Dea sudah menjadi sekretaris dan simpanan Arden Harwell selama 2 tahun. Disaat Arden akan menikah dengan wanita pilihan keluarga nya Dea memutuskan untuk menyudahi hubungan mereka.
Membuatnya dan Arden menjadi mantan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 - Sekali Lagi
Saran. Baca saat malam hari. Mungkin tidak terlalu panas, cukup mampu membuat bergetar.
"Sekarang aku tanya, kalaupun kamu tidak jadi menikah dengan wanita itu apa hubungan kita selamanya akan seperti ini?" tanya Dea, dia mulai menghapus air matanya sendiri. Menatap Arden dengan tatapan yang lebih pasti.
"Aku juga ingin kebebasan Ar, tidak selamanya aku terikat oleh kamu. Aku ingin memulai hidup ku sendiri, menjalin hubungan yang lebih serius. Aku juga ingin menikah dan ingin memiliki anak. Apa kamu tidak mengerti itu_hempt!" Mulut Dea seketika berhenti berucap saat Arden dengan cepat menarik tengkuk dan mencium bibirnya. Ciuman kasar yang seolah memaksa Dea untuk membuka mulut.
Ucapan Dea selalu mampu membuat Arden marah, tidak ingin banyak berkata Arden memilih langsung membungkam mulut Dea.
Tapi Dea berontak, dia terus mendorong dada Arden untuk menjauh. Namun cara itu tidak berhasil. Dalam ciuman yang masih terus tercipta akhirnya Dea menyadari satu hal.
Meski Arden salalu bersikap dingin tapi dia memiliki hati yang begitu lembut. Dia tidak akan bisa bicara dengan Arden jika marah-marah terus.
Dea pun mencoba tenang, ikut menikmati ciuman itu hingga Arden memberinya sentuhan yang begitu lembut. Dea menangkup wajah Arden dengan kedua tangannya dan mencoba mendorong pelan.
Saat itu Arden pun melepaskan pagutannya.
"Beri aku waktu De, pernikahan itu tidak akan pernah terjadi."
"Terlepas ada pernikahan itu atau tidak aku tetap ingin mengakhiri hubungan ini Ar."
"Kenapa kamu begini? bukankah masalah kita hanya tentang pernikahan sialan itu?"
"Entahlah, semenjak kita bertengkar aku jadi banyak berpikir. Kita sudah terlalu lama bermain-main, aku ingin mengakhirinya."
"Benarkah kamu ingin pergi dari ku De?"
Dea mengangguk lemah, dia menurunkan pandangannya tidak menatap kedua mata Arden. Sementara mereka bicara dengan jarak yang sangat dekat sekali. Arden sudah membawa Dea keatas pangkuannya dan kening mereka saling bertemu.
"Tidak ingin kah kamu menikah dengan ku De?" tanya Arden lagi, dia semakin memeluk erat tubuh Dea. Tidak bisa dipungkiri oleh Arden jika dia hanya menginginkan Dea, tidak rela Dea dimiliki pria lain. menyadari itu Arden cukup tahu, jika dia mencintai Dea.
Dan satu pertanyaan itu mampu meluluh lantakkan pertahanan diri Dea. Ucapan Arden begitu manis, membuatnya lebih dulu mencium bibir prianya ini dan Arden membalasnya dengan lebih menuntut.
Pagutan panjang hingga jadi sebuah penyatuan. Mereka bercinta seperti biasa, namun kini terasa lebih berbeda.
Karena setelah pelepasan mereka, Arden mengatakan jika dia mencintai Dea.
"Aku terlanjur mencintai kamu De, aku tidak ingin kita berpisah. Kamu bukan simpanan ku, Sekarang kamu adalah kekasih ku, calon istri pilihanku."
"Bisakah aku mempercayai kamu Ar? kita sangat jauh berbeda, dulu aku hanya salah satu karyawan mu, lalu entah bagaimana jadi begini."
"Ini namanya takdir, dari semua wanita dan pria yang pernah kita temui. Akhirnya kita melewati malam terindah untuk pertama kali."
Dea tersenyum kecil, mengingat percintaan pertama mereka. Hanya dua orang amatir yang sedang diselimuti gairah.
Arden kembali mencium bibir Dea, wanita ini pun menutup mata dan mulai membalas. Setelah pertengkaran yang terjadi, percintaan ini jadi lebih berarti.
Sore itu mereka bersepakat untuk merobek surat perjanjian mereka. Memulai hubungan baru tanpa terikat dengan banyak peraturan.
Arden juga meminta waktu untuk menyelesaikan ini semua. Mereka berdua harus berusaha untuk mendapatkan restu Silvana.
Dan Dea coba percaya, sekali lagi dia menggantungkan hidupnya pada Arden.