Takdir seakan mempermaikan kehidupan Syakira Anastasia. Kehidupannya yang bergelimang harta, terlahir dari keluarga mapan, gak pernah sekali pun membuatnya menangis karena derita.
Namun takdir membawanya pada seorang pria beruban, dengan fisik bak pria matang.
Membawanya pada hubungan yang gak pernah ia bayangkan. Mampu kah Syakira menjalani perannya sebagai seorang istri di usia labilnya? Atau berakhir menderita seperti yang di inginkan Jims Prayoga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Mungkin!
"Kamu tau dari mana aku di sini, Ga!” tanya Syakira to the poin.
Bukannya menjawab pertanyaan Syakira, Mega justru merentangkan ke dua tangannya. Merangkul bahu Syakira dan Serli dengan Mega yang berada di antara ke duanya.
Ke tiganya melangkah ke arah ruang jenazah.
“Aku melihat video tok tok, kecelakaan mobil di jalan bebas hambatan. Dan salah satu mobil yang terlibat kecelakaan itu ada plat nomor mobil papa mu. Aku pikir kamu pasti langsung ke sini. Untuk memastikannya kan!” jelas Mega panjang kali lebar.
“Sudah jelas kan sekarang, Ra! Bukan aku yang memberi tahu Mega!” ketus Serli.
“Iya maaf, Ser! Tadi aku sempat menuduh mu!” seri Syakira dengan penuh penyesalan.
“Gak perlu minta maaf, Ra! Harusnya aku yang minta maaf sama kamu!” cicit Serli.
Mega melirik Syakira dan Serli bergantian, “Kenapa dengan kalian? Kalian bertengkar?”
Mega mengelus punggung Syakira, “Harusnya kalian saling menguatkan! Tapi kamu gak apa apa kan Ra? Aku tau, perasaan kamu sekarang pasti lagi kacau, terlebih dengan kondisi korban tewas yang di duga adalah tante Sasmita.”
Syakira menepis tangan Mega dengan kasar, lalu satu langkah menjauh dari Mega. Membuat Mega menatap Syakira dan Serli penuh tanya.
'Ada apa dengan Kira, apa aku melakukan kesalahan? Atau ada perkataan ku yang menyinggung nya?' pikir Mega.
“Jangan asal bicara kamu, Ga! Korban tewas itu bukan mama ku! Mama ku pasti masih hidup.” bantah Syakira, gak sejalan dengan perkataan Mega.
Mega menggeleng dengan perasaan iba, “Tapi, Ra! Bukti…”
Serli menyela perkataan Mega, “Ssst Mega, kita buktiin dulu korban tewas itu benar tante Sasmita atau orang lain. Gak ada bukti kalo yang tewas itu tante Sasmita! Karena identitas korban gak di temukan, jadi ada kemungkinan ada wanita lain yang menumpang.”
“Ada Ser! Meski wajah korban gak bisa lagi di kenali, tapi polisi berhasil menemukan tas tante Sasmita gak jauh dari lokasi kecelakaan.” jelas Mega.
Syakira mengerutkan keningnya, semakin di buat bingung dengan apa yang Mega katakan.
‘Tas mama di temukan gak jauh dari lokasi kecelakaan. Apa benar yang Serli katakan, kecelakaan yang menimpa mama dan papa ada unsur kesengajaan. Dan Wili yang mengatur ini semua?’ pikir Syakira melirik Mega dan Serli bergantian.
Sampai di depan ruang jenazah.
“Kamu yakin, gak mau kita temani Ra?” tanya Serli memastikan.
“Kalian tunggu di sini aja! Aku gak apa, aku yakin, yang di dalam bukan mama!” jelas Syakira dengan senyum yang ia paksakan.
‘Ya Tuhan, kuatkan hati hamba. Yang di dalam itu bukan jenazah mama hamba! Hamba mohon, tolong kabulkan do’a hamba!’ gumam Syakira meski hanya terucap dalam hati.
“Ehem, kenapa masih di luar, mbak!” tanya suster Ratna yang berdiri di belakang ke tiganya.
Serli dengan spontan, saking terkejutnya dengan kehadiran suster Ratna, “Kaget lu!”
“Serli!” tegur Mega dengan penuh penekanan.
“Ya habisnya, siapa suruh nih suster ngagetin! Mau copot tau gak nih jantung ku!” Serli ngegas.
“Maaf ya mbak mbak, ini rumah sakit bukan taman hiburan. Kalo di antara kalian gak ada kepentingan, lebih baik jangan berkeliaran di rumah sakit!” ketus suster Ratna.
“Yeee nih suster, udah salah bukannya minta maaf malah ngegas! Situ waras? Udah kelamaan dinas di rumah sakit ya! Jadi rada miring itu kepalanya!” celetuk Serli dengan nada mengejek suster Ratna.
“Sus! Korban tewas yang berada dalam satu mobil dengan papa saya itu, wanita atau pria ya?” tanya Syakira dengan tatapan penuh tanya.
“Wanita mbak! Tapi sayang bangat, wajahnya gak bisa lagi di kenali. Sepertinya saat terjadi kecelakaan, korban gak mengenakan sabuk pengammman. Membuat tubuh korban terguncang dan terdapat banyak serpihan kaca mobil pada wajah korban.” jelas suster Ratna dengan wajah datarnya.
Syakira kembali di buat syok dengan penjelasan dari suster Ratna, dengan tangan Syakira yang menutupi bibirnya, dengan tatapan kepedihan.
‘Ya Tuhan, jangan biarkan wanita itu mama ku! Wanita itu orang lain! Kabulkan do’a ku Tuhan!’ batin Syakira penuh harap.
Syakira berusaha sekuat hati, menyangkal kenyataan yang sudah jelas di depan mata. Dengan detak jantung Syakira yang semakin gak karuan.
Tangan suster Ratna terulur, membuka pintu ruang jenazah. Mempersilahkan Syakira untuk masuk terlebih dahulu.
“Silahkan mbak Syakira masuk, untuk memastikan korban adalah orang tua mbak! Mbak pasti bisa mengenali korban dari anggota tubuhnya yang lain jika bukan dari wajah, mungkin!” jelas suster Ratna, semakin menyayat hati Syakira.
Bersambung…