NovelToon NovelToon
PENDEKAR SINTING

PENDEKAR SINTING

Status: sedang berlangsung
Genre:Ilmu Kanuragan
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ikko Suwais

Pendekar Sinting adalah seorang pemuda berwajah tampan, bertubuh tegap dan kekar. Sipat nya baik terhadap sesama dan suka menolong orang yang kesusahan. Tingkah nya yang konyol dan gemar bergaul dengan siapapun itulah yang membuat dia sering berteman dengan bekas musuh atau lawan nya. Perjalanan nya mencari pembunuh keluarga nya itulah yang membuat sang pendekar berpetualang di rimba persilatan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikko Suwais, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HILANG NYA SEBUAH PUSAKA

HIDUNG Mancung Inggarwati mulai mengendus bau gosong ketika kuda yang ia pacu menyebrangi jembatan kayu yang lebar dan panjang itu.

"Parah sekali keadaan disini! Sepertinya disinilah Pertarungan itu berasal. Tapi apa benar di sini teman nya Guru itu bertarung dengan pihak Bangau Sakti dan akhirnya ia terluka sampai meminta tolong ke Perguruan Mawar Seroja!?" Inggarwati masih meneliti sekitaran tempat itu dan siapa tahu dia bisa menemukan korban dari pertarungan itu.

Harya Jiping ternyata tak jadi mati, Sepertinya dia ada yang menyelamatkan nya. Ketika Inggarwati menemukan bekas darah kering dibatuan yang retak. Harya Jiping sudah berada di dalam gua yang cukup lebar dan terbaring di atas rumput-rumput kering. Cahaya obor menaungi gelap nya seisi gua itu dan apa saja yang ada di dalam gua menjadi terlihat. Di atas batu datar ada orang yang sedang duduk dan perawakan nya mirip Perempuan ketika tubuh orang itu tersorot cahaya obor. Rambut orang itu disanggul dan separuh nya digerai ke belakang. Matanya yang indah itu sedang terpejam dan mulut nya terdengar sedang berkomat-kamit membaca mantera.

Orang itu berpakaian jubah tipis berwarna Oranye dan dalaman nya memakai Angkin biru dan bertali. Tali Angkin itu melilit di permukaan dada nya yang sekal dan membusung. Dileher nya terdapat kalung emas berliontin batuan merah maroon dan sudah dipastikan orang itu adalah seorang wanita. Wanita itu duduk dalam posisi bersila dan kedua telapak tangan terbuka di atas paha kanan dan kiri nya. Celana yang dikenakan wanita itu berwarna biru tua dan ada Selendang berwarna Biru menggantung dileher nya. Mata perempuan itu terpejam dan mulut nya masih berkomat-kamit membaca mantera. Dihadapan nya ada Harya Jiping yang masih belum siuman dan apa sebenarnya yang sedang dilakukan oleh Wanita itu terhadap Harya Jiping? Hanya Wanita itu saja yang tahu.

Balung Wirok alias Margasi yang sebelumnya melarikan diri itu telah tiba di Padepokan Walet Hitam. Wajah nya yang kempot karena kekurusan nya itu nampak lemah sekali. Kulit nya tak mengelupas seperti Harya Jiping, Namun kulit nya tetap merah matang seperti kepiting rebus. Dua penjaga Padepokan itu segera menghampiri Balung Wirok dan tanpa banyak tanya segera membawa Balung Wirok masuk.

Balung Wirok segera di bawa oleh dua penjaga gerbang Perguruan tadi ke dalam padepokan untuk dihadapkan kepada ketua padepokan tersebut. Para murid yang rata-rata berwajah bengis dan jelek rupa nya itu saling tatap karena melihat orang yang mereka segani itu terluka separah itu. Tak ada yang berani membicarakan soal kedatangan Balung Wirok itu karena semua murid itu masih kalah jauh ilmu nya dibandingkan dengan Balung Wirok.

Rata-rata para murid perguruan itu memakai baju komprang serba hitam dan memakai ikat kepala dari kain batik. Wajah mereka tua-tua dan tak ada anak muda yang menjadi murid Perguruan Walet Hitam itu. Tiba di dalam ruangan khusus ketua Perguruan itu, Balung Wirok di hadapkan kepada ketua Perguruan itu.

Ketua Perguruan bernama Badik Setan, Ia melihat Margasi dengan raut wajah datar saja tanpa ekpresi tapi dahi nya sedikit berkerut.

"Ada apa dengan mu Margasi...!?" Margasi berusaha menjawabnya.

"Sem..buhkan ak...ku! dulu Ketua! Ughhh pannnas sekali da..da ku!" Orang yang dipanggil ketua itu bangun dari duduk nya.

Orang berperawakan besar itu berjalan ke arah Margasi sambil bicara,

"Kemana si Raga Batu itu? Bukankah dia pergi bersama mu Balung Wirok..???"

"Bu..kan kah di... dia sudah ti...ba di sini Ket..tua???"

"Kalau dia ada di sini tak mungkin aku akan bertanya padamu bodoh!" Bentak orang itu dengan suara besar nya.

Orang berperawakan tinggi besar itu mendekati Balung Wirok dan langsung mengobati nya hanya dengan satu telunjuk jari saja. Sinar hijau tua keluar dari jari telunjuk orang besar itu dan mengenai dua bola mata Balung Wirok. Hanya sekejap mata Balung Wirok sudah sehat seperti sedia kala dan badan nya bugar kembali seperti belum pernah terluka ketika bertarung dengan Harya Jiping.

Balung Wirok lalu bangun dari duduk nya dan merasa badan nya sudah sehat kembali. Ia menggerak-gerakkan anggota badan nya yang sudah tak sakit lagi itu. Kemudian ia membungkuk berterimakasih kepada orang besar itu.

"Terimakasih sudah menyembuhkan ku Ketua." Ucap Balung Wirok sambil menundukkan kepala tanda hormat dan terimakasih nya kepada orang besar itu.

Wajah Ketua Perguruan Walet Hitam itu sangat bengis dan menyeramkan, tak ada seulas senyum sedikit pun diwajah nya. Rambut orang besar itu panjang acak-acakan sebatas pundak nya. Kumis nya lebat dan berjambang lebat pula seperti brewok nya. Ia memakai jubah tebal berwarna hitam pekat dan dalaman baju nya berwarna merah kusam. Tepian jubah nya itu disulam benang perak dan ada kancing perak sebesar mata kucing dibatas dada sampai perut nya yang besar berotot itu. Ia memakai celana hitam juga sepanjang mata kaki dan memakai sandal lilit.

Mata besar Ketua Perguruan itu melototi wajah Balung Wirok dan bertanya,

"Jadi Kau dan si Raga Batu sudah berhasil mencuri Pusaka milik mantan Guru mu itu Margasi...???"

"Benar ketua. Pusaka itu dibawa oleh si Raga Batu karena aku kepergok oleh si Harya Jiping ketika keluar dari pondok nya si tua bangka itu."

"Bagaimana kau bisa kepergok oleh orang yang ada di sana? Bukankah Ilmu Halimun yang aku berikan padamu itu dapat membuat tubuh mu menghilang...???"

"Ilmu yang Ketua berikan kepada ku memang tak salah dan mampu membuat tubuhku dan Raga Batu menghilang. Aku dan Raga Batu memang sudah berhasil masuk ke dalam pondok nya si Raharjati itu tanpa ada yang mampu melihat kami. Setelah Kami berhasil masuk ke dalam pondok dan membunuh si tua bangka itu dalam keadaan sedang tertidur pulas, Muncul Harya Jiping dari luar pondok. Sepertinya ia akan masuk ke dalam pondok Gurunya itu. Aneh nya dia bisa melihat ku membawa pusaka itu keluar dari pondok Ki Raharjati. Dia langsung berteriak dan aku menyuruh Raga Batu lari membawa Pusaka itu kemari. Aku melarikan diri dan dikejar oleh Harya Jiping, Sedangkan Raga Batu kabur lewat jalan utama dan dihadang oleh para Murid Perguruan itu." Ketua Walet Hitam menatap bola mata Margasi dan menerawang bahwa perkataan nya itu benar tidak dibuat-buat.

Kemudian Balung Wirok ditanya soal kemana pergi nya Raga Batu karena dia tak datang ke Padepokan itu.

"Itu yang aku pikirkan saat ini Ketua, harus nya dia sudah sampai di sini dan menyerahkan Tongkat Pusaka Naga Liong itu padamu."

"Hmmm...." Badik Setan menggumam dalam keraguan nya.

"Apa mungkin si Raga Batu itu berniat membawa kabur Pusaka itu untuk dia miliki sendiri? Atau ada orang yang menghadangnya untuk merebut Pusaka itu dari nya?"

"Jika diperjalanan Raga Batu di hadang oleh seseorang hal itu bisa saja terjadi Ketua, Tapi yang membuat ku ragu adalah soal Pusaka itu dibawa kabur oleh nya."

"Hmm..., Ya kemungkinan bisa seperti itu. Sebelum Pusaka itu direbut oleh orang lain dari Raga Batu atau Raga Batu mencoba memiliki Pusaka itu. Rebut Pusaka itu dan bunuh dia!! Cari dia sampai ketemu! Akan aku beri hadiah Pusaka ku ini jika kau berhasil membawa pulang Pusaka itu padaku, Margasi!" Margasi menatap sebuah benda yang dipegang oleh Sang Ketua.

Benda itu adalah sebuah Pusaka milik Sang Ketua dan membuat mata Margasi mendelik.

"Benarkah apa yang Ketua katakan itu?"

"Untuk apa aku berbohong padamu Margasi!"

"Baiklah jika begitu, Aku pergi dulu Ketua." Lalu Margasi alias si Balung Wirok itu pergi untuk mencari Raga Batu dan merebut Pusaka yang dibawa nya itu.

1
Sarip Hidayat
waaah
Ita Xiaomi
Ajeng perguruan mu telah musnah banyak nyawa yg tlah dipertaruhkan. Kamu malah sibuk menggoda Rangga.
Ita Xiaomi
Hanya Inggarwati yg tdk berpikir ke arah ranjang😁
Sarip Hidayat
waah
Sarip Hidayat
waahb ketemu lagi
Sarip Hidayat
waah
Sarip Hidayat
waah.. kg jadi anuan rangga... wkwkwk
Sarip Hidayat
waaah... basah daaah
Sarip Hidayat
owh
Sarip Hidayat
ooh begitu jadinya
Sarip Hidayat
waah.... gitu yaa
Ikko_Suwais
hehe betul kk
Ikko_Suwais
mksh support ny akak
Sarip Hidayat
waah
anggita
bener... 👏
anggita
lanjut berkarya tulis, moga novelnya lancar👌
anggita
like👍+👆iklan... utk author novel fantasi timur lokal.
arumazam
hadir
Jamal Jamal
bagus
Ita Xiaomi
Persaingan spt ini tak baik utk keutuhan perguruan/padepokan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!