NovelToon NovelToon
Kapten Merlin Sang Penakluk

Kapten Merlin Sang Penakluk

Status: sedang berlangsung
Genre:Action
Popularitas:421
Nilai: 5
Nama Author: aldi malin

seorang kapten polisi yang memberantas kejahatan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aldi malin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

laporan dari warga

Dika duduk di bangku kayu reyot pangkalan ojek, bersandar lemas dengan jaket hijau lusuh yang mulai pudar warnanya. Di tangannya, layar ponsel menyala menampilkan roda keberuntungan yang terus berputar. Sekali klik. Gagal. Klik lagi. Gagal lagi. Tangannya bergetar, tapi bukan karena dingin.

Itu putaran terakhir.

Itu uang terakhir.

Itu harapan terakhir.

“Gagal.”

Teks itu muncul seperti ejekan digital. Dika menghela napas panjang. Pulsa habis. Saldo kosong. Harapan nihil.

Ia menatap kosong ke jalan. Seorang anak kecil melintas menatapnya heran, lalu berlalu. Dika terpejam sebentar. Dalam sebulan terakhir, ia menghabiskan seluruh pendapatannya untuk judi online.

Awalnya iseng. Lalu penasaran. Lalu kecanduan. Lalu kehilangan.

Tak lama, suara motor patroli terdengar mendekat. Dua polisi turun.

“Dika Wijaya?”

“Iya, Pak... kenapa?”

“Anda diamankan atas laporan keterlibatan dalam aplikasi judi online ilegal.”

Dika tak sempat melawan. Ia tak tahu harus menjelaskan apa. Ponselnya disita. Ia digelandang ke kantor, membayar denda lima juta. Seluruh tabungan ludes.

Dan saat pulang, ia hanya menemukan secarik kertas di meja makan:

"Aku dan anak pindah ke rumah ibu. Jangan cari kami."

- Istrimu

Dika roboh. Dunia runtuh. Di hari yang sama, warga di jakarta  timur mulai resah. Anak-anak remaja juga ikut bermain judi online. Beberapa nekat mencuri motor orang tua mereka untuk membeli pulsa game. Ibu-ibu mulai bisik-bisik soal toko elektronik di ujung jalan—yang katanya buka 24 jam dan selalu dipenuhi orang asing malam hari.

Pagi itu, Kapten Merlin berdiri tegak di depan papan informasi kantor polisi sektor timur. Rambutnya diikat kencang, seragamnya rapi tanpa cela, dan sorot matanya menusuk siapa pun yang berani main-main dengan hukum.

Seorang warga, Pak Rinto, datang bersama Ketua RT.

"Jadi, toko elektronik itu buka sampai tengah malam?" tanya Merlin dengan nada datar tapi serius.

"Iya, Bu Kapten," jawab Pak Rinto gugup. "Katanya sih tempat servis, tapi masa iya servis kulkas tengah malam, orang yang datang juga beda-beda terus. Rambut dicat, pakai jaket kulit, ngerokok sambil bisik-bisik. Kayak bukan pelanggan biasa."

Kapten Merlin mencatat dengan cepat. "Ada transaksi yang terlihat?"

"Enggak jelas, Bu. Tapi pernah anak saya bilang, ada yang keluar bawa plastik gede isinya kayak tumpukan uang... Kami takut, Bu. Takut anak-anak di kampung ikut-ikutan."

Ketua RT menambahkan, "Dan ini bukan cuma satu dua hari, Bu. Sudah hampir dua bulan. Makin ramai malah."

Merlin menoleh ke arah Reno yang berdiri di belakangnya, mengenakan hoodie hitam dan celana jeans, lebih mirip anak kampus daripada penyidik digital.

"Reno, kau dengar itu?"

"Jelas, Kapten. Aku bisa lacak aktivitas jaringan di area itu. Kalau mereka pakai aplikasi ilegal, sinyal servernya pasti terdeteksi. Tapi kita perlu bukti visual juga."

Merlin mengangguk. "Siapkan peralatan pengintai malam ini. Kita tidak akan menunggu ada yang mati dulu baru bertindak."

"Siap, Kapten."

Pak Rinto bertanya pelan, "Apa bisa ditutup tokonya, Bu?"

"Bisa, Pak. Tapi bukan hanya ditutup. Kita bongkar dari akarnya."

Sorot mata Merlin menatap lurus ke depan. Wajahnya tegas. Ia sudah terlalu lama melihat hukum dibungkam oleh uang. Tapi tidak kali ini.

Malam itu, misi dimulai.

Toko elektronik di ujung jalan itu bukan hanya tempat servis—ia adalah pintu masuk ke dunia gelap yang telah menghancurkan hidup banyak orang. Termasuk Dika.

Malam hari. Sebuah mobil hitam tanpa tanda resmi berhenti di seberang toko elektronik "Sinar Abadi". Lampu tokonya terang, tapi kaca bagian dalam disamarkan stiker buram. Di dalam, bayangan orang mondar-mandir.

Di dalam mobil, Kapten Merlin memasang earpiece-nya. Ia melirik ke layar kecil yang dibawa Reno—menampilkan visual CCTV hasil rekaman drone kecil yang mereka lepas siang tadi.

Merlin:

“Jumlahnya?”

Reno:

"Enam orang. Chen duduk di meja utama, dua anak buahnya jaga pintu belakang. Tiga lainnya kayak sedang transaksi, kelihatannya mereka bawa uang tunai."

Merlin:

“Senjata?”

Reno:

"Nggak kelihatan. Tapi bisa saja di bawah meja. Kita harus cepat."

Merlin mengangguk. Ia buka jaketnya, menampakkan rompi anti-peluru dan pistol Glock di pinggang.

Merlin:

"Ini bukan cuma razia biasa. Kalau mereka coba kabur, jangan beri ruang."

Reno:

"Siap, Kapten."

Merlin memberi isyarat dengan tangan. Dua anggota tim khusus yang ikut dalam mobil lain mulai bergerak dari gang samping.

 

Di dalam toko

Chen sedang berbicara dengan seorang lelaki berjaket kulit.

Chen:

“Kalau mau main besar, minimal lima juta. Aplikasi kita pakai server luar, aman, nggak bisa dilacak. Lo tinggal pasang, duduk, menang.”

Lelaki:

"Dan kalau kalah?"

Chen:

"Masalah lo, bukan gue."

Tiba-tiba, pintu depan didobrak. “POLISI! TANGAN DI ATAS KEPALA!”

Orang-orang di dalam panik. Salah satu anak buah Chen hendak kabur lewat pintu belakang—tapi sudah disambut oleh dua anggota polisi yang menodong senjata.

Chen (teriak):

“SIAPA KALIAN?! ADA MANDAT?!”

Merlin (masuk, mengangkat lencana):

“Kapten Merlin. Dan aku tidak butuh mandat untuk memberantas sampah seperti kamu. Tangan di atas kepala sekarang sebelum aku paksa.”

Chen memukul meja dan berusaha menggapai sesuatu di bawah. Reno dengan cepat menendang meja, membuat Chen terjatuh.

Reno:

"Main licik ya, Bang Chen?"

Chen (menggertak):

“Kalian nggak tahu siapa backing gue... Kalian semua bakal kena.”

Merlin (mendekat, menatap tajam):

"Aku justru penasaran siapa backing kamu. Jadi ngomong lah. Di kantor."

 

Beberapa jam kemudian, Chen dan lima orang lainnya digelandang masuk mobil tahanan. Toko disegel. Komputer dan barang elektronik disita.

Di dalam mobil, Merlin duduk diam sambil menatap layar ponsel. Ada sesuatu yang mengganggunya.

Merlin:

"Terasa terlalu mudah."

Reno:

“Ya, kayak mereka nggak panik. Seolah tahu ini cuma sementara.”

Merlin (gumam):

“Atau... memang ada yang akan bantu mereka bebas...”

Langit sore berwarna abu-abu. Dika duduk di bangku taman kecil dekat rumah kontrakan barunya. Jaket ojek online-nya tergantung di setang motor. Ia menatap anak-anak yang bermain bola, tersenyum kecil—senyum getir yang menyembunyikan luka dalam.

Sudah tiga bulan sejak ia bercerai.

"Aku salah," gumamnya pelan.

Dulu, ia berpikir hidup bisa lebih mudah lewat jalan pintas. Sekali menang di judi online, uang langsung masuk. Tapi yang masuk cepat juga keluar cepat. Lalu rusak. Lalu hancur.

Kini, Dika memilih jalan lain.

Ia rutin ke masjid. Salat lima waktu. Kadang bantu bersih-bersih mushola. Ia sudah hapus semua aplikasi judi. Ponselnya kini hanya berisi aplikasi ojek, Al-Qur’an digital, dan aplikasi tahlil.

Tapi luka itu masih menganga.

Beberapa hari lalu, ia tanpa sengaja melihat mantan istrinya... bersama pria lain. Berseragam PNS. Menggandeng tangan anak mereka. Tertawa.

Dika hanya menunduk. Tak berani menyapa. Tak sanggup.

Di kamar kontrakannya malam itu, ia menulis di buku kecil:

> “Mungkin bukan di sini tempatku bangkit. Mungkin aku harus pergi. Mulai dari nol di tempat baru.”

Ia menatap kalender.

"Jakarta. Mungkin di sana aku bisa jadi orang baru. Nggak dikenal siapa-siapa, nggak dihina masa lalu..."

Ia menatap cermin.

Wajahnya masih sama. Tapi matanya... kini lebih tenang. Ada bekas luka, tapi juga ada tekad.

"Ya, lebih baik aku pergi saja ke Jakarta."

Dan pada malam yang sama...

Di sisi lain kota, Kapten Merlin baru saja menggiring Chen masuk ke mobil tahanan, tak tahu bahwa tak lama lagi... nasib Dika akan bersinggungan dengan konspirasi besar yang mengintai.

1
aldi malin
terima kasih semoga ikutin episode berikutnya
Lalula09
Dahsyat, author kita hebat banget bikin cerita yang fresh!
うacacia╰︶
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
aldi malin: oke ...dintunggu ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!