Genre : Fantasi, Fantasi-Isekai, Action, Harem, Romance, Adventure, Reinkarnasi, Isekai, Magic, Demon, Royal.
[On Going]
- Sinopsis -
Setelah berkali-kali di bully oleh orang kaya. Sion yang sudah tidak tahan dengan semua itu, akhirnya meluapkan amarahnya.
Sampai akhirnya kepuasannya berakhir dengan bunuh diri. Dan dia tidak menyesalinya, seperti kebanyakannya dia bereinkarnasi di dunia lain.
Apakah Sion akan mencoba meraih puncak? Tetap dibully? Atau sebaliknya dia membully?
- Untuk jumlah kata ga full 1k yah gaes, kadang cuma 800 atau bisa aja lebih sampai 1,5k kalau benar-benar niat. Kalau agak sibuk yahh, antara 1k atau 800+ doang.
- Up-nya yah suka-suka aku wkwk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 : Liana Dragonist
[POV ???]
"Dimana ini?"
Aku baru saja terbangun beberapa saat yang lalu dan mendapati diriku sedang berada di tempat yang tidak kukenali, dengan wujud manusia.
Aku berjalan menuju pintu lalu membukanya dan keluar. "Ini..." Aku mengingat ini, ini adalah salah satu desa yang sebelumnya pernah kuserang, saat aku masih dalam pengaruh orang itu.
"Kau sudah bangun?"
Aku menoleh ke samping. Terlihat pria berambut hitam, wajahnya tampan dengan mata biru dan ekspresi yang datar. "Ada yang ingin kubicarakan denganmu, masuklah."
Aku mengikutinya kembali kedalam ruangan yang sebelumnya. Pria itu duduk di bangku kayu dan aku duduk di seberangnya.
"Jadi..." ia membuka pembicaraan dengan menatapku tajam.
"Apa kau punya informasi tentang orang bertopeng itu?"
Dia... Mempercayai kata-kataku sebelumnya?
"Kau tahu orang itu? Apa kau percaya dengan ceritaku?!"
"Aku melihat pria bertopeng itu sebelum kau kembali mengamuk, jelas sekali dia melakukan sesuatu lalu kabur tanpa jejak," jelasnya dengan wajah yang sama seperti sebelumnya.
"Aku tak tau, orang itu tiba-tiba saja datang dan mengalahkanku. Dia begitu kuat, kekuatan dalam dirinya itu membuatku merinding hanya dengan melihatnya." Aku menundukkan wajahku kebawah.
"Aku memang percaya soal itu. Tapi, bagaimana jika kau menyerang desa lagi?"
Bagaimana... Aku tak tau, aku tak bisa melawan orang itu. Jika aku diserang lagi dan kembali dikendalikan bukankah akan sangat buruk.
"Entahlah... Aku tak tau," jawabku.
"Aku bisa menyarankan sesuatu. Tapi, kurasa kau tak akan menyukai ide-ku."
Ide? Ide apa?
"Memangnya apa ide-mu?" Aku mengangkat wajahku dan kembali menatap mata birunya dengan perasaan penasaran.
"Ikutlah denganku. Maka, Lise akan bisa melindungimu. Dengan begitu sementara pria bertopeng tak akan bisa menyerangmu."
Ikut dengannya yah... Kami para Naga lebih suka di alam bebas, yang kami lakukan hanyalah tidur dan tidur. Sesekali jalan-jalan di hutan atau terbang menikmati angin di langit. Mengikuti seorang manusia yah... Bagaimana ini, apa yang harus kupilih.
Ketika memikirkannya beberapa saat aku teringat kata-kata ibuku. "Lia... Ingatlah, jangan membuat orang lain sedih. Bertemanlah dengan siapapun, bahkan manusia." Benar juga yah... Untuk apa lagi memikirkan ini.
"Baiklah aku akan ikut denganmu!" jawabku dengan penuh tekat.
Sudut bibir pria itu mulai terangkat sedikit. "Baguslah. Perkenalkan aku Sion, siapa namamu?" Ia memajukan tangannya kedepan, ajakan untuk jabat tangan.
Setelah menjabat tangannya aku menjawab. "Aku Liana Dragonist." Aku mengatakannya dengan senyum di wajahku.
...---...
[POV Sion]
Yosh... Aku berhasil membuatnta mengikuti kami, setelah melihat kekuatannya kemaren kurasa dia akan sangat berbahaya jika di kendalikan lagi dan mengamuk.
Karena itulah lebih baik aku dan Lise yang membawanya. Kami melangkah keluar dari ruangan itu, lalu berjalan ke dekat pepohonan dimana Lise dan yang lainnya sedang istirahat menikmati makanan yang diberikan penduduk desa.
"Bagus sekali, kalian makan-makan dan tidak mengajakku."
Lise melihat ke arahku dengan senyuman menghiasi wajahnya. "Hehe, sini Sion. Kalau kau tak segera memakannya akan ku habiskan!"
"Sialan! Berikan juga untukku!"
Rhea dan teman-temannya hanya tertawa kecil melihat tingkah laku kami, begitu juga dengan Liana.
.
.
.
.
"Baiklah, dia akan mengikutiku dan Lise mulai sekarang," ucapku memperkenalkan Liana sebagai anggota baru di partyku dan Lise.
"Hmm... Aku Liana Dragonist," ucapnya dengan nada rendah sedikit malu-malu ketika di perhatikan Rhea dan yang lain.
"Tidak usah malu-malu begitu... Santai saja." Lise menepuk-nepuk punggung Liana.
Rhea mengangkat tangannya. "Sion... Kenapa tiba-tiba menambah anggota? Bukannya kau lebih suka berduaan dengan Lise?"
Gee!
"Itu..."
Lise berbalik kebelakang, entah apa yang ingin ia sembunyikan. Semantara aku mencoba menjawab pertanyaan itu. "Yah... Karena akan berbahaya jika dia dikendalikan lagi, jadi aku akan membawanya bersama kami. Agar Lise bisa melindunginya."
"Ohh Begitu..." Angguk Rhea paham.
Yahh untuk sekarang kurasa seperti ini saja,
Aku kemudian mengajak Liana jalan-jalan, untuk sekarang dia harus mengenal tempat ini terlebih dahulu.
Kami berjalan menelusuri desa. Banyak anak-anak bermain di jalan dan para orang tua yang sibuk dengan tugasnya masing-masing.
"Damai sekali yah..." kata itu keluar dari mulut Liana tiba-tiba.
"Benar yah, andai kedamaian seperti ini terus berlangsung. Maka, aku hanya akan tidur seharian."
"Hahaha.Tidur seharian sudah menjadi kebiasaan bagi kami para Naga, yahh itu agak membosankan," ucap Liana matanya tetap fokus kedepan
"Liana, aku ingin menanyakan sesuatu," kataku dengan nada serius.
"Tentang apa?" Liana menoleh ke arahku.
"Pedang itu... Pedang apa itu sebenarnya?"
"Maksudmu pedang yang kugunakan saat tidak bisa mengendalikan diriku?"
"Yah... Aku merasakan sesuatu saat melihat pedang itu."
Bukan hanya itu, bahkan pedang yang Lise keluarkan juga bereaksi terhadap pedangku. Entah mengapa pedang berkarat ini tiba-tiba bercahaya saat itu dan bergetar terus-menerus.
"Itu adalah Pedang Raja Naga, yang kugunakan sebelumnya bukanlah potensi penuhnya. Yahh bisa dibilang aku tak bisa menggunakan kekuatan penuhnya." Liana menjelaskan.
Jadi karena itu Lise bisa mengalahkannya hanya dengan satu serangan. Karena memang Lise menggunakan potensi penuh pedangnya. Sedangkan Liana tidak bisa.
"Pedang itu adalah warisan dari ibu-ku, yang sekarang keberadaannya tak kuketahuai. Aku tidak tau asal-usul pedang itu, aku hanya tau kalau itu pedang Raja Naga. Entah itu benar-benar dari Raja Naga atau hanya pedang kuat yang dinamakan Pedang Raja Naga," sambung Liana.
Mendengar perkataannya membuatku berpikir sejenak, lalu bertanya. "Hei... Apa Raja Naga ada hubungannya dengan Ratu Iblis?"
"Ahh Soal itu, Raja Naga dan Ratu Iblis adalah musuh bebuyutan. Diperang masa lalu mereka beradu habis-habisan, Ratu Iblis memenangkan perang itu. Tapi, dia juga mati karena di khianati oleh orang kepercayaannya, saat ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi saat perang itu."
"Dikhianati? Tapi kenapa?" tanyaku penasaran.
"Ratu Iblis itu terlalu baik dan banyak yang membencinya karena tidak bertindak kejam pada manusia. Ia pada saat itu sebenarnya tidak menyukai perang, tapi Raja Naga yang memulai dan memaksanya bertindak," jelas Liana lagi.
"Pada akhirnya dia malah dikhianati saat perang itu, sangat tragis sekali."
"Dan bagaimana sekarang? Apa Ratu Iblis di ganti dengan Ratu baru?" tanyaku lagi.
"Yeps, Ratu Iblis yang sekarang lebih kejam. Beberapa tahun lalu juga menyerang kerajaan, walau kekuatan mereka kurang. Tetapi, mereka tak menyerah begitu saja."
"Bagaimana dengan Kerajaan ini?"
"Kerajaan ini—Kerajaan Fronshen—Beberapa tahun lalu juga kehilangan penyihir hebat mereka. Yaitu, Devolica Valencia Frorshe. Kabarnya karena serangan dari kerajaan lain."
Hoo... Jadi saat itu manusia saling berperang, tapi kenapa? Apakah ada iblis yang ikut campur dan menyebabkan perang antar kerajaan?