NovelToon NovelToon
Cold Flame

Cold Flame

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Angle love

Ketika cinta bertabrakan dengan ambisi, dan kelembutan mengikis kekejaman…

Min Yoongi, seorang CEO muda tampan yang dikenal dingin dan kejam, menjalankan bisnis warisan orang tuanya dengan tangan besi. Tak ada ruang untuk belas kasih di kantornya—semua tunduk, semua takut. Sampai datang seorang gadis bernama Lee YN, pelamar baru dengan paras luar biasa bak boneka buatan, namun dengan hati yang tulus dan kecerdasan luar biasa.

YN yang polos, sopan, dan penuh semangat, menyimpan luka mendalam sebagai yatim piatu. Tapi hidupnya berubah saat ia diterima bekerja di bawah kepemimpinan Yoongi. Ketertarikan sang CEO tumbuh menjadi obsesi, membawa mereka ke dalam hubungan yang penuh gairah, rahasia, dan ketegangan.

Namun, cinta mereka tidak berjalan mudah. Yoongi masih terikat dengan Jennie, kekasih cantik nan angkuh yang tidak terima posisinya tergantikan. Sementara itu, Jimin—sahabat Yoongi yang terkenal playboy—juga mulai tertarik pada YN dan bertekad merebut hatinya.

Dibayangi fitnah, d

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angle love, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14 – Retakan di Hati yang Tak Sadar

Ruang kerja Min Yoongi terasa jauh lebih hening setelah ciuman itu. Hanya ada suara detak jam di dinding dan nafas mereka yang masih belum teratur. Lee YN menunduk, wajahnya merah padam, dadanya berdegup seakan ingin melompat keluar.

Yoongi masih berdiri di depannya, menatap tanpa berkedip, seolah ingin menangkap setiap reaksi yang YN tunjukkan.

“Maaf…” suara Yoongi akhirnya terdengar, serak dan pelan. “Aku tidak bisa menahan diri.”

YN tak menjawab. Tangannya meremas ujung rok kantornya, gugup, bingung, dan di antara semua itu—ada getaran aneh yang menyeruak di dadanya. Ia tidak membenci ciuman itu. Justru sebaliknya. Tapi ia terlalu takut untuk mengakuinya.

“Aku—saya rasa, lebih baik saya kembali bekerja,” gumam YN cepat.

Yoongi tidak menahan langkahnya kali ini. Tapi saat YN membuka pintu, suara pria itu menyusul pelan.

“YN…”

Ia menoleh setengah.

“Aku serius saat mengatakan aku tidak bisa melihatmu dengan pria lain.”

YN hanya membungkuk pelan, lalu menutup pintu tanpa kata. Ia berjalan cepat ke meja kerjanya, menarik napas panjang, mencoba menata ulang hatinya yang terasa kacau.

**

Di ruangannya, Yoongi mengacak rambutnya keras.

“Brengsek,” gumamnya. “Kenapa aku tidak bisa menjelaskan dengan benar?”

Ia tahu ia tidak boleh terlalu menekan YN. Tapi dia juga tidak bisa membiarkannya terlalu dekat dengan Taehyung. Kecemburuan yang mengendap di dadanya sudah hampir seperti racun. Dan kini, setelah mencium YN, ia merasa hubungan mereka memasuki wilayah berbahaya—antara cinta yang manis dan rasa kepemilikan yang mengikat.

Yoongi menyalakan monitor dan mulai mengetik sesuatu, tapi pandangannya kosong.

Ia tidak tahu bahwa dari kejauhan, seseorang sedang mengamati dari layar lain—Jennie.

**

Apartemen Jennie gelap, hanya diterangi cahaya dari layar laptop. Di depannya, berbagai data tentang YN tersusun rapi: profil akademik, catatan kerja, hingga alamat lengkap dan riwayat medis.

Jennie menyeringai. “Gadis polos? Tidak punya siapa-siapa? Sempurna untuk dijadikan korban.”

Ia menekan tombol panggilan.

“Lakukan sesuai rencana. Aku ingin dia merasa ketakutan. Tapi jangan terlalu cepat. Aku ingin dia perlahan hancur.”

**

Keesokan harinya…

YN datang lebih awal ke kantor seperti biasa. Ia menyapa semua orang dengan senyum lembut dan membantu rekan-rekannya menata dokumen untuk rapat pagi.

“YN, kamu terlalu rajin,” ledek Hana, teman sekantornya.

YN tertawa kecil. “Daripada mengobrol di pantry terus, lebih baik bantu-bantu, kan?”

Suasana di timnya selalu hangat berkat kehadiran YN. Bahkan manajer tim mereka beberapa kali menyampaikan betapa pentingnya kehadiran YN di tengah tekanan kerja.

Tapi senyum YN mulai pudar saat seorang kurir datang membawa sebuah buket mawar hitam. Ya, hitam. Tak ada kartu ucapan, tak ada nama pengirim.

YN mengernyit, tapi mencoba tetap tenang. “Siapa pengirimnya?” tanyanya pada kurir.

“Saya tidak diberi tahu. Hanya diminta menyerahkan ke Miss Lee YN.”

Beberapa rekan kerja mulai membisik.

“Mawar hitam? Seram banget…”

“Kayak peringatan kematian…”

YN menelan ludah. Tangannya gemetar saat menyentuh bunga itu. Tapi ia tetap membawanya ke mejanya dan mencoba tidak memperlihatkan ketakutan.

Saat istirahat makan siang, ia pergi ke rooftop sendirian. Duduk di sudut, memeluk lututnya, berusaha mengendalikan rasa takut yang tak bisa ia jelaskan.

Dan seperti merasakan, Yoongi datang beberapa menit kemudian.

“YN?”

YN menoleh cepat, berusaha menghapus ekspresi cemasnya.

“Apa kau menangis?” suara Yoongi melembut.

“Tidak,” ia buru-buru berdiri. “Hanya… sedikit pusing.”

Yoongi tidak percaya. Ia melangkah maju, menyentuh bahunya.

“Katakan padaku yang sebenarnya.”

YN menggigit bibir bawahnya. Tapi akhirnya menyerah.

“Seseorang mengirimku bunga mawar hitam tadi pagi. Tanpa nama. Teman-teman bilang itu pertanda buruk.”

Tatapan Yoongi berubah gelap seketika. “Apa?!”

“Tidak apa-apa, Tuan. Mungkin hanya salah kirim—”

“Tidak. Ini bukan kebetulan,” potong Yoongi. “Mulai sekarang kau jangan kemana-mana sendirian. Aku akan menyuruh Jimin mengawasi gedung. Dan kau hanya boleh keluar kantor jika bersamaku.”

“Tapi…”

“Tidak ada tapi.”

Yoongi mendekat lagi, menatap lurus ke matanya. “Kau pikir aku akan diam saja kalau sesuatu terjadi padamu?”

YN tak bisa menjawab. Tapi jantungnya berdebar lebih kencang dari sebelumnya. Ia bisa merasakan ketulusan di balik nada posesif Yoongi. Dan anehnya, bagian dari dirinya merasa… dilindungi.

**

Di malam hari, setelah kerja, YN baru keluar gedung dengan langkah pelan. Ia melewati parkiran dengan hati-hati—Yoongi sedang rapat, dan ia berpikir tak ingin merepotkannya hanya karena rasa takut yang mungkin tidak berdasar.

Tapi saat ia melewati mobil hitam yang terparkir agak jauh, suara rendah terdengar.

“Kau YN, kan?”

YN menoleh. Seorang pria asing berdiri di balik mobil. Wajahnya asing, tapi senyumannya menyeramkan.

“Aku penggemar beratmu. Temanmu dari masa lalu.”

“Saya tidak mengenal Anda,” kata YN pelan, mulai mundur.

Pria itu melangkah maju. “Ayolah. Kita punya banyak hal untuk dibicarakan.”

YN menggenggam ponsel di sakunya, berusaha tidak panik. Tapi ketika pria itu mulai mendekat dengan ekspresi yang tak menyenangkan, rasa takut mulai menyelimuti tubuhnya.

“JANGAN MENDEKAT!” serunya.

Pria itu tak menggubris. Ia menjulurkan tangannya untuk menarik pergelangan YN, tetapi—

“Berhenti di situ.”

Suara itu dalam, tajam, dan membuat pria itu berhenti seketika.

Dari balik lampu taman, sosok pria tinggi dengan jas biru navy berjalan mendekat. Matanya tajam, penuh ancaman, dan gaya berjalannya tenang tapi menghantam udara dengan karisma luar biasa. Kim Taehyung.

“Kau siapa?!” bentak si pria.

Taehyung tak menjawab. Ia langsung berdiri di depan YN, melindunginya dengan tubuhnya.

“Sentuh dia, dan aku pastikan tanganmu tidak akan berfungsi lagi.”

Wajah pria itu memucat. Ia menimbang situasi, tapi akhirnya memutuskan kabur.

Taehyung tidak mengejarnya. Ia menoleh pada YN yang gemetar dan langsung meletakkan tangannya di bahu gadis itu.

“Kau tidak apa-apa?”

YN hanya bisa mengangguk pelan. Bibirnya bergetar, tapi ia mencoba tegar.

“Aku... aku tidak tahu siapa dia...”

Taehyung mengangguk pelan. “Ayo. Kau tidak bisa sendiri malam ini.”

**

Malam itu, Taehyung membawanya ke tempat aman: rooftop café hotel miliknya yang tertutup untuk umum malam itu. Mereka duduk berdua di bangku taman dengan pemandangan kota Seoul yang gemerlap.

“Terima kasih sudah menyelamatkanku,” kata YN akhirnya.

Taehyung menoleh. “Seharusnya aku lebih cepat.”

“Kenapa kau ada di sana?” tanya YN pelan.

Taehyung tersenyum tipis. “Aku sedang menunggu seseorang di sekitar sana. Lalu aku lihat kau jalan sendirian. Aku curiga karena pria itu menyelinap di antara mobil.”

YN mengangguk. “Instingmu tajam…”

Taehyung menatap YN dalam-dalam. “Instingku makin tajam sejak bertemu denganmu, Lee YN.”

Gadis itu menoleh cepat, menatapnya dengan bingung.

“Apa maksudmu?”

“Aku tidak akan pura-pura,” ucap Taehyung tenang. “Aku tertarik padamu. Bukan hanya karena wajahmu yang seperti boneka. Tapi karena hatimu.”

YN tertawa gugup, tapi ekspresinya hangat.

“Taehyung-ssi...”

“Aku tahu Yoongi juga menyukaimu. Dan aku tahu dia bukan pria yang mudah menyerah. Tapi aku bukan tipe yang mundur tanpa berjuang, YN.”

YN terdiam. Tapi dalam hatinya, ia mulai menyadari… hatinya sedang diuji. Dan badai besar baru saja mulai.

---

1
Ita Putri
jangan cuman janji" yoongi tp bukti nyata
Ita Putri
Luar biasa
Ita Putri
padahal ceritanya bagus lhoo
kenapa gk ada yg nge like yaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!