NovelToon NovelToon
Mafia Kejam Dan Sistem

Mafia Kejam Dan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi / CEO / Sistem / Perperangan / Romansa
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nrsl

Menceritakan tentang seorang gadis yang anggun dan lemah lembut, namun semenjak jiwa nya digantikan berubah menjadi kejam jika ada yang mengusiknya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Kreet

Bunyi resleting tas yang sedang di buka, saat ini semua guru tengah melakukan inspeksi ke semua kelas di HHS dari mulai kelas 10 sampai kelas 12.

Semua ini dilakukan untuk memastikan murid-murid HHS tidak pernah membawa benda-benda terlarang yang akan membuat citra sekolah menjadi buruk.

Saat wali kelas 12 IPA I yang bernama Bu Lastri akan memeriksa tas Vina, Renata tersenyum menyeringai dengan tangan yang bersedekap dada.

"Hahaha, sebentar Iagi citra lo akan buruk Vina" ucap Renata dalam hatinya. Tidak Renata sadari ada dua pasang mata yang memperhatikannya.

"Perempuan menjijikkan" ucap Galang dalam hatinya.

"Dasar perempuan licik" ucap Aldino dalam hatinya.

Kreet

Tas Vina di buka dan langsung diperiksa secara keseluruhan, Bu Lastri mengernyitkan dahinya saat menemukan sebuah benda dalam plastik clip kecil. Bu Lastri pun mengangkat plastik clip itu, dan langsung bertanya pada Vina.

Semua murid yang berada di kelas 12 IPA I membolakan matanya kecuali inti Cruel yang memang sudah tahu, mereka terkejut, apa yang Vina bawa pikir mereka.

"Apa yang kamu bawa Vina?" Tanya Bu Lastri.

Vina tersenyum.

"Oh itu baby powder, Bu"

Bu Lastri pun membuka benda yang dikatakan baby powder itu dengan menyentuh teksturnya.

"Haaaaaah syukurlah, ini memang hanya baby powder" ucap Bu Lastri dalam hatinya.

Bu Lastri bernafas dengan lega ternyata yang dikatakan oleh Vina benar, karena ia tau dari tekstur dan baunya.

"Kenapa kamu bawa bedak bayi pakai plastik clip?" Tanya Bu Lastri heran.

Vina terkekeh.

"Hehehe, biar sekali pake Bu. Vina ga mau ribet soalnya" ucap Vina dengan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

Bu Lastri menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu hampir bikin ibu jantungan Vina" ucap Bu Lastri dengan kedua tangan yang berada di pinggangnya. Bu Lastri sangat khawatir jika anak didiknya terjerumus ke jalan yang salah.

"Vina minta maaf Bu" ucap Vina dengan membungkukkan badannya.

Renata membolakan matanya, kenapa benda itu bisa berubah jadi baby powder.

"Aaaaaahh... BRE*GSEK" ucap Renata dalam hati, ia mengepalkan tangannya kuat dan melirik ke arah Hana dengan tatapan sinis nya.

"Lo mau main-main sama gue, hah" ucap Renata dalam hati kepada Hana, sungguh ia sangat marah terhadap Hana, kenapa rencana yang ia susun serapih mungkin bisa gagal.

Hana yang ditatap oleh Renata kini tubuhnya bergetar, ia sangat takut.

"Semoga Cia benar-benar menolongku" ucap Hana dalam hatinya.

Vina dan inti Cruel yang melihat ekspresi Renata tersenyum smirk.

"YOU LOSE" batin mereka.

Kini Bu Lastri telah selesai memeriksa tas murid-muridnya, ia cukup senang tidak ada hal aneh yang di bawa oleh muridnya.

"Baik anak-anak, ibu sudah selesai memeriksa semuanya. Terimakasih, kalian tidak membawa benda-benda aneh, tolong pertahankan yaa. Ibu pamit, permisi" ucap Bu Lastri dengan tersenyum. Bu Lastri pun keluar meninggalkan kelas 12 IPA I .

Renata yang melihat Bu Lastri sudah pergi langsung menarik tangan Hana dengan kasar.

"Eh mau kemana lo?" Tanya Jeje sang ketua kelas.

"Aku sama Hana mau ke toilet" ucap Renata yang di lembut-lembutkan, ia harus menjaga image nya di HHS.

"Oke, jangan lama, pak Tono bentar lagi masuk" ucap Jeje.

"lya" ucap Renata dan langsung pergi.

Vina dan inti Cruel pun saling lirik, minus Aiden. Karena ia berada di ruang kerjanya bersama Cia dengan memantau Renata lewat cctv.

"Kayanya dia mau marahin Hana deh" ucap Vina dengan melirik Bima.

"Nasib jadi budak ya gitu" ucap Aldino dengan kata-katanya yang tidak di saring.

"Jaga mulut Lo ogeb" ucap Galang dengan menepuk mulut Aldino.

"Sssssh sakit ogeb... Kebiasaan banget lo" ucap Aldino kesal.

Bima mengusap surai Vina.

"Dia akan baik-baik saja" ucap Bima menatap Vina. Bima dan Vina kini sudah mulai terbuka, tidak ada Iagi gengsi-gengsian.

...****************...

Ruang Kerja Aiden

Aiden dan Cia kini sedang memantau Renata lewat cctv, dengan posisi Cia yang duduk di pangkuan Aiden.

"Kak Iden" lirih Cia, ia sungguh tak nyaman dengan posisinya saat ini, sangat intim menurutnya.

"Kenapa, hmm?" ucap Aiden lembut dengan tangan yang memeluk pinggang Cia erat dan kepalanya yang ia letakkan di pundak Cia.

"Cia ga nyaman, nanti ga fokus mantau Renata nya" ucap Cia memelas.

"Duduk seperti ini atau Kakak cium" ucap Aiden sedikit mengancam.

Deg

Cia membolakan matanya, ia tidak menyangka Aiden seberani itu.

"E-eh iya kak" ucap Cia dengan pipinya yang memerah menahan malu. Aiden terkekeh dan tak lama Aiden mengernyitkan dahinya.

"Dia ke arah gudang" ucap Aiden menatap layar laptop yang menampilkan sebuah rekaman cctv. Cia pun yang mengerti maksud Aiden, langsung melihat ke arah layar laptop.

"Kak ayo tolongin Hana" ucap Cia yang langsung bangkit dari duduknya. Aiden sebenarnya tidak suka, ia sangat nyaman dengan posisinya tadi.

"Hm" ucap Aiden dan langsung menarik tangan Cia lembut.

...****************...

Gudang Sekolah

"Maksud lo apa, hah?" Ucap Renata dengan amarahnya yang memuncak.

"A-aku tidak mau melakukan itu Renata" ucap Hana dengan menundukkan kepalanya.

"Oh, jadi lo mau gue lakuin hal buruk terhadap ibu lo, hah" Ucap Renata mengancam. Hana menatap Renata dan menggelengkan kepalanya.

"J-jangan sakiti ibuku... Hiks hiks hiks" ucap Hana dengan air matanya yang mengalir.

"Lo yang pilih sendiri Hana. Gue udah kasih tau lo jangan sampai gagal, dam lo malah merusak semuanya" ucap Renata dengan menatap sinis Hana.

"Jangan menyuruhku untuk melakukan hal kotor itu, Renata" ucap Hana yang sudah berani melawan.

Renata tertawa,

"Hahaha, kenapa? Lo itu cuma anak pembantu, lo pantas di suruh-suruh" ucap Renata merendahkan Hana.

"Jaga mulut kamu Renata" ucap Hana dengan sedikit meninggikan nada bicaranya. Renata mengepalkan tangannya.

"Lo bentak gue, lo berani sama gue Hana" ucap Renata dengan jari yang menunjuk ke arahnya.

"Apa yang harus aku takuti, Renata. Lamu hanya anak ANGKAT" ucap Hana dengan senyum smirk nya.

Renata sungguh sangat marah, ia ingin menampar Hana, namun saat tangannya mengarah ke pipi Hana, ada tangan seseorang yang menahannya.

Grep

Cia menahan tangan Renata dengan tatapannya yang tajam.

”Jaga sikap mu" ucap Cia dengan aura dinginnya dan langsung menghentakkan tangan Renata.

Glek

Renata menelan ludahnya kasar, aura Cia terasa berbeda.

"Lo ga usah ikut campur” ucap Renata yang sudah menormalkan kembali perasaannya. Aiden hanya menyaksikan gadisnya, ia tidak akan ikut campur selama gadisnya bisa mengatasinya.

"Kau jangan semena-mena dengan Hana, Renata” ucap Cia dengan raut wajahnya yang dingin.

Renata terkekeh.

"Hahahaha... Lo siapa? Hana kerja di rumah gue. Jadi kalo ibunya masih mau bekerja di rumah gue, dia harus nurut sama gue” ucap Renata dengan menunjuk ke arah Hana.

Cia terkekeh sinis.

"Hahaha... Sekarang tidak lagi Renata, ibu Hana akan bekerja denganku" ucap Cia tersenyum smirk.

"BRE*GSEK"

Renata mendorong Cia sampai Cia mundur beberapa langkah. Cia yang tidak terima mendorong balik Renata sampai sang empu terjatuh ke lantai.

"Lemah" ucap Cia.

Tak lama...

Pipi Cia di tampar oleh seseorang yang tak lain adalah Renan.

Aiden mengeraskan rahangnya, tangannya mengepal dengan kuat, auranya kini berubah menjadi aura membunuh, ia tidak terima gadisnya diperlakukan seperti itu.

"Apa yang lo lakukan hah" ucap Renan emosi.

Cia memegang pipinya yang terasa kebas, lalu tersenyum menyeringai.

Tak lama..

Bugh bugh bugh

Aiden memukul Renan dengan membabi buta.

"Ini untukmu yang telah menampar gadisku"

Bugh bugh bugh

"Ini untukmu yang telah menyentuh gadis ku"

Saat Aiden ingin memukul Renan kembali, tiba-tiba..

Grep

Sebuah tangan melingkar di pinggangnya, Cia lah yang melakukan itu, ia tidak ingin Aiden membunuh orang di lingkungan sekolah, walaupun ia tau Aiden merupakan pemilik HHS.

Aiden terdiam, ia memejamkan matanya merasakan kenyamanan dan kehangatan pelukan Cia, perlahan amarahnya mulai mereda, kini tatapan membunuhnya berubah menjadi aura dingin yang mendominasi.

"Berani kau menyentuh gadisku lagi" ucap Aiden dengan mengeluarkan senjata apinya.

"Dor" ucap Aiden dengan tatapan tajamnya. Aiden tidak menembakan senjata apinya, sebab ia tidak mau gadisnya kecewa.

Glek

Renan tidak berdaya, pukulan Aiden sungguh sangat kuat. Jika Cia tidak menghentikannya mungkin ia sudah mati pikirnya.

Renata hanya mematung menyaksikan semuanya, ia jadi takut jika harus berurusan dengan Aiden.

Begitupun Hana, ia hanya diam. Cia dan Aiden sungguh memiliki aura yang menakutkan pikir Hana.

"Sssshhh" ringisan Renan. Badannya sungguh terasa sakit.

Renata yang melihat Renan kesakitan segera membangunkan Renan dan pergi menuju UKS.

Bersambung...

1
***vivi_Luf***
o begitu ceritanya alex, tpi cia ya mana ingat kan umur aja 4 tahun.. aku aja sendiri kemaren ngapain aja lupaa sudah.. 😆😆
Ida Rohani
/Determined//Angry//Determined//Angry//Panic/ayo semangat terus thor
Travel Diaryska
bagus author, lanjutkan. semangattt
Aryanti endah
Luar biasa
Nur Khayati
seruuuuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!