum sepertimu." balas Caroline sambil tersenyum penuh arti.
" Baiklah, kalau ada apa-apa kamu tinggal berteriak, aku mencari ayam hutan dan kayu bakar tidak jauh dari sini." ucap Suparman sambil berjalan meninggalkan Caroline.
Setelah meninggalkan Caroline, Suparman langsung berjalan menyusuri hutan, ia memutuskan untuk mencari hewan buruan terlebih dahulu sebelum mencari kayu bakar.
Setelah beberapa saat berjalan, Suparman merasa sedikit heran karena tidak satupun hewan buruan terlihat. Padahal biasanya begitu banyak ayam hutan dan kelinci yang terlihat di waktu sore hari. Tidak mau putus asa, Suparman memutuskan untuk masuk lebih dalam ke hutan.
Beberapa saat berjalan, Suparman dikejutkan dengan pemandangan di hadapannya, dia melihat seekor anak macan kumbang yang terlihat tidak berdaya karena terkena jebakan dari pemburu.
" Kasihan sekali kamu kucing hitam..!" ucap Suparman sambil berjalan mendekati anak macan kumbang itu.
Suparman yang tidak tega melihat anak macan kumbang itu, tanpa membuang waktu langsung melepaskan jeratan yang mengikat kaki anak macan kumbang itu.
" Kamu bebas sekarang, Kembalilah ke tempatmu dan lain kali hati-hati jika pergi ke pinggir hutan, karena banyak jebakan hewan yang dipasang oleh pemburu." ucap Suparman sambil tersenyum lebar saat anak macan kumbang itu menatapnya dengan penuh rasa terimakasih.
Seakan mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Suparman, anak macan kumbang itu mengangguk lalu segera berbalik dan berlari menuju kedalaman hutan.
Setelah kepergian anak macan kumbang, Suparman kembali melanjutkan perjalanan mencari hewan buruan, setelah beberapa saat mencari akhirnya Suparman mendapatkan satu ekor ayam hutan dan satu ekor kelinci.
" Sepertinya ini sudah cukup untuk makan malam ku dan Caroline, lebih baik aku segera kembali ke air terjun." gumam Suparman sambil melirik ke arah ayam dan kelinci di tangan kirinya.
Saat Suparman hendak kembali ke air terjun untuk menemui Caroline, dia dikejutkan dengan kedatangan rombongan macan kumbang dengan anak macan kumbang yang tadi dia selamatkan dari jebakan pemburu berada di rombongan itu.
Suparman semakin terkejut saat tiba-tiba rombongan macan kumbang itu berubah menjadi manusia dengan mengenakan pakaian kerajaan, bahkan sang anak macan kumbang itu berubah menjadi pria tampan layaknya seorang pangeran.
gk aneh2 alur ceritanya
sangat logis
sangat terhibur
cuma sayang gk ada terusan nya