NovelToon NovelToon
Aku Yang Kau Khianati

Aku Yang Kau Khianati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Juniar Yasir

Tentang seorang menantu yang tidak di perlakukan baik oleh keluarga suaminya.
Setiap hari nya harus menahan diri dan memendam sakit hati.
Lalu di tengah kesuksesan yang baru di reguknya, rumah tangganya di terpa badai pengkhianatan.



Akankah dirinya mampu bertahan dengan rumah tangganya?


Cerita ini belatar kehidupan di daerah Sumatera, khusunya suku Melayu. Untuk bahasa, Lebih ke Indonesia supaya pembaca lebih memahami.
Jika tidak suka silakan di skip, dan mohon tidak memberi penilaian buruk.🙏
Silakan memberi kritik dan saran yang membangun🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Enam belas

Selesai melaksanakan kewajiban sebagai muslim di waktu subuh, Sari segera menyiapkan bahan kue nya. Dirinya memasukkan tepung tapioka, tepung beras dan sedikit vanilla ekxtra kedalam wadah berukuran sedang, lalu memasukkan santan yang dirinya masak tadi malam. Santan itu Sari masukkan di kulkas. Setelah adonan lapis pelangi selesai, segera Sari memasukkan nya ke dalam loyang dan mengukusnya.

Hari ini Sari akan membuat lapis pelangi, centik manis dan martabak mini.

Sarimah yang mendengar suara dari dapur segera membuka mukenanya dan menuju ke belakang. Melihat menantunya sedang sibuk membuat kue.

Setelah adonan selesai, Sari membangunkan anaknya untuk segera sholat subuh. Tadinya sudah di bangunkan, tapi tidak kunjung bangun. Mungkin karena ayahnya pulang, jadi mereka tidurnya agak kemalaman.

“Tahannya lah badan kau tu Sari, puasa begini bikin kue. Kalau aku sudah lemah lesu.’’ Sarimah sedang melihat kukusan lapis. Setelah di rasa sedikit matang, segera dia memasukkan lapisan warna lain.

“Lelah lah Bu, tapi setelah melihat kertas warna merah hasil penjualan kue, hilang rasa penat Sari.’’ Sari tertawa geli dengan ucapannya sendiri.

“Ada-ada saja kau ni. Kalau begitu aku pun sama’’ Sarimah ikut tertawa juga.

“Hehe, Sari bergurau saja Bu. Yang jelas, rasa penat dan letih itu terbayarkan setelah bisa memenuhi kebutuhan anak-anak dan bisa membeli keinginan mereka, selagi yang mereka inginkan masih dalam batas wajar.’’ tutur Sari.

Sarimah hanya diam mengangguk kepala. Membenarkan ucapan Sari. Rasanya kebahagian orang tua sangat sederhana. Jika bisa memenuhi kebutuhan anak dan mewujudkan keinginan mereka saja sudah membuat orang tua bahagia.

Tentunya sebagai orang tua, pasti sedih jika anak ingin sesuatu, tetapi tidak bisa memenuhi.

.

.

Bagi Sari, rezekinya kali ini sangat luar biasa. Dulunya ketika masih di kampung, ketika anak-anak ingin membeli jajan, Sari pernah tidak punya uang untuk membelinya. Walaupun anak-anak nya memahami keadaan mereka saat itu, tetap saja sedih hatinya. Kini kehidupan dan ekonomi mereka sudah mulai membaik, tidak masalah bagi Sari jika Ramdan mengecewakannya, asal anak-anak tidak ikut terseret.

.

.

Akhirnya kue yang Sari buat telah selesai.

“Alhamdulillah, selesai juga kue buatan mu. Padahal aku hanya melihat saja, tapi rasa nya pinggang ku ini yang sakit.’’ Sarimah geleng-geleng kepala, cukup terkesan dengan menantunya ini.

Sari hanya tertawa pelan mendengar ucapan mertua nya. Tentunya dia lelah dan pasti punggungnya juga pegal-pegal. Tapi karena sudah terbiasa, dirinya tidak lagi masalah. Biasanya setelah di kasi Minyak urut atau balsem, pegal yang di rasa, akan hilang dengan sendirinya.

Bagaimana tidak, kue yang di bikin tiga macam. Siang begini sudah siap, tinggal memasukkan ke dalam box. Cukup cepat juga kerja Sari ini menurut Sarimah.

Masing-masing kue berisi 25biji/50 box. 15 biji untuk di bawa ke masjid, dan 10 untuk mereka konsumsi sendiri. Sebagian yang memesan warga sekitar, ada juga Desa sebelah dan random.

Hari ini Sari memutuskan untuk mengantar sendiri kue nya ke rumah pembeli. Karena anak-anak ada Sarimah yang menjaga.

.

.

Setelah semua kue di masukkan ke box, Sari segera membersihkan diri dan bersiap-siap. Keluar kamar Sari menghampiri sang mertua, di tangannya, Sari menjinjing plastik jumbo berisi box kue.

“Bu, Sari mengantar pesanan dulu. Tolong ibu tengok anak-anak main ya, takut mereka main di jalan.’’ ucap Sari.

Sarimah sedang duduk di kursi teras, sedang anak-anak bermain masak-masakan di bawah pohon jambu air.

“Iya, kau tenang saja. Hati-hati di jalan.’’ pesan Sarimah.

Sari pun menjalankan kendaraannya.

.

.

.

15 menit kemudian Sari telah tiba di Desa sebelah. Ini pengantaran kue terakhirnya.

“Hanya satu saja Sar kue yang kau antar?’’ tanya pelanggan Sari. Mengulur uang RP 26000.

“Lumayan banyak kak, Aku sengaja mengantar yang dekat dulu tadi_’’ Jawab Sari. Mengambil uang dan mengembalikan kelebihan 1000 nya.

“25000 saja kak.’’

“Udah ambil saja, Anggap saja ongkir. Biasanya kan kami yang menjemput sendiri ke rumah mu. Lagipula, bahan untuk membuat kue sekarang pada naik. Kalau saja kau juga membuat kue kering, aku pasti akan pesan saja sar.’’ ucap pelanggan Sari itu.

Bagus juga pemikiran pelanggan Sari ini. Tidak banyak dari para pembeli mengerti akan lonjakan harga sekarang ini.

“Makasih kak. Kalau kue kering belum berani aku kak. Buatnya itu agak ribet, memakan lebih banyak waktu. Mungkin tahun depan saja aku PO nya.’’

“Betul juga cakap kau tu. Aku saja kemarin nolong mertuaku buat nastar, bukan main lama. Proses mencetak nya itu yang buat sakit pinggang. Kalau saja yang ku tolong itu orang lain, sudah ku tinggal balik saja.’’ ucap wanita itu malah curhat. Dia hanya bercanda.

Sari senyum saja.

Setelah ngobrol sebentar, Sari pamit pulang. Jia tidak, maka akan panjang curhatannya. Namanya juga ibu-ibu, jika sudah keluar dan bertemu satu spesies nya pasti akan lupa waktu.

(Yakan?😁 tapi nggak semua ibu-ibu juga)

.

.

Dijalan, Sari ingin membeli pecal untuk berbuka mertuanya dan cendol untuk anak-anaknya, tapi di urungkan. Ingat jika Ramdan akan mengajak mereka berbuka di luar.

Ramdan mengajak keluarganya buka bersama di taman. Bukan main bahagianya kedua anak mereka, apa lagi Selfi, karena ini pertama kali Dirinya latihan puasa. Sebenarnya Sari malas, tetapi karena melihat wajah bahagia sang anak dan juga ini pertama kali mertuanya makan di luar, dia jadi tidak tega juga.

Sari sangat senang dengan kedatangan mertuanya ini. Selain bisa untuk teman ngobrol, Sarimah juga sudah begitu dekat dan peduli padanya.

.

.

Di ruang tv

Sarimah dan Sari sedang menonton film ikan terbang kesukaan Sarimah. Walaupun tidak memaki dan menggerutu seperti dulu, tetapi tetap ada marahnya juga jika melihat adegan orang jahat. Sedang anak-anak sedang tidur siang di kamar mereka.

“Aku rasa nya malas mau pergi berbuka di luar Sari. Lebih baik dirumah saja.’’ ucap Sarimah. Dirinya sambil menjahit saku dasternya yang sobek.

“Bu, pakai saja daster yang Sari beli kemarin. Hem, jangan menolak kemauan bang Ramdan Bu, mungkin saja ini wujudnya ingin membahagiakan ibu. Sekali-kali nggak apa-apa kita makan di luar.’’ jawab Sari bijak.

“Sayang pula aku mau Makai daster barunya. Lagipun daster ini masih elok, hanya koyak sedikit.’’ ujar nya.

Jika sudah begini Sari hanya bisa diam saja. Namanya juga orang tua, pasti sangat sayang dengan barang. Contohnya daster ini, selagi masih layak di kenakan dan masih bisa di jahit, pasti akan di perbaiki. Sari paham itu, karena mamak nya juga begitu.

“Dimana Ramdan? Dari tadi pagi aku tidak melihatnya!’’ ucap Sarimah.

“Katanya jumpa kawannya, mungkin kejap lagi balik lah dia tu.’’ jawab Sari.

Sarimah pun tak lagi menanggapi. Dirinya masil kesal dengan tingkah laku anaknya itu.

.

.

...*****...

Tepat pukul tiga sore, Ramdan pulang ke rumah.

Sari mencium bau rokok ketika Ramdan berlalu di hadapan nya.

“Abang puasa kan?’’ tanya Sari langsung.

“Ya puaslah dik. Kalau tidak, untuk apa pula abang ikut sahur.’’ jawab Ramdan.

Sari tak lagi bertanya, karena sudah tau jika sang suami membohonginya.

Ramdan memasuki kamar sang anak dan tidur di dekat mereka.

.

.

.

.

“Siapa dia? apa ibu mengenalnya?’’

1
kalea rizuky
jngn bertele tele donk cpet ketauan
Juniar Yasir: Sabar kak. baru awal2😁🤭
total 1 replies
kalea rizuky
cpet ketauan donk
kalea rizuky
awas klo selingkuh buang aja sar laki. tak guna
kalea rizuky
bca ne cerita jd inget drakor skg yg lagi boming iu sama par bogum/Curse/
Juniar Yasir: oh iya kak? gak prnah nnton soalnya jika BKN Lee min ho yg pemainnya. bisa sama yak?😁
Juniar Yasir: oh iya kak? gak prnah nnton soalnya jika BKN Lee min ho yg pemainnya. bisa sama yak?😁
total 3 replies
Asyasya
Thor, kalau habis titik itu baiknya huruf kapital.
Juniar Yasir: makasih kakak msukannya. Maasya allah
total 1 replies
Elok Pratiwi
tidak menarik ... karakter sari sang istri goblok lemah mudah ditipu tidak ada greget nya membosankan
Juniar Yasir: sedikitpun sy TDK mmaksa memberi nilai bagus mbak. lbih baik TDK d ksi nilai SMA skli. krna nilai itu besar dampak nya. syaalah senang sperti mbak ini. lgsg bilang a b c d. tp ibu itu, BKN hnya crita sya yg di bikin buruk. Cuba kakak cek akunnya.
Bora Mahkota: maaf sebelumnya kak, jika ada yang tidak suka dengan cerita yang kamu buat biarin aja, kalo soal kasih nilai itu hak mereka kak, karena tidak semua pembaca seperti itu, ada yang suka dan ada yang tidak suka, terus kenapa kakak harus marah jika di kasih bintang 1, dengan dikasih bintang 1 harusnya kakak bisa memperbaiki semuanya, atau paling tidak kakak cek dulu cerita yang kakak buat, jika sekiranya ada yang salah atau apa gitu kakak bisa memperbaiki, lah ini kakak malah marah, maaf ya kak, kakak sabar saja karena ada kemungkinan para pembaca pindah ke novel lain karena kesannya kakak seperti memaksa mereka untuk memberi nilai bagus untuk cerita yang kakak buat, ingat kak tidak semua bisa dipaksakan, karena semua pembaca memiliki hak masing masing untuk berkomentar , maaf ya kak jika kakak tidak terima dengan saran dariku
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!