bagaimana rasanya jika kamu mengetahui perselingkuhan suami mu, bahkan seluruh keluarganya mengetahui perselingkuhan itu dan menyembunyikannya darimu?
"lihat saja,, aku akan membalas semua perlakuan kalian padaku, apa yang sekarang kalian miliki adalah milikku dan aku akan mengambilnya kembali"~
simak ceritanya dari outhor, ig: @adivahalwahasanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memastikan Tidak ada pembagian Harta gono-gini
"Nah,, itu dia bu, bagus kan ide ku? Lagian ya bu, Mas Rudi berhak lah mendapatkan sebagian harta Mbak Andine biar bagaimana pun kan Mas Rudi suaminya. Dan kita sebagai keluarganya juga berhak mendapatkan hak kita!" kata Niken dengan tak tau dirinya.
"kamu benar ken, kita harus pastikan Rudi mendapatkan harta gono-gini dan kita mendapatkan hak kita. Kalau begitu, kita harus persiapkan pengacara dong untuk Mas mu. Bukannya bayar pengacara itu mahal ya??" kata bu Murni seketika membuat Niken terdiam.
"ibu bener,, nanti kita tanya sama Mas Rudi dia punya uang atau ngga untuk sewa pengacara!" kata Niken.
"kalau Mas mu gak punya uang gimana ken? Gagal dong??" Tanya bu Ningsih.
"ngga dongg bu,,, kita akan suruh mas Rudi dapatkan uang itu, toh nanti kita akan mendapatkan yang lebih dari apa yang sudah kita keluarkan. Iyakan bu?!" kata Niken membuat bu Murni tersenyum senang.
"iyaa kamu benar ken, kalau begitu sebaiknya sekarang kamu telpon mas mu. Masa jam segini dia belum pulang!" kata bu Murni yang langsung di kerjakan oleh Niken.
Niken langsung mengambil ponsel keluaran terbaru yang diberikan oleh Andine beberapa bulan yang lalu, ia pun menghubungi Rudi yang langsung dijawab oleh lelaki itu.
"Ada apa ken?!" tanya Rudi.
"kenapa kamu jam segini belum pulang mas? Ibu nanyain nih, katanya ada yang mau diomongin. Penting!!" kata Niken membuat Rudi yang berada di sebrang telpon itu berdecak kesal.
"ada apa lagi sih?" tanya Rudi.
"Mendingan sekarang Mas Rudi pulang, emang lagi dimana sih?" tanya Niken lagi.
"Masih di kantor lah, memangnya dimana!!" kata Rudi membuat niken mencebikkan bibir kesal.
"yasudah cepat pulang!!" kata Niken yang langsung mematikan sambungan telponnya.
"apa kata Mas mu Ken?" tanya bu Murni.
"Mas Rudi masih di kantor bu, gatau apa yanh dia kerjain!!" kata Niken membuat bu Murni menganggukan kepala.
Sementara itu Andine dan tante sulis yang sudah berada dirumah pun menghempaskan tubuh mereka di ruang keluarga.
"cepek banget hari ini!!" kata Andine yang juga di angguki oleh tante sulis.
"bener kamu Ndine, capek banget tante juga. Padahal kita cuma senang-senang ya ternyata capek banget begini!" kata tante sulis yang juga di angguki oleh Andine.
"iyaa tan,,,, huh, Andine bersih-bersih dulu ya tan. Biar seger, Andine juga mau rebahan sebentar sambil nunggu makan malem!" kata Andine yang langsung di angguki oleh tante sulis.
"yaa Ndine, tante juga mau masuk kamar mandi sambil nunggu om mu pulang" jawab nya membuat Andine menganggukan kepala.
Mereka pun berjalan masuk kedalam kamar mereka masing-masing, sebelumnya tante sulis sudah berpesan pada bi imas untuk menyiapkan makan malam seorang diri karna dirinya merasa lelah setelah berbelanja dengan Andine. Tak lupa, tante sulis juga memberikan bi imas beberapa kebutuhan pribadinya.
"terimakasih banyak bu" kata bi imas dengan senang hati menerima pemberian majikannya.
"sama bi, kalau begitu saya naik dulu ya bi. Jangan lupa makan malamnya saya mau yang seger, Rawon, sambal dan juga kerupuk udah kayanya enak bi tambah ayam goreng lengkuas" kata tante sulis membuat bi imas memberikan kedua jempolnya.
Setelah itu, tante sulis pun kembali kekamarnya.
Di dalam kamar Andine masih berpikir keras agar bisa cepat lepas dari Rudi, di sela berpikirnya Andine teringat andai Rudi meminta harta gono-gini.
"apa aku bisa mempertahankan semuanya? Tapi,,, Mas Rudi juga selama ini kan ga berkontribusi apapun, rumah yang selama kami menikah pun di berikan oleh mami dan papi. Perusahaan itu juga masih atas nama mami dan papi, bahkan aku gak pernah membeli apapun menggunakan uang Mas Rudi. Kecuali, keluarganya yang selalu menggunakan uang ku. Bukannya seharusnya aku yang menggugat mereka?!" gumam nya dalam hati.
"nanti lah, sebaiknya aku bicarakan dengan om darma bagaimana baiknya!" katanya yang langsung masuk kedalam kamar mandi kamar itu.
Saat jam makan malam, semua makanan sudah terhidang di meja makan. Andine tersenyum lebar saat menuruni anak tangga melihat om dan tante nya sudah berada disana.
"Malam om, tante,,," kata Andine dengan senyuman.
"Malam sayang,,, ayok makan!" kata tante sulis yang langsung di angguki oleh Andine.
"bagaimana hari ini?" tanya om darma disela makan mereka.
"biasaa saja, tadi kami menghabiskan waktu di mall. Iyakan Ndine?" kata tante sulis yang langsumg di angguki oleh Andine.
"baguslah, lalu rencanamu apa Ndine?" tanya om darma.
"rencana apa om?" tanya Andine heran.
"rencana setelah perceraian mu!" kata om darma.
"seperti yang Andine bilang kemarin, Andine akan buat Mas Rudi jatuh sejatuhnya om. Oiya, apa om bisa memastikan kalau mas Rudi gak akan mendapatkan apapun dari pembagian harta gono-gini itu?" tanya Andine.
"tentu saja, apalagi setelah om lihat. Semua berkas itu masih atas nama mama dan papa mu, memang ada beberapa yang nama mu cuma semua itu bisa di buktikan darimana benda itu berasal. Misal, seperti mobil yang kamu belikan untuk adik iparmu itu. Itu kamu beli sendiri menggunakan uang pribadi mu yang kamu dapat dari hasil bagi perusahaan milik papamu kan? Yang artinya, mobil itu mutlak milikmu!" kata om darma membuat Andine tersenyum lega.
"Alhamdulillah kalau begitu om, jadi Andine gak khawatir kalau Mas Rudi menggunakan pengacara untuk mengambil harta gono-gini itu!" kata Andine membuat om darma tertawa.
"hahaha tenang aja Ndine, om sudah mempersiapkan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi nanti. Jadi, kamu ga perlu khawatir tugas kamu itu hanya duduk diam dan mengikuti persidangan sebagaimana mestinya. Kamu faham kan maksud om?" kata om darma membuat Andine menganggukan kepala.
"Andine faham om!!" kata Andine dengan mantap.
"bagus!! Lagian, lelaki mokondo seperti itu kamu ketemu dimana sih Ndine?" tanya om darma membuat Andine memutar bola mata malas.
"Andine sama Mas Rudi dulu kan teman satu universitas om, makanya Andine bisa kenal dan dekat sama dia!" kata Andine.
"sebelum kalian menikah, emangnya dia gak menunjukan suatu yang mencurigakan gitu?" tanya om darma membuat Andine berfikir.
"gak ada sih om, selain meminta pesta mewah itu. Makanya mami sama papi gak setuju sama hubungan kami sampai akhirnya pindah ke new zealand" kata Andine.
"Memangnya kenapa? Kan semuanya permintaan dia, berarti dia memiliki banyak uang dong saat itu?" tanya om darma dengan dahi menyerit heran.
"Justru itu om, Mas Rudi bahkan gak memberikan dana sepeserpun selain untuk Mas kawin. Itu pun hanya cicin emas seberat lima gram yang dia berikan, sementara dia meminta pesta mewah" kata Andine membuat om darma tersendak minumannya sendiri.
"apa? Mas kawin lima gram? Seorang Andine sunandinigrat hanya dihargai lima gram emas?!" kata om darma dengan mata terbelalak, Andine pun menganggukan kepala.
"saat itu pekerjaannya belum seperti sekarang om, makanya Andine menerima dan memberikan pesta seperti apa yang dia mau. Yaa namanya juga cinta om, waktu itu Andine berharap dia akan jadi suami yang baik. Toh Andine akan di nafkahin dengan layak, pikir Andine saat itu sih!" kata Andine.
"terus?" tanya tante sulis yang hanya diam mendengarkan.
"yaa habis itu kan Andine tinggal bareng mertua tante, mami sama papi gak tega lihat aku tinggal dirumah mertuaku di kampung harus mengurus rumah itu sendirian. Makanya mami sama papi memberikan rumah dan membiarkan aku mengelola perusahaan di awal kami menikah, sampai akhirnya banyak sekali permintaan keluarga suamiku. Mulai dari meminta rumah layak, mobil, menguliahkan Niken, sampai uang bulanan yang cukup fantastis menurutku. Disitu lah aku berpikir untuk menghentikan semuanya, apalagi aku membaca sendiri chat masuk di ponsel Mas Rudi yang mengarah ke perselingkuhan. Makanya aku mulai bertindak saat itu juga!" Kata Andine membuat keduanya menganggukan kepala.
"memang yaa, cinta itu membuat orang bodoh! Kamu ini contohnya, pantas aja mami dan papi mu menentang! Siapa juga yang mau anak perempuannya di perlakukan seperti itu di awal-awal, jelas di awal pernikahan kalian itu sudah tidak baik. Mana ada pernikahan yang delapan puluh persennya pihak wanita yang menghendel, ini malahan seratus persen kamu handel sendiri. Sama dia menginjak harga diri kamu!!" kata om darma yang juga di benarkan oleh tante sulis.