IBU SUSU UNTUK PUTRA KEMBAR CEO

Kepulangan Noah dari Swiss di sambut oleh putra kembarnya. Noah yang sangat merindukan istrinya memeluknya dengan hangat. Pelayan Cici mengambil oleh-oleh yang dibawa oleh Noah untuk keluarganya untuk diletakkan di kamar Noah. Naya yang tidak sabar ingin mendengarkan apa yang di sampaikan oleh Noah tentang pengakuan identitasnya oleh orangtua Kayla yang ada di luar negeri tersebut, mendesak suaminya untuk segera menceritakan informasi apa saja yang didapatkannya selama berada di Swiss.

"Apakah mereka sudah menceritakan tentang Kayla yang memiliki saudara kembar? Apakah mereka orangtua adopsi Kayla atau orangtua kandungannya?" Tanya Naya yang sudah tidak sabar ingin mengetahui lebih banyak cerita tentang dirinya.

"Maafkan saya Naya, apa yang kita ingin dengar dari mertuaku tentang kamu dan Kayla tidak sesuai dengan harapan kita." Ucap Noah dengan kalimat sedih.

"Maksudmu, mereka tidak menceritakan tentang apapun antara aku dan Kayla?" Tanya Kanaya penuh selidik.

Noah menggeleng kepalanya pelan. Naya menengadahkan wajahnya dengan air mata yang sudah memenuhi kelopak matanya. Sirna sudah harapannya untuk memiliki sebuah keluarga, memiliki orangtua yang sangat dirindukannya.

"Sayang ada satu hal yang aku curigai ketika aku memberikan fotomu kepada mommy Ami, ia cukup kaget kemudian kelihatan sangat sedih melihat wajahmu di ponselku. Sepertinya ada yang mereka sembunyikan sebuah masalalu tentang dirimu." Ujar Noah agar Naya tidak begitu kecewa.

"Apakah Kayla putri kandung mereka?" Tanya Naya dengan suara lirih.

"Iya sayang, Kayla putri kandung mereka, berarti kamu dan Kayla benar-benar saudara kembar. Lebih baik kamu mengakui dirimu bahwa kamu adalah putri mereka, aku juga bawa sampel rambut mommy Ami, mungkin kamu bisa tes DNA untuk membuktikannya bahwa kamu juga putri kandung mereka." Pinta Noah.

"Tidak!" Aku tidak akan melakukannya jika mereka sendiri tidak mau menceritakan apapun tentang aku, jika mereka menolak mengakuiku, aku pun juga tidak ingin mengakui mereka sebagai orangtuaku." Kanaya menolak untuk mengakui orangtuanya.

Tok...tok...tok!" Masuk!

"Mami!" Naya membuka pintu untuk ibu mertuanya.

"Bagaimana Noah, apakah ada sesuatu yang mereka sampaikan kepadamu tentang putri mereka yang lain?" Tanya Nyonya Ambar yang ingin tahu juga cerita saudara kembar ini.

"Mereka tidak menyampaikannya namun mereka menyembunyikan rahasia besar yang tidak ingin diketahui oleh aku mami." Ujar Noah menjawab pertanyaan mami Ambar.

"Apa sebaiknya kita ceritakan saja tentang Naya?" Tanya Nyonya Ambar pada keduanya.

"Tidak mami, jangan biarkan mereka tahu aku ada di sini kecuali mereka ingin mencari tahu diriku." Jawab Naya menolak jati dirinya diketahui oleh orang tuanya.

"Kalau seperti itu kamu akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kasih sayang orangtuamu, mungkin mereka memiliki alasan tersendiri yang tidak ingin mereka ceritakan kepada orang lain." Nyonya Ambar memberi pengertian kepada menantunya.

"Tidak mami, jika aku pernah tumbuh tanpa cinta kasih dari mereka, aku pun tidak membutuhkan pengakuan mereka untuk mengakui diriku sebagai putri mereka. Lagi pula aku sudah punya kalian, ada mami, Noah, putra kembarku, aku memiliki yang tidak pernah kupikirkan sebelumnya. Aku ingin menyelamatkan nasib perusahaan kita, ini adalah tujuanku mami." Jawab Naya optimis.

"Sayang, kami selalu mendukung apa yang menjadi keputusanmu, kami sangat bahagia mendapatkanmu, wanita berhati emas." Puji Nyonya Ambar kepada menantunya.

Mami Ambar memeluk menantu kesayangannya ini, walaupun keduanya memiliki wajah yang mirip namun sifat mereka sangat jauh berbeda, Naya dengan kesederhanaannya dan juga memiliki prinsip yang kuat sedangkan, Kayla wanita yang sangat royal, malas tahu dengan keadaan dan tidak terlalu menghargai keluarga suaminya.

Perbandingan yang mencolok antara keduanya membuat mami Ambar lebih menyukai menantunya sekarang. Begitu pun Noah yang sudah mulai jatuh cinta pada istri keduanya ini, ia telah menyadari kekeliruannya yang telah menyakiti hati gadis ini. Namun tidak bagi Kanaya yang ingin meninggalkan rumah besar itu setelah perjanjian kontrak nikahnya telah usai.

🌷🌷🌷🌷

Seminggu kemudian rapat keluarga kembali digelar, Naufal yang menangani pabrik selama kepergian Noah ke Swiss menyampaikan keberatannya untuk meneruskan produksi karena para pekerja makin hari makin berkurang karena mereka tidak bisa mendapatkan upah untuk menghidupi keluarganya.

"Nenek, sepertinya pabrik kita tidak bisa lagi diselamatkan, janji Naya untuk upah buruh setelah dua bulan ini tidak bisa di realisasikan olehnya. Dan sekarang untuk mendapatkan penghasilan untuk kita sangat kecil, apa yang bisa kita harapkan dengan pabrik itu nek." Naufal menyerah membangkitkan lagi pabrik yang makin hancur itu.

"Apakah kamu percaya dengan berdoa bisa membuat pabrik kita bisa bangkit lagi?" Tanya Naya pada Naufal yang mudah pesimis dengan keadaan yang ada.

"Kau hanya diam di ruang kerjamu dengan mengandalkan sistem penjualan kuno dengan yang dimiliki saat ini, apakah dengan itu apakah kita bisa mendapatkan pasar yang baru?" Ucap Naya menyindir kinerja Naufal selama ada di pabrik.

"Kau? beraninya kau menghinaku?" Ujar Naufal yang hampir menghardik Naya namun aksinya dihadang oleh Noah.

"Biarkan dia bicara!" Teruskan Kayla," Bentak nenek pada Naufal.

"Dan kamu Noah, kamu hanya pergi dipabrik hanya dalam beberapa jam dan paling hanya sekali berkeliling pabrik, apakah dengan cara kerjamu seperti itu bisa membuat pabrik itu maju?" Sindir Naya yang sekarang ditunjukkan kepada suaminya.

"Baiklah Naya, mungkin saja kamu bisa mendapatkan uang yang kita butuhkan dan mungkin kamu ingin memimpin pabrik itu menggantikan suamimu, aku mau lihat semangatmu itu apakah mampu membangkitkan lagi pabrik yang tidak bisa menjanjikan prospek kehidupan yang lebih layak untuk kita ke depannya." Ucap Naufal dengan wajah sinis.

"Aku ingin kita semua bekerja di pabrik, bukan cuma aku, tapi Brenda, mami dan mungkin nenek yang akan mengawasi langsung jalannya pabrik kita nanti sebagai Presdir keluarga Alkatiri. Dengan begitu pabrik kita akan kembali berkembang" Ucap Naya percaya diri.

"Setelah melihat kalian semua, aku tidak percaya kalian mudah menyerah, kalian berdua yang memiliki darah Alkatiri dan itu mengalir dalam nadi kalian. Kalian tidak boleh membiarkan pabrik ini ditutup apa lagi dijual, kalian seharusnya memberikan darah kalian untuk mempertahankannya. Aku ingin pabrik itu tetap produktif sampai kita benar-benar tidak bisa melakukan semampu kita, hingga titik darah penghabisan, mengerti!" Kecam nenek Ani pada kedua cucunya yaitu Noah dan Naufal.

"Mengerti nenek, sesuai dengan keinginanmu," jawab Noah lesu.

"Baiklah aku anggap kalian semua setuju dan mulai berpikir mencari jalan keluarnya dan kamu Kayla, kamu yang aku percayakan untuk bertanggungjawab penuh untuk jalannya produksi setelah uang yang kita butuhkan sudah berada di tangan kita." Pinta nenek Ani pada semua anggota keluarganya.

"Insya Allah nenek, doakan kami, agar kami bisa memberikan kontribusi untuk pabrik yang dibangun oleh Alkatiri, aku tidak akan mengecewakan nenek." Naya memberikan sumpahnya kepada nenek Ani untuk menghidupkan lagi pabrik keluarga suaminya.

Setelah rapat terakhir itu, tidak ada lagi komentar yang terdengar dari mulut mereka, semuanya berakhir damai dan memilih kembali ke kamar mereka masing-masing. Naya dan Noah menghampiri putra kembar mereka sebelum keduanya berangkat tidur sedangkan Naufal dan Brenda mengusir ketegangan mereka dengan cara bercinta.

Nenek Ani, tensi darahnya hampir tinggi karena harus menahan amarahnya mendengar pabrik yang dibangunnya bersama suaminya harus hancur oleh ulah cucu kembarnya yang tidak kompeten dalam mengolah bisnis keluarga itu, yang sudah turun temurun. Kehadiran Kanaya mampu merubah sistem perusahaan itu sesuai dengan manajemen yang dirancang ulang oleh dirinya.