Saat istri lain mendengar suaminya akan menikah lagi, akan marah. Tetapi berbeda dengan Karina, dengan senang hati, ia menikahkan suaminya dengan wanita lain.
Terdengar mustahil, tapi ini terjadi didalam kehidupan seorang wanita yang bernama Karina.
"Katakan, siapa wanita yang akan kamu nikahi, mas. Aku akan menikahkan kalian."
Dengan tersenyum lebar, Karina menerima keputusan suaminya yang akan menikah lagi.
Sebenarnya, apa yang membuat Karina memutuskan itu? Ayok baca!
Instagram: Coretanluka65
FB: Pena Tulip
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Vonis penyakit Yusuf
"Yusuf, kamu kenapa? Beberapa hari ini, umi lihat, kamu seperti tidak mempunyai gairah hidup," ucap Umi Lilis.
"Gak tahu umi, beberapa hari ini rasanya sangat lemas sekali," jawab Yusuf.
"Sudah diperiksa ke dokter?" tanya Umi Lilis.
"Rencananya hari ini, aku akan ke dokter," jawab Yusuf.
"Yasudah, soalnya umi lihat, muka kamu sangat pucat," kata Umi Lilis.
"Aku sangat pusing, dan juga alat vitalku sedikit sakit," jawab Yusuf.
"Sebentar, maksudmu alat vitalmu sakit, bagaimana?" tanya Umi Lilis kaget.
"Ya sakit umi," jawab Yusuf, dia malu kalo terlalu memberitahu uminya.
"Apa jangan-jangan, kamu tertular penyakit istrimu," kata Umi Lilis.
"Tidak mungkin umi, selama menikah dengan Aisyah, eh maksudnya Wati. Aku tidak pernah merasakan gejala apapun," ujar Yusuf.
"Cepat periksa, umi takut, kamu tertular," titah Umi Lilis.
"Iya umi, sekarang aku akan ke RS," jawab Yusuf.
Dengan berat hati, Yusuf pergi sendiri ke RS. Karena dia sudah sangat lemas sekali.
"Sebenarnya, aku punya penyakit apa, kenapa rasanya sangat menyakitkan sekali," gumam Yusuf.
Tapi Yusuf tidak mau menduga-duga dulu, sebelum tahu hasilnya.
Setelah melakukan perjalanan lima belas menit lamanya, akhirnya Yusuf sampai ke RS terbesar dikota tersebut.
"Apa keluhan anda, pak?" tanya sang dokter.
"Dok, akhir-akhir ini, saya merasa lemas, tidak nafsu makan, dan juga penis saya sakit," ucap Yusuf.
"Baiklah, saya ambil darah bapak dulu, ya, kita cek," kata sang dokter.
Yusuf hanya mengangguk, lalu sang dokter mengambil sedikit darah dari tangan Yusuf.
"Hasilnya akan keluar, setelah 30 menit, bapak tunggu dulu," ucap sang dokter.
"Baik dok," jawab Yusuf.
Yusuf membuka ponselnya, sembari menunggu hasil dari dokter, Yusuf tak sengaja membuka pesan dari istrinya.
[Mas, kamu harus tanggung jawab, kamu yang sudah membunuh anak kita] tulis pesan dari Wati.
[Apa yang harus aku pertanggung jawabkan? Hah! Itu semua gara-gara kau sudah menipuku, jalang!] balas Yusuf kesal.
[Aku tetap akan meminta pertanggung jawabanmu, tunggu saja aku pulih] tulis Wati.
[Aku tidak takut] balas Yusuf.
Yusuf langsung memblokir nomor Wati, karena dia tidak mau lagi berurusan dengan dia.
"Menyebalkan sekali dia," gerutu Yusuf.
"Kenapa aku dulu, mau menikah dengan dia, sampai aku membohongi Karina.."
"Maafkan aku, Karina," gumam Yusuf.
Rasa sesal, selalu menghantui Yusuf setiap hari, karena dia sudah membohongi Karina, dan selama ini, Yusuf tida peka dengan perasaan Karina.
Setelah menunggu 30menit, akhirnya dokter menemui Yusuf.
"Bagaimana dok? Apa sebenarnya penyakit saya?" tanya Yusuf penasaran.
"Bapak positif kena HIV, apa selama ini anda sering bergonta ganti pasangan?" tanya sang dokter.
"Tidak, hanya saja, istri saya positif HIV. Apa saya tertular?" ucap Yusuf.
"Benar, anda tertular, karena anda dengan istri anda melakukan seks," jawab sang dokter.
Mendengar ucapan dokter, Yusuf tidak percaya, penyakit yang sangat dia benci, ternyata kini dia diagnosa penyakit itu.
"Saya sudah meresepkan obat, jangan lupa minum secara rutin, agar penyakit anda tidak menular," kata sang dokter.
"Baik dok, terima kasih," ucap Yusuf.
Yusuf meninggalkan RS itu, dengan perasaan campur aduk, rasa marah karena Wati sudah menularkan penyakit itu.
"Bajingan! Jalang itu benar-benar membuatku sengsara," geram Yusuf.
Yusuf pulang dengan keadaan emosi, amarahnya memuncak, saat dia mengetahui kondisi dirinya saat ini.
"Yusuf, kamu sudah pulang, apa kata dokter?" tanya Umi Lilis.
"Um, aku tertular penyakit HIV dari Wati," ujar Yusuf, dengan raut wajah yang menyedihkan.
"Yusuf, bagaimana mungkin," ucap Umi Lilis, menutup mulutnya.
"Aku menyesal telah menikah dengan dia, bagaimana dengan nama baikku, um."
"Bagaimana kalo orang-orang tahu, seorang ustad Yusuf, mempunyai penyakit yang menjijikan ini," ucap Yusuf.
"Yusuf, seharusnya kamu jangan menyalahkan orang lain, apalagi menyalahkan Wati. Karena semua ini terjadi karena keegoisanmu, yang menginginkan istri lebih dari satu!" ujar Umi Lilis, dengan suara nada tinggi.
"Aku menyesal bu, bagaimana ini," sesal Yusuf.
"Yusuf, semuanya sudah terjadi, nikmati kehidupanmu, sebelum ajal menjemput dirimu," jawab Umi Lilis.
Umi Lilis sudah melarang Yusuf untuk menikahi Wati, pada saat itu. Tetapi Yusuf kekeh dengan keinginannya.
"Bukannya sedari dulu, sudah umi katakan, kalo kamu harus berhati-hati, saat ingin menikah lagi," kata Umi Lilis.
"Aku tidak tahu, kalo akan terjadi seperti ini, um," ucap Yusuf.
"Itu salahnya, kau menikah lagi tanpa ada alasan yang kuat," ujar Umi Lilis,
"Umi malu, mempunyai anak sepertimu!"
Setelah mengatakan itu, Umi Lilis langsung meninggalkan rumah Yusuf, karena ia sudah jengah dengan kelakuan Yusuf.
Yusuf langsung membuka ponselnya, lalu ia menghubungi Wati, agar dia kembali ke rumah Yusuf.
[Wati, pulang sekarang, kalo kamu tidak mau aku ceraikan!]
Setelah mengatakan itu, Yusuf langsung menutup ponselnya, dia percaya kalo Wati akan langsung datang ke rumahnya.
"Jalang sepertimu, harus dikasih pelajaran," ucap Yusuf, dengan senyum menyeringai.
Setelah menunggu lumayan lama, akhirnya Wati datang ke rumah Yusuf.
"Aku tahu, kamu akan membutuhkan aku, mas," ucap Wati, menggoda Yusuf.
Wati datang kembali bukan tanpa alasan, karena dia ingin menghancurkan hidup Yusuf.
"Ya, aku memang akan selalu membutuhkanmu, sayang," jawab Yusuf, dengan senyuman yang sulit diartikan.
Mendengar ucapan manis dari suaminya, Wati tersenyum senang, Wati mengira kalo Yusuf sudah berubah pikiran, dan akan berubah sikapnya.
"Aku membutuhkanmu, karena aku akan merusakmu!"
Yusuf mencekal leher Wati dengan sangat kuat, amarahnya memuncak, wajahnya merah padam.
"Mas, lepaskan aku!" ucap Wati, dengan suara yang hampir habis.
"Brak."
Yusuf melempar Wati dengan sangat kuat, tubuh Wati terlempar sangat jauh.
"Aw," rintih Wati kesakitan.
"Bagaimana kejutannya, enak?" tanya Yusuf.
"Dasar manusia gila!" hardik Wati.
"Ya, aku memang sudah gila. Gila karena dirimu yang membuatku seperti ini!" bentak Yusuf.
"Seharusnya aku yang menyalahkan dirimu! Karenamu, aku kehilangan anakku, dan kehilangan rahimku," teriak Wati frustasi.
"Bagus dong, jadi mulai sekarang, kau bisa menjalang, tanpa takut mempunyai anak," ucap Yusuf.
"Sakit jiwa kamu, mas!" bentak Wati.
"Gara-gara kau, aku tertular penyakit menjijikan ini!" bentak Yusuf.
"Apa!" kaget Wati,
"Kamu terkena HIV."
"Ya, aku menyesal telah menikah denganmu," jawab Yusuf.
"Syukurlah, agar kita sama-sama impas," ujar Wati senang.
"Plak"
"Plak"
Dua tamparan, mendarat diwajah Wati.
"Jalang sepertimu, tidak seharusnya dikasih hidup bebas!" hardik Yusuf.
"Apa maksudmu?" tanya Wati ngeri.
"Kau akan tahu nanti," jawab Yusuf tersenyum.
Wati tidak bisa melawan Yusuf, karena tubuhnya sangat sakit sekal, terkena dingding rumah.
"Setelah aku membunuhmu, aku akan mendapatkan Karina," ucap Yusuf tertawa.
"Jangan mimpi, Karina tidak akan mau menerima laki-laki seperti dirimu!" jawab Wati.
"Plak"
"Diam jalang!" hardik Yusuf.
***
Maaff yaa Jessica 😂🙏🙏🙏