NovelToon NovelToon
Mundur Atau Terus Mengejarnya?

Mundur Atau Terus Mengejarnya?

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ladies_kocak

Malam itu, Gwen seorang gadis remaja tidak sengaja memergoki cowok yang dia kejar selama ini sedang melakukan pembunuhan.

Rasa takut tiba-tiba merayap dalam tubuhnya, sekaligus bimbang antara terus mengejarnya atau memilih menyerah, Karena jujur Gwen sangat takut mengetahui sosok yang dia puja selama ini ternyata seorang pria yang sangat berbahaya, yaitu Arsenio.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ladies_kocak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Gwen melangkah gontai di koridor sekolah, kepala tertunduk, menghiraukan sapaan beberapa teman. Meski biasanya gadis itu tersenyum merespons setiap sapaan, hari ini wajahnya tampak murung.

Ketika melintas di dekat lapangan voli, pandangannya teralih kepada sosok yang semalaman membuatnya resah. Arsenio, yang sedang berbincang asyik dengan seorang teman di bawah rindangnya pohon, tiba-tiba menoleh dan mata mereka bersinggungan. Gwen cepat-cepat menundukkan kepala lagi, rasa cemas menggigit hatinya.

"Gwen, kenapa sih lo menghindar tatapan Kak Nio? padahal cuman tatapan biasa doang" batinnya. Dia ingat keputusannya semalam untuk menjauh dari Arsenio, tetapi hatinya seolah berkhianat, selalu merindukannya.

"Kenapa juga harus jatuh cinta sama orang yang begitu berbahaya? Gue tau dia pernah membunuh, tapi itu karena orang itu pasti salah. Yang gue takutkan, Kak Nio mungkin bakal bunuh gue juga," gumamnya lagi sambil melanjutkan langkah, mencoba meredakan gemuruh di dalam dada.

Gwen terkejut, bahunya terasa berat ketika tangan putih dan mulus itu tiba-tiba mendarat. Selly, sahabatnya yang selalu cerewet, mengerucutkan bibirnya seraya berkata, "Kenapa lo diam aja dari tadi? Ga seru tau kalau lo lagi mode diam."

Selly meraih wajah Gwen, mencari tahu mengapa kulit sahabatnya itu tampak pucat, dan bawah matanya menghitam. "Lo ga tidur semalam? Pasti lagi nonton drama, kan? gitu ya lo ga ajak-ajak gue?"

Gwen hanya menggeleng lemah, pandangannya sayu. Selly menggebrak, "Gue ga suka lo kayak gini. Gue suka sahabat gue yang cerewet minta ampun. Ga suka lo diam begini," ujarnya sembari mencondongkan pinggul.

Gwen melontarkan pandangannya yang penuh kegelisahan. "Gue harus gimana, Sel?" katanya dengan nada frustrasi, sambil menghela nafas panjang. Dia belum menceritakan perihal kejadian semalam kepada siapa pun, termasuk Selly.

"Apanya yang gimana? Cerita dong biar gue tahu," desak Selly, tangannya kembali merangkul bahu Gwen. Selly menghela nafas berat melihat Gwen hanya diam saja, membuatnya merasa cemas dan frustrasi juga.

Selly tampak bingung sambil berbicara, "Biasanya lo tuh udah nangkring di kampusnya Kak Arsenio, kan? Tempat terlarang bagi anak SMA." Pandangannya sengaja dialihkan ke arah Arsenio yang sedang berbincang asik dengan abangnya, Danny.

Memang, sekolah Gwen dan kampus Arsenio hanya bersebelahan, mempunyai pemilik yang sama, membuat Gwen sering 'mengganggu' kakak kelasnya itu dengan kedatangannya yang kerap.

"Kak Arsenio, Gwen nih!" teriak Selly tiba-tiba.

Gwen, yang sempat terlena dalam lamunannya, langsung terkejut dan buru-buru menutup mulut Selly dengan tangannya, pipinya memerah.

"Lo apaan sih, panggil 'kak Nio' segala," desis Gwen kesal.

"Biarkan dia tahu kalau lo di sini," jawab Selly tenang.

"Jangan," rintih Gwen dengan suara kecil yang masih cukup terdengar oleh Selly.

"Lo kenapa sih, kayak menghindar Kak Arsenio gitu?" tanya Selly, penasaran.

Belum sempat Gwen menjawab, tiba-tiba terdengar suara peringatan yang menggema. "Gwen, awas!" teriak salah satu pemain voli di lapangan.

Gwen yang bingung menoleh ke arah suara itu, dan dalam sekejap, sebuah bola voli meluncur dengan cepat dan menghantam kepalanya.

Para manusia disana mengernyit, mereka bisa membayangkan rasa sakit yang mungkin dirasakan oleh kepala yang tertimpa bola voli itu.

Gwen memegangi kepalanya yang berputar tak karuan, sementara Selly panik berusaha menopang tubuh Gwen yang hampir roboh. Namun, tubuh Gwen akhirnya tersungkur ke lantai, matanya sayu menatap kegelapan.

"Gelap, ya, Sel?" tanya Gwen dengan suara lemah.

"Jangan bicara dulu, kita ke UKS," kata Selly, mencoba menarik Gwen agar bangkit, tapi Gwen hanya mampu menatap ke atas sebelum pandangannya mulai menyamping, melihat Arsenio berlari mendekat dengan wajah penuh kekhawatiran.

"Gue liat kak Nio kemari," Gumamnya dengan Pandangannya semakin buram, dan tak lama kemudian, kesadarannya terlepas dalam dekapan Selly.

"Gwen," panggil Selly lembut.

Arsenio dengan cepat mengambil alih, menggendong Gwen ke UKS. Danny dan Selly mengikuti di belakang, keduanya terlihat panik.

***

Gwen hanya terbaring lemas di ranjang UKS, napasnya terengah-engah tapi tenang, menunjukkan tidak ada bahaya serius setelah terkena bola voli itu. Selly, dengan lega, mengusap lembut rambut Gwen, tersenyum ringan. "Dasar kebo, cuma bobok doang, gue pikir terjadi sesuatu sama lo," gumam Selly sambil cibirannya nyaris terdengar.

Danny yang sedang duduk santai di sofa, melirik sambil tertawa kecil. "Kamu juga, Dek. Sama aja kebo!" cibirnya balik, membuat Selly memandangnya dengan tatapan tajam tak suka dengan perkataan abangnya, walaupun itu sangat benar.

Pandangan Selly bergeser ke Arsenio yang duduk di samping ranjang, matanya tidak berkedip menatap Gwen yang tidak sadarkan diri. "Kak Arsen tolak cinta Gwen ya? Katanya dia ga bisa tidur semalam, makanya begini," tanya Selly dengan nada menggoda.

Arsenio hanya mengangkat satu alis, bingung. Selly berpaling pada Danny, mencari konfirmasi. "Abang belum ngomong ke Kak Arsen?" tanyanya, menekankan setiap kata.

Danny hanya tersenyum kecil ke arah Selly dan Arsenio, yang sudah menatapnya dengan mata tajam. "Ngomong apa?" tanya Arsenio dengan suara datar.

"Itu, katanya Gwen benar-benar tulus sama lo," sahut Danny, meningkatkan ketegangan di antara mereka.

Arsenio hanya mempertajam tekuk di dahinya, mencoba memproses kata-kata yang baru saja didengarnya.

Selly menghela nafas berat, "Kayaknya abang nggak bisa diandelin buat nyatuin kapal yang siap berlayar deh." Lalu, dia menatap Arsenio kembali berkata,"Awalnya Gwen mendekati Kak Arsen karena ada kepentingan pribadi, tapi sekarang dia udah bener-bener suka sama Kak Arsen, loh," jelas Selly.

"Kepentingan pribadi?" tanya Arsenio dengan alis terangkat.

"Iya, Kak. Gwen awalnya cuma pengen perlindungan dari kak Arsen, makanya dia ngotot banget nempelin kakak," ujar Selly cepat.

"Dari siapa?" tanya Arsenio lagi.

"Di kelas aku, ada cowok yang obsesi banget sama Gwen. Cowok itu takut banget sama kakak, makanya Gwen terus-terusan deketin kakak," lanjut Selly. Arsenio masih tampak mencerna informasi itu.

"Itu loh, cowok yang hampir ngelakuin pelecehan ke Gwen dua tahun lalu. Karena lo udah nolong Gwen waktu itu, dan dia tau cowok itu takut sama lo, makanya Gwen ngotot deketin lo," timpal Danny.

"Benar, Kak. Dua minggu ini Gwen aman dari dia, soalnya dia udah dua minggu nggak masuk sekolah. Kakak harus tahu Gwen tulus sama Kak Arsen, tapi aku nggak tahu kenapa dia menghindar," ucap Selly, matanya berpindah menatap Gwen.

"Kalo udah sadar, trus suruh pulang sama gue. Gue tunggu di parkir" ujar Arsenio dengan tegas.

"Biar aku aja, Kak. Nggak usah repot-repot," timpal Selly, meski dia tahu sahabatnya pasti senang mendengarnya. Namun, dia juga ingin memanfaatkan situasi ini untuk bisa bolos sekolah.

"Nggak bisa, kamu nggak boleh bolos, Dek. Biar Arsen aja yang nganterin Gwen. Kebetulan Arsen juga nggak ada kelas lagi," sahut Danny, membuat Selly kecewa berat.

"Tapi aku tetap mau anterin Gwen pulang, gimana?" tegas Selly dengan keras kepala.

"Siap-siap aja kena ceramah dari Ayah sama Bunda," ancam Danny.

Selly kesal bukan main, meninju udara frustasi. "Ish, dasar tukang ngadu!" gerutu Selly kesal.

Arsenio segera keluar dari UKS diikuti oleh Danny yang tersenyum miring ke adiknya. "Emangnya kenapa sih Gwen sampai ngehindar dari lo?" tanya Danny, mengikuti langkah lebar Arsenio.

Arsenio mengerem mendadak dan menjawab, "Semalam dia liat gue bunuh orang."

1
Gebi Tompul
lanjut
Myra Myra
kasihan Gwen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!