Tidak disangka Habiba jika sang suami mengatakan tidak mencintainya di malam pertama pernikahan mereka. Akan tetapi seiring berjalannya waktu pernikahan mereka berjalan seperti layaknya suami istri pada umumnya. Namun, pada saat kehamilan Habiba 8 bulan mantan kekasih Yusuf datang kembali dan Yusuf menyuruh Habiba pergi.
Akankah Yusuf kembali kepada mantan kekasih yang telah meninggalkan dia atau mempertahankan rumah tangga dengan Habiba?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riya Wardu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Ngobrol Serius
"Pa, apa gadis yang menolong Yusuf cantik? Sudah nikah belum ya Pa? "celetuk Mama Rossa
Papa David menukikkan kedua alisnya, heran kenapa tiba-tiba istrinya menanyakan hal tersebut. Ternyata Mama Rossa berencana menjodohkan gadis itu dengan Yusuf. Papa David sampai geleng-geleng kepala mendengarkan ide dari sang istri. Kenapa harus gadis itu yang harus dijodohkan ke anak sulungnya. Sudah berapa kali anak sulungnya dijodohkan dengan anak rekan bisnisnya yang sudah ia kenal saja selalu ditolak oleh sang anak. Lah ini baru ketemu dan kenal karena insiden malah sang istri mau menjodohkan dengan anaknya.
"Mama ada-ada saja, sudah berapa kali kita menjodohkan Yusuf dengan anak rekan bisnis Papa bahkan dengan anak teman sosialita Mama saja selalu ditolak, lah ini ketemu aja baru hari ini masa mau langsung dijodohin yang ada tuh anak ngamuk Mam.. "ucap Papa David
"Kita coba aja Pa, nanti Mama mau minta alamat sama no ponsel gadis itu, Mama mau cari tau tentang gadis itu, Mama mau kenal gadis itu dulu.. Ah,, Mama minta tolong aja ke Ardan iya Ardan anak itu,nanti Mama tanya alamat sama no ponsel gadis itu pasti dia tau.. "ucap Mama Rossa yang semangat.
"Terserah Mama saja, tapi kalau anak itu ngamuk Papa nggak ikut-ikutan.. "ucap Papa David seraya berdiri meninggalkan Mama Rossa yang sedang duduk yang sedang memikirkan mau mendekatkan gadis yang menolong Yusuf dengan Yusuf.
"Eh, Papa mau kemana? "tanya Mama Rossa
"Mau ke kamar mandi Ma, gerah mau bersih-bersih.. "jawab Papa David
"O.. Mama Rossa membulatkan mulutnya..
Papa David berlalu ke kamar mandi, Mama Rossa pun akhirnya ikut beranjak dari duduknya karena harus ke dapur untuk menyiapkan makan malam yang tentunya dibantu oleh para maid.
Detik demi detik berlalu, langit yang semula cerah berubah menjadi gelap. Matahari kembali ke peraduan nya diganti dengan sinar rembulan dan bintang-bintang yang menghiasi malam yang indah. Seperti yang dirasakan sepasang suami istri ini yang sedang menikmati makan malam,walaupun tanpa ketiga anaknya karena sedang ada urusan masing-masing namun tetap menjadi makan malam yang indah karena bersama orang terkasih.
"Mau nambah lagi Pa? "Mama Rossa menawarkan lagi makanan yang tersaji di meja makan ke Papa David.
"Sudah Ma, cukup. Niat nambah sekali malah jadi berkali-kali karena masakan Mama yang nikmat tiada duanya.." jawab Papa David yang selalu memuji masakan Mama Rossa.
Mama Rossa terkekeh suaminya ini bisa saja selalu memuji dirinya. Mereka melanjutkan makan malam mereka, hingga sebuah suara menghentikan sejenak makan mereka.
"Assalamu'alaikum.. "suara bariton dari arah ruang tamu terdengar
"Wa'alaikumsalam.. "jawab Papa David dan Mama Rossa serempak
"Pa, Ma.." ucap laki-laki pemilik suara itu menghampiri Papa David dan Mama Rossa lalu mencium tangan keduanya dengan takzim.
Yusuf Maulana Malik putra sulung Papa David dan Mama Rossa, si pemilik suara itu yang mengucapkan salam dan menghampiri Papa David dan Mama Rossa.
"Kamu sudah makan Nak? "tanya Mama Rossa ke Yusuf.
"Sudah Ma, tadi sebelum pulang mampir makan dulu. Takut kemalaman terjebak macet jadi Yusuf dan Ardan mampir ke resto dulu.. "jawab Yusuf
"Pa, Ma.. Yusuf ke kamar dulu ya, oh iya setelah makan malam apa Papa dan Mama ada waktu sebentar? Ada yang mau Yusuf bicarakan sama Papa dan Mama.. "lanjut Yusuf.
"Mau bicara tentang apa Son? Pekerjaan? " tanya Papa David.
"Nanti saja Yusuf bicarakan, Papa Mama lanjut dulu makannya Yusuf mau ke kamar bersih-bersih dulu.."ucap Yusuf kemudian berlalu ke kamar untuk membersihkan diri.